PositronPub Date : 2020-09-16DOI: 10.26418/positron.v10i1.37232
Dewi Idamayanti, Wiwik Purwadi, Hamim Al Gary
{"title":"Pengaruh Ukuran Partikel terhadap Karakteristik Riser Sleeve Sekam Padi Pada Aplikasi Pengecoran Baja","authors":"Dewi Idamayanti, Wiwik Purwadi, Hamim Al Gary","doi":"10.26418/positron.v10i1.37232","DOIUrl":"https://doi.org/10.26418/positron.v10i1.37232","url":null,"abstract":"Sekam padi mempunyai potensi besar sebagai material eksotermik yang umum dimanfaatkan sebagai bahan briket karena menghasilkan nilai kalor yang cukup tinggi. Dalam bidang pengecoran baja, material eksotermik seperti sekam padi dapat dimanfaatkan sebagai riser sleeve untuk memperpanjang waktu pembekuan baja sekaligus mengatasi penyusutan baja. Ukuran partikel sekam padi yang diteliti adalah 40 mesh dan 60 mesh, dipisahkan dengan sieve shaker. Penentuan jumlah bahan pengikat diujicoba pada rentang 10-18% (b/b). Penggunaan bahan pengikat sesedikit mungkin karena mempengaruhi terhadap kinerja sebuah riser sleeve. Hasil pengujian kompresi menunjukan pengikat dengan kadar 11 % sudah memenuhi standar minimal kekuatan kompresi 5 kg/cm2. Selanjutnya, sekam padi yang berukuran 40 mesh maupun 60 mesh dibentuk dengan tipe H-sleeve berbahan pengikat 11%, dipadatkan melalui hand pressing dan dikeringkan pada 120oC selama 2 jam. Kinerja sleeve sekam padi sebagai riser diuji pada pengecoran baja karbon rendah melalui pengukuran laju solidifikasi baja dan modulus extension factor. Diperoleh bahwa sleeve sekam padi berukuran 40 mesh mampu menahan laju pembekuan baja 52 detik lebih lama dibandingkan sleeve sekam padi berukuran 60 mesh. Hal ini disebabkan porositas pada sleeve berukuran 40 mesh lebih tinggi sehingga memberikan efek insulasi lebih baik dari sleeve 60 mesh. Modulus extension factor untuk sleeve sekam padi berukuran 40 mesh dan 60 mesh adalah 1,9 dan 1,75. Kedua sleeve tersebut dapat diklasifikasikan sebagai exothermic sleeve menurut Indian Standar 15865 : 2009.","PeriodicalId":31789,"journal":{"name":"Positron","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-09-16","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"44273178","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
PositronPub Date : 2020-09-16DOI: 10.26418/positron.v10i1.37526
Astuti Astuti, Zudit Efendi
{"title":"Perancangan Sistem Desalinasi Air Laut Menggunakan Multi Sel Elektroda Capacitive Deionization (CDI) Berbasis Karbon Aktif Tempurung Kemiri","authors":"Astuti Astuti, Zudit Efendi","doi":"10.26418/positron.v10i1.37526","DOIUrl":"https://doi.org/10.26418/positron.v10i1.37526","url":null,"abstract":"Sistem desalinasi air laut menggunakan metode capacitive deionization (CDI) dibuat berbahan dasar karbon aktif sebagai eletroda. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan dan mempercepat proses desalinasi air laut sehingga air tersebut layak untuk dikuonsumsi. Karbon aktif dibuat dari tempurung kemiri menggunakan H3PO4 2,5 % sebagai aktivator dengan suhu aktivasi 300 oC, dan 700oC. Berdasarkan data scanning electron microscope (SEM), diperoleh bahwa karbon aktif dengan suhu aktivasi 700 oC mempunyai jumlah pori yang lebih banyak dibanding karbon aktif dengan suhu aktivasi 300 oC. Karbon aktif dengan suhu aktivasi 700oC digunakan sebagai bahan dasar pembuatan elektroda untuk sistem desalinasi. Elektroda tersebut dibuat dengan tahapan berikut, pembuatan karbon aktif dari tempurung kemiri, pembuatan sel CDI, dan perakitan multisel elektroda CDI. Sistem desalinasi disusun dengan teknik multi sel elektroda menggunakan 5 pasang sel CDI. Sel CDI dikarakterisasi dengan cyclic voltammetry (CV) untuk menentukan kapsitansi spesifik elektroda. Sedangakan hasil dari proses desalinasi dikarakterisasi menggunakan conductivitymeter untuk menentukan konduktivitas dan atomic absorpsion spectroscopy (AAS) untuk menentukan kadar natrium. Kapasitansi spesifik dari elektroda yang dihasilkan adalah 160,476 mF/g. Pengurangan kadar garam