Aziz Yogo Hanggoro, Linda Suwarni, Selviana Selviana, M. Mawardi
{"title":"Dampak Psikologis Pandemi Covid-19 pada Tenaga Kesehatan: A Studi Cross-Sectional di Kota Pontianak","authors":"Aziz Yogo Hanggoro, Linda Suwarni, Selviana Selviana, M. Mawardi","doi":"10.26714/JKMI.15.2.2020.13-18","DOIUrl":"https://doi.org/10.26714/JKMI.15.2.2020.13-18","url":null,"abstract":"Latar Belakang: Tenaga kesehatan bekerja sebagai garda terdepan dalam penanganan pasien di tengah Pandemi Covid-19 dengan tekanan yang tinggi, sehingga berdampak pada peningkatan masalah psikologis. Kota Pontianak termasuk daerah dengan transmisi Covid-19 lokal dan jumlah kasus positif Covid-19 tertinggi di Provinsi Kalimantan Barat. Tujuan: Untuk mengetahui dampak psikologis Pandemi Covid-19 pada tenaga kesehatan di Kota Pontianak. Metode: Studi Cross-Sectional dilakukan pada 29 Juni – 4 Juli 2020 di tengah Pandemi Covid-19. Masalah psikologis diukur dengan menggunakan the Generalized Anxiety Disorder Scale, Patient Health Quationnaire-9, dan Insomnia Severity Index. Uji Pearson digunakan untuk mengetahui korelasi antara masalah psikologis. Hasil: Prevalensi gejala kecemasan, depresi, dan insomnia pada tenaga kesehatan selama pandemic Covid-19 di Kota Pontianak adalah 57,6%; 52,1%; dan 47,9%. Tenaga kesehatan yang bekerja menangani pasien positif Covid-19 cenderung lebih tinggi mengalami kecemasasan, depresi, dan insomnia dibandingkan dengan yang tidak. Persepsi tenaga kesehatan yang merasa berisiko terpapar Covid-19 signifikan berhubungan dengan masalah psikologis seperti gangguan kecemasan, depresi, dan insomnia. Kesimpulan: Pandemi Covid-19 berdampak pada meningkatnya masalah psikologis (gangguan kecemasan, depresi, dan insomnia) pada tenaga kesehatan.","PeriodicalId":31897,"journal":{"name":"Kesmas Indonesia Jurnal Ilmiah Kesehatan Masyarakat","volume":"22 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-11-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"82761536","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Muhammad Al Kholif, A. Alifia, Pungut Pungut, S. Sugito, J. Sutrisno
{"title":"Kombinasi Teknologi Filtrasi Dan Anaerobik Buffled Reaktor (ABR) Untuk Mengolah Air Limbah Domestik","authors":"Muhammad Al Kholif, A. Alifia, Pungut Pungut, S. Sugito, J. Sutrisno","doi":"10.26714/JKMI.15.2.2020.19-24","DOIUrl":"https://doi.org/10.26714/JKMI.15.2.2020.19-24","url":null,"abstract":"Latar belakang: Pencegahan pencemaran air limbah domestik di kota-kota besar seperti di Kota Surabaya dapat dilakukan jika masyarakat memiliki komitment yang sama untuk melakukan pengolahan secara mandiri. Masyarakat umumnya langsung membuang limbah ke lingkungan tanpa dilakukan pengolahan terlebih dahulu. Secara umum air limbah domestik mengandung banyak zat pencemar yang dapat membuat lingkungan menjadi berubah peruntukannya. Pengolahan air limbah domestik dengan sistem filtrasi maupun dengan sistem Anaerobic Baffled Reactor (ABR) hanya diterapkan pada satu sistem pengolahan diantara dua pengolahan tersebut. Tujuan dari penelitian ini yaitu mengkaji kemampuan reaktor kombinasi dengan filtrasi dan ABR dalam mereduksi kadar BOD dan COD pada air limbah domestik. Metode: Teknologi yang diterapkan dalam penelitian ini adalah kombinasi teknologi filtrasi dan ABR dalam mereduksi zat pencemar pada limbah domestik. Keunggulan dari kedua penerapan teknologi ini adalah nilai peningkatan efisiensi yang relatif besar meskipun waktu dalam pengumpulan data yang singkat. Media