Yenny Sariasih, S. Subandiyah, Sri Widyaningsih, Tahir Khurshid, Jianhua Mo, Nerida Donovan
{"title":"Comparison of Two Huanglongbing Detection Methods in Samples with Different Symptom Severity","authors":"Yenny Sariasih, S. Subandiyah, Sri Widyaningsih, Tahir Khurshid, Jianhua Mo, Nerida Donovan","doi":"10.14692/jfi.20.4.174-186","DOIUrl":"https://doi.org/10.14692/jfi.20.4.174-186","url":null,"abstract":"Huanglongbing or citrus greening in Asia caused by the pathogen Candidatus Liberibacter asiaticus (CLas) is one of the most devastating citrus diseases worldwide. This disease is one of the causes of decreased citrus production in Indonesia. Symptoms of huanglongbing in citrus plants in the field and greenhouses have different levels of severity. This study was conducted to detect CLas in several types of samples based on leaf symptoms using conventional and real-time PCR (qPCR). Three pairs of primers were used in this study, a pair of Las606/LSS for conventional PCR and two pairs for qPCR, namely Las931/LSS and Lj900F/Lj900R. The results showed that blotchy mottle is the most easily detected symptom of huanglongbing and found in fields and greenhouses. The Lj900F/Lj900R primer pair is more suitable for detecting CLas pathogens using qPCR than Las606/LSS based on the melting curve and Ct value that appear. qPCR detection is more accurate and sensitive even with lower DNA concentrations. The lower limit of Ct value of healthy leaf samples is 34.08. Citrus leaves are considered positive if the Ct value is less than 34.08. Ct value based on severity or scoring between HLB symptomatic leaves from the field and greenhouse showed a significant difference, i.e. the Ct value of symptomatic samples from the field was lower than that of greenhouse samples.","PeriodicalId":31619,"journal":{"name":"Jurnal Fitopatologi Indonesia","volume":"59 22","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2024-08-09","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"141922753","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Ramadhani Mahendra Kusuma, A. Tanzil, Soleudin Efendi
{"title":"Phylloplane Yeasts on Cocoa and Their Abilities to Inhibit Phytophthora palmivora In Vitro","authors":"Ramadhani Mahendra Kusuma, A. Tanzil, Soleudin Efendi","doi":"10.14692/jfi.20.2.77-87","DOIUrl":"https://doi.org/10.14692/jfi.20.2.77-87","url":null,"abstract":"Cocoa is an economically valuable plantation commodity, but its cultivation often faces a significant challenge, which is caused by the Phytophthora palmivora. Phylloplane yeast has an important role in protecting plant surfaces from pathogen infection. The aim of the study was to assess the diversity of phylloplane yeasts found on cocoa fruits, and determine them as biological control agents for P. palmivora. The metode include isolating yeasts from young, old and rotten cocoa pods and testing them as antagonists against P. palmivora. The findings of this study yielded eight yeast isolates that were significant in inhibiting the growth of P. palmivora. These isolates spanned across six genera, including Debaryomyces sp., Metschnikowia sp., Zygosaccharomyces sp., Candida sp., Wickerhamomyces sp., and Cryptococcus sp. Candida sp.2 and Wickerhamomyces sp. as particularly promising species species that had a consistently resistant level of inhibitory effect, achieved percentage inhibition of 36.26% (10.8 mm) and 34.44% (9.6 mm), respectively.","PeriodicalId":31619,"journal":{"name":"Jurnal Fitopatologi Indonesia","volume":"89 2","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2024-05-07","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"141003316","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Cover Jurnal Fitopatologi Vol. 20 No. 1, Januari 2024","authors":"Editors Jurnal Fitopatologi