pada air laut ditunjukan oleh penurunan konduktivitas dari 3850 µS menjadi 3450 µS. Kadar natrium menurun dari 9884,34 mg/L menjadi 2347,64 mg/L, atau pengurangan kadar natrium pada proses desalinasi terjadi sebanyak 76,25 %. Setelah proses desalinasi berlangsung selama 5 menit, kadar natrium terus menurun menjadi 2310,43 atau proses desalinasi terjadi sebanyak 76,7%. Berdasarkan hasil yang diperoleh, CDI dengan multisel dapat meningkatkan proses desalinasi dan mempercepat proses desalinasi tersebut.","PeriodicalId":31789,"journal":{"name":"Positron","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-09-16","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"44729908","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
PositronPub Date : 2020-09-16DOI: 10.26418/positron.v10i1.40113
M. I. Jumarang, I. W. Nurjaya, Agus S. Atmadipoera, D. Bengen
{"title":"Sebaran Salinitas Perairan Laut Kabupaten Bengkayang pada Musim Kemarau","authors":"M. I. Jumarang, I. W. Nurjaya, Agus S. Atmadipoera, D. Bengen","doi":"10.26418/positron.v10i1.40113","DOIUrl":"https://doi.org/10.26418/positron.v10i1.40113","url":null,"abstract":"Telah dilakukan penelitian tentang sebaran salinitas perairan laut Kabupaten Bengkayang pada musim kemarau. Penelitian ini dilakukan dengan melalukan pengambilan data salinitas, suhu dan konduktivitas massa air berdasarkan kedalaman di 23 stasiun pengukuran. Lokasi penelitian berada pada koordinat 107,68 s.d 108,93 BT dan 0,69 LS s.d 0,87 LU. Lokasi penelitian terdiri atas lima lintasan yang membentang dari timur ke barat dan setiap lintasan terdiri atas empat stasiun pengamatan serta penambahan tiga stasiun pengukuran di sisi timur, barat dan selatan Pulau Lemukutan. Analisis dan visualisasi data massa air (suhu, salinitas, dan densitas) dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak Ocean Data View (ODV) versi 4.7.6. Hasil analisis dan visualisasi data massa air menunjukkan bahwa salinitas massa air di perairan laut Kabupaten Bengkayang pada musim kemarau berada pada rentang 28,96 s.d 32,5 psu. Sebaran salinitas permukaan di daerah penelitian terbagi atas tiga bagian yaitu bagian utara, bagian tengah dan bagian selatan daerah penelitian, dengan tiap bagian membentang dari timur ke barat atau tegak lurus garis pantai. Massa air bersalinitas rendah (MABR) yang terjebak di bagian tengah diduga berasal dari massa air dari sungai yang terletak di bagian selatan pesisir Kalimantan yaitu Sungai Kapuas dan Sungai Mempawah. MABR tersebut terdorong dan bergerak ke arah utara sesuai dengan arah arus yang terjadi di pesisir Kalimantan Barat pada musim kemarau. Stratifikasi kolom air dalam kondisi stabil di seluruh daerah penelitian. Massa air yang bersalinitas kurang dari 30,5 psu ditemukan hingga kedalaman 4,5 meter di bagian barat daya, bagian selatan dan bagian tenggara Pulau Lemukutan. Massa air dengan salinitas 30,75 s.d 31,75 psu dapat dijumpai dari garis pantai hingga mencapai bagian barat Pulau Lemukutan dengan kedalaman sampai 10 meter dari permukaan.","PeriodicalId":31789,"journal":{"name":"Positron","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-09-16","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"45089891","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
PositronPub Date : 2020-09-16DOI: 10.26418/positron.v10i1.35873
Irfana Diah Faryuni, Mentarie Resthu Putri, Asifa Asri, N. Nurhasanah