filtrasi yang digunakan yaitu media bioball dan karbon aktif, sedangkan pada teknologi ABR menggunakan sistem tersuspensi dengan memanfaatkan 4 kompartemen sebagai pemisah antar ruang. Proses pengambilan data dilakukan selama 5 hari setelah masa seeding dan aklimatisasi guna mendapatkan hasil yang maksimal. Data yang terkumpul disajikan dalam bentuk tabel yang memuat data penurunan kadar pencemar dan efisiensi. Hasil: Penggunaan dua teknologi sekaligus memberikan pengaruh terhadap hasil yang diperoleh yakni untuk kadar BOD5 nilai efisiensinya adalah 79% dan efisiensi COD sebesar 68%. Simpulan: Kombinasi teknologi filtrasi dan ABR mampu menurunkan beban pencemar BOD5 dan COD, namun hanya parameter COD yang memenuhi baku mutu yang ditetapkan.","PeriodicalId":31897,"journal":{"name":"Kesmas Indonesia Jurnal Ilmiah Kesehatan Masyarakat","volume":"15 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-11-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"88061464","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Hubungan Personal Hygiene dengan Kejadian Scabies Pada Santri di Pondok Pesantren","authors":"Rizal Efendi, Agus Aan Adriansyah, M. Ibad","doi":"10.26714/JKMI.15.2.2020.25-28","DOIUrl":"https://doi.org/10.26714/JKMI.15.2.2020.25-28","url":null,"abstract":"Latar belakang: Penyakit kulit banyak dijumpai di Indonesia seperti penyakit scabies yang disebabkan oleh parasit. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan personal hygiene dengan kejadian scabies di Pondok Pesantren Amanatul Ummah Surabaya. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif observasional menggunakan studi survei analitik dengan pendekatan cross sectional. Jumlah sampel sebanyak 100 santri meliputi 51 santri putra dan 49 santri putri dengan metode stratified random sampling. Variabel dalam penelitian ini adalah personal hygiene dan kejadian scabies. Data primer diperoleh melalui kuesioner dan lembar wawancara terstruktur, sedangkan data sekunder diperoleh dari buku rekam medik pondok pesantren. Analisis data menggunakan uji chi-square (α=0,05). Hasil: Sebagian besar santri memiliki personal hygiene tidak baik (53%), pernah mengalami kejadian scabies (56%) dan terdapat hubungan personal hygiene santri dengan kejadian scabies (p=0,000) di Pondok Pesantren Amanatul Ummah Surabaya. Simpulan: Semakin tidak baik personal hygiene yang dimiliki, maka santri cenderung pernah mengalami kejadian scabies.","PeriodicalId":31897,"journal":{"name":"Kesmas Indonesia Jurnal Ilmiah Kesehatan Masyarakat","volume":"72 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-11-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"74799669","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Pengukuran Kualitas Sistem Informasi Manajemen Kalibrasi Alat Medis (SIMKAM) di Rumah Sakit","authors":"A. Maulida, Farid Agushybana, A. Widodo","doi":"10.26714/JKMI.15.2.2020.1-8","DOIUrl":"https://doi.org/10.26714/JKMI.15.2.2020.1-8","url":null,"abstract":"Latar Belakang: Kualitas informasi manajemen kalibrasi alat medis rumah sakit yang akurat, lengkap dan relevan diperlukan oleh suatu rumah sakit guna mendukung proses akreditasi. Tujuan: untuk mengukur kualitas informasi manajemen kalibrasi (SIMKAM) berdasarkan data penilaian pengguna sistem diukur dengan menggunakan rata-rata tertimbang sebelum pengembangan sistem dan sesudah pengembangan sistem. Metode: Penelitian dilakukan dengan menggunakan kuesioner sebagai istrumen penelitian. Dalam kuesioner yang