Mayu Rahmayanti, Ginanjar Putri Nastiti, Mutia Azkia Fitri
{"title":"Formulasi dan Uji Stabilitas Sediaan Hair Emulsion Minyak Biji Chia (Salvia hispanica) dengan Kombinasi Tween 80 dan Span 80 Sebagai Emulgator","authors":"Mayu Rahmayanti, Ginanjar Putri Nastiti, Mutia Azkia Fitri","doi":"10.35311/jmpi.v9i1.356","DOIUrl":"https://doi.org/10.35311/jmpi.v9i1.356","url":null,"abstract":"Hair emulsion saat ini sudah banyak dikembangkan untuk mengatasi kerontokan dan kebotakan pada rambut, baik dari produk yang terbuat dari bahan sintetis maupun dari bahan alam. Namun, penggunaan bahan sintetis dapat menyebabkan iritasi pada kulit, gatal-gatal, alergi, dan beberapa efek samping lainnya. Salah satu solusi untuk menghindarinya adalah dengan menggunakan bahan alami. Minyak biji chia memiliki beragam potensi kesehatan, secara umum di masyarakat penggunaannya sebagai sumber pangan, tetapi minyak biji chia juga dapat dimanfaatkan untuk perangsang pertumbuhan rambut karena mengandung asam linoleat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sifat fisik dan stabilitas fisik sediaan hair emulsion dari minyak biji chia sebagai penumbuh rambut. Hair emulsion dibuat menggunakan metode basah dengan kombinasi emulgator span 80 dan tween 80. Evaluasi fisik sediaan meliputi uji organoleptis, pH, tipe emulsi, dan homogenitas. Uji stabilitas sediaan dilakukan dengan penyimpanan pada suhu ruang selama 21 hari dan cycling test sebanyak 6 siklus. Data yang diperoleh dianalisis dengan pendekatan teoritis dan analisis statistik. Formulasi sediaan dengan variasi konsentrasiminyak biji chia menghasilkan sediaan emulsi tipe m/a yang homogen, berwarna putih susu, beraroma khas minyak biji chia dan memiliki pH pada rentang 4-7. Berdasarkan analisis statistik, formula I dan II tidak menunjukkan adanya signifikansi setelah dilakukan uji stabilitas pada nilai pH, sedangkan penurunan nilai pH pada formula III memiliki nilai signifikansi p (0,00) < 0,05. Berdasarkan data yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa FI dan FII memiliki sifat fisik dan stabilitas yang baik, sedangkan FIII memiliki nilai pH yang tidak memenuhi syarat pH yang baik dan tidak stabil selama penyimpanan","PeriodicalId":308425,"journal":{"name":"Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia","volume":"37 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-07-07","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"125440293","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Aktivitas Antioksidan Ekstrak Rimpang Temu Ireng (Curcuma aeruginosa Roxb.) Metode DPPH","authors":"Fadli Sukandiarsyah, Indah Purwaningsih, Gervacia Jenny Ratnawaty","doi":"10.35311/jmpi.v9i1.299","DOIUrl":"https://doi.org/10.35311/jmpi.v9i1.299","url":null,"abstract":"Temu ireng (Curcuma aeruginosa Roxb.) adalah tanaman obat tradisional yang mengandung senyawa fenol, steroid, triterpenoid, flavonoid, alkaloid, tanin, saponin. Penelitian ini menggunakan pelarut polar yaitu metanol dan nonpolar yaitu n-heksana untuk menarik senyawa sesuai dengan sifatnya. Tujuan penelitian ini untuk melihat aktivitas antioksidan ekstrak metanol dan ekstrak n-heksana rimpang temu ireng. Proses ekstraksi dilakukan dengan cara maserasi. Metode yang digunakan adalah metode DPPH. Sampel yang digunakan adalah ekstrak metanol rimpang temu ireng variasi konsentrasi 100, 150, 200, 250 dan 300 ppm serta ekstrak n-heksana rimpang temu ireng variasi konsentrasi 1500, 1600, 1700, 1800, 1900 ppm dengan pengulangan sebanyak tiga kali. Hasil penelitian diperoleh IC50 ekstrak metanol rimpang temu ireng sebesar 171 ppm, IC50 ekstrak n-heksana rimpang temu ireng sebesar 1.724 ppm. Pembanding yang digunakan adalah vitamin C dengan IC50 6,175 ppm. Disimpulkan bahwa ekstrak metanol rimpang temu ireng mempunyai aktivitas antioksidan lebih baik dari ekstrak n-heksana rimpang temu ireng.","PeriodicalId":308425,"journal":{"name":"Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia","volume":"147 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-06-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"133653163","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Formulasi Tablet Ekstrak Etanol Biji Buah Pinang (Areca catechu L.) dengan Variasi Konsentrasi Gelatin Sebagai Bahan Pengikat","authors":"Ariyani Buang, Andi Nur Ilmi Adriana, Sri Rejeki","doi":"10.35311/jmpi.v9i1.315","DOIUrl":"https://doi.org/10.35311/jmpi.v9i1.315","url":null,"abstract":"Biji Pinang adalah salah satu pengobatan antelmintik yang dimanfaatkan oleh masyarakat. Tumbuhan ini memiliki kandungan kimia berupa senyawa alkaloid. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui Ekstrak Etanol Biji Buah Pinang (Areca catechu L.) dapat diformulasikan dalam sediaan tablet dengan gelatin sebagai pengikat dan mengetahui konsentrasi gelatin memberikan mutu fisik yang baik pada tablet. Ekstrak Etanol Biji Buah Pinang (Areca catechu L). Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Fitokimia Universitas Pancasakti Makassar dan Laboratorium Tekhnologi Farmasi Poltekes Kementrian kesehatan Makassar. Terlebih dahulu biji Pinang diekstraksi secara maserasi menggunakan pelarut etanol 96%. Ekstrak Etanol Biji Buah Pinang diformulasikan menjadi sediaan tablet dengan menggunakan variasi konsentrasi Gelatin sebagai bahan pengikat yaitu 1%, 3% dan 5% lalu dilakukan pengujian mutu fisik granul Ekstrak Etanol Biji Buah Pinang (Areca catechu L.) yang meliputi uji kadar lembab, uji kecepatan alir, uji sudut diam, uji indeks pemampatan dan uji densisitas massa. kemudian dilanjutkan dengan uji mutu fisik tablet Ekstrak Etanol Biji Buah Pinang (Areca catechu L.) meliputi uji keseragaman bobot tablet, uji keseragaman ukuran tablet, uji kekerasan, uji kerapuhan, dan uji waktu hancur. Dari hasil penelitian dan analisis data menunjukan bahwa Gelatin sebagai bahan pengikat dengan variasi konsentrasi Gelatin pada konsentrasi 3% dan 5% telah memenuhi semua persyaratan sebagai tablet yang baik.","PeriodicalId":308425,"journal":{"name":"Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia","volume":"4 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-06-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"126801839","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Aktivitas Antioksidan Fraksi Etil Asetat Daun Meistera chinensis dengan Metode DPPH (1,1 –difenil-2-pikrilhidrazil)","authors":"Nirwati Rusli, Muh. Syaiful Saehu, F. Fatmawati","doi":"10.35311/jmpi.v9i1.296","DOIUrl":"https://doi.org/10.35311/jmpi.v9i1.296","url":null,"abstract":"Meistera chinensis merupakan tanaman dari famili Zingiberaceae yang memiliki manfaat sebagai penambah rasa pada makanan, nyeri, dan meningkatkan kekebalan tubuh. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui aktivitas antioksidan dan nilai IC50 pada fraksi etil asetat daun Meistera chinensis dengan menggunakan metode DPPH. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Pembuatan ekstrak daun Meistera chinensis menggunakan metode maserasi dengan pelarut metanol kemudian dilakukan fraksinasi menggunakan metode partisi dengan pelarut etil asetat. Jumlah aktivitas antioksidan pada sampel dapat ditentukan dengan menggunakan spektrofotometri UV-Vis pada panjang gelombang maksimum 515 nm. Penelitian ini dilakukan dengan dibuat variasi konsentrasi fraksi etil asetat daun Meistera chinensis yaitu 10 ppm, 20 ppm, 30 ppm, 40 ppm, 50 ppm sebagai kontrol positif digunakan vitamin C dengan variasi konsentrasi 1 ppm, 2 ppm, 3 ppm, 4 ppm, 5 ppm dan sebagai blanko digunakan metanol. Hasil penelitian menunjukkan bahwa fraksi etil asetat daun Meistera chinensis memiliki aktivitas antioksidan kuat dengan nilai IC50 sebesar 66,71 mg/L dan vitamin C memiliki aktivitas antioksidan sangat kuat dengan nilai IC50 sebesar 2,05 mg/L. Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa fraksi etil asetat daun Meistera chinensis memiliki aktivitas antioksidan.","PeriodicalId":308425,"journal":{"name":"Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia","volume":"108 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-06-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"133952461","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Formulation and Physical Stability Test of Essence Sheet Mask Preparation from Kokang Leaf Extract (Lapisanthes amoena)","authors":"Tsaniya Ukhti Nabilah, I. A. Mentari","doi":"10.35311/jmpi.v9i1.302","DOIUrl":"https://doi.org/10.35311/jmpi.v9i1.302","url":null,"abstract":"Kokang leaf ethanol extract contains secondary metabolite compounds such as phenolics, flavonoids, tannins, steroids, and saponins that have antioxidant and antibacterial effects and play a role in wound healing. Seeing the potential in kokang leaves (Lepisanthes Amoena) until now the use of kokang leaves is still very lacking, therefore the need for innovation in the use of leaves, one of which is by developing a formulation of essence sheet mask preparations from kokang leaf extract (Lepisanthes Amoena). Formulations in the form of essence sheet masks are currently the latest developments in cosmetic preparations. The purpose of this study was to formulate and test the physical stability of the essence sheet mask preparation from the extract of kokang leaves. The preparation is made as many as 3 formulas, the leaf extract used is 0.1% (F1), 0.3% (F2), and 0.5% (F3). The evaluation carried out includes organoleptic tests (color, aroma, and texture), homogeneity tests, pH tests, room temperature stability tests, viscosity tests, and hedonic tests (favorability and irritation). The results showed that the preparation of the essence sheet mask was a thick solution with a characteristic green and homogeneous odor. The preparation of the essence sheet mask is stable at room temperature without any change. The pH value of the preparation essence sheet mask 5 – 6. Viscosity with a viscosity of 2,217 cP. A hedonic test of 12 panelists showed that the average favorability of all categories was superior to F2 (0.3%) and there was no irritation to the entire formula.","PeriodicalId":308425,"journal":{"name":"Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia","volume":"19 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-06-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"117168147","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Sani Ega Priani, Muhammad Taufik Septian, Budi Prabowo Soewondo
{"title":"Optimasi Transcutol dan Propilenglikol Sebagai Peningkat Penetrasi dalam Gel Natrium Diklofenak Menggunakan Simplex Lattice Design","authors":"Sani Ega Priani, Muhammad Taufik Septian, Budi Prabowo Soewondo","doi":"10.35311/jmpi.v9i1.307","DOIUrl":"https://doi.org/10.35311/jmpi.v9i1.307","url":null,"abstract":"Penggunaan natrium diklofenak sebagai analgetik dan antiinflamasi topikal dibatasi oleh stratum korneum sebagai barrier penetrasi kulit sehingga dibutuhkan penambahan zat peningkat penetrasi. Transcutol dan propilenglikol merupakan senyawa yang diketahui mampu meningkatkan penetrasi perkutan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penambahan transcutol dan propilenglikol serta kombinasinya terhadap penetrasi natrium diklofenak dalam sediaan gel. Rancangan formula sediaan ditentukan dengan metode Simplex Lattice Design (SLD). Terhadap semua formula sediaan gel hasil desain SLD dilakukan uji difusi in vitro sebagai pengukuran profil respon dengan sel difusi Franz. Profil respon berupa nilai flux difusi dianalisis kembali dengan SLD untuk mengetahui pengaruh kombinasi dan juga formula optimum. Berdasarkan hasil pengujian diketahui bahwa penambahan transcutol dan propilenglikol mampu meningkatkan penetrasi natrium diklofenak dalam bentuk sediaan gel. Penambahan transcutol dan propilenglikol dalam bentuk kombinasi, memberikan efek peningkat penetrasi yang lebih rendah, dibandingkan dengan penggunaan tunggal. Penggunaan propilenglikol tunggal sebagai peningkat penetrasi lebih baik dibandingkan dengan penggunakan kombinasi ataupun penggunaan transcutol tunggal. Formula optimum berdasarkan SLD adalah formula dengan perbandingan transcutol dan propilenglikol 0:1, yang memberikan nilai flux 416,33 ±13,89 ?g/cm2.menit yang tidak berbeda bermakna secara statistik dengan hasil prediksi software.","PeriodicalId":308425,"journal":{"name":"Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia","volume":"3 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-06-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"116562904","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Fadillah Maryam, Yuri Pratiwi Utami, Suwahyuni Mus, R. Rohana
