FarabiPub Date : 2019-12-31DOI: 10.30603/jf.v16i2.1083
Afith Akhwanudin
{"title":"Sains Modern dan Urgensi Sentralitas Nilai Transenden dalam Pengembangan Ilmu Pengetahuan","authors":"Afith Akhwanudin","doi":"10.30603/jf.v16i2.1083","DOIUrl":"https://doi.org/10.30603/jf.v16i2.1083","url":null,"abstract":"Originally the Western sciences and civilization rooted in Oriental traditions. Nevertheless, Western renaissance, the Scientific Revolution has indicated a contrary paradigm in the sciences of nature. A new and alien paradigm which is totally different in its perspective and Weltanschauung from the sciences of the great Oriental traditions. The West arose with the materialistic paradigm resulted in the secularization of the cosmos. It was regarded as the beginning of the Enlightenment dissolved Dark Age scientific stagnation. \u0000Modern people have been hollowed, isolated from others by individualism then self-separated from God by egocentrism. Western objectivity negated transcendental aspects; thus, non-observable means no exist. Metaphysics, Cosmology, Epistemology, Psychology, and Ethics are not elaborated anymore to convince the Real. Such a paradigm would put worldly benefits before humanity for the sake of growth and progress. These profane sciences result in radical separation of philosophy and theology, knowledge and faith, religion and science, as well as theology and all aspects of human life. \u0000Desecration of contemporary sciences is the product of modern worldview which negated transcendent values in scientific activity. This desecration became the turning point of traditionalist thinkers’ criticism with a theistic worldview to restore spiritual values in sciences. Thus, worldview could produce tawhid based scientific epistemology creates unity between religion and science, knowledge and values as well as the material and metaphysical then makes the humanity before the science","PeriodicalId":31331,"journal":{"name":"Farabi","volume":"27 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-12-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"89598664","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
FarabiPub Date : 2019-12-31DOI: 10.30603/jf.v16i2.1085
Aminudin Aminudin
{"title":"Islam Progresif: Telaah atas Pemikiran Omid Safi","authors":"Aminudin Aminudin","doi":"10.30603/jf.v16i2.1085","DOIUrl":"https://doi.org/10.30603/jf.v16i2.1085","url":null,"abstract":"Penelitian ini merupakan library research dengan mengumpulkan data-data baik primer maupun sekunder. Penelitian ini akan mengungkap gagasan pemikiran Islam kontemporer tentang Islam Progresif yang di gagas oleh Omid Safi dan kontribusinya terhadap khazanah pemikiran Islam Kontemporer. Gagasan yang diusung oleh Islam Progresif, salah satu trend pemikiran Islam, untuk mewujudkan keadilan sosial, keadilan gender, dan pluralisme menjadi gagasan yang harus menggugah kemanusiaan kita sebagai bagian dari umat manusia di seluruh dunia yang berasal dari Nabi Adam As. Tanpa membedakan latar belakang, suku, agama, jenis kelamin dan ras, muslim progresif harus melawan semua ketidakadilan yang ada disekitar kita. Tidak hanya melakukan kritik terhadap ketidakadilan yang dilakukan umat Islam sendiri tapi juga berani mengkritik ketidakadilan yang dilakukan Barat. Disini pentingnya Multiple-kritik yang digagas oleh Islam progresif. \u0000 \u0000Keyword: Islam Progresif, Omid Safi","PeriodicalId":31331,"journal":{"name":"Farabi","volume":"55 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-12-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"83919961","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
FarabiPub Date : 2019-12-31DOI: 10.30603/jf.v16i2.1081
Muhammad Arif
{"title":"Pendidikan Kejiwaan dan Kesehatan Mental (Perspektif Fakhruddin ar-Razi)","authors":"Muhammad Arif","doi":"10.30603/jf.v16i2.1081","DOIUrl":"https://doi.org/10.30603/jf.v16i2.1081","url":null,"abstract":"Artikel ini mengelaborasi tentang pemikiran Fakhruddin ar-Razi tentang kejiwaan dan kesehatan mental. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Hasil temuan menunjukkan bahwa Jiwa menurut Fakhruddin ar-Razi, terbagi tiga: jiwa yang bersifat rasional, jiwa yang bersifat emosional dan kehewanan. Selanjutnya pemikiran al-Razi tentang kesehatan mental Islami adalah: cinta dan asmara, wujub, iri, kemarahan dan dusta, kikir dan tamak. Kesemuanya ini memerlukan terapi Islami untuk penyembuhannya.","PeriodicalId":31331,"journal":{"name":"Farabi","volume":"54 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-12-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"79420039","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
