{"title":"Hubungan Status Gizi dengan Kejadian Asma pada Anak yang dirawat di Bangsal Anak Rumah Sakit Umum Daerah Dr. M. Zein Painan Sumatra Barat","authors":"Rania Salsabila, Teuku Romi Imansyah Putra, Herlina Dimiati","doi":"10.14238/sp24.4.2022.244-52","DOIUrl":"https://doi.org/10.14238/sp24.4.2022.244-52","url":null,"abstract":"Latar belakang. Asma merupakan salah satu penyakit tidak menular kronik yang tidak dapat disembuhkan tetapi dapat dikontrol. Status gizi memengaruhi keadaan asma pada anak, malnutrisi yang terjadi pada anak dapat berpengaruh terhadap fungsi paru anak tersebut.Tujuan. Mengetahui hubungan status gizi dengan kejadian asma pada anak.Metode. Penelitian cross-sectional dengan pendekatan retrospektif menggunakan data sekunder rekam medis terhadap 46 pasien rawat inap asma pada anak periode Januari 2017 – Juni 2021 di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. M. Zein Painan, Sumatra Barat. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November 2021. Pengolahan data menggunakan analisis univariat dan bivariat dengan uji korelasi Spearman.Hasil. Sebanyak 71,7% anak dengan asma memiliki status gizi norma, dan 71,7% memiliki derajat serangan asma ringan-sedang. Uji Spearman menunjukkan tidak terdapat hubungan yang bermakna antara status gizi dengan kejadian asma pada anak (p = 0,988).Kesimpulan. Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara status gizi dengan kejadian asma pada anak.","PeriodicalId":31777,"journal":{"name":"Sari Pediatri","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-12-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"45802218","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Sari PediatriPub Date : 2022-12-29DOI: 10.14238/sp24.4.2022.253-8
Fitry Nur Furaida, Madarina Julia, Agung Triono
{"title":"Hubungan Durasi Terapi Asam Valproat dengan Kadar Asam Folat Darah pada Epilepsi Anak","authors":"Fitry Nur Furaida, Madarina Julia, Agung Triono","doi":"10.14238/sp24.4.2022.253-8","DOIUrl":"https://doi.org/10.14238/sp24.4.2022.253-8","url":null,"abstract":"Latar belakang. Penurunan kadar asam folat darah mengakibatkan kondisi perubahan mental, penurunan kognitif, anemia megaloblastik, hiperhomosistein, dan perburukan kendali kejang. Penelitian mengenai efek asam valproat terhadap kadar asam folat belum menunjukkan hasil yang konsisten. Sebagai obat anti epilepsi (OAE) lini pertama pada anak, penelitian pada anak penyandang epilepsi di Indonesia perlu dilakukan.Tujuan. Untuk mengetahui hubungan durasi terapi OAE asam valproat dan kadar asam folat darah pada anak penyandang epilepsi.Metode. Penelitian potong lintang pada bulan Oktober-November 2021 di poliklinik neurologi anak RSUP. Dr. Sardjito Yogyakarta. Subjek 28 penyandang epilepsi dengan monoterapi asam valproat, diperiksa kadar serum asam folat setelah puasa 10 jam. Uji korelasi dilakukan dengan metode Pearson. Analisis multivariat regresi linier dilakukan terhadap faktor perancu yang tidak dapat direstriksi. Nilai p<0,05 dianggap bermakna secara statistik.Hasil. Sebanyak 28 subjek penelitian dengan rerata durasi terapi 31,04±19,47 bulan. Diperoleh rerata kadar asam folat sebesar 19,5±6,47 ng/ml. Tidak ada hubungan antara durasi terapi dan kadar asam folat (r=0,045, p=0,819).Kesimpulan. Penyandang epilepsi dengan monoterapi asam valproat memiliki kadar asam folat pada rentang normal. Durasi terapi asam valptoat tidak mempengaruhi kadar asam folat.","PeriodicalId":31777,"journal":{"name":"Sari Pediatri","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-12-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"47949885","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Sari PediatriPub Date : 2022-12-29DOI: 10.14238/sp24.4.2022.279-85