{"title":"Perbandingan Beberapa Metode Ekstraksi Ekstrak Etanol Daun Sawo Duren (Chrysophyllum cainito L.) Terhadap Kadar Flavanoid Total Menggunakan Metode Spektrofotometri UV-VIS","authors":"Fadillah Maryam, Yuri Pratiwi Utami, Suwahyuni Mus, R. Rohana","doi":"10.35311/jmpi.v9i1.336","DOIUrl":"https://doi.org/10.35311/jmpi.v9i1.336","url":null,"abstract":"Sawo Duren (Chrysophyllum cainito L.) memiliki Kandungan kimia yang teridentifikasi seperti flavonoid, saponin, tanin, steroid, triterpen dan polifenol. Penelitian ini bertujuan membandingkan metode ekstraksi terhadap kadar flavanoid total daun sawo duren. Penelitian ini meliputi ekstraksi menggunakan metode refluks, soxhletasi, maserasi, perkolasi, dengan etanol 70% sebagai penyari. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perbedaan antara metode ekstraksi menghasilkan kadar flavonoid yang berbeda-beda pada ekstrak etanol daun sawo duren (Chrysophyllum cainito L.). Metode ekstraksi yang paling efektif digunakan untuk mengekstraksi daun sawo duren (Chrysophyllum cainito L.) adalah metode maserasi dibandingkan metode perkolasi, soxhletasi, dan refluks.","PeriodicalId":308425,"journal":{"name":"Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia","volume":"29 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-06-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"115271972","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
M. Amir, Rifdah Aulia, Harfiana Suardi, Zainah Aura Hatifah, Ismail Ismail, Muhammad Raihan, Yayu Mulsiani Evary
{"title":"Studi In Vivo Ekstrak Etanol Kulit Buah Nangka (Artocarpus heterophyllus L.) Sebagai Kandidat Obat Analgetik Terhadap Model Hewan Uji Mecit (Mus musculus)","authors":"M. Amir, Rifdah Aulia, Harfiana Suardi, Zainah Aura Hatifah, Ismail Ismail, Muhammad Raihan, Yayu Mulsiani Evary","doi":"10.35311/jmpi.v9i1.338","DOIUrl":"https://doi.org/10.35311/jmpi.v9i1.338","url":null,"abstract":"Nyeri merupakan tanda bahwa telah terjadi kerusakan jaringan, inflamasi, atau infeksi. Terapi yang umum digunakan dalam penatalaksanan nyeri adalah menggunakan NSAID (Nonsteroidal Anti-inflammatory Drugs). Namun, penggunaan jangka panjang serta penggunaan yang kurang tepat dapat memicu berbagai efek samping, seperti ulcer pepticum. Tanaman Nangka ((Artocarpus heterophyillus L) telah banyak diteliti terkait khasiat dan kandungannya, namun hanya sedikit eksplorasi terhadap bagian kulitnya. Penelitian ini dilakukan untuk melihat aktivitas analgetik dari ekstrak etanol kulit buah Nangka (Artocarpus heterophyillus L). Pengujian aktivitas analgetik menggunakan tiga metode in vivo model hewan uji mencit (Mus musculus), yaitu metode hot plate, tail immersion dan induksi kimia asam asetat. Setiap metode pengujian analgetik menggunakan 25 ekor mencit jantan yang dibagi ke dalam 5 kelompok perlakuan. Ekstrak etanol kulit buah Nangka (EEKN) yang diuji dibuat dalam tiga variasi dosis, 100 mg/kg, 300 mg/kg dan 500 mg kg. Pada pengujian dengan metode hot plate, EEKN dosis 500 mg/kg menunjukkan hasil yang terbaik dengan persen aktivitas analgesik sebesar 97,26%. Hal ini juga terlihat pada pengujian menggunakan metode tail immersion, EEKN dengan dosis 500 mg/kg memiliki waktu latensi terbaik di menit ke 30 yaitu 6.8 ±1.20 detik. Untuk metode induksi geliat menggunakan asam asetat, EEKN dengan dosis 300 mg/kg dan 500 mg/kg menghasilkan persen penghambatan geliat paling baik dengan nilai 78.28% dan 89.14%. Berdasarkan hasil analasis statistik yang digunakan EEKN 500 mg/kg memiliki nilai signifikansi jika dibandingkan dengan kelompok negatif (p<0.05). Adapun kesimpulan yang dapat ditarik dalam penelitian