FarabiPub Date : 2019-12-30DOI: 10.30603/jf.v16i2.1103
Munirah Munirah
{"title":"Implementasi Pendidikan Sufisme dalam Pendidikan Islam","authors":"Munirah Munirah","doi":"10.30603/jf.v16i2.1103","DOIUrl":"https://doi.org/10.30603/jf.v16i2.1103","url":null,"abstract":"Artikel ini bertujuan untuk mengungkap implementasi pendidikan sufisme dalam pendidikan Islam. Metode yang digunakan adalah kualitatif bersifat studi pustaka. Hasil kajian menunjukkan bahwa tasauf mempunyai potensi besar karena dapat menawarkan pembebasan krisis spiritual, mengajak manusia mengenal dirinya sendiri, untuk lebih mengenal Tuhannya untuk memperoleh bimbingan-Nya. Hal ini menjadi pedoman dalam kehidupan manusia yang sangat ampuh, sehingga tidak terombang ambing oleh badai kehidupan. Dengan pendekatan tasauf di era ini, lebih menekankan pada rekonstruksi sosial moral masyarakat sehingga penekanannya lebih intens pada penguatan iman sesuai dengan prinsip-prinsip akidah Islam, dan penilaian kehidupan duniawi sama pentingnya dengan kehidupan ukhrawi dalam upaya mengantisipasi era globalisasi.","PeriodicalId":31331,"journal":{"name":"Farabi","volume":"10 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-12-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"81826732","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
FarabiPub Date : 2019-06-01DOI: 10.30603/jf.v16i1.1032
Misbahuddin Asaad
{"title":"Kritik Hadis Berdasarkan Metodologi Hadis","authors":"Misbahuddin Asaad","doi":"10.30603/jf.v16i1.1032","DOIUrl":"https://doi.org/10.30603/jf.v16i1.1032","url":null,"abstract":"Hadis dalam praktek sehari hari terkadang dipahami oleh sebagian masyarakat hanya terkait masalah agama saja, tidak sesuai secara praktis dengan ilmu pengetahuan, dianggap bertentangan dan bahkan menjadi penghalang berkembangnnya ilmu pengetahuan. Sehingga kegiatan kritik hadis menjadi sangat penting untuk dilakukan. Kritik hadis merupakan cara memurnikan ajaran agama Islam dari dalam, dan menjadi pertahanan terhadap serangan yang ingin melemahkannya dari luar, sehingga karena itu hadis menjadi sumber penjelas menyangkut problematika setiap pribadi umat Islam dan benteng pertahanan dalam menangkal setiap berita yang bertentangn dengan ajaran agama Islam. Fungsi dan peranan hadis jelas sekali, jika hadis yang dimaksudkan memiliki kategori sahih dari sisi sanad maupun matan setelah melalui proses penelitian secara scientific. Standarisasi yang diterapkan dalam mengfungsikan hadis menjadi sumber pemahaman ajaran agama, harus berdasarkan proses kerja metodologis dalam mempraktekkan syarat-syarat kesahihan antar sanad dan matan melalui kritik hadis yang telah disepakati para ulama hadis serta upaya mengungkap kandungan hadis berdasarkan metode pemahaman hadis dengan menggunakan metode analisis (tāhlīlī), tematik (maudhū’i), dan komprehensif (muqārin), serta menjelaskan konten hadis menggunakan berbagai macam pendekatan, seperti; bahasa, historis, sosiologi, antroplogi dan lain-lain, serta teknik interpretasi tekstual atau kontekstual.","PeriodicalId":31331,"journal":{"name":"Farabi","volume":"223 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-06-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"89027254","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
FarabiPub Date : 2019-06-01DOI: 10.30603/jf.v16i1.1030
Erwin Jusuf Thaib