Susi Susanah
{"title":"Tata Laksana Terkini Talasemia ?: Terapi Target","authors":"Susi Susanah","doi":"10.14238/sp24.4.2022.279-85","DOIUrl":"https://doi.org/10.14238/sp24.4.2022.279-85","url":null,"abstract":"Talasemia ? adalah bentuk hemoglobinopati yang merupakan penyakit monogenik diturunkan terbanyak di dunia ditandai defek yang menyebabkan produksi globin ? berkurang atau tidak ada. Ketidakseimbangan rantai globin ?/? menyebabkan rangkaian proses eritropoesis inefektif dan peningkatan absorpsi besi yang pada akhirnya mengakibatkan anemia hemolitik kronis dan kelebihan besi. Secara konvensional tata laksana utama talasemia ? berat adalah transfusi darah dan obat kelasi besi yang masih memiliki banyak keterbatasan dan tantangan meskipun telah berdampak pada peningkatan kesintasan dan kualitas hidup penyandang talasemia ? mayor. Pemahaman mendalam terhadap molekular dan patofisiologi talasemia-? membuka jalan bagi strategi pendekatan terapi baru yang diklasifikasikan atas 3 kategori, yaitu koreksi ketidakseimbangan rantai globin melalui pengembangan transplantasi sumsum tulang dan terapi gen; mengintervensi eritropoesis inefektif sehingga transfusi darah dan kelasi besi berkurang; dan modulasi disregulasi besi untuk mengendalikan kadar besi. Dengan demikian, strategi pendekatan terapi baru menjanjikan penurunan kebutuhan transfusi darah dan kelasi besi yang lebih menyamankan pasien dan diharapkan juga menurunkan biaya tata laksana. ","PeriodicalId":31777,"journal":{"name":"Sari Pediatri","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-12-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"48135354","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Dampak COVID-19 pada Anak dengan Epilepsi: Perspektif Orangtua dan Pengasuh","authors":"Setyo Handryastuti, Irawan Mangunatmadja, Amanda Seobadi, Asep Aulia Rachman, Iqbal Taufiqqurrachman, Achmad Rafli","doi":"10.14238/sp24.4.2022.232-8","DOIUrl":"https://doi.org/10.14238/sp24.4.2022.232-8","url":null,"abstract":"Latar belakang. Pandemi coronavirus disease 2019 (COVID-19) yang disebabkan severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS CoV-2) telah memengaruhi pelayanan kesehatan. Hal ini dapat berdampak pada keterlambatan diagnosis dan terapi termasuk pelayanan kesehatan pada anak dengan epilepsi. Hal ini menimbulkan risiko anak dengan epilepsi tidak mendapatkan pelayanan kesehatan yang optimal yang dapat menyebabkan kambuhnya kejang dan penurunan kualitas hidup anak dengan epilepsi.Tujuan. Untuk mengetahui dampak COVID-19 terhadap pelayanan kesehatan anak dengan epilepsi dari perspektif orangtua atau pengasuh.Metode. Penelitian deskriptif dilakukan dengan metode potong lintang. Sampel diperoleh dengan metode survei wawancara langsung menggunakan kuesioner yang terdiri dari 23 pertanyaan pada bulan Februari-April 2022 kepada 252 orangtua/pengasuh yang berasal dari beberapa rumah sakit besar dan klinik di Jakarta.Hasil. Sebagian besar pasien tidak memiliki masalah perilaku (58,3%), tidak terdapat gangguan tidur (59,1%) serta tidak terdapat perubahan kepatuhan berobat (63,1%).Mayoritas pasien tidak pernah mendapat terapi diazepam rektal untuk mengatasi kekambuhan kejang (61,9%) selama pandemi. Masalah terbesar bagi orang tua dan pengasuh adalah rasa takut mengunjungi rumah sakit (27,4%%) dan lebih memilih untuk berkonsultasi secara langsung (86,9%) dibandingkan telekonsultasi atau tidak kontrol. Manfaat telekonsultasi bervariasi, antara lain, penurunan kebutuhan pergi keluar rumah (24,7%), hemat waktu (28,6%), dan menurunkan biaya transportasi (28,6%). Terdapat beberapa kekurangan telekonsultasi, yaitu miskomunikasi antara dokter