Samsuri Tarmadja, Martin Vernando, Triyogn Santosa
{"title":"KEHILANGAN HASIL DALAM PROSES PANEN KELAPA SAWIT","authors":"Samsuri Tarmadja, Martin Vernando, Triyogn Santosa","doi":"10.55180/pro.v1i1.245","DOIUrl":"https://doi.org/10.55180/pro.v1i1.245","url":null,"abstract":"Kehilangan hasil merupakan salah satu faktor penyebab munculnya kesenjangan antara potensi hasil dan hasil aktual. Penelitian dengan tujuan untuk mengetahui kehilangan hasil pada proses panen kelapa sawit telah dilakukan di Kebun Katingan Central, PT Karya Dewi Putra Kabupaten Katingan, Kalimantan Tengah pada topografi berbukit, datar, dan rendahan. Pelaksanaan penelitian pada kondisi panen normal atau produksi sedang dengan interval panen 7 hari sekali, di bulan September – Oktober 2021. Penelitian dilakukan dengan pengumpulan data kehilangan hasil yang berupa tandan buah mentah dipanen, tandan buah matang tidak dipanen, dan brondolan yang tidak dikutip pada piringan, jalan panen, dan tempat pengumpulan hasil (TPH), dengan jumlah sampel yang setara dengan 5 hektar pada setiap lokasi dengan kerapatan tanaman 142 pokok per hektar, yaitu 704 pokok, 704 piringan, 10 jalan panen dan 10 TPH. Pengamatan dilakukan pada kondisi piringan, jalan pikul dan TPH tidak bersih, dan pada kondisi bersih sesudah perlakuan perawatan. Pengamatan juga dilakukan pada ancak panen dari pemanen yang bersikap disiplin dan kurang disiplin. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ditemukan adanya kehilangan hasil yang berupa buah mentah dipanen dan buah matang tidak dipanen. Faktor penyebab kehilangan hasil berupa topografi lahan yang berbukit atau miring, lahan rendahan yang terendam air, kondisi semak pada piringan, jalan panen, dan TPH. Faktor sikap pemanen kurang disiplin memberikan kontribusi terbesar penyebab kehilangan hasil. \u0000Kata Kunci : kehilangan hasil (losses), kelapa sawit, panen.","PeriodicalId":305085,"journal":{"name":"PROSIDING SEMINAR NASIONAL INSTIPER","volume":"11 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-07-21","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"129207999","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"RESPON PERTUMBUHAN TIGA VARIETAS BIBIT KELAPA SAWIT DENGAN PEMBERIAN PUPUK BIOSLURRY PADAT PADA MEDIA TANAM DI PEMBIBITAN PRE-NURSERY","authors":"Dwiki Imam Darmawan, Titin Setyorini, Neny Andayani","doi":"10.55180/pro.v1i1.235","DOIUrl":"https://doi.org/10.55180/pro.v1i1.235","url":null,"abstract":"Varietas unggul kelapa sawit memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Setiap varietas memiliki respon beragam terhadap kegiatan budidaya seperti pemupukan. Salah satu pupuk organik yang dapat diaplikasikan pada pembibitan awal kelapa sawit adalah bioslurry padat. Tujuan penelitian untuk mengetahui respon pertumbuhan tiga varietas kelapa sawit dengan pemberian pupuk bioslurry padat pada media tanam di pembibitan awal. Penelitian menggunakan metode percobaan faktorial yang disusun dalam Rancangan Acak Lengkap yang terdiri dari dua faktor yaitu varietas kelapa sawit yang terdiri dari tiga aras (DxP Simalungun, DxP Yangambi, DxP Dumpy) dan media tanam yang terdiri dari empat aras (tanah, 1 tanah : 1 bioslurry, 1 tanah : 2 bioslurry, 2 tanah : 1 bioslurry). Data hasil penelitian dianalisis dengan sidik ragam pada jenjang nyata 5%. Data yang berbeda nyata diuji lanjut dengan DMRT pada taraf 5%. Hasil penelitian menunjukkan terdapat pengaruh interaksi antara perlakuan macam varietas bibit kelapa sawit dan komposisi media tanam yang ditambah bioslurry padat pada pertumbuhan akar. Kombinasi perlakuan terbaik adalah varietas DxP Yangambi pada media tanam tanah (kontrol) dan media tanam 2 tanah : 1 bioslurry serta varietas DxP Dumpy pada media tanam 1 tanah : 1 bioslurry. Macam varietas berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan bibit kelapa sawit di pre-nursery. Varietas DxP Yangambi menunjukkan pertumbuhan