{"title":"Kebergantungan Sifat Fisis dan Mekanis Papan Komposit Berbahan Dasar Sabut Pinang dan Sabut Kelapa pada Variasi Struktur","authors":"Irfana Diah Faryuni, Mentarie Resthu Putri, Asifa Asri, N. Nurhasanah","doi":"10.26418/positron.v10i1.35873","DOIUrl":"https://doi.org/10.26418/positron.v10i1.35873","url":null,"abstract":"Pada penelitian ini, telah dibuat papan komposit dengan kandungan serat sabut pinang (Areca catechu L.) dan partikel sabut kelapa (Cocos nucifera L.) yang keduanya berperan sebagai filler. Selain itu, digunakan urea formaldehyde (UF) sebagai matriks, parafin untuk penghambat air, serta NH4Cl sebagai katalis. Struktur papan komposit divariasikan sebanyak 2 jenis, yaitu struktur homogen dan sandwich yang akan diuji sifat fisis dan mekanisnya dengan menggunakan standarisasi Japanese Industrial Standars (JIS) A 5908-2003. Struktur homogen terdiri dari 3 sampel, yaitu 100% serat sabut pinang, 100% partikel sabut kelapa, dan 50% serat sabut pinang dicampur 50% partikel sabut kelapa. Pada struktur sandwich terdapat 2 sampel, yaitu 25% serat sabut pinang sebagai face dan back serta 50% partikel sabut kelapa sebagai core dan 25% partikel sabut kelapa sebagai face dan back serta 50% serat sabut pinang sebagai core. Hasil penelitian menunjukkan sampel sandwich dengan susunan 25% serat sabut pinang sebagai face dan back serta 50% partikel sabut kelapa sebagai core, merupakan sampel yang paling baik yakni memiliki nilai kerapatan 641,36 + 18,03 kg/m3, kadar air 9,88 + 0,49 %, daya serap air 118,74 + 25,61 %, pengembangan tebal 48,82 + 8,44 %, modulus of elasticity 767,90 + 35,41 MPa, modulus of rupture 14,45 + 4,57 MPa, dan internal bonding 0,17 + 0,04 MPa. ","PeriodicalId":31789,"journal":{"name":"Positron","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-09-16","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"46850858","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
PositronPub Date : 2020-09-16DOI: 10.26418/positron.v10i1.40947
Bintoro Siswo Nugroho, Yulyanto Yulyanto
{"title":"Analisis Respons Optis Nanokomposit: Pengaruh Faktor Geometris","authors":"Bintoro Siswo Nugroho, Yulyanto Yulyanto","doi":"10.26418/positron.v10i1.40947","DOIUrl":"https://doi.org/10.26418/positron.v10i1.40947","url":null,"abstract":"Pada penelitian ini, dilakukan studi teoritik respons optis sistem nanokomposit yang terdiri dari semiconductor quantum dot (SQD) dan metal nanoparticle (MNP) elips. SQD dimodelkan secara kuantum sebagai three-level system bertipe V sedangkan MNP dimodelkan dalam kerangka teori elektromagnetika klasik. Fokus studi diarahkan pada investigasi pengaruh faktor geometris, yaitu aspek rasio MNP, terhadap modifikasi respons optis nanokomposit. Formalisme density matrix dengan aplikasi persamaan Liouville–von Neumann digunakan untuk menganalisis dinamika optis sistem. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa variasi aspek rasio MNP dapat menyebabkan modifikasi pada dinamika populasi SQD. Nanokomposit dengan aspek rasio MNP bernilai q=0,5 memiliki frekuensi osilasi populasi yang lebih tinggi dibandingkan nanokomposit dengan q=1,5 . Ditemukan pula bahwa nanokomposit dengan q = 0,5 mencapai keadaan tunaknya pada interval waktu yang lebih lama dibandingkan q=1,5. Optical instability dapat muncul saat nanokomposit dengan dieksitasi dengan medan berintensitas tinggi, I=10^4.7 W/cm^2, Saat fenomena ini terjadi, populasi SQD mengalami osilasi secara lestari dan sistem tidak pernah mencapai keadaan tunaknya.","PeriodicalId":31789,"journal":{"name":"Positron","volume":"1 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-09-16","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"41673634","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
PositronPub Date : 2020-09-16DOI: 10.26418/positron.v10i1.37263
Sabhan Sabhan, Widodo S Pranowo, Mulia Purba, A. F. Koropitan
{"title":"Model Perpindahan Vertikal Massa Air Oleh Interaksi Arus Dan Topografi Di Teluk Palu","authors":"Sabhan Sabhan, Widodo S Pranowo, Mulia Purba, A. F. Koropitan","doi":"10.26418/positron.v10i1.37263","DOIUrl":"https://doi.org/10.26418/positron.v10i1.37263","url":null,"abstract":"Tofografi Teluk Palu unik dengan degradasi kedalaman yang tinggi sehingga membentuk kemiringan lereng yang curam. Tofografi teluk menyebabkan arus pusaran (eddy) membentuk siklonik dan antisiklonik sebagai salah satu penggerak upwelling. Penelitian ini menggunakan model hidrodinamika dengan pendekatan volume hingga dengan koordinat vertikal sigma. Model