dan pasien (39,4%). Kualitas pelayanan poliklinik neurologi masih cukup baik (68,3%), dengan pelayanan elektroensefalografi dan perawatan rehabilitasi selama pandemi masih berjalan seperti biasa (96% dan 46%). Sekitar 45,2% orang tua dan pengasuh setuju bahwa anak perlu divaksinasi, meskipun baru 22,2% dari seluruh subyek telah memperoleh vaksinasi.Kesimpulan. Pandemi COVID-19 tidak hanya berdampak pada manusia, melainkan juga pada sistem pelayanan kesehatan khususnya anak dengan epilepsi. Oleh karena itu, modifikasi pelayanan kesehatan selama pandemi COVID-19 merupakan kunci untuk mempertahankan kualitas pelayanan anak dengan epilepsi seperti, telekonsultasi.","PeriodicalId":31777,"journal":{"name":"Sari Pediatri","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-12-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"48182314","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Sari PediatriPub Date : 2022-12-29DOI: 10.14238/sp24.4.2022.259-67
Irizki Tisna Setiowati, H. Nugroho, Septin Widiretnani
{"title":"Hubungan pH Feses sebagai Prediktor Disbiosis Mikrobiota Usus dengan Stunting pada Batita","authors":"Irizki Tisna Setiowati, H. Nugroho, Septin Widiretnani","doi":"10.14238/sp24.4.2022.259-67","DOIUrl":"https://doi.org/10.14238/sp24.4.2022.259-67","url":null,"abstract":"Latar belakang. Stunting masih menjadi permasalahan utama kesehatan anak. Intervensi pada periode 1.000 hari pertama kehidupan penting untuk mencegah stunting. Stunting berkaitan dengan disbiosis mikrobiota usus yang masih menjadi hal menarik dan perlu untuk diteliti. Perubahan komposisi mikrobiota usus tergambar dari keadaan pH feses.Tujuan. Mengetahui hubungan pH feses sebagai prediktor disbiosis mikrobiota usus dengan stunting pada Batita. Metode. Penelitian ini menggunakan desain potong lintang dalam uji prognostik. Pengambilan sampel dilakukan secara consecutive sampling pada Batita yang mengikuti kegiatan Posyandu di Kecamatan Jaten, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah pada Februari 2021 – Juli 2021. Data dianalisis menggunakan koefisien kontingensi dan regresi logistik, tingkat kemaknaan hasil uji ditentukan berdasarkan nilai p<0,05.Hasil. Dari 55 subjek neonatus, didapatkan 15 subjek dengan stunting. Sembilan dari 15 subjek stunting memiliki pH feses lebih tinggi signifikan dibandingkan dengan Batita normal, yakni ?6,41 (p<0,001). Nilai cut off didapatkan untuk pH feses adalah 6,41 dengan sensitivitas 60%, spesifisitas 95%, dan odd ratio (OR) 28,50; (IK 95% 4,915-165,245).Kesimpulan. Terdapat hubungan pH feses sebagai prediktor disbiosis mikrobiota usus dengan stunting pada Batita. ","PeriodicalId":31777,"journal":{"name":"Sari Pediatri","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-12-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"45116972","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Sari PediatriPub Date : 2022-12-29DOI: 10.14238/sp24.4.2022.239-43
I. Robiah, Rina Pratiwi, Anindita Soetadji
{"title":"Pengaruh Buku Harian Penyakit Jantung Bawaan Terhadap Status Nutrisi Pada Anak Penyakit Jantung Bawaan","authors":"I. Robiah, Rina Pratiwi, Anindita Soetadji","doi":"10.14238/sp24.4.2022.239-43","DOIUrl":"https://doi.org/10.14238/sp24.4.2022.239-43","url":null,"abstract":"Latar belakang. Penyakit jantung bawaan berkaitan dengan terjadinya malnutrisi dengan prevalensi berkisar 64%. Pemberian makanan tambahan dan edukasi nutrisi selama ini dilakukan memakai rujukan dari buku KIA dan IDAI. Hingga saat ini belum ada rujukan edukasi nutrisi khusus untuk orang tua yang memiliki anak PJB.Tujuan. Membuktikan pengaruh edukasi buku harian terhadap status nutrisi pada pasien PJB yang belum dikoreksi.Metode. Penelitian