{"title":"Gambaran Radiografi Vertebrae Lumbal pada Pasien Lansia dengan Low Back Pain di Rumah Sakit dr. Reksodiwiryo Padang Tahun 2021","authors":"Eko Perdana Putra, Safira Mardatillah, R. Nova","doi":"10.56260/sciena.v1i6.76","DOIUrl":"https://doi.org/10.56260/sciena.v1i6.76","url":null,"abstract":"Latar Belakang : Low Back Pain (LBP) didefinisikan sebagai ketidaknyamanan dan rasa sakit pada batas costae dan lipatan gluteal inferior dengan atau tanpa nyeri kaki. Faktor yang dapat mempengaruhi LBP yaitu umur, jenis kelamin, IMT (indeks massa tubuh), jenis pekerjaan dan masa kerja. Radiografi lumbosacral adalah salah satu pemeriksaan radiologi yang dapat membantu menegakkan diagnosis penyakit-penyakit yang berhubungan dengan LBP. Pada penegakkan diagnosis LBP pemeriksaan radiografi lumbosacral sangat diperlukan dan hasil temuannya sangat beragam. Pada kelompok usia lanjut mengalami peningkatan yang akan menimbulkan berbagai permasalahan dan membutuhkan perhatian khusus karena seseorang akan mengalami proses penuaan. Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran radiografi vertebrae lumbal pada pasien lansia dengan Low Back Pain di Rumah Sakit dr. Reksodiwiryo Padang tahun 2021. Metode : Penelitian ini menggunakan metode penelitian observasional dengan pendekatan pengambilan data retrospektif menggunakan data sekunder dengan jumlah sampel 167 pasien. Hasil : Berdasarkan hasil analisis data sampel 167 pasien, didapatkan sebanyak 136 pasien (81,4%) dalam kelompok gambaran Spondylosis. Usia terbanyak adalah kelompok lansia muda (60-69 tahun) dengan gambaran Spondylosis sebanyak 51,5% atau sebanyak 86 pasien. Jenis kelamin terbanyak adalah laki-laki dengan gambaran Spondylosis yaitu 75 pasien (44,9%). Indeks Massa Tubuh (IMT) terbanyak adalah kelompok Overweight (23-24,9) dengan gambaran Spondylosis yaitu sebanyak 44,9% atau sebanyak 75 pasien. Kesimpulan : Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa Spondylosis merupakan gambaran radiografi vertebrae lumbal terbanyak pada pasien yang terdiagnosis Low Back Pain.","PeriodicalId":30503,"journal":{"name":"Academicus International Scientific Journal","volume":"1 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-11-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"91110654","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Infeksi Soil Transmitted Helminths pada Anak","authors":"Dhina Lydia Lestari","doi":"10.56260/sciena.v1i6.75","DOIUrl":"https://doi.org/10.56260/sciena.v1i6.75","url":null,"abstract":"Infeksi cacing yang paling umum pada manusia di negara berkembang adalah yang disebabkan oleh cacing usus dan parasit protozoa. Jenis cacing yang paling sering menginfestasi anak-anak antara lain Ascaris, Trichuris, cacing tambang, dan Taenia. Orang yang terinfeksi cacing khususnya yang disebabkan oleh cacing A. lumbricoides, T. trichiura dan cacing tambang dapat menderita anemia, kebugaran fisik yang berkurang, gangguan perkembangan kognitif gangguan pertumbuhan, dan malnutrisi. Faktor yang dapat menyebabkan infeksi tersebut pada anak yaitu kurangnya sanitasi dan kebersihan yang tidak memadai (berjalan tanpa alas kaki, tidak mencuci tangan dengan sabun setelah buang air besar dan sebelum makan), serta kemiskinan. Diantara nematoda usus terdapat sejumlah spesies yang ditularkan melalui tanah dan disebut “Soil Transmitted Helminth” yang terpenting adalah Ascaris lumbricoides, Necator americanus, Ancylostoma duodenale, Trichuris trichiura.","PeriodicalId":30503,"journal":{"name":"Academicus International Scientific Journal","volume":"77 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-11-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"73392043","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Identifikasi Penggunaan Rhodamine B pada Saus Sambal Jajanan di Kecamatan Koto Tangah","authors":"Eka Desnita","doi":"10.56260/sciena.v1i6.79","DOIUrl":"https://doi.org/10.56260/sciena.v1i6.79","url":null,"abstract":"Kebiasaan mengkonsumsi jajanan sangat populer di kalangan masyarakat, khususnya golongan usia menengah ke bawah. Menurut United State Department of Agriculture (USDA), standar makanan dan jajanan adalah makanan yang sehat dengan kandungan vitamin, kalsium, potasium, protein, sayuran, karbohidrat dan makanan bersera. Pengetahuan, sikap, dan praktek seorang produsen memiliki pengaruh yang besar terhadap citra dan kualitas dagangan yang dibuatnya. Salah satu faktor yang mempengaruhinya adalah faktor perilaku. Penjual makanan di pinggiran jalan sudah biasa menggunakan bahan tambahan makanan termasuk zat warna yang tidak diizinkan, ini disebabkan karena bahan itu mudah diperoleh dalam kemasan kecil di toko dan pasar dengan harga murah. Notoatmodjo seorang ahli psikologi pendidikan, membedakan adanya tiga ranah perilaku, yaitu kognitif (cognitive), afektif (affective), dan psikomotor (psychomotor). Makanan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia yang terpenting dan juga merupakan faktor yang sangat esensial bagi pertumbuhan dan perkembangan manusia. Sangat mudah larut dalam etanol, sukar larut dalam asam