yang lebih baik dibandingkan dengan varietas DxP Dumpy dan DxP Simalungun. Komposisi media tanam yang ditambah bioslurry padat berpengaruh nyata hanya pada parameter volume akar. Komposisi media tanam terbaik adalah 1 tanah : 2 bioslurry. \u0000Kata Kunci : Bioslurry padat, media tanam, pembibitan awal, varietas kelapa sawit.","PeriodicalId":305085,"journal":{"name":"PROSIDING SEMINAR NASIONAL INSTIPER","volume":"10 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-07-21","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"126999866","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"SISTEM USAHA HIDROPONIK BAWANG MERAH USAHA MIKRO KECIL MENENGAH (UMKM) FRESH HIDROPONIK DI KECAMATAN KEDAMEAN, KABUPATEN GRESIK","authors":"Andri Krisna Dianto, Heri Susanto","doi":"10.55180/pro.v1i1.236","DOIUrl":"https://doi.org/10.55180/pro.v1i1.236","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan 1. Untuk mengetahui sistem usaha bawang merah hidroponik UMKM Fresh Hidroponik di Kecamatan Kedamean, Kabupaten Gresik., 2. Untuk menganalisis Pemasaran bawang merah hidroponik UMKM Fresh Hidroponik di Kecamatan Kedamean, Kabupaten Gresik. Pemilihan tempat penelitian dengan sengaja di UMKM Fresh Hidroponik Kecamatan Kedamean, Kabupaten Gresik. Penelitian menggunakan data Primer dan Sekunder dari UMKM Fresh Hidroponik. Analisis data peneliti adalah teknik analisa data deskriptif analistis dengan menggunakan kuisioner yang berisi pertanyaan yang telah disusun. Hasil dari penelitian ini adalah 1. Sistem usaha bawang merah hidroponik UMKM Fresh Hidroponik di Kecamatan Kedamean, Kabupaten Gresik telah layak dan sesuai untuk menjadi sebuah Sistem Usaha UMKM.,2. Pemasaran bawang merah hidroponik UMKM Fresh Hidroponik di Kecamatan Kedamean, Kabupaten Gresik mempunyai saluran pemasaran satu dan saluran Pemasaran dua dengan lembaga pemasaran yang terlibat, yaitu petani sayur hidroponik, pedagang pengepul dan konsumen akhir. \u0000Kata Kunci : Bawang Merah, Hidroponik, Saluran Pemasaran, Sistem Usaha UMKM.","PeriodicalId":305085,"journal":{"name":"PROSIDING SEMINAR NASIONAL INSTIPER","volume":"55 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-07-21","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"123528641","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"ANALISIS YURIDIS TANAH TERLANTAR BERSTATUS HAK GUNA USAHA","authors":"S. Rahmawati","doi":"10.55180/pro.v1i1.237","DOIUrl":"https://doi.org/10.55180/pro.v1i1.237","url":null,"abstract":"Hak Guna Usaha (HGU) merupakan hak atas tanah yang diberikan oleh Negara untuk mengusahakan tanah dalam jangka waktu tertentu untuk usaha pertanian. Pemegang HGU berkewajiban untuk menggunakan, mengusahakan, memanfaatkan dan/atau memlihata tanahnya. Pemegang HGU dilarang untuk melakukan penelantaran tanah yang dapat mengakibatkan hapusnya HGU. Regulasi tanah terlantar saat ini diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2021 tentang Penertiban Kawasan dan Tanah Terlantar sebagai peraturan pelaksana Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja. Regulasi ini mengatur konsekuensi hukum yang berbeda dari peraturan-peraturan sebelumnya. Penulisan hukum ini menggunakan metode yuridis normatif. Tanah Hak Guna Usaha yang dengan sengaja atau de facto tidak diusahakan, dipergunakan dan/atau dimanfaatkan terhitung mulai 2 (dua) tahun sejak diterbitkannya hak dapat ditetapkan sebagai objek penertiban tanah terlantar. Akibat hukum dari penetapan tanah HGU sebagai tanah terlantar adalah pemegang hak kehilangan hak atas tanahnya dan tanah tersebut menjadi aset Bank Tanah dan/atau TCUN \u0000Kata Kunci :Hak Guna Usaha, Tanah Terlantar.","PeriodicalId":305085,"journal":{"name":"PROSIDING SEMINAR NASIONAL INSTIPER","volume":"5 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-07-21","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"128119058","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}