Randomized control trial (RCT) di poliklinik kardiologi RSUP Dr. Kariadi Semarang terhadap 84 anak PJB yang belum dikoreksi usia 6 bulan -5 tahun dengan kelompok intervensi mendapatkan buku harian PJB.Hasil. Pada kelompok intervensi didapatkan peningkatan bermakna jumlah subjek yang lulus pre dan postest dari 32 menjadi 41 subjek (p=0,004). Berbeda jika dibandingkan dengan kelompok kontrol dimana tidak didapatkan peningkatan jumlah subjek yang lulus yaitu 35 subjek (p=1.000). Rerata Delta Z-score pada kedua kelompok baik intervensi maupun kontrol pada bulan ke 1-2, bulan ke 1-3 dan bulan 2-3 tidak didapatkan perbedaan bermakna secara statistik.Kesimpulan. Terdapat pengaruh buku harian PJB terhadap peningkatan pengetahuan pada kelompok intervensi dibanding kontrol. Namun tidak didapatkan pengaruh buku harian terhadap peningkatan status nutrisi anak PJB pada kedua kelompok.","PeriodicalId":31777,"journal":{"name":"Sari Pediatri","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-12-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"46364808","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Sari PediatriPub Date : 2022-12-29DOI: 10.14238/sp24.4.2022.217-21
Adrian Umboh, Valentine Umboh, Ronald Rompies
{"title":"Hubungan antara Kadar Serum Kortisol Pagi Hari dan 25-OH Vitamin D pada Anak dengan Sindrom Nefrotik","authors":"Adrian Umboh, Valentine Umboh, Ronald Rompies","doi":"10.14238/sp24.4.2022.217-21","DOIUrl":"https://doi.org/10.14238/sp24.4.2022.217-21","url":null,"abstract":"Latar belakang. Sindrom nefrotik (SN) adalah penyakit ginjal kronis yang paling sering terjadi pada anak yang diobati dengan kortikosteroid dosis tinggi dan dapat menyebabkan insufisiensi adrenal sekunder, mengakibatkan penurunan kadar kortisol. Proteinuria pada SN secara tidak langsung dapat menyebabkan defisiensi vitamin D yang merupakan faktor risiko terjadinya berbagai penyakit, seperti riketsia, kanker, dan infeksi.Tujuan. Untuk mengetahui hubungan kadar serum kortisol pagi hari dengan kadar 25-OH vitamin D pada anak sindrom nefrotik.Metode. Metode penelitian ini adalah analitik observasional dengan pendekatan potong-lintang pada 30 anak berusia 1-18 tahun dengan sindrom nefrotik yang berobat di Poliklinik Anak RSUD Prof. Dr. R.D. Kandou, Manado.Hasil. Kadar kortisol serum pagi hari pada anak dengan SN ditemukan terendah pada SN resisten steroid, dan tertinggi pada SN sensitif steroid. Subjek dengan insufisiensi vitamin D paling banyak ditemui pada kategori SN resisten steroid. Ditemukan hubungan bermakna yang kuat antara kadar kortisol pagi hari dengan kadar vitamin D, dimana kadar kortisol <3 mg/l memiliki risiko 3,5 kali lebih besar mengalami insufisiensi atau defisiensi vitamin D dibandingkan kadar kortisol yang lebih tinggi.Kesimpulan. Penelitian ini menemukan hubungan bermakna yang kuat antara kadar kortisol pagi hari dengan kadar vitamin D pada anak dengan sindrom nefrotik.","PeriodicalId":31777,"journal":{"name":"Sari Pediatri","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-12-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"47354544","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Sari PediatriPub Date : 2022-12-29DOI: 10.14238/sp24.4.2022.273-8
Edy Novery, Rizqi Amalia, Dina Muktiarti, Nia Kurniati
