Bawal Widya Riset Perikanan Tangkap最新文献

筛选
英文 中文
ASPEK BIOLOGI DAN KEBIASAAN MAKANAN IKAN CAKALANG (Katsuwonus pelamis) DI LAUT FLORES DAN SEKITARNYA 淡水鱼在弗洛雷斯海及其周围的生物和食物习惯方面
Bawal Widya Riset Perikanan Tangkap Pub Date : 2019-03-20 DOI: 10.15578/BAWAL.10.3.2018.187-196
Yoke Hany Restiangsih, Khairul Amri
{"title":"ASPEK BIOLOGI DAN KEBIASAAN MAKANAN IKAN CAKALANG (Katsuwonus pelamis) DI LAUT FLORES DAN SEKITARNYA","authors":"Yoke Hany Restiangsih, Khairul Amri","doi":"10.15578/BAWAL.10.3.2018.187-196","DOIUrl":"https://doi.org/10.15578/BAWAL.10.3.2018.187-196","url":null,"abstract":"Cakalang (Katsuwonus pelamis) merupakan ikan yang memiliki nilai ekonomis penting dan banyak tertangkap dengan huhate di perairan Laut Flores dan sekitarnya. Tujuan Penelitian adalah mengkaji beberapa aspek biologi ikan cakalang yang didaratkan di Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Amagarapati dan unit pengolahan ikan (UPI) di Larantuka pada bulan Februari sampai Oktober 2015. Hasil penelitian menunjukkan ukuran panjang cagak berkisar antara 25 – 74 cm dengan modus pada nilai tengah 42 cm. Pola pertumbuhan bersifat alometrik positif dan nisbah kelamin jantan terhadap betina sebagai 1:1,14. Awal musim pemijahan berlangsung pada Februari-Maret dan Juli-Agustus. Ukuran pertama kali ikan tertangkap (Lc) pada panjang 48,8 cmFL lebih besar dengan panjang pertama kali matang gonad (Lm ) 41,1 cmFL, diduga perikanan cakalang di Larantuka mengarah pada recruitment overfishing. Kebiasaan makan ikan cakalang bersifat karnivora dengan komposisi 55,7% ikan tembang (Sardinella spp); 34,7% ikan teri (Stelophorus spp); 7,9% ikan layang (Decapterus spp); 0,9% cumi-cumi (loligo sp); 0,7% berupa hancuran ikan yang sudah tidak dapat diidentifikasi jenisnya dan sebesar 0,1%, berupa krustasea.Skipjack tuna (Katsuwonus pelamis) is one of caught by pole and line in Flores Sea and adjacent waters. Research was conducted to study biological aspects of skipjack tuna based on monthly catches landed at Amagarapati fishing port in Larantuka during February to October 2015. The results showed that fork length ranged from 25 to 74 cm with modus of 42 cm midlength. The growth pattern are alometric positive. The sex ratio of males to females was 1:1,14. The results showed that spawning seasons occured in February-March and July-October. Length at first capture (Lc) by pole and line was 48.8 cmFL and length at first maturity (Lm) was 41.1 cmFL, this condition indicated recruitment overfishing in its fisheries. Food habits of skipjack tuna are carnivorous with composition 55,7% Sardinella spp; 34,7% Stelophorus spp; 7,9% Decapterus spp; 0,9% Loligo sp; 0,7% flesh fish fragments that can’t be identified; and 0,1%, crustasea.","PeriodicalId":31221,"journal":{"name":"Bawal Widya Riset Perikanan Tangkap","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-03-20","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"72723777","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 7
Back Matter 回到问题
Bawal Widya Riset Perikanan Tangkap Pub Date : 2019-03-20 DOI: 10.15578/bawal.10.3.2018.app.226-app.228
Redaksi Pelaksana
{"title":"Back Matter","authors":"Redaksi Pelaksana","doi":"10.15578/bawal.10.3.2018.app.226-app.228","DOIUrl":"https://doi.org/10.15578/bawal.10.3.2018.app.226-app.228","url":null,"abstract":"","PeriodicalId":31221,"journal":{"name":"Bawal Widya Riset Perikanan Tangkap","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-03-20","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"74952713","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