Indonesia","doi":"10.14692/jfi.20.1.i","DOIUrl":"https://doi.org/10.14692/jfi.20.1.i","url":null,"abstract":"This editorial contains the front cover, editorial page, and back cover of the Jurnal Fitopatologi Vol. 20 No. 1, Januari 2024.","PeriodicalId":31619,"journal":{"name":"Jurnal Fitopatologi Indonesia","volume":"132 44","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2024-02-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"140423773","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Ade Nabillah, Intan Suryani Alamria, Icha Kurnia Nanda Sari, M. Sutrawati, H. Bustamam
{"title":"Begomovirus Associated with Yellow Mosaic Symptom on Eggplant Plant in Bengkulu","authors":"Ade Nabillah, Intan Suryani Alamria, Icha Kurnia Nanda Sari, M. Sutrawati, H. Bustamam","doi":"10.14692/jfi.20.1.47-53","DOIUrl":"https://doi.org/10.14692/jfi.20.1.47-53","url":null,"abstract":"Terung (Solanum melongena) merupakan tanaman hortikultura yang memiliki nilai ekonomi tinggi dan dibudidayakan secara luas. Salah satu kendala budi daya tanaman terung ialah adanya infeksi virus yang menyebabkan penyakit. Pada beberapa pertanaman terung di Bengkulu ditemukan gejala sistemik mosaik kuning yang mirip dengan infeksi Begomovirus pada cabai. Penelitian bertujuan mendeteksi dan mengidentifikasi penyebab gejala mosaik kuning pada tanaman terung di Bengkulu yang diduga disebabkan oleh Begomovirus dan berasosiasi dengan betasatelit. Sampel diambil secara purposive dari pertanaman terung di Kota Bengkulu, Kabupaten Bengkulu Tengah, Kabupaten Bengkulu Utara, Kabupaten Kepahiang, dan Kabupaten Rejang Lebong. Deteksi virus dilakukan dengan metode PCR menggunakan primer universal Begomovirus dan primer spesifik betasatelit serta identitas virus dikonfirmasi dengan perunutan sikuen DNA. PCR dengan primer universal Begomovirus dan betasatelit berhasil mengamplifikasi DNA berturut-turut berukuran ±912 pb dan ±1300 pb dari sampel daun yang bergejala mosaik kuning, malformasi daun, dan penebalan tulang daun. Berdasarkan hasil perunutan DNA sampel dari Bengkulu Utara dan Kepahiang menunjukkan homologi tertinggi berkisar 99% dengan Tomato yellow leaf curl Kanchanaburi virus (TYLCKaV) asal Indonesia, Malaysia, dan Thailand. Hasil deteksi dan identifikasi ini merupakan laporan pertama infeksi TYLCKaV dan asosiasinya dengan betasatelit Begomovirus pada terung di Bengkulu.","PeriodicalId":31619,"journal":{"name":"Jurnal Fitopatologi Indonesia","volume":"32 7","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2024-02-26","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"140431736","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
F. Widiantini, Fitika Syahnur, Yusup Hidayat, E. Yulia
{"title":"Isolation of Potential Nitrogen-Fixing Phylloplane Bacteria and in Vitro Detection of Their Ability to Inhibit the Growth of Colletotrichum","authors":"F. Widiantini, Fitika Syahnur, Yusup Hidayat, E. Yulia","doi":"10.14692/jfi.20.1.32-44","DOIUrl":"https://doi.org/10.14692/jfi.20.1.32-44","url":null,"abstract":"Antraknosa merupakan salah satu penyakit penting pada tanaman cabai yang disebabkan oleh Colletotrichum spp. dengan tingkat kehilangan hasil yang dapat mencapai 100%. Dampak negatif penggunaan fungisida menyebabkan diperlukannya pencarian agens biokontrol sebagai bagian dari pengendalian penyakit yang ramah lingkungan. Salah satu sumber ialah agens biokontrol dari bagian filosfer. Percobaan ini bertujuan mendapatkan bakteri antagonis asal filosfer daun tanaman cabai sehat yang memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai agens biokontrol sekaligus berpotensi meningkatkan perolehan nutrisi bagi tanaman melalui fiksasi nitrogen. Tanaman cabai sehat diperoleh dari pertanaman cabai merah di Desa Cijambu dan Desa Nanggerang, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat. Hasil