{"title":"Respons Klinis Pemberian Tocilizumab Dibandingkan Anakinra dalam Tata Laksana Artritis Idiopatik Juvenil Sistemik","authors":"Edy Novery, Rizqi Amalia, Dina Muktiarti, Nia Kurniati","doi":"10.14238/sp24.4.2022.273-8","DOIUrl":"https://doi.org/10.14238/sp24.4.2022.273-8","url":null,"abstract":"Latar belakang. Artritis idiopatik juvenil (AIJ) sistemik merupakan penyakit inflamasi sistemik yang tidak hanya melibatkan sendi tetapi juga keterlibatan sistemik dan merupakan tipe terberat dari AIJ. Tatalaksana standar yang diberikan sering tidak memberikan respons klinis optimal sehingga meningkatkan morbiditas dan mortalitas. Pemberian agen biologis seperti tocilizumab atau anakinra merupakan pilihan agen biologis untuk tatalaksana AIJ sistemik. Tujuan. Mengumpulkan bukti ilmiah tentang efektivitas pemberian tocilizumab dibandingkan anakinra dalam tatalaksana AIJ sitemik. Metode. Pencarian artikel dilakukan secara daring menggunakan instrumen kata kunci yang sesuai melalui basis data Pubmed, Cochrane dan Google Scholar pada bulan Februari 2022.Hasil. Penelusuran dilakukan dan didapatkan dua artikel dengan kohort retrospektif. Remisi klinis pada kelompok tocilizumab berkisar sekitar 44-45%, sedangkan pada kelompok anakinra berkisar 25-38%. Kesimpulan. Tocilizumab memberikan respons klinis yang lebih baik dibandingkan anakinra dalam tatalaksana AIJ sistemik.","PeriodicalId":31777,"journal":{"name":"Sari Pediatri","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-12-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"47359312","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Sari PediatriPub Date : 2022-12-29DOI: 10.14238/sp24.4.2022.222-31
Dyah Kanya Wati, Ida Bagus Gede Suparyatha, I. .. Hartawan, Khema Metta Wijaya
{"title":"Karakteristik Pasien yang Dirawat di Unit Gawat Darurat Anak Rumah Sakit Umum Pusat Prof. Dr. I.G.N.G. Ngoerah Denpasar","authors":"Dyah Kanya Wati, Ida Bagus Gede Suparyatha, I. .. Hartawan, Khema Metta Wijaya","doi":"10.14238/sp24.4.2022.222-31","DOIUrl":"https://doi.org/10.14238/sp24.4.2022.222-31","url":null,"abstract":"Latar belakang. Jumlah pasien anak yang berkunjung ke ruang gawat darurat terus mengalami peningkatan setiap tahunnya. Studi mengenai analisis data pelayanan gawat darurat penderita anak dengan kegawatan medik dari aspek lama tunggu dan kematian pasien di IGD masih terbatas.Tujuan. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi karakteristik dan luaran, serta gambaran epidemiologi dari penderita anak dengan kegawatdaruratan medik yang datang ke IGD anak RSUP Prof Dr. I.G.N.G Ngoerah Denpasar.Metode. Penelitian ini merupakan penelitian deksriptif retrospektif dengan data dari rekam medis pasien anak yang dirawat di IGD RSUP Prof Dr. I.G.N.G Ngoerah pada periode Februari – Juli 2022 menggunakan metode konsekutif sampling. Analisis deksriptif dilakukan dengan program SPSS.Hasil. Total jumlah sampel yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah 867 sampel. Karakteristik dasar pasien anak yang berkunjung ke ruang gawat darurat adalah mayoritas berjenis kelamin laki – laki, berusia 1 – 5 tahun, memiliki status gizi normal, skor pSOFA < 8 (99,7%), kematian dalam 24 jam terjadi pada 1,3% dan lama waktu tunggu pasien di triase setelah diagnosis ditegakkan adalah segera (90,2%). Keluhan utama yang paling sering dijumpai adalah ganggun sistem pernapasan, febris, dan gangguan sistem pencernaan. Diagnosis terbanyak adalah infeksi COVID-19 (10,4%) dan leukemia (10,3%).Kesimpulan. Infeksi COVID-19 masih merupakan diagnosis tersering di IGD, walaupun begitu pasien dengan keganasan (terutama leukemia) memiliki prevalensi yang cukup besar dibandingkan penyakit lainnya pada pasien pediatri yang memerlukan perawatan di IGD. Mayoritas pasien yang datang ke IGD anak RSUP Prof Ngoerah memiliki tingkat keparahan penyakit yang rendah berdasarkan pSOFA dan lama tunggu yang pendek setelah diagnosis ditegakkan. Kematian dalam 24 jam hanya terjadi pada sebagian kecil pasien.","PeriodicalId":31777,"journal":{"name":"Sari Pediatri","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-12-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"45278259","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Sari PediatriPub Date : 2022-12-29DOI: 10.14238/sp24.4.2022.268-72