diberikan kepada 5 responden terdiri dari 19 pertanyaan yang dikelompokkan dalam 5 variabel kemudahan, keakuratan, kelengkapan, kesesuaian, ketepatan waktu. Hasil: Berdasarkan pengolahan data diperoleh hasil bahwa nilai rata-rata tertimbang secara keseluruhan kualitas informasi sebelum pengembangan sistem 1,61 dan setelah pengembangan sistem 2,10 dengan selisih 0,49 artinya terdapat perbedaan sebelum pengembangan sistem dan setelah pengembangan sistem. Kesimpulan: SIMKAM telah memiliki aspek kemudahan dalam penggunaan dan dapat diterapkan sebagai aplikasi yang dapat dioperasikan oleh pengguna.","PeriodicalId":31897,"journal":{"name":"Kesmas Indonesia Jurnal Ilmiah Kesehatan Masyarakat","volume":"30 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-11-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"76098526","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
N. Rahma, T. M. Zanaria, N. Nurjannah, Fauzul Husna, Teuku Romi Imansyah Putra
{"title":"Faktor Risiko Terjadinya Kecacingan pada Anak Usia Sekolah Dasar","authors":"N. Rahma, T. M. Zanaria, N. Nurjannah, Fauzul Husna, Teuku Romi Imansyah Putra","doi":"10.24815/JKS.V21I1.18655","DOIUrl":"https://doi.org/10.24815/JKS.V21I1.18655","url":null,"abstract":"Latar belakang: Kecacingan merupakan masalah kesehatan yang banyak menyerang anak-anak terutama anak usia sekolah dasar. Infeksi ini dapat mengakibatkan terjadinya anemia, gangguan pertumbuhan dan penurunan fungsi kognitif. Banyak faktor yang mempengaruhi terjadi kecacingan pada anak. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan anak, personal hygiene anak, sanitasi lingkungan rumah dan tingkat pendidikan orang tua dengan terjadinya kecacingan. Metode: Penelitian ini menggunakan cross sectional design. Sampel berjumlah 51 anak sekolah dasar Alue Naga Banda Aceh serta ibu nya. Data kecacingan diperoleh dari pemeriksaan feses di laboratorium, sedangkan data pengetahuan dan tingkat Pendidikan diperoleh dengan wawancara, serta sanitasi lingkungan mengggunakan observasi. Analisis yang digunakan adalah analisis univariat dan bivariat yaitu uji Fisher’s Exact Test. Hasil: Penelitian ini menunjukkan 11,8% siswa positif kecacingan, terdapat hubungan antara tingkat pengetahuan anak dengan terjadinya kecacingan (p = 0.000), terdapat hubungan antara personal hygiene dengan terjadinya kecacingan (p = 0.011), tidak terdapat hubungan antara sanitasi lingkungan rumah dengan terjadinya kecacingan (p = 0.556) dan terdapat hubungan antara tingkat pendidikan orang tua dengan terjadinya kecacingan (p = 0.034). Kesimpulan:Tingkat pengetahuan anak, personal hygiene anak, tingkat pendidikan orang tua berhubungan dengan terjadinya kecacingan.","PeriodicalId":31897,"journal":{"name":"Kesmas Indonesia Jurnal Ilmiah Kesehatan Masyarakat","volume":"43 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-11-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"80034497","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Distribusi Terduga Dan Kasus Baru di Sekitar Tempat Tinggal Penderita Tuberculosis Paru BTA Positif","authors":"Rana Hamidah, W. Meikawati, T. Kristini","doi":"10.26714/JKMI.15.2.2020.42-46","DOIUrl":"https://doi.org/10.26714/JKMI.15.2.2020.42-46","url":null,"abstract":"Latar Belakang: Tuberculosis paru merupakan penyakit menular yang disebabkan M. Tuberculosis. Penularan terjadi ketika penderita TBC paru BTA positif batuk atau bersin dan tanpa disengaja penderita menyebarkan kuman ke udara dalam bentuk percikan