isolasi menggunakan medium bebas nitrogen dan hasil skrining aktivitas antagonisme diperoleh delapan galur bakteri, yaitu CJB1, CJB2, CJB3, CJB4, CJB5, NGR1, NGR2, dan NGR3. Delapan galur bakteri tersebut diuji dengan beberapa galur Colletotrichum spp. asal beberapa sentra pertanaman cabai di Garut, Lembang, Sumedang dan Jatinangor. Pengujian dilakukan menggunakan metode biakan ganda yang dilanjutkan dengan pengujian aktivitas senyawa volatil dengan metode double compartment. Hasil percobaan menunjukkan diperolehnya bakteri filosfer NGR1, CJB1, dan CJB5 yang secara konsisten menunjukkan kemampuan yang baik dalam menghambat pertumbuhan empat galur Colletotrichum spp., baik secara langsung melalui uji antagonis maupun berdasarkan uji aktivitas anticendawan senyawa volatil yang dihasilkan galurnya. Malformasi pada miselium Colletotrichum spp. juga terdeteksi ketika patogen dihadapkan secara langsung dengan bakteri filosfer maupun oleh senyawa volatil yang dihasilkannya. Hasil percobaan ini menunjukkan bahwa bakteri filosfer yang berpotensi dapat memfiksasi N ini juga berpotensi untuk dikembangkan sebagai agens biokontrol Colletotrichum spp.","PeriodicalId":31619,"journal":{"name":"Jurnal Fitopatologi Indonesia","volume":"166 ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2024-02-13","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"139841024","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
F. Widiantini, Fitika Syahnur, Yusup Hidayat, E. Yulia
{"title":"Isolation of Potential Nitrogen-Fixing Phylloplane Bacteria and in Vitro Detection of Their Ability to Inhibit the Growth of Colletotrichum","authors":"F. Widiantini, Fitika Syahnur, Yusup Hidayat, E. Yulia","doi":"10.14692/jfi.20.1.32-44","DOIUrl":"https://doi.org/10.14692/jfi.20.1.32-44","url":null,"abstract":"Antraknosa merupakan salah satu penyakit penting pada tanaman cabai yang disebabkan oleh Colletotrichum spp. dengan tingkat kehilangan hasil yang dapat mencapai 100%. Dampak negatif penggunaan fungisida menyebabkan diperlukannya pencarian agens biokontrol sebagai bagian dari pengendalian penyakit yang ramah lingkungan. Salah satu sumber ialah agens biokontrol dari bagian filosfer. Percobaan ini bertujuan mendapatkan bakteri antagonis asal filosfer daun tanaman cabai sehat yang memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai agens biokontrol sekaligus berpotensi meningkatkan perolehan nutrisi bagi tanaman melalui fiksasi nitrogen. Tanaman cabai sehat diperoleh dari pertanaman cabai merah di Desa Cijambu dan Desa Nanggerang, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat. Hasil isolasi menggunakan medium bebas nitrogen dan hasil skrining aktivitas antagonisme diperoleh delapan galur bakteri, yaitu CJB1, CJB2, CJB3, CJB4, CJB5, NGR1, NGR2, dan NGR3. Delapan galur bakteri tersebut diuji dengan beberapa galur Colletotrichum spp. asal beberapa sentra pertanaman cabai di Garut, Lembang, Sumedang dan Jatinangor. Pengujian dilakukan menggunakan metode biakan ganda yang dilanjutkan dengan pengujian aktivitas senyawa volatil dengan metode double compartment. Hasil percobaan menunjukkan diperolehnya bakteri filosfer NGR1, CJB1, dan CJB5 yang secara konsisten menunjukkan kemampuan yang baik dalam menghambat pertumbuhan empat galur Colletotrichum spp., baik secara langsung melalui uji antagonis maupun berdasarkan uji aktivitas anticendawan senyawa volatil yang dihasilkan galurnya. Malformasi pada miselium Colletotrichum spp. juga terdeteksi ketika patogen dihadapkan secara langsung dengan bakteri filosfer maupun oleh senyawa volatil yang dihasilkannya. Hasil percobaan ini menunjukkan bahwa bakteri filosfer yang berpotensi dapat memfiksasi N ini juga berpotensi untuk dikembangkan sebagai agens biokontrol Colletotrichum spp.","PeriodicalId":31619,"journal":{"name":"Jurnal Fitopatologi Indonesia","volume":"113 13","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2024-02-13","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"139781085","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Fitrianingrum Kurniawati, Supramana, Sri Hendrastuti Hidayat, E. T. Tondok, Heriyanto Syafutra