Zenny Nugraheni, Harsono Salimo, L. R. Kartikasari, Setya Wandita
{"title":"Pengaruh Pemberian Hindmilk Air Susu Ibu pada Status Gizi Bayi Berat Lahir Rendah","authors":"Zenny Nugraheni, Harsono Salimo, L. R. Kartikasari, Setya Wandita","doi":"10.14238/sp24.4.2022.268-72","DOIUrl":"https://doi.org/10.14238/sp24.4.2022.268-72","url":null,"abstract":"Latar belakang. Air susu ibu eksklusif dianjurkan diberikan pada bayi berat lahir rendah (BBLR), tetapi pertambahan berat badannya sering tidak memadai. Hindmilk merupakan bagian air susu ibu (ASI) yang mengandung kalori dan lemak tinggi. Tujuan. Untuk mengetahui apakah pemberian hindmilk meningkatkan status gizi yang lebih baik daripada ASI standard. Metode. Penelitian Randomized Control Trial dilakukan di unit perawatan neonatus antara Februari-Mei 2022. Kriteria inklusi adalah bayi dengan berat lahir 1000-2000 gram yang berumur 0-30 hari, sudah minum penuh ASI eksklusif, dan payudara ibu mampu memroduksi ASI minimal 200 mL/hari. Kriteria eksklusi adalah bayi dengan kelainan bawaan, gangguan metabolik, ibu COVID-19, atau ada kontra-indikasi pemberian ASI. Subjek yang sesuai kriteria inklusi dan eksklui dirandom dengan cara blok untuk dimasukkan dalam kelompok perlakuan (hindmilk) atau kontrol (ASI standard).Hasil. Terdapat 54 subjek yang masuk penelitian yang terbagi pada kelompok hindmilk (28 subjek) dan kelompok ASI standard (26 subjek). Penurunan status gizi sangat kurus pada kelompok hindmilk ASI lebih banyak daripada ASI standard (71,42% vs 57,69%). Peningkatan status gizi lebih baik pada kelompok hindmilk (p=0,019).Kesimpulan. Peningkatan status gizi pada BBLR yang diberi hindmilk lebih baik daripada ASI standar.Tujuan: untuk menganalisis pengaruh pemberian hindmilk ASI terhadap peningkatan status gizi dan lama rawat bayi terhadap berat badan lahir rendah dan sangat rendah.Metode: Penelitian ini merupakan penelitian Eksperimental Randomized Control Trial dengan rancangan pre posttest with control group desain. Pengambilan sampel dilakukan secara consecutive sampling yang dilakukan pada bulan Februari-Mei 2022 di Ruang Perinatal RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta. Subjek penelitian ada 54 Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) 1000-2000g. Pengamatan dilakukan mulai bayi masuk dirawat, fullfeeding sampai dengan diperbolehkan pulang.Hasil: Penelitian ini menunjukkan adanya peningkatan berat badan dan status gizi secara signifikan pada BBLR 1000-2000g yang diberikan hindmilk ASI (p=0,019 < 0,05). Penurunan status gizi sangat kurus pada BBLR 1000-2000g yang diberikan hindmilk ASI dari 71,42% (20 BBLR) menjadi 7,14% (2 BBLR) dan mix ASI dari 57,69% (15 BBLR) menjadi 30,77% (8 BBLR). Sementara itu tidak ada perbedaan yang bermakna pada lama rawat inap BBLR 1000-2000g yang diberikan hindmilk ASI dan mix (foremilk dan hindmilk) dengan rata-rata lama rawat 22 hari dan 20 hari (p= 0,370 > 0,05). Lama rawat inap dapat dipengaruhi oleh morbiditas dan gejala pada BBLR.Kesimpulan: Hindmilk ASI secara signifikan dapat meningkatkan status gizi BBLR 1000-2000g. Tidak ada perbedaan secara signifikan lama rawat BBLR 1000-2000g yang diberikan hindmilk dan mix (foremilk dan hindmilk) ASI. Perlu penelitian lebih lanjut untuk melihat umur kehamilan, gejala dan morbiditas BBLR.","PeriodicalId":31777,"journal":{"name":"Sari Pediatri","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-12-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"48843507","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}