dahak. Seorang penderita tuberculosis paru BTA positif dapat menginfeksi 10-15 orang di sekitarnya. penelitian ini bertujuan untuk mengetahui distribusi terduga dan kasus baru TBC paru di sekitar tempat tinggal penderita TBC paru BTA positif. Metode: Jenis penelitian analitik dengan rancangan cross sectional. Populasi dalam penelitian adalah 35 penderita TBC paru BTA positif yang didiagnosa pada bulan Januari-Maret 2019 dan sedang menjalani pengobatan di wilayah kerja puskesmas Tlogosari Wetan. Sampel dalam penelitian sebanyak 200 orang keluarga dan tetangga yang memiliki hubungan kontak erat dengan penderita TBC paru. Hasil: Rata- rata intensitas kontak responden sebesar 4,01 jam/hari, rata-rata kepadatan hunian responden 18,609m2/orang, responden yang merokok rata-rata sebesar 0,77 batang/hari, ventilasi kamar responden memiliki rata-rata sebesar 13,943% dan rata-rata status gizi responden yang sudah dewasa sebesar 22,875kg/m2 dan anak-anak 0,977 kg/m2. Simpulan: Dari 200 responden yang terdiri dari 70 anggota keluarga dan 130 tetangga penderita TBC paru BTA positif ditemukan 5 orang terduga TBC paru yang 100% merupakan anggota keluarga penderita. Diantara 5 orang terduga TBC paru tidak didapatkan kasus baru TBC paru. Ada hubungan antara intensitas kontak dengan keberadaan terduga TBC paru dan tidak ada hubungan antara kepadatan hunian, kebiasaan merokok, ventilasi kamar dan status gizi dengan keberadaan terduga TBC paru.","PeriodicalId":31897,"journal":{"name":"Kesmas Indonesia Jurnal Ilmiah Kesehatan Masyarakat","volume":"23 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-11-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"84526171","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Rian Muhammad Kiswara, Mifbakhuddin Mifbakhuddin, Diki Bima Prasetio
{"title":"Penggunaan Alat Pelindung Diri pada Perawat Rawat Jalan dan Rawat Inap","authors":"Rian Muhammad Kiswara, Mifbakhuddin Mifbakhuddin, Diki Bima Prasetio","doi":"10.26714/JKMI.15.2.2020.47-51","DOIUrl":"https://doi.org/10.26714/JKMI.15.2.2020.47-51","url":null,"abstract":"Latar belakang : Rumah sakit adalah suatu intitusi pelayanan kesehatan yang bergerak dalam bidang kesehatan dengan fungsi menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang berkaitan dengan pencegahan dan penyembuhan penyakit pada masyarakat. Perawat merupakan seorang yang mempunyai kemampuan khusus untuk memberikan pelayanan kesehatan dan bertanggung jawab dalam pencegahan penyakit baik pasien maupun dirinya sendiri. Metode: Jenis penelitian ini adalah observasional analitik. Penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross-sectional. Hasil : Perawat rawat jalan dan rawat inap RSU X memiliki usia lebih dari 35 orang sebanyak 8 orang (23,5%) dan kurang dari sama dengan 35 sebanyak 26 orang (76,5%). Jenis kelamin yang berjenis kelamin laki-laki sebnyak 2 orang (5,9%) dan yang berjenis perempuan sebanyak 32 orang (94,1%). Masa kerja < 5 tahun sebanyak 9 orang (26,5%) dan ≥ 5 tahun sebanyak 25 orang (73,5%). Kategori pengetahuan dikatakan baik sebanyak 14 orang (41,2%), cukup sebanyak 10 orang (29,4%) dan pengetahuan dikatakan kurang baik sebanyak 10 orang (29,4%). Kategori pengawasan yang dikatakan baik sebanyak 28 orang (82,4%) dan dan pengawasan kurang baik sebanyak 6 orang (17,6%). Simpulan : Tidak ada hubungan antara usia, jenis kelamin, masa kerja, pengetahuan, dan pengawasan dengan kepatuhan penggunaan APD pada perawat rawat jalan dan rawat inap di RSU X p value