POLA PERTUMBUHAN DAN FAKTOR KONDISI TONGKOL KOMO, Euthynnus affinis (Cantor, 1849) DI PERAIRAN TANJUNG LUAR NUSA TENGGARA BARAT 生长模式和条件因素,Euthynnus affinis (Cantor, 1849)在努萨西南方好望角的水域
Bawal Widya Riset Perikanan Tangkap Pub Date : 2019-03-20 DOI: 10.15578/BAWAL.10.3.2018.179-185
Maya Agustina, Irwan Jatmiko, Ririk Kartika Sulistyaningsih
{"title":"POLA PERTUMBUHAN DAN FAKTOR KONDISI TONGKOL KOMO, Euthynnus affinis (Cantor, 1849) DI PERAIRAN TANJUNG LUAR NUSA TENGGARA BARAT","authors":"Maya Agustina, Irwan Jatmiko, Ririk Kartika Sulistyaningsih","doi":"10.15578/BAWAL.10.3.2018.179-185","DOIUrl":"https://doi.org/10.15578/BAWAL.10.3.2018.179-185","url":null,"abstract":"Tongkol komo (Euthynnus affinis Cantor, 1849) merupakan salah satu hasil tangkapan yang cukup penting bagi perikanan skala kecil di Tanjung Luar, Nusa Tenggara Barat. Spesies ini masuk ke dalam kelompok tuna neritik yang sebagian besar diusahakan dengan menggunakan alat tangkap purse seine dan gillnet. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola pertumbuhan dan faktor kondisi tongkol komo. Pengumpulan data dilakukan selama 12 bulan dari Januari – Desember 2016 di PPI Tanjung Luar, Nusa Tenggara Barat. Pengambilan data bulanan secara berkesinambungan dilakukan dengan bantuan tenaga enumerator. Data sebanyak 1.297 spesimen komo telah diukur panjang cagak (cmFL) dan ditimbang beratnya (kg). Hasil pengukuran menunjukkan sebaran panjang berkisar antara 24 – 71 cmFL, dengan rata-rata 51,66 cmFL dan berat 0,21 – 7,05 kg, dengan rata-rata 2,72 kg. Analisis hubungan panjang berat diperoleh hasil W= 0,00001 FL3,114 dengan koefisien determinasi (R2) 0,978. Pola pertumbuhan bersifat alometrik positif (b>3) menunjukkan bahwa pertambahan berat lebih cepat daripada pertambahan panjangnya. Faktor kondisi relatif (Kn) tertinggi terjadi pada batas atas kelas panjang 45 cm sebesar 1,187 dan terendah terjadi pada batas atas kelas panjang 30 cm sebesar 0,940. Faktor kondisi relatif bulanan cenderung stabil dengan nilai tertinggi terjadi pada bulan November sebesar 1,140 dan terendah pada bulan Maret sebesar 1,033 dan cenderung berfluktuasi pada ikan-ikan berukuran kecil, sedangkan pada ikan berukuran dewasa menunjukkan tren yang menurun seiring dengan bertambahnya ukuran panjang.Kawakawa (Euthynnus affinis Cantor, 1849) one of the important catch for small-scale fisheries in Tanjung Luar, West Nusa Tenggara. This species is included in neritic tuna group that mostly utilized by using purse seine and gillnet. The objectives of this research are to investigate the growth pattern and condition factor of this particular species. Data collection was conducted for 12 months from January to December 2016 in Tanjung Luar Port, West Nusa Tenggara. Data were collected in twelve consecutive months by enumerators. Total of 1,297 specimens were collected, measured (cmFL) and weighted (kg). The measurements showed that the length of ranged from 24-71 cmFL with average of 51.66 cmFL. The weight ranged from 0.21-7.05 kg with average of 2.72 kg. Analysis of length-weight relationships was W=0.00001 FL3.114 with determination coefficient (R2) 0.978. Growth pattern of positive allometric (b>3) where the additional of weight proceeded faster than the of length increments. The highest relative condition factor (Kn) occurred at upper limit of length class 45 cm with 1.187 and the lowest at 30 cmFL with 0.940. Monthly relative condition factor tends to stable with the highest value occurred on November with 1.140 and the lowest on March with 1.033 and tend to fluctuated for small size group. While for adult fish tend to decrease along with the length increase.","PeriodicalId":31221,"journal":{"name":"Bawal Widya Riset Perikanan Tangkap","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-03-20","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"81204138","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 6