ini yaitu ekstrak etanol kulit buah Nangka pada rentang dosis 300 mg/kg hingga 500 mg/kg memiliki aktivitas sebagai obat analgetik walaupun masih membutuhkan penelitian lebih lanjut kedepannya.","PeriodicalId":308425,"journal":{"name":"Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia","volume":"86 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-06-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"121399121","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Antioxidant activity of ethanolic extract Tetragonula testaceitarsis propolis combined with of Lepisanthes amoena leaves","authors":"Yogi Pratama, P. M. Kustiawan","doi":"10.35311/jmpi.v9i1.303","DOIUrl":"https://doi.org/10.35311/jmpi.v9i1.303","url":null,"abstract":"The illnesses brought on by free radicals are a common source of health issues. Pathogenic processes and tissue damage are both significantly influenced by free radicals. Natural ingredients from Indonesia has been carried out for generations by the community with various kinds of treatments according to existing tribes, for example, such as kelulut bee (Tetragonula testaceitarsis) propolis and kokang (Lepisanthes amoena) leaves. Stingless bee propolis has several bioactivities to prevent diseases. The research about T. testaceitarsis propolis still limited. The purpose of this research to find out whether the combination of T. testaceitarsis propolis and L. amoena leaves extracts has antioxidant activity. Ethanol extract T. testaceitarsis. propolis and ethanol extract L. amoena leaves was collected and then tested for antioxidant activity using the DPPH method. The results showed that all three concentrations had very strong antioxidant activity. T. testaceitarsis propolis extract (50%) combined with L. amoena leaves (50%) showed strong antioxidant activity (92%) in 25 ppm concetration. Then 75% T. testaceitarsis propolis extract and 25% L. amoena leaves extract had the highest antioxidant activity (95%) at a concentration of 50 ppm concentration. This strong antioxidant activity was prospected to be continued as a pharmaceutical product.","PeriodicalId":308425,"journal":{"name":"Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia","volume":"78 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-06-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"117084611","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Pengaruh Perbandingan Obat-Polimer terhadap Karakteristik Fisik Mikrokapsul Simvastatin","authors":"F. Kusumasari","doi":"10.35311/jmpi.v9i1.316","DOIUrl":"https://doi.org/10.35311/jmpi.v9i1.316","url":null,"abstract":"Simvastatin adalah salah satu jenis obat untuk mengatasi hiperlipidemia yang memiliki efek samping yakni miopati dan rhabdomiolisis jika dikonsumsi dengan dosis tinggi. Sehingga dibutuhkan sistem pelepasan obat terkontrol untuk meminimalisir efek samping yang dihasilkan melalui pembuatan mikrokapsul dengan metode penguapan pelarut. Pembuatan mikrokapsul menggunakan polimer yang memiliki karakteristik biodegradable dan biocompatible yakni poli(L-asam laktat) dan polikaprolakton. Perlakuan yang diberikan yakni dengan memvariasikan perbandingan obat dengan jumlah polimer yang digunakan untuk memperoleh mikrokapsul terbaik dari aspek efisiensi enkapsulasi dan ukuran partikel. Berdasarkan penelitian yang dilakukan, mikrokapsul dengan perbandingan obat dan polimer 1:12,5 memiliki nilia efisiensi enkapsulasi sebesar 84,73±1,5% dengan ukuran sebesar 0,45±0,01µm. Nilai efisiensi enkapsulasi tidak bisa maksimal disebabkan pada saat proses pemadatan mikrokapsul, diklorometana menghasilkan lubang pada permukaan mikrokapsul yang diamati dengan menggunakan Scanning Electron Microscope (SEM) sehingga difusi obat ke fase eksternal lebih mudah.","PeriodicalId":308425,"journal":{"name":"Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia","volume":"14 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-06-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"126393221","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}