{"title":"Komunikasi Politik Ditinjau dari Perspektif Ilmu Komunikasi, Ilmu Politik dan Komunikasi Islam","authors":"Erwin Jusuf Thaib","doi":"10.30603/jf.v16i1.1030","DOIUrl":"https://doi.org/10.30603/jf.v16i1.1030","url":null,"abstract":"This article discusses political communication from three perspectives, namely the perspective of communication science, political science, and Islamic communication. The study in this article was carried out by descriptive analysis with the relevant literacy study approach. The results of this study indicate that from the perspective of communication science, political communication is seen from two aspects, namely the mechanistic communication aspect which is based on the Lasswell's theory, namely communicators convey messages to certain audiences through a medium with certain effects. The second aspect is symbolic interaction that rests on Mead's theory which views that every politician or political group will put forward a distinctive attribute as a symbol of his or her identity in a positive communication process. In a political science perspective, political communication is a vehicle that can be used to communicate political messages whose ultimate goal is the attainment of power in its various dimensions. Political communication can be played by politicians who have the goal of gaining certain power, or it can be played by professionals in which they skillfully connect political interests with their target audiences. Political communication in the perspective of Islamic communication emphasizes ethical political communication practices. This communication model is built based on Hefni’s theory which states that Islamic communication is a communication built on Islamic principles that have the spirit of peace, hospitality and safety. On this basis, the political communication model that is built is ethical political communication that is far from the practice of political communication which attacks and overthrows each other.","PeriodicalId":31331,"journal":{"name":"Farabi","volume":"62 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-06-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"91193661","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
FarabiPub Date : 2019-06-01DOI: 10.30603/jf.v16i1.1084
Kamaruddin Mustamin
{"title":"Filsafat Emanasi Ibnu Sina","authors":"Kamaruddin Mustamin","doi":"10.30603/jf.v16i1.1084","DOIUrl":"https://doi.org/10.30603/jf.v16i1.1084","url":null,"abstract":"Perkembangan pemikiran dalam ajaran Islam selalu diwarnai dan mewarnai disiplin keilmuan lainnya sepanjang sejarah perjalanan ilmu pengetahuan. Semuanya hampir dapat dikatakan terinspirasi dari upaya pencarian kebenaran dan pencarian Tuhan sebagai zat yang “tak tersentuh”. Ibnu Sina yang lebih dikenal dengan sebutan Avicena adalah salah seorang tokoh penting dalam studi pemikiran Islam yang telah mencetuskan teori-teori tentang hubungan Tuhan-manusia-dan alam. Melalui teori emanasi, Ibnu Sina kembali menyusun nalar kreatif untuk tetap menjaga kekudusan Tuhan. Melalui falsafah jiwa, Ibnu Sina mendeskripsikan potensi manusia yang berada pada pilihan-pilihan yang membatasi nilai kemanusiaan. Melalui falsafah kenabian, Ibnu Sina mendeskripsikan potensi manusia yang dapat lebih dekat kepada Tuhan melalui sosok “pilihan Tuhan”. Sedangkan melalui falsafah wujud, Ibnu Sina sekali lagi mampu mengangkat citra positif manusia yang mampu menjangkau esensi di dalam akal dan menangkap wujud di luar akal manusia. Kreativitas nalar yang dimiliki Ibnu Sina menjadikannya tokoh yang disegani oleh kawan maupun lawan di masa-Nya. Jejak-jejak pemikiran Ibnu Sina hingga saat ini masih tetap menjadi inspirasi bagi setiap pemikir Muslim yang mengakui keluasan jangkauan nalar manusia yang tidak terbatas.","PeriodicalId":31331,"journal":{"name":"Farabi","volume":"14 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-06-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"89037083","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
FarabiPub Date : 2019-06-01DOI: 10.30603/jf.v16i1.1033
Gina Nurvina Darise, Sunandar Macpal