BIOLOGI REPRODUKSI SELAR BENTONG (Selar crumenophthalmus Bloch, 1793) DI PERAIRAN KWANDANG, GORONTALO UTARA 1593年,在北部戈隆塔洛的昆当水里发现了SELAR BENTONG (SELAR crumenophthalmus Bloch)的生殖生物学家
Bawal Widya Riset Perikanan Tangkap Pub Date : 2019-03-20 DOI: 10.15578/BAWAL.10.3.2018.169-177
U. Chodrijah, R. Faizah
{"title":"BIOLOGI REPRODUKSI SELAR BENTONG (Selar crumenophthalmus Bloch, 1793) DI PERAIRAN KWANDANG, GORONTALO UTARA","authors":"U. Chodrijah, R. Faizah","doi":"10.15578/BAWAL.10.3.2018.169-177","DOIUrl":"https://doi.org/10.15578/BAWAL.10.3.2018.169-177","url":null,"abstract":"Ikan selar bentong (Selar crumenophthalmus Bloch, 1793) merupakan salah satu ikan ekonomis penting yang tertangkap di perairan Kwandang, Sulawesi Utara. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui biologi reproduksi ikan selar bentong. Pengumpulan data panjang berat, jenis kelamin dan tingkat kematangan gonad dilakukan dari periode Februari hingga November 2017. Jumlah contoh ikan yang diamati sebanyak 3.820 ekor. Hasil penelitian ini diperoleh persamaan hubungan panjang-berat ikan selar bentong yang diukur yaitu W = 0,0092 L3,1857. Nilai b dari persamaan ini adalah 3,18 yang mengindikasikan bahwa pola pertumbuhannya bersifat isometrik. Ukuran pertama kali matang gonad (Lm) adalah 17,69 cmFL. Rasio kelamin antara betina terhadap jantan yaitu 1 : 1,2. Musim pemijahan atau bersifat multiple spawner diduga terjadi antara Bulan November – Februari.Bigeye scad (Selar crumenophthalmus Bloch, 1793) was one of the important economic species in the artisanal fishery in Kwandang waters North, Sulawesi. The aim of this study was to determine the biological reproduction of big eye scad in the Kwandang waters, Sulawesi Sea. Data collection of lengths and weights, sex, and the gonad maturity stage were done between January-November 2016. A total of 3820 specimens was collected al together and examined in the study. The result showed that length-weight relationship for big eye scad were W = 0,0092 L3,1857. The exponent values (b slope) of length-weight relationship of big eye scad was 3,185 indicating isometric growth pattern. The length at first maturity (Lm) for bigeye scad was 17,69 cmFL. The sex-ratio between female and male was 1 : 1.2. The spawning season was estimated between November and February (multiple spawner).","PeriodicalId":31221,"journal":{"name":"Bawal Widya Riset Perikanan Tangkap","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-03-20","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"75397900","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 3
Back Matter 回到问题
Bawal Widya Riset Perikanan Tangkap Pub Date : 2018-12-13 DOI: 10.15578/bawal.10.2.2018.app.168-app.169
Redaksi Pelaksana
{"title":"Back Matter","authors":"Redaksi Pelaksana","doi":"10.15578/bawal.10.2.2018.app.168-app.169","DOIUrl":"https://doi.org/10.15578/bawal.10.2.2018.app.168-app.169","url":null,"abstract":"","PeriodicalId":31221,"journal":{"name":"Bawal Widya Riset Perikanan Tangkap","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-12-13","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"84433048","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
REPRODUKSI DAN MUSIM PEMIJAHAN TONGKOL KOMO (Euthynnus affinis) BERDASARKAN MONSUN DAN SUHU PERMUKAAN LAUT DI SAMUDERA HINDIA SELATAN JAWA-NUSA TENGGARA
Bawal Widya Riset Perikanan Tangkap Pub Date : 2018-12-13 DOI: 10.15578/BAWAL.10.2.2018.155-167
