{"title":"Citra Diri Penyandang Tunanetra terhadap Diskriminasi dari Lingkungan Sosial","authors":"Widya Lestari, Rizki Fitlya","doi":"10.24114/konseling.v19i2.30476","DOIUrl":"https://doi.org/10.24114/konseling.v19i2.30476","url":null,"abstract":"Citra diri adalah konsep yang dibentuk di dalam pikiran mengenai seperti apa seseorang individu sebagai manusia sosial. Semua individu dapat menarik gambaran mental akan diri sendiri dan gambaran ini akan cenderung bertahan secara stabil seiring waktu kecuali individu tersebut mengambil langkah – langkah pertimbangan untuk mengubahnya. Individu dengan citra diri positif seringkali akan tampak lebih optimistik dalam hidup dan lebih percaya diri akan kemampuan diri karena merasakan kontrol yang lebih besar terhadap diri sendiri dan terhadap hidup begitu juga sebaliknya untuk citra diri negatif. Diskriminasi dari lingkungan tidak jarang terjadi pada penyandang tunanetra, sehingga hak-hak sebagai warga Negara sulit didapatkan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui citra diri penyandang tunanetra terhadap diskriminasi dari lingkungan sosial. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dengan desain penelitian adalah studi kasus yang melibatkan 6 penyandang tunanetra. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara dan instrumen yang digunakan adalah kuesioner. Hasil penelitian menunjukkan pada dasarnya keenam subyek memiliki citra diri positif yang artinya subjek memiliki kepercayaan diri yang cukup baik, walaupun terkadang rasa percaya diri itu tidak stabil dikarenakan seringnya intensitas diskriminasi yang diterima. Secara keseluruhan keenam subjek memiliki ambisi atau rasa optimis dalam mencapai tujuan hidup dan cita-cita tetapi terkadang menjadikan beberpa subjek kurang dapat maksimal dalam mengorganisir diri. Hampir seluruh subjek merasa mampu untuk mencoba sesuatu yang baru dan dirasa orang lain bahwa subjek tidak dapat melakukannya. Kendali diri penyandang tunanetra cukup baik dalam menghadapi diskriminasi dimana subjek tidak mudah marah dan meluapkan emosinya di depan orang lain.","PeriodicalId":31376,"journal":{"name":"Jurnal Psikologi Pendidikan dan Konseling","volume":"34 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-12-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"87166809","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Muhammad Odis Nursyhabudin, Hetti Rusmini, S. Supriyati, Nina Herlina
{"title":"HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN PERILAKU BULLYING PADA SISWA SMA AL-AZHAR 3 BANDAR LAMPUNG TAHUN 2019","authors":"Muhammad Odis Nursyhabudin, Hetti Rusmini, S. Supriyati, Nina Herlina","doi":"10.24114/konseling.v19i2.31593","DOIUrl":"https://doi.org/10.24114/konseling.v19i2.31593","url":null,"abstract":"Bullying cases that often occur in the world of education in Indonesia are increasingly alarming. The impact of bullying can cause a child who is a victim to be hampered in self-actualization. There are several factors that influence bullying behavior, one of which is parenting style or parenting. The purpose of this research was to determine the correlation between parenting style with bullying behavior in high school students.This type of research is a descriptive observational analytic method using the Cros Sectional design. The sample in this study was that all students of class XII Natural Sciences / Social Sciences at Al-Azhar 3 Bandar Lampung High School were 176 students. Data obtained through filling the bullying behavior scale consists of 29 items and the parenting scale consists of 30 items. Data analysis technique to test the hypothesis is Anova One Way. The results showed that most of the respondents with democratic parenting were 113 respondents (64.2%), the majority of respondents with low bullying behavior were 119 respondents (67.6%) and there was a relationship between parenting patterns with bullying behavior in SMA AL-AZHAR 3 students in Bandar Lampung (p value 0,000). The research showed a correlation between parenting style with behavior bullying in senior high school students of Al-Azhar 3 Bandar Lampung 2019.","PeriodicalId":31376,"journal":{"name":"Jurnal Psikologi Pendidikan dan Konseling","volume":"35 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-12-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"82983758","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Akta Ririn Aristawati, Tatik Meiyuntariningsih, Firmansyah Dwi Cahya, A. Putri