dibangkitkan oleh pasang surut dan angin. Hasil model menunjukkan korelasi pasang surut (r = 0,9937) yang baik dengan kondisi di Teluk Palu. Eddy Siklonik yang terbentuk mempunyai diameter yang berbeda untuk setiap kedalaman oleh efek dari tofografi aliran di Teluk Palu. Lokasi perpindahan vertikal massa air ke atas yang dikenal sebagai upwelling bersesuaian dengan eddy siklonik yang terbentuk.","PeriodicalId":31789,"journal":{"name":"Positron","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-09-16","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"49179020","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
PositronPub Date : 2020-09-16DOI: 10.26418/positron.v10i1.37260
L. Destiarti, Oktaviardi Bityasmawan Abdillah, R. Maharsi, O. Floweri, Ferry Iskandar
{"title":"Electrochemically Exfoliated Graphite/Cu/Cu2O Composites and Their Photocatalytic Activity","authors":"L. Destiarti, Oktaviardi Bityasmawan Abdillah, R. Maharsi, O. Floweri, Ferry Iskandar","doi":"10.26418/positron.v10i1.37260","DOIUrl":"https://doi.org/10.26418/positron.v10i1.37260","url":null,"abstract":"In this work, the photocatalytic performance of electrochemically exfoliated graphite (EG) with low copper addition (≤ 5 wt.%) was studied. Composites of EG/Cu/Cu2O were successfully prepared by microwave-assisted in situ reduction method. FTIR spectra of the samples showed that the main functional groups of graphite were detected in the samples. XRD characterization further proved the presence of EG, Cu, and Cu2O in the samples. The higher proportion of Cu2O presented in the samples prepared with a higher amount of Cu2+. SEM analysis showed that Cu2O/Cu particles were homogeneously deposited on the surface of EG. The composites of EG, Cu, and Cu2O with a varied amount of Cu (1 and 5 wt. %) in EG / Cu2+ mixture were examined as photocatalyst in the degradation process of Rhodamine B (RhB). The photocatalytic degradation of RhB was analysed by observing its decolorization within a set time of irradiation. UV-Vis analysis revealed that the degradation of RhB in EG/Cu/Cu2O A and B for 105 minutes was 26 and 35 %, respectively. The result demonstrates that the sample with a larger amount of Cu2O (sample B, Cu 5 wt.%) shows higher photocatalytic activity in the degradation of RhB.","PeriodicalId":31789,"journal":{"name":"Positron","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-09-16","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"42035423","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
PositronPub Date : 2020-09-16DOI: 10.26418/positron.v10i1.35846
A. Lubis, B. Satriani, Lizalidiawati Lizalidiawati, Rida Samdara
{"title":"Struktur Bawah Permukaan pada Lokasi Rencana Pembangunan Rumah Sakit Muhammadiyah Kota Bengkulu dengan Metode seismik MASW Secara 2 Dimensi","authors":"A. Lubis, B. Satriani, Lizalidiawati Lizalidiawati, Rida Samdara","doi":"10.26418/positron.v10i1.35846","DOIUrl":"https://doi.org/10.26418/positron.v10i1.35846","url":null,"abstract":"A study on the subsurface structure has been conducted using the multichannel analysis of surface wave (MASW) method near Tugu Hiu, Bengkulu City, the location where Muhammadiyah hospital will be built. We aimed to determine the subsurface structure in 2-Dimension (2D) to classify soil type on the location. The data were measured with seismograph PASI 16S24-P using 24 geophones for a track of 72 m of total length and 1.5 m of intervals. The seismic data were processed by using seismic ParkSeis software. The results show that shear wave velocity (Vs) is 800-1200 m/s at a depth of 1-5 m, indicating this layer is filled by rock type (unsaturated). At a depth of 6-8 m below surface, Vs value decreases to 400-500 m/s which may indicate that the soft rock type fills the layer. The results of this study provide a high level of confidence, about 80-100%, in the Vs value. Thus, we suggest for the foundation of hospital construction, the pillars for construction