K. Amri, Fajar Alfina Nora, Dwi Ernaningsih, T. Hidayat
{"title":"REPRODUKSI DAN MUSIM PEMIJAHAN TONGKOL KOMO (Euthynnus affinis) BERDASARKAN MONSUN DAN SUHU PERMUKAAN LAUT DI SAMUDERA HINDIA SELATAN JAWA-NUSA TENGGARA","authors":"K. Amri, Fajar Alfina Nora, Dwi Ernaningsih, T. Hidayat","doi":"10.15578/BAWAL.10.2.2018.155-167","DOIUrl":"https://doi.org/10.15578/BAWAL.10.2.2018.155-167","url":null,"abstract":"Samudera Hindia di sebelah Selatan Jawa merupakan salah satu habitat penting bagi ikan pelagis jenis tongkol komo (Euthynnus affinis). Keberadaan stok ikan di perairan ini sangat dipengaruhi oleh proses oseanografi yang berlangsung di daerah tersebut. Penelitian ini bertujuan mengkaji aspek reproduksi dan dugaan musim pemijahan tongkol komo di selatan Jawa berdasarkan monsun dan suhu permukaan laut (SPL). Sebanyak 152 ekor contoh ikan dan gonad diperoleh dari 3 lokasi pendaratan ikan yaitu Palabuhanratu, Sendang Biru dan Tanjung Luar pada tahun 2013. Analisa sampel gonad dilakukan tahun 2014 di Laboratorium Biologi, Balai Riset Perikanan Laut. Data Suhu Permukaan Laut (SPL) diunduh dari Citra Satelit Aqua MODIS level-3, situs resmi NASA tahun 2012-2013. Hubungan antar parameter dianalisis secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan musim pemijahan berlangsung antara Mei-Oktober bersamaan dengan musim timur sampai dengan musim peralihan II, dimana durasi di perairan selatan Jawa lebih panjang dibandingkan dengan perairan lainnya. Fase matang gonad (Tingkat Kematangan Gonad IV) betina sebanyak 55% dan gonad jantan sebanyak 40% diperoleh pada bulan Juli. Berikutnya, pada bulan Oktober sekitar 11% sampel gonad ikan betina sudah memijah (spent). Fekunditas tertinggi dan diameter telur terbesar sebagai indikator pemijahan, ditemukan pada Musim Timur dan Musim Peralihan II, bersamaan dengan terjadinya upwelling di perairan selatan Jawa yang ditandai dengan nilai sebaran suhu permukaan laut (SPL) rendah. Terdapat kesamaan waktu antara puncak musim pemijahan dengan puncak musim penangkapan ikan tongkol komo di perairan selatan Jawa.Indian Ocean South off Java-Nusa Tenggara as an important habitat of pelagic fish, kawa-kawa (Euthynnus affinis). The fish stocks in those areas affected by oceanographical prosessed. This study aimed to analyze the reproduction aspects and spawning prediction of kawakawa and its relation with monsoon and sea surface temperature (SST) conditions. Gonad samples were obtained from 3 fish landing sites at Palabuhanratu, Sendang Biru and Tanjung Luar in 2013. Analysis of 152 fishes and gonad samples were conducted in 2014 at Biology Laboratory of Research Institute for Marine Fisheries. SST data was taken from Aqua MODIS satellite imagery level 3 (2012-2013), downloaded from the NASA website. The analysis is done descriptively. The results showed that spawning season of kawakawa occurs in May-October (east monsoon to transitional monsoon II), its duration was longer than in other waters. Based on the gonad maturity stages, gonad mature (stage IV) found to be dominant in July (east monsoon), which is 55% female and 40% of male gonad samples. Based on the GSI value, spawning peak season occurred in September (transitional monsoon II) and a month later (October) about 11% of female fish gonad samples showed an indication of spawning (spent). The highest fecundity with the largest egg dimater range as spawning indicator was found i","PeriodicalId":31221,"journal":{"name":"Bawal Widya Riset Perikanan Tangkap","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-12-13","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"81201258","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 7