{"title":"EMOTIONAL INTELLIGENCE DAN STRES PADA MAHASISWA YANG MENGALAMI QUARTER-LIFE CRISIS","authors":"Akta Ririn Aristawati, Tatik Meiyuntariningsih, Firmansyah Dwi Cahya, A. Putri","doi":"10.24114/konseling.v19i2.31121","DOIUrl":"https://doi.org/10.24114/konseling.v19i2.31121","url":null,"abstract":"Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui hubungan antara tingkat emotional intelligence dengan tingkat stres pada mahasiswa yang mengalami quarter life crisis. Adapun hipotesa yang diajukan adalah adanya hubungan negatif antara tingkat emotional intelligence dengan tingkat stres pada mahasiswa yang mengalami quarter life crisis. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang melibatkan 100 mahasiswa yang masih berada pada masa dewasa awal dengan rentang usia 20 hingga 30 tahun. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan 2 skala yaitu skala emotional intelligence dan stress. Data tersebut dianalisis menggunakan program Statistic Package for Social Science 25 for windows version dengan teknik korelasi product moment. Hasil analisa data menunjukkan nilai korelasi sebesar -0,643 dengan taraf signifikansi 0,000 (p<0,05). Hal ini dapat diartikan bahwa emotional intelligence berhubungan negatif dan signifikan terhadap stres pada mahasiswa yang mengalami quarter-life crisis. Sehingga, dapat disimpulkan bahwa tingginya tingkat emotional intelligence pada mahasiswa yang mengalami quarter-life crisis, maka semakin rendah tingkat stresnya. Sedangkan, rendahnya tingkat emotional intelligence pada mahasiswa yang mengalami quarter-life crisis, maka semakin tinggi tingkat stresnya.","PeriodicalId":31376,"journal":{"name":"Jurnal Psikologi Pendidikan dan Konseling","volume":"52 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-12-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"82367547","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"MOTIVASI BERPRESTASI SISWA DI SEKOLAH, BAGAIMANA PERAN RELASI GURU DAN SISWA?","authors":"Mamang Efendy, Danardana Murwani, Imanuel Hitipeuw, Hetti Rahmawati","doi":"10.24114/konseling.v19i2.29301","DOIUrl":"https://doi.org/10.24114/konseling.v19i2.29301","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara relasi guru dan siswa dengan motivasi siswa disekolah, Sampel penelitian sebanyak 300 siswa SMP Negeri 1 Pamekasan yang diambil secara acak dengan rumus slovin dari populasi 992 siswa. Skala pada penelitian ini menggunakan skala motivasi siswa yang disusun sendiri oleh peneliti dan skala relasi guru-siswa yang mengadaptasi dari Pianta (2001). Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif dan signifikan antara relasi guru dan siswa dengan motivasi berprestasi, hal ini juga berarti semakin tinggi relasi guru dan siswa maka motivasi berprestasi juga akan semakin tinggi. Maka hipotesis penelitian yang menyatakan ada hubungan antara dengan motivasi berprestasi diterima. Relasi siswa yang positif dengan guru dapat menjadi motivator yang kuat dan sangat berarti bagi siswa, selain itu relasi positif guru-siswa menyediakan sumber daya tambahan dan bantuan untuk siswa untuk dapat mengatasi hambatan bagi motivasi berprestasi dan keberhasilan akademis siswa disekolah","PeriodicalId":31376,"journal":{"name":"Jurnal Psikologi Pendidikan dan Konseling","volume":"44 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-12-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"86847595","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"PENGENALAN ANGKA KEPADA ANAK USIA 6 TAHUN DENGAN MEDIA KARTU","authors":"Geraisa Dayura Chanet, Adnani Budi Utami","doi":"10.24114/konseling.v19i2.30438","DOIUrl":"https://doi.org/10.24114/konseling.v19i2.30438","url":null,"abstract":"Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui penyebab anak usia 6 tahun sulit mengenal angka-angka dasar dan bagaimana cara mengatasinya. Metode dalam penelitian ini menggunakan desain penelitian kualitatif dengan desain kasus tunggal (single case experiement) dengan pemberian intervensi yaitu pengenalan angka dengan media kartu dan pendampingan. Pelaksanaan intervensi dilakukan di rumah subjek selama 1 jam sebanyak 6 kali pertemuan. Hasil yang diperoleh selama 6 kali pertemuan subjek dapat mengenal simbol angka 1-10 namun untuk simbol belasan subjek masih cenderung salah penyebutannya dan subjek mebutuhkan konsentrasi untuk dapat mengingat. Kesimpulan dari penelitian ini adalah subjek dapat lebih cepat mengenal angka dengan bantuan media dalam kegiatan belajarnya sehingga subjek dapat belajar dengan senang dan tidak merasa kesulitan.","PeriodicalId":31376,"journal":{"name":"Jurnal Psikologi Pendidikan dan Konseling","volume":"24 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-12-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"84506884","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"DINAMIKA PSIKOLOGIS PEMBUNUH USIA DEWASA: SEBUAH STUDI KASUS","authors":"C. Octavia","doi":"10.24114/KONSELING.V18I1.27823","DOIUrl":"https://doi.org/10.24114/KONSELING.V18I1.27823","url":null,"abstract":"Kriminalitas terus terjadi disekitar kita dan dapat mengancam siapa saja. Pembunuhan adalah salah satu perilaku kriminal yang sangat kejam dan juga mampu membuat individu berhadapan dengan hukuman yang sangat berat. Pada kenyataannya, banyak individu memutuskan tetap melakukan pembunuhan. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui dinamika psikologis seorang pembunuh usia dewasa. Penelitian ini akan mencoba mengetahui faktor internal dan eksternal yang menyebabkan individu melakukan pembunuhan. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus (case study). Partisipan dalam penelitian ini berjumlah satu orang, yaitu Danang (bukan nama sebenarnya). Danang terbukti secara sah melakukan pembunuhan dan mendapatkan vonis 7 tahun penjara. Data pada penelitian ini diperoleh melalui wawancara, observasi, dan beberapa tes psikologi. Hasil pemeriksaan menunjukkan faktor internal seperti regulasi emosi yang maladaptif, rendahnya empati, kecenderungan impulsif, dan rendahnya moralitas ataupun norma menyebabkan partisipan melakukan pembunuhan. Faktor eksternal yang berperan seperti pola asuh pengabaian (neglect) dan menjalin relasi dengan orang yang mendukung serta juga melakukan perilaku kriminal. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai salah satu acuan dalam memberikan intervensi bagi para pelaku pembunuhan ataupun membantu mengurangi terjadinya pembunuhan seperti melalui pelatihan empati ataupun regulasi emosi. ","PeriodicalId":31376,"journal":{"name":"Jurnal Psikologi Pendidikan dan Konseling","volume":"32 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-09-03","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"82475415","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"PENGALAMAN AYAH DALAM MERAWAT ANAK DENGAN AUTISM SPECTRUM DISORDER (ASD)","authors":"Diessa Restikaning Galih, M. L. Oktarianto","doi":"10.24114/KONSELING.V18I1.27825","DOIUrl":"https://doi.org/10.24114/KONSELING.V18I1.27825","url":null,"abstract":"Autism Spectrum Disorder (ASD) merupakan kondisi kesulitan dalam interaksi sosial dan komunikasi pada perkembangan anak yang berlangsung seumur hidup. Pola pengasuhan terhadap anak ini menjadi tantangan tersendiri terhadap orang tua khususnya seorang ayah. Tujuan review ini adalah untuk mengetahui bagaimana pengalaman ayah dalam merawat anak dengan Autism Spectrum Disorder. Penelitian kualitatif ini menggunakan pendekatan studi pustaka. Peneliti menemukan jurnal internasional pada beberapa database yang meliputi Science Direct, Sage Pub, Springer, Elsevier, Tandfonline dan JStor dari tahun 2011-2020. Kegiatan ini meliputi review terhadap jurnal yang membahas mengenai pengalaman ayah dalam merawat anak dengan autism spectrum disorder. Setelah melakukan serangkaian screening ditemukan enam jurnal yang sesuai dengan topic tersebut. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa pengalaman merawat anak dengan autism spectrum disorder dapat memperkaya pengalaman, membutuhkan penerimaan dan dukungan lingkungan sekitar untuk mengurangi stressor yang didapatkan. Diperlukan adanya kegiatan untuk memperkaya pemahaman dalam pola pengasuhan anak kepada ayah agar kualitas hidup anak penderita Autism Spektrum Disorder semakin baik.","PeriodicalId":31376,"journal":{"name":"Jurnal Psikologi Pendidikan dan Konseling","volume":"1 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-09-03","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"81755148","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"PENYESUAIAN PERKAWINAN PADA ISTRI YANG TINGGAL BERSAMA MERTUA DI DESA SURUH, KECAMATAN SURUH","authors":"Merya Anis Febriana, R. Y. Kusumiati","doi":"10.24114/KONSELING.V18I1.27830","DOIUrl":"https://doi.org/10.24114/KONSELING.V18I1.27830","url":null,"abstract":"Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk mengetahui gambaran tentang penyesuaian perkawinan pada istri yang tinggal bersama mertua. Dalam penelitian ini penyesuaian perkawinan dapat diartikan proses interaksi dan sejumlah perasaan suami dan istri terhadap pernikahan mereka, menyesuaikan diri, dan mengembangkan serta menumbuhkan interaksi dan pencapaian kepuasan yang maksimum terhadap hubungan yang mereka bentuk (Pujiastuti, 2008). Pada penelitian ini menggunakan