{"title":"Masturah; Kerja Dakwah Istri Jamaah Tabligh","authors":"Gina Nurvina Darise, Sunandar Macpal","doi":"10.30603/jf.v16i1.1033","DOIUrl":"https://doi.org/10.30603/jf.v16i1.1033","url":null,"abstract":"Jamaah tabligh adalah nama yang diberikan oleh masyarakat kepada sekelompok orang yang melakukan dakwah/tabligh dari masjid ke masjid. Karena jamaah ini setiap saat bertabligh, maka munculah istilah \"jamaah tabligh atau JT\". Selain suami, istri jamaah tabligh berkewajiban menjaga usaha dakwah di rumah dan senantiasa mendukung kerja dakwah yang dilakukan oleh suaminya, karena pada dasarnya usaha masturah (wanita) dapat memberikan pengaruh yang kuat untuk melahirkan generasi pejuang agama Allah dan para dai masa depan, sehingga dengan jelas bahwa usaha masturah (wanita) adalah bagian penting dalam kerja dakwah. Penelitian ini bermaksud menjelaskan bagaimana dakwah yang dilakukan oleh istri dari Jamaah Tablig. Temuan dari penelitian ini adalah dakwah seorang wanita/istri jamaah tabligh (masturah) dapat dilaksanakan dengan dua cara yakni: amal maqami wanita di rumah seperti, menghidupkan suasana ilmu, menghidupkan suasana masjid, menghidupkan suasana sunnah, menghidupkan tarbiyah walad, menghidupkan suasana dakwah dan menghidupkan perkhidmaan dan yang kedua pergi di jalan Allah yakni tiga hari setiap 3 – 4 bulan sekali, lima belas hari, empat puluh hari dan dua bulan India dan Pakistan.","PeriodicalId":31331,"journal":{"name":"Farabi","volume":"24 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-06-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"74286774","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
FarabiPub Date : 2019-06-01DOI: 10.30603/jf.v16i1.1031
H. B. Pakuna, Momy A. Hunowu
{"title":"Pesona Sufistik di Perkotaan","authors":"H. B. Pakuna, Momy A. Hunowu","doi":"10.30603/jf.v16i1.1031","DOIUrl":"https://doi.org/10.30603/jf.v16i1.1031","url":null,"abstract":"This study focuses on the activities of the Prana Sakti inner strenght training center in Gorontalo City. The presence of the Prana Sakti in the middle of the city becomes a choice for city residents, especially for those who are tired of the hustle of modernization. This study aims to uncover the attraction of the Prana Sakti inner strenght training center, how to practice its sufism and as a training center, what are the competencies gained by members of the the Prana Sakti. From the results of the study it was found that one of the main attraction of the the Prana Sakti with the characteristics of amaly sufism is to get inner strenght. To achieve this, members must carry out the practice of sufism, which is a martial sport that is combined with regular dhikr. It takes several years. As a training center, the competence gained by the member is closeness to the God, so that it has implications for religious observance and good morals towards others","PeriodicalId":31331,"journal":{"name":"Farabi","volume":"8 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-06-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"82135761","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
FarabiPub Date : 2018-12-12DOI: 10.30603/jf.v15i2.794
Nazar Husain Hadi Pranata Wibawa
{"title":"Aksiologi “Tumbilotohe” Masyarakat Gorontalo Relevansinya dengan Kesucian Jiwa","authors":"Nazar Husain Hadi Pranata Wibawa","doi":"10.30603/jf.v15i2.794","DOIUrl":"https://doi.org/10.30603/jf.v15i2.794","url":null,"abstract":"Artikel ini ingin menunjukkan aksiologi tumbilotohe yang ada di Gorontalo. Penelitian ini merupakan studi lapangan. Data dikumpulkan melalui inventarisasi data, kemudian dianalisis dan diinterpretasikan. Hasil penelitian menunjukkan Pertama, Nilai Kesadaran dari Keturunan yang Sama; Pemasangan lampu dilakukan oleh seluruh lapisan masyarakat. Orang miskin, kaya, pegawai, pendatang yang tinggal di Gorontalo, Bupati, Gubernur seluruhnya memasang lampu di sekitar rumah. Kedua, nilai kembali pada yang fitri puasa ramadhan merupakan rutinitas yang ibadah yang tidak bisa ditinggalkan dalam setiap tahunnya karena hukumnya yang wajib Puasa Ramadahan ialah puasa yang dilaksanakan dari mulai fajar hingga terbenam matahari. Ketiga, Nilai Kepuasan Spiritual; Kepuasan spitirual masyarakat Gorontalo diwujudkan dengan tetap memasang tumbilotohe dengan model lampu minyak tanah. Harga minyak tanah yang lebih mahal dari pada premium tidak menjadi halangan bagi masyarakat Gorontalo","PeriodicalId":31331,"journal":{"name":"Farabi","volume":"67 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-12-12","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"90748336","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}