ASPEK REPRODUKSI IKAN LOUHAN HIBRID SEBAGAI IKAN ASING INVASIF DI DANAU MATANO, SULAWESI SELATAN 南苏拉威西南马塔诺湖外来鱼类LOUHAN杂交的一个方面
Bawal Widya Riset Perikanan Tangkap Pub Date : 2018-10-08 DOI: 10.15578/bawal.10.2.2018.69-82
Dimas Angga Hedianto, Agus Arifin Sentosa, Hendra Satria
{"title":"ASPEK REPRODUKSI IKAN LOUHAN HIBRID SEBAGAI IKAN ASING INVASIF DI DANAU MATANO, SULAWESI SELATAN","authors":"Dimas Angga Hedianto, Agus Arifin Sentosa, Hendra Satria","doi":"10.15578/bawal.10.2.2018.69-82","DOIUrl":"https://doi.org/10.15578/bawal.10.2.2018.69-82","url":null,"abstract":"Penelitian mengenai aspek reproduksi ikan asing invasif di Danau Matano dibutuhkan dalam upaya pengendalian dan pemberantasan populasinya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aspek reproduksi ikan louhan yang diharapkan dapat digunakan sebagai acuan untuk pengendalian ikan asing invasif di Danau Matano, Sulawesi Selatan. Sampel ikan diperoleh dengan menggunakan jaring insang percobaan dengan berbagai ukuran mata jaring pada Mei dan Oktober 2015 serta pada Februari, Juli, dan September 2016 di 14 stasiun penelitian. Penentuan jenis kelamin dan tingkat kematangan gonad (TKG) berdasarkan ciri reproduksi primernya. Fekunditas total dihitung menggunakan metode gravimetrik. Ikan louhan yang tertangkap sebanyak 1.118 ekor terdiri atas 552 ekor ikan jantan, 512 ekor ikan betina, dan 54 ekor tidak dapat ditentukan jenis kelaminnya. Nisbah kelamin secara temporal berada pada kondisi seimbang dengan perbandingan total sebesar 1,1:1. Ikan louhan jantan dan betina mencapai rata-rata ukuran pertama kali matang gonad (Lm50) masing-masing pada panjang total 12,6 cm dan 10,2 cm. Ikan jantan berukuran lebih besar daripada betina pada TKG yang sama. Diameter telur berkisar antara 0,25-2,35 mm (rerata 1,31±0,37 mm) dengan fekunditas berkisar antara 104-3.375 butir. Ikan louhan termasuk tipe pemijah bertahap dan mampu memijah sepanjang tahun di berbagai tipe karakteristik habitat. Puncak pemijahan terjadi pada musim penghujan dan kemarau. Substrat dasar berupa pasir berbatu di kedalaman 15 meter merupakan daerah utama pemijahan ikan louhan di Danau Matano. Rekomendasi pengendalian ikan louhan di Danau Matano melalui penangkapan perlu dilakukan sebelum mencapai ukuran Lm50, di seluruh daerah litoral danau (<10 meter) pada musim kemarau (April-Juni) dan penghujan (September-November).The information on fish reproduction aspects of invasive alien species in Matano Lake is required to setup measure for controlling and eradicating their population. This research aims to determine the reproductive aspects of flowerhorn cichlid that could used as a reference for controlling the invasive alien species in the Matano Lake, South Sulawesi. Sample was collected by using experimental gill-net with various mesh sizes in 14 research stations in several periods (May 2015, October 2015, February 2016, July 2016, and September 2016). Sex determination and gonadal stages identified based on the characteristics of primary reproduction. Total fecundity is calculated using gravimetric method. The total individual flowerhorn cichlid was 1,118 fishes that consists of 552 males, 512 females, and 54 unidentified. The temporary sex ratio indicated balance conditions by ratio 1.1:1. Length at first maturity (Lm50) of male and female of flowerhorn cichlid reached at 12.6 cmTL and 10.2 cmTL, respectively. Males are larger than females at the same gonad maturity stage. The eggs diameter ranged from 0.25 to 2.35 mm (average of 1.31 ± 0.37 mm) with fecundity ranged from 104-3,375 egg which ind","PeriodicalId":31221,"journal":{"name":"Bawal Widya Riset Perikanan Tangkap","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-10-08","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"78643336","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 5