lebih >0,05.","PeriodicalId":31897,"journal":{"name":"Kesmas Indonesia Jurnal Ilmiah Kesehatan Masyarakat","volume":"60 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-11-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"86930314","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Potensi Kelainan Muskuloskeletal pada Siswa Kidal","authors":"Nurul Retno Nurwulan, Adhelia Bella Kristiani","doi":"10.26714/JKMI.15.2.2020.9-12","DOIUrl":"https://doi.org/10.26714/JKMI.15.2.2020.9-12","url":null,"abstract":"Latar Belakang: Di dalam kelas, siswa kidal menghadapi situasi yang kurang nyaman saat menggunakan meja tulis yang menempel pada kursi. Mereka harus mengatur postur tubuh mereka agar tangan kirinya mampu menjangkau meja. Duduk dengan postur canggung seperti ini berpotensi menyebabkan kelainan muskuloskeletal. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi potensi kelainan muskuloskeletal pada siswa kidal. Metode: Identifikasi potensi kelainan muskuloskeletal dilakukan melalui observasi langsung pada 7 siswa kidal untuk mengamati perilaku mereka saat duduk. Selain itu, siswa kidal juga diminta untuk mengisi kuesioner musculoskeletal Nordic (NMQ). Hasil: Dari pengamatan yang dilakukan, terlihat bahwa siswa kidal harus membengkokkan leher mereka hingga 40 derajar untuk menulis di meja. Selain itu, 6 dari 7 siswa kidal juga mengalami sakit yang berhubungan dengan kelainan muskuloskeletal selama 7 hari ke belakang. Kesimpulan: Dapat disimpulkan bahwa siswa kidal melakukan postur canggung saat menulis di dalam kelas dan hal ini berpotensi menyebabkan kelainan muskuloskeletal.Latar Belakang: Di dalam kelas, siswa kidal menghadapi situasi yang kurang nyaman saat menggunakan meja tulis yang menempel pada kursi. Mereka harus mengatur postur tubuh mereka agar tangan kirinya mampu menjangkau meja. Duduk dengan postur canggung seperti ini berpotensi menyebabkan kelainan muskuloskeletal. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi potensi kelainan muskuloskeletal pada siswa kidal. Metode: Identifikasi potensi kelainan muskuloskeletal dilakukan melalui observasi langsung pada 7 siswa kidal untuk mengamati perilaku mereka saat duduk. Selain itu, siswa kidal juga diminta untuk mengisi kuesioner musculoskeletal Nordic (NMQ). Hasil: Dari pengamatan yang dilakukan, terlihat bahwa siswa kidal harus membengkokkan leher mereka hingga 40 derajar untuk menulis di meja. Selain itu, 6 dari 7 siswa kidal juga mengalami sakit yang berhubungan dengan kelainan muskuloskeletal selama 7 hari ke belakang. Kesimpulan: Dapat disimpulkan bahwa siswa kidal melakukan postur canggung saat menulis di dalam kelas dan hal ini berpotensi menyebabkan kelainan muskuloskeletal. ","PeriodicalId":31897,"journal":{"name":"Kesmas Indonesia Jurnal Ilmiah Kesehatan Masyarakat","volume":"50 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-11-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"80332387","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Nugroho Tanjung Putranto, W. Handoyo, Didik Sumanto