must be for more than 10 m in depth with a solid concrete foundation. This to ensure the foundation can withstand the building in case of shake during an earthquake.","PeriodicalId":31789,"journal":{"name":"Positron","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-09-16","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"46944614","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Preparasi dan Karakterisasi Komposit TiO2/Metakaolin Teraktivasi KOH dalam Upaya Menurunkan Energi Celah Pita pada Anoda TiO2","authors":"Wahyu Febri Ramadhy, Winda Rahmalia, Thamrin Usman","doi":"10.26418/positron.v10i1.36703","DOIUrl":"https://doi.org/10.26418/positron.v10i1.36703","url":null,"abstract":"TiO2 (titanium dioksida) merupakan satu di antara material semikonduktor yang banyak dipelajari karena sifat optik dan elektroniknya yang baik. Secara struktur, TiO2 mempunyai tiga fase kristal yaitu anatase, rutile, dan brookite. Dari ketiga fase tersebut, anatase lebih diminati untuk fotokatalisis. Namun, energi celah pita (band gap) dari fase ini (3,2 eV) sedikit lebih besar daripada fase rutile (3,0 eV) sehingga diperlukan perlakuan lebih lanjut untuk menurunkan energi celah pita material ini. Dalam penelitian ini, telah dilakukan sintesis komposit TiO2 dengan variasi penambahan metakaolin teraktivasi KOH (MK-OH) menggunakan metode sol-gel. Sifat fundamental yang meliputi gugus fungsi dan energi celah pita dari komposit TiO2/MK-OH juga dikaji. Berdasarkan hasil analisis X-Ray Diffraction (XRD) dan X-Ray Fluorescence (XRF) dari MK-OH yang digunakan dalam penelitian ini, diketahui adanya puncak difraksi pada 2 = (12,34o; 20,85o; 25,52o; 26,59o) yang menunjukkan kandungan mineral kaolinit dan kuarsa dengan rasio Si/Al sebesar 1,614. Hasil analisis Fourier Transform Infrared (FTIR) juga menunjukkan adanya puncak pada bilangan gelombang 686-700 (Si-O-Si); 946-947 (Si-O-Ti); 1630 (-OH); 3330 (-OH) cm-1. Selain itu, berdasarkan analisis Diffuse Reflectance – Ultraviolet (DR-UV) diketahui bahwa energi celah pita terendah dimiliki oleh komposisi 5% MK-OH sebesar 3,05 eV.","PeriodicalId":31789,"journal":{"name":"Positron","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-09-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"43393457","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
PositronPub Date : 2019-05-31DOI: 10.26418/POSITRON.V9I1.29843
Marwan Marwan, Rifqan Rifqan, Fadhli Syamsudin
{"title":"Karakterisasi Sifat Fisik Batupasir Daerah Jantho dan Krueng Raya Menggunakan Uji Gelombang Ultrasonik","authors":"Marwan Marwan, Rifqan Rifqan, Fadhli Syamsudin","doi":"10.26418/POSITRON.V9I1.29843","DOIUrl":"https://doi.org/10.26418/POSITRON.V9I1.29843","url":null,"abstract":"Penelitian sifat fisik batupasir daerah Jantho dan Krueng Raya dilakukan untuk mengetahui karakteristik batuan masing-masing daerah. Karakteristik batuan diamati melalui respon gelombang ultrasonik pada dua frekuensi berbeda untuk mengetahui nilai cepat rambat dan atenuasi gelombang. Sifat fisis yang diukur meliputi porositas, specific gravity, dan koefesien absorpsi. Hasil pengukuran menunjukkan nilai porositas batupasir daerah Jantho dan Krueng Raya memiliki nilai rata-rata 22% dan 25%. Respon cepat rambat yang dihasilkan pada sampel K16 (𝜙=2,86%) dan K33 (𝜙=8%) pada input frekuensi 1MHz bernilai 4040 m/s dan 3797 m/s, serta koefisien atenuasi bernilai 1,824. Sedangkan, respon cepat rambat yang diperoleh pada sampel Jantho tidak terdeteksi pada instrumen pengukuran. Keterbatasan penguatan sinyal dan tingginya kadar prositas tiap sampel berpengaruh besar pada tiap parameter yang diukur. Peninjauan terhadap jenis sampel yang lebih homogen dapat membantu pengamatan respon gelombang yang lebih baik.","PeriodicalId":31789,"journal":{"name":"Positron","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-05-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"46316239","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}