ANALISIS PERTUMBUHAN DAN LAJU EKSPLOITASI IKAN TONGKOL ABU-ABU, Thunnus tonggol (Bleeker, 1851) DI PERAIRAN LAUT JAWA
Bawal Widya Riset Perikanan Tangkap Pub Date : 2018-10-08 DOI: 10.15578/BAWAL.10.2.2018.95-104
Yoke Hany Restiangsih, Thomas Hidayat
{"title":"ANALISIS PERTUMBUHAN DAN LAJU EKSPLOITASI IKAN TONGKOL ABU-ABU, Thunnus tonggol (Bleeker, 1851) DI PERAIRAN LAUT JAWA","authors":"Yoke Hany Restiangsih, Thomas Hidayat","doi":"10.15578/BAWAL.10.2.2018.95-104","DOIUrl":"https://doi.org/10.15578/BAWAL.10.2.2018.95-104","url":null,"abstract":"Tongkol abu-abu atau longtail tuna (Thunnus tonggol) salah satu jenis ikan tuna neritik sebagai target penangkapan armada pukat cincin, jaring isang, dan pancing di Laut Jawa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui parameter pertumbuhan, umur dan mortalitas ikan tongkol abu-abu untuk penyusunan strategi pengelolaannya. Pengumpulan data frekuensi panjang dan bobot ikan dilakukan di Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Pekalongan pada Januari – Nopember 2014. Hasil penelitian menunjukkan hubungan panjang-bobot ikan tongkol abu-abu bersifat isometrik dan indek kecepatan pertumbuhan 3,46/tahun. Ikan dapat tumbuh hingga mencapai panjang asimtotik (L) = 85 cm dengan laju pertumbuhan (K) sebesar 0,4/tahun. Umur teoritis pada saat panjang ikan sama dengan nol (t0) adalah 0,046 tahun. Umur maksimal diduga 15 tahun. Mortalitas alami (M) sebesar 0,61/tahun, mortalitas karena penangkapan (F) 1,01/tahun, mortalitas total (Z) 1,62/tahun. Tingkat eksploitasi (E) sebesar 0,59 berarti bahwa pemanfaatan ikan tongkol abu-abu di Laut Jawa cenderung sudah penuh (fully exploited).Longtail tuna as one of neritic tuna species are commonly caught by purse seine, gill net and hand line in java sea.. This research activity aims to determine population parameters i.e. growth, mortality and its exploitation rate that can contribute to strengthen database on preparation its harvest strategy. The Collecting of length and weight data were conducted at Pekalongan fishing port during period of January to November 2014. The Long-weigth relationship was isometric and growth performance index was 3.46/year. The asymptotic length rate (L) was 85 cmFL, growth rate (K) was 0.4/year and zero age (t0) was 0.046 year. This length is reached allegedly at the 15 years age. Natural mortality (M) was 0.6/year, fishing mortality (F) was 1.01/year, total mortality (Z) was 1.62/yera. The exploitation rate (E) was 0.59, it means exploitation of longtail tuna in the Java Sea tend to highly exploited.","PeriodicalId":31221,"journal":{"name":"Bawal Widya Riset Perikanan Tangkap","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-10-08","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"80894861","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 7
PARAMETER POPULASI UDANG DOGOL (Metapenaeus ensis De Haan, 1984) DI SELAT BANGKA, SUMATERA SELATAN
Bawal Widya Riset Perikanan Tangkap Pub Date : 2018-10-08 DOI: 10.15578/BAWAL.10.2.2018.119-127
P. Lestari, Tirtadanu Tirtadanu, Duratnat D Kembaren, Wedjatmiko Wedjatmiko