{"title":"Keragaman dan Kepadatan Vektor Anopheles sp di Jatirejo Purworejo","authors":"Nugroho Tanjung Putranto, W. Handoyo, Didik Sumanto","doi":"10.26714/JKMI.15.2.2020.39-41","DOIUrl":"https://doi.org/10.26714/JKMI.15.2.2020.39-41","url":null,"abstract":"Latar belakang: Nyamuk merupakan organisme merugikan bagi kehidupan manusia karena dapat menyebarkan penyakit malaria, demam berdarah, cikungunya dan filariasis. Kabupaten Purworejo menjadi daerah endemis terutama Kecamatan Kaligesing tergolong daerah rawan malaria karena daerah ini paling nyaman sebagai perkembangan vektor malaria. Tujuan penelitian untuk mengetahui keragaman spesies nyamuk dan menghitung kepadatan vektor Anopheles sp. Metode: Disain cross-sectional diskriptif dipilih dengan sampel nyamuk Anopheles sp yang ada di dalam dan di luar rumah serta kandang ternak kambing yang terdapat di sekitar rumah penderita malaria dan rumah penduduk radius 100 meter. Penangkapan nyamuk menggunakan Umpan Badan Orang dan Umpan Hewan. Hasil: Diperoleh tiga spesies nyamuk yang tertangkap yaitu An. maculatus, An. subpictus,dan An. Aconitus. Kepadatan nyamuk Anopheles sp lebih banyak tertangkap menggunakan metode umpan ternak (UT) sebanyak 8 ekor dan umpan badan orang luar rumah (UOL) sebanyak 6 ekor. Kesimpulan: Populasi Anopheles di Jatirejo lebih banyak bersifat zoofilik karena lebih banyak ditemukan pada kandang ternak dibandingkan dalam rumah hunian manusia.","PeriodicalId":31897,"journal":{"name":"Kesmas Indonesia Jurnal Ilmiah Kesehatan Masyarakat","volume":"16 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-11-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"82069548","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Analisis Spasial dan Pemodelan Faktor Risiko Kejadian Demam Berdarah Dengue Tahun 2016-2018 di Kota Kupang","authors":"Nur Arifatus Sholihah, Pius Weraman, J. Ratu","doi":"10.26714/jkmi.15.1.2020.52-61","DOIUrl":"https://doi.org/10.26714/jkmi.15.1.2020.52-61","url":null,"abstract":"Latar Belakang: Demam Berdarah Dengue adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue. Kota Kupang memiliki tingkat mobilitas penduduk yang tinggi. Pemberantasan penyakit menular membutuhkan informasi yang berbasis lokasi sehingga pola penyebaran penyakitnya dapat diketahui sebagai acuan dalam pencegahan dan pengendalian. Tujuan: untuk mengetahui model dan pola spasial faktor risiko kejadian DBD tahun 2016-2018 di wilayah pesisir dan perbukitan Kota Kupang. Metode: Jenis penelitian ini adalah observasional analitik dengan desain case control. Sampel kasus diambil secara total sampling sebanyak 93 kasus. Analisis menggunakan uji chi square dan regresi logistik. Hasil: Faktor host yang signifikan berpengaruh pada kejadian DBD di wilayah pesisir adalah umur (0,000), jenis kelamin (0,015), pendidikan (0,064), jenis pekerjaan (0,000) dan penggunaan obat anti nyamuk (0,026), sedangkan di wilayah perbukitan adalah umur (0,001), jenis pekerjaan (0,096) dan penggunaan obat anti nyamuk (0,003). Faktor lingkungan signifikan di wilayah pesisir adalah kepadatan (0,001), kegiatan PSN (0,000), sedangkan di wilayah perbukitan jarak pohon pisang (0,044), kelembaban (0,026) dan kegiatan PSN (0,003). Faktor risiko berpengaruh secara simultan di wilayah pesisir adalah umur (OR:13,497), kegiatan PSN (OR:6,546), pekerjaan (OR:3,237), sedangkan di wilayah perbukitan adalah umur (OR:74,59) dan kegiatan PSN (OR:15,193). Kesimpulan: Kasus DBD di wilayah pesisir lebih tinggi dibandingkan wilayah perbukitan dan secara spasial penyebaran kasus DBD di wilayah pesisir dan wilayah perbukitan menjadi wilayah fokus evaluasi dan intervasi program.","PeriodicalId":31897,"journal":{"name":"Kesmas Indonesia Jurnal Ilmiah Kesehatan Masyarakat","volume":"36 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-05-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"77323322","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}