{"title":"Mass Rearing of Foliar Nematode Aphlenchoides fragariae on Fungal Culture","authors":"Fitrianingrum Kurniawati, Supramana, Sri Hendrastuti Hidayat, E. T. Tondok, Heriyanto Syafutra","doi":"10.14692/jfi.20.1.24-31","DOIUrl":"https://doi.org/10.14692/jfi.20.1.24-31","url":null,"abstract":"Nematoda daun Aphelenchoides fragariae mempunyai inang yang luas dan dapat berperan sebagai parasit tumbuhan maupun pemakan cendawan. Belum ada informasi terkait teknik perbanyakan A. fragariae di Indonesia. Penelitian untuk memperoleh jumlah nematoda A. fragariae yang murni perlu dilakukan untuk mendukung penelitian di masa mendatang. Penelitian ini bertujuan untuk memperbanyak A. fragariae menggunakan biakan cendawan pada tiga suhu yang berbeda dan menghitung jumlah nematoda. Biakan cendawan yang digunakan ialah, Alternaria porri, Botrytis cinerea, Fusarium oxysporum f. sp. cepae, Pythium sp., dan Rhizopus sp. Lima spesies cendawan tersebut diinkubasikan pada tiga suhu. Untuk memperoleh kondisi yang sesuai, biakan cendawan diinkubasi pada tiga suhu yang berbeda. Sebelum ditumbuhkan dalam biakan cendawan, nematoda dicelupkan ke dalam larutan streptomisin sulfat 0.1%, kemudian dicuci menggunakan air steril. Selanjutnya, 20 nematoda steril diinfestasikan pada biakan cendawan berumur 7 hari dan diinkubasi pada suhu 16, 28, dan 37 ℃. Setelah 28 hari, nematoda dipanen dan dihitung jumlahnya. Di antara spesies cendawan yang diuji sebagai media pemeliharaan, biakan terbaik untuk reproduksi A. fragariae ialah Alternaria porri pada suhu 28 ℃, dengan jumlah nematoda akhir rata-rata hingga 407.8 per cawan petri Pada suhu 37 ℃ A. fragariae gagal bereproduksi di semua biakan cendawan yang diuji. Hal ini menunjukkan bahwa di antara ketiga suhu tersebut, yang paling mendukung pertumbuhan dan perkembangan nematoda ialah 16 dan 28 ℃, yang paling tidak mendukung adalah 37 ℃.","PeriodicalId":31619,"journal":{"name":"Jurnal Fitopatologi Indonesia","volume":"12 6","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2024-01-20","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"139523714","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Qonitah Fauziyah, E. P. Ramdan, Risnawati Risnawati, Fitri Yulianti
{"title":"Dry Heat Treatment and Galangal Rhizome Extract on Soybean Seeds Infected with Xanthomonas axonopodis","authors":"Qonitah Fauziyah, E. P. Ramdan, Risnawati Risnawati, Fitri Yulianti","doi":"10.14692/jfi.20.1.15-23","DOIUrl":"https://doi.org/10.14692/jfi.20.1.15-23","url":null,"abstract":"Kedelai (Glycine max) adalah salah satu sumber protein nabati yang kebutuhannya terus meningkat. Salah satu kendala utama pada budi daya kedelai ialah penyakit tular benih membisul oleh bakteri Xanthomonas axonopodis pv. glycine. Penelitian ini bertujuan mengevaluasi perlakuan panas kering dan ekstrak rimpang lengkuas terhadap penekanan populasi X. axonopodis pv. glycine dan vigor benih kedelai yang terinfeksi bakteri. Penelitian disusun dalam rancangan acak lengkap. Percobaan pertama ialah perlakuan panas kering pada suhu 45 ℃ dengan waktu pemanasan 6, 12, dan 24 jam, serta kontrol tanpa pemanasan. Percobaan kedua ialah perendaman biji selama satu jam di dalam ekstrak rimpang lengkuas dengan konsentrasi 25%, 20%, dan 15%, serta kontrol (air). Peubah yang diamati ialah jumlah populasi bakteri, daya kecambah, vigor, dan viabilitas benih. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan panas dan ekstrak rimpang lengkuas berpengaruh nyata terhadap penurunan populasi X. axonopodis terbawa benih kedelai. Perlakuan benih kedelai dengan panas kering selama 24 jam menyebabkan benih bebas dari X. axonopodis, tetapi perkecambahan dan vigor benih mengalami penurunan. Sementara perlakuan benih dengan ekstrak rimpang lengkuas 25% menyebabkan populasi X. axonopodis menurun hingga 7.0 × 102 cfu mL-1, dengan tidak memengaruhi vigor dan viabilitas kedelai. Hasil penelitian mengindikasikan bahwa perlakuan panas kering memiliki potensi lebih baik dibandingkan dengan ekstrak rimpang lengkuas dalam mengeleminasi X. axonopodis dalam benih kedelai. Namun, karena perlakuan panas memiliki dampak negatif terhadap perkecambahan benih maka perlu dicari suhu dan waktu pemanasan yang optimal untuk menekan populasi X. axonopodis tanpa mengurangi viabilitas benih.","PeriodicalId":31619,"journal":{"name":"Jurnal Fitopatologi Indonesia","volume":"110 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2024-01-18","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"139614748","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Potency of Yeast’s Volatile Compounds to Control Cercospora coffeicola","authors":"Sri Hartati, Rika Meliansyah, Tri Mayanti","doi":"10.14692/jfi.20.1.1-14","DOIUrl":"https://doi.org/10.14692/jfi.20.1.1-14","url":null,"abstract":"Penyakit bercak daun cercospora yang disebabkan oleh Cercospora coffeicola merupakan salah satu penyakit utama pada tanaman kopi. Di antara metode alternatif untuk mengendalikan penyakit tanaman ialah dengan memanfaatkan senyawa volatil anticendawan yang dihasilkan oleh agens antagonis. Khamir merupakan salah satu agens yang berperan dan berpotensi menghasilkan senyawa volatil anticendawan. Penelitian ini bertujuan menentukan karakter morfologi khamir dan kemampuannya menghasilkan senyawa volatil yang bersifat anticendawan terhadap C. coffeicola. Isolasi khamir dilakukan dari tanaman kopi di beberapa lokasi di Kecamatan Cilengkrang, Kabupaten Bandung dan Kecamatan Jatinangor, Kabupaten Sumedang. Tahapan penelitian yang dilakukan terdiri atas isolasi khamir dari daun dan buah kopi, karakterisasi koloni dan sel khamir secara morfologi, dan uji kemampuan anticendawan senyawa volatil khamir secara in vitro dengan metode double dish system. Hasil penelitian didapatkan sebanyak 52 isolat khamir. Karakteristik koloni isolat khamir yang didapatkan didominasi oleh warna putih, krem, dan oranye, memiliki tepian yang rata, bergerigi hingga berfilamen serta memiliki bentuk koloni bulat hingga tidak beraturan. Karakteristik mikroskopis dari isolat khamir yang didapatkan menunjukkan bentuk yang bervariasi, yaitu bulat, bundar telur, jorong, bulat telur, serta memanjang dengan ukuran berkisar 2.59-18.13 × 1.23-7.77 µm. Seluruh isolat khamir yang didapatkan mampu menghambat pertumbuhan C. coffeicola melalui aktivitas senyawa volatil anticendawan dengan tingkat penghambatan berkisar antara 11.85% dan 79.26%. ","PeriodicalId":31619,"journal":{"name":"Jurnal Fitopatologi Indonesia","volume":"20 23","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2024-01-02","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"139631039","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Cover Jurnal Fitopatologi Vol. 19 No. 6, November 2023","authors":"Editors Jurnal Fitopatologi Indonesia","doi":"10.14692/jfi.19.6.i","DOIUrl":"https://doi.org/10.14692/jfi.19.6.i","url":null,"abstract":"This editorial contains the front cover, editorial page, and back cover of the Jurnal Fitopatologi Vol. 19 No. 6, November 2023","PeriodicalId":31619,"journal":{"name":"Jurnal Fitopatologi Indonesia","volume":"154 ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-12-18","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"139174696","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}