{"title":"PARAMETER POPULASI UDANG DOGOL (Metapenaeus ensis De Haan, 1984) DI SELAT BANGKA, SUMATERA SELATAN","authors":"P. Lestari, Tirtadanu Tirtadanu, Duratnat D Kembaren, Wedjatmiko Wedjatmiko","doi":"10.15578/BAWAL.10.2.2018.119-127","DOIUrl":"https://doi.org/10.15578/BAWAL.10.2.2018.119-127","url":null,"abstract":"Parameter populasi udang dogol (Metapenaeus ensis) di Selat Bangka merupakan informasi penting sebagai bahan masukan dalam opsi kebijakan pengelolaan perikanan udang yang berkelanjutan. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji parameter populasi dan tingkat pemanfaatan udang dogol di perairan Selat Bangka berdasarkan pada data biologi (struktur ukuran, jenis kelamin dan tingkat kematangan gonad). Pengumpulan data biologi dilakukan selama bulan Februari – November 2014 di Pusat Pendaratan Ikan Banyuasin. Pendugaan parameter populasi dilakukan dengan bantuan program FiSAT II, hasil penelitian menunjukkan rata-rata udang dogol yang tertangkap belum melakukan pemijahan (Lc<Lm). Puncak pemijahan udang diduga terjadi pada bulan Juli. Panjang karapas asimtotik (CL∞) udang dogol jantan sebesar 45,0 mm dan betina sebesar 49,5 mm. Laju pertumbuhan (K) udang dogol jantan sebesar 1,40 per tahun dan betina sebesar 1,45 per tahun. Laju mortalitas total (Z) udang dogol jantan sebesar 4,56 per tahun, laju kematian alamiahnya (M) sebesar 2,02 per tahun dan laju kematian karena penangkapan (F) sebesar 2,54 per tahun. Laju mortalitas total (Z) udang dogol betina sebesar 3,98 per tahun, laju kematian alamiahnya (M) sebesar 2,01 per tahun dan laju kematian karena penangkapan (F) sebesar 1,97 per tahun. Laju eksploitasi udang dogol (E) di Selat Bangka yaitu 0,56 pada jantan dan 0,49 pada betina. Hal tersebut menunjukkan udang dogol jantan di Selat Bangka telah dimanfaatkan secara penuh (fully exploited) dan perlu kewaspadaan dalam pemanfaatannya. Pengaturan mata jaring, jumlah armada dan pengaturan musim penangkapan perlu dilakukan agar pemanfaatan perikanan udang dapat berkelanjutan.The estimation of the parameter population of greasyback shrimp (Metapenaeus ensis) in Bangka Strait was an important information as a fisheries management policy for sustainable shrimp fisheries. The aims of this research was to assess population parameters and exploitation rate of greasyback shrimp in Bangka Strait based on biological data (size distribution, sex ratio and gonad maturity). Biological data collected from February – November 2014 at landing base in Banyuasin. The Method to estimate population dynamic was analyzed by using FiSAT II, the results showed that the average of greasyback shrimp that was captured had not spawned yet (Lc<Lm). The spawning season occurred in July. Carapace asymptotic length (CL∞) of male shrimp was 45,0 mm and the female was 49,5 mm. The growth parameter of greasyback shrimp was 1,40/year for male and 1,45/year for female. Total mortality rate (Z), natural mortality rate (M) and fishing mortality rate (F) for male shrimp were 4,82/year, 2,06/year and 2,76/year. Total mortality rate (Z), natural mortality rate (M) and fishing mortality rate (F) for female shrimp were 3,98/year, 2,01/year and 1,97/year. Exploitation rate of greasyback shrimp in Bangka Strait were 0,57 for male and 0,49 for female. The exploitation of male greasyback shrimp was fully e","PeriodicalId":31221,"journal":{"name":"Bawal Widya Riset Perikanan Tangkap","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-10-08","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"73357222","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 3
ANALISIS DEGRADASI LINGKUNGAN PERAIRAN DAN KETERKAITANNYA DENGAN KEMATIAN MASSAL IKAN BUDIDAYA DI WADUK CIRATA, JAWA BARAT 分析海水环境的退化及其与西爪哇省CIRATA水库大规模养殖鱼类的死亡有关
Bawal Widya Riset Perikanan Tangkap Pub Date : 2018-10-08 DOI: 10.15578/BAWAL.10.2.2018.83-93
Adriani Sri Nastiti, S. Hartati, B. Nugraha