partisipan yang lama pernikahannya selama satu sampai sepuluh tahun, serta tinggal bersama mertua. Metode yang di ambil dalam penelitian ini yaitu dengan menggunakan metode wawancara dan observasi. Dari hasil analisis diperoleh gambaran bahwa Partisipan P1 dan P3 yang tinggal dengan mertua berhasil dalam penyesuain perkawinan, sedangkan Partisipan P2 belum berhasil dalam penyesuaian perkawinan.","PeriodicalId":31376,"journal":{"name":"Jurnal Psikologi Pendidikan dan Konseling","volume":"136 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-09-03","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"79491642","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TENTANG KREATIVITAS GURU DALAM MENGAJAR DENGAN MINAT BELAJAR SISWA","authors":"Mamang Efendy, Amanda Pasca Rini","doi":"10.24114/KONSELING.V18I1.27828","DOIUrl":"https://doi.org/10.24114/KONSELING.V18I1.27828","url":null,"abstract":"Minat belajar penting untuk mendorong siswa lebih giat dan aktif mencapai tujuannya dalam belajar di sekolah. Minat belajar juga penting untuk pencapaian dan prestasi akademik. Guru memiliki peran sentral dalam membantu meningkatkan minat belajar siswa disekolah. Melalui metode mengajar yang kreatif dan menyenangkan, diharapkan guru dapat membantu meningkatkan minat belajar siswadi sekolah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kreativitas guru dalam mengajar dengan minat belajar siswa di sekolah. Sampel penelitian sebanyak 100 siswa SMP Negeri 1 Galis Pamekasan yang diambil secara acak. Skala pada penelitian ini menggunakan skala persepsi siswa terhadap kreativitas guru dan skala minat belajar yang disusun sendiri oleh peneliti. Analisis data menggunakan analisis regresi sederhana. Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan yang signifikan antara kreativitas guru dalam mengajar dengan minat belajar siswa. Hasil penelitian menegaskan bahwa kreativitas seorang guru dalam mengajar memainkan peran penting terhadap minat belajar siswa. Melalui cara mengajar yang kreatif, guru membantu menciptakan suasana belajar yang efektif, membuat siswa lebih tertarik dan membuat suasana belajar yang lebih stabil sehingga membantu meningkatkan keterlibatan siswa di sekolah, prestasi akademik, minat, kepercayaan diri dan ketahanan, selain itu siswa terhindar dari kekakuan, ketegangan dan kecemasan dalam belajar, yang pada akhirnya menciptakan minat belajar siswa lebih tinggi.","PeriodicalId":31376,"journal":{"name":"Jurnal Psikologi Pendidikan dan Konseling","volume":"303 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-09-03","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"74971094","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"DUKUNGAN SOSIAL ORANG TUA DAN PSYCHOLOGICAL WELL BEING PASCA PUTUS CINTA PADA DEWASA AWAL","authors":"Jovina Amanda Sugiarto Sugiarto, C. Soetjiningsih","doi":"10.24114/KONSELING.V18I1.27826","DOIUrl":"https://doi.org/10.24114/KONSELING.V18I1.27826","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dukungan sosial orang dengan pasca putus cinta pada dewasa awal. Dukungan sosial adalah suatu proses hubungan yang terbentuk dari individu dengan persepsi bahwa seseorang dicintai dan dihargai, disayang untuk memberikan bantuan kepada individu yang mengalami tekanan dalam kehidupannya. Dukungan sosial yang dimaksud dalam penelitian ini adalah dukungan sosial orang tua. Subjek penelitian ini adalah laki-laki dan perempuan berusia 18-40 tahun yang mengalami putus cinta maksimal 1 tahun terakhir dan mengalami kesedihan yang mendalam pasca putus cinta. Skala dukungan sosial yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan skala dari Weiss dan skala Psychological Well Being menggunakan dari Ryff. Analisis data menggunakan korelasi Pearson Product Moment. Hasil penelitian menunjukan bahwa dukungan sosial orang tua tinggi sebesar 68,75% dan Psychological Well Being yang tinggi juga sebesar 81,25%. Hipotesis penelitian ini diterima dengan hasil penelitian yang menunjukkan adanya hubungan positif signifikan antara dukukungan sosial orang tua dengan psychological well being dengan r = 0,611 dan nilai signifikansi 0,000 (p<0,05). Artinya semakin tinggi dukungan sosial orang tua maka semakin tinggi juga psychological well being yang dimiliki oleh dewasa awal pasca putus cinta demikian sebaliknya.","PeriodicalId":31376,"journal":{"name":"Jurnal Psikologi Pendidikan dan Konseling","volume":"64 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-09-03","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"89320987","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}