{"title":"ANALISIS DEGRADASI LINGKUNGAN PERAIRAN DAN KETERKAITANNYA DENGAN KEMATIAN MASSAL IKAN BUDIDAYA DI WADUK CIRATA, JAWA BARAT","authors":"Adriani Sri Nastiti, S. Hartati, B. Nugraha","doi":"10.15578/BAWAL.10.2.2018.83-93","DOIUrl":"https://doi.org/10.15578/BAWAL.10.2.2018.83-93","url":null,"abstract":"Waduk Cirata dimanfaatkan untuk budidaya ikan dengan sistem keramba jaring apung, dimana jumlah keramba saat ini sudah melebihi daya dukung yang menyebabkan kelebihan hara (eutrofikasi). Di Waduk Cirata setiap tahun terjadi kematian ikan hasil budidaya. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi masalah kematian masal ikan di Waduk Cirata. Pengumpulan data dilakukan pada saat terjadi kematian massal ikan akhir September 2017, di Zona I (Sangkalin, Cipicung-Bandung Barat), Zona II (Cimanggu-Purwakarta), dan Zona III (Jatinengang, Patokbeusi-Cianjur) menggunakan metode observasi cepat in situ, wawancara dan studi pustaka. Parameter yang diamati meliputi: Suhu air / udara, Kedalaman perairan, Warna air, Kecerahan, Kekeruhan, TDS (0,046-0,172 mg/l), TSS (total suspended solid), DHL (0,1-0,3 mS/cm), Oksigen terlarut, ORP (-49 sampai 244 mv), bebas CO2, Alkalinitas, pH, Nitrat, Nitrit, Amonium, Fosfat, Sulfat, BOT (5,06-17,06 mg/l), dan Kronologi kematian massal ikan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, kadar Oksigen terlarut dibawah 4 mg/l dan ORP nilainya negatif sehingga perairan tidak mampu menguraikan akumulasi limbah sebesar 390.848 ton/tahun. Kondisi tersebut mengindikasikan bahwa perairan mengalami degradasi, Degradasi lingkungan perairan dipicu oleh fenomena umbalan menyebabkan kematian massal budidaya ikan sekitar 65 ton (Zona III), 25 ton (Zona II), dan 20 ton (Zona I).The Cirata reservoir is used for fish culture by floating net cage system that currently has been exceeded to its carrying capacity that caused an over nutrient (eutrophication). Every year, mass mortality event occurred in Cirata Reservoir. This research aims to identify the causal of mass mortality event in the Cirata reservoir. This research conducted at the end of September 2017 in several locations: Zone II (Cimanggu-Purwakarta), Zone I (Sangkalin, Cipicung-West Bandung), and Zone III (Jatinengang, Patokbeusi-Cianjur). A rapid in situ observation, interview and literature review. Parameters that measured include Water/air temperature, Depth, Watercolour, Brightness, Turbidity, TDS (0,046-0,172 mg/l), TSS (total suspended solid), DHL (0,1-0,3 mS/cm), Dissolved Oxygen, ORP ((-49 to 244 mv), CO2, Alkalinity, pH, Nitrate, Nitrite, Ammonium, Phosphate, Sulphate, BOT (5,06-17,06 mg/l), and the chronology of mass mortality. The results showed that the dissolved oxygen was less than 4 mg/l and negative ORP value that indicated incapability of environment to decompose the feed accumulation waste (about 390.848 tons/year). The degradation of waters environment triggered by upwelling phenomenon could cause mass mortality event on fish culture in three zones about 65 tons (Zone III), 25 tons (Zone II) and 20 tons (Zone I), respectively.","PeriodicalId":31221,"journal":{"name":"Bawal Widya Riset Perikanan Tangkap","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-10-08","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"85997180","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 6
0
×
引用
GB/T 7714-2015
复制
MLA
复制
APA
复制
导出至
BibTeX EndNote RefMan NoteFirst NoteExpress
×
提示
您的信息不完整,为了账户安全,请先补充。
现在去补充
×
提示
您因"违规操作"
具体请查看互助需知
我知道了
×
提示
确定
请完成安全验证×
相关产品
×
本文献相关产品
联系我们:info@booksci.cn Book学术提供免费学术资源搜索服务,方便国内外学者检索中英文文献。致力于提供最便捷和优质的服务体验。 Copyright © 2023 布克学术 All rights reserved.
京ICP备2023020795号-1
ghs 京公网安备 11010802042870号
Book学术文献互助
Book学术文献互助群
群 号:481959085
Book学术官方微信