encer dan dalam larutan alkali, larut dalam asam kuat akan membentuk senyawa kompleks berwarna merah muda yang larut dalam isopropil eter. Zat pewarna Rhodamine B mempunyai banyak sinonim, antara lain D dan C Red no 19, Food Red 15, ADC Rhodamine B, Aizan Rhodamine dan briliant Pink B. Menurut WHO, Rhodamine B berbahaya bagi kesehatan manusia karena sifat kimia dan kandungan logam beratnya. Rhodamine B mengandung senyawa klorin (Cl). Rhodamine B lebih memiliki pengaruh besar terhadap organ pencernaan, namun berikut adalah beberapa zat yang bila terkontaminasi dengan Rhodamine B maka akan memiliki pengaruh terhadap kesehatan gigi dan mulut bila dikonsumsi berlebihan dalam jangka waktu yang lama. Berdasarkan hasil analisis komprehensif terhadap pengaruh kandungan Rhodamine B yang terdapat dalam saus sambal jajanan diperoleh hasil negatif.","PeriodicalId":30503,"journal":{"name":"Academicus International Scientific Journal","volume":"17 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-11-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"73973389","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Diagnosis dan Tatalaksana Malformasi Arterivenosus","authors":"Fory Fory, Hardianti","doi":"10.56260/sciena.v1i6.77","DOIUrl":"https://doi.org/10.56260/sciena.v1i6.77","url":null,"abstract":"Malformasi arteriovenosa (AVM) adalah malformasi vaskular yang ditandai dengan anomali komunikasi antara arteri dan vena tanpa melibatkan kapiler yang normal. AVM mandibula merupakan kondisi yang sangat jarang terjadi. Namun dapat menimbulkan komplikasi serius jika tidak ditatalaksana dengan baik. Lima puluh persen dari semua AVM intraosseous terjadi di daerah maksilofasial dan sangat jarang terjadi pada mandibula. Seorang pasien perempuan, 20 tahun datang ke Poliklinik Bedah Plastik Rumah Sakit Universitas Andalas karena terdapat Benjolan pada bibir kanan semenjak 10 bulan yang lalu, riwayat bengkak disadari sejak umur 5 tahun, sudah tiga kali dilakukan operasi pada tahun 2010, 2015 dan 2017 di Rumah Sakit Umum Daerah Sawahlunto dan M.Djamil Padang, berupa operasi reduksi. Pada pemeriksaan fisik, kami dapatkan di regio mandibula dextra terdapat benjolan sewarna kulit, kebiruan, compessible, dan tidak ada denyut. Berdasarkan anamnesis dan hasil pemeriksaan fisik kami tegakkan diagnosis dengan malformasi arterivenosus pada regio mandibula dextra. Kami rencanakan untuk dilakukan injeksi sklerotik agent dan eksisi atau reduksi. Hasil satu hari setelah dilakukan tindakan injeksi sklerotik agent tampak bengkak sekitar bibir, bibir, pipi, dan wajah, pada daerah sekitar bibir berwarna kemerahan,dan disekitar dagu sebelah kanan berwarnna kebiruan, rasa nyeri dan tidak ada perdarahan.","PeriodicalId":30503,"journal":{"name":"Academicus International Scientific Journal","volume":"46 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-11-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"81403806","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Hubungan Pengetahuan Masyarakat Terhadap Pemakaian Antibiotika yang Rasional di Wilayah Kerja Puskesmas Gunung Kota Padang Panjang","authors":"Eka Desnita","doi":"10.56260/sciena.v1i5.64","DOIUrl":"https://doi.org/10.56260/sciena.v1i5.64","url":null,"abstract":"Pendahuluan: Telah dilakukan pengabdian masyarakat didaerah Padang Panjang dimana banyak terdapat masyarakat yang berpendidikan menengah kebawah, sehingga terdapat masalah kurangnya pengetahuan masyarakat di bidang kesehatan. Oleh karena itu, tujuan kegiatan pengabdian masyarakat adalah untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat Padang Panjang KK miskin mengenai pemakaian obat-obatan khususnya antibiotika, sehingga mengurangi angka resistensi terhadap antibiotika. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk melihat tingkat pengetahuanmasyarakat dalam pencegahan resistensi di wilayah Padang Panjang. Metoda: Jenis penelitian ini bersifat survei analitik dengan desain penelitian menggunakan cross sectional study. Hasil: Hasil penelitian tingkat pengetahuan masyarakat adalah tinggi, dengan persentase 66.7%,sedangkan pencegahan resistensi adalah kurang baik dengan persentase 56.7%. Hasil uji statistic diperoleh nilai p = 0.602. Kesimpulan: Tidak ada hubungan yang bermakna antara tingkat pengetahuan masyarakat terhadap pemakaian antibiotika yang rasional di wilayah kerja Puskesmas Gunung Kota Padang Panjang tahun 2022. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang pentingnya menggunakan obat antibiotika yang baikdan benar.","PeriodicalId":30503,"journal":{"name":"Academicus International Scientific Journal","volume":"574 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-09-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"77285663","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Gambaran Visus Penderita Retinopati Diabetik yang Dilakukan Terapi Injeksi Intravitreal Anti-VEGF di RSKM Padang Eye Center Tahun 2018","authors":"Naima Lassie, Siti Felia Tambunan","doi":"10.56260/sciena.v1i5.69","DOIUrl":"https://doi.org/10.56260/sciena.v1i5.69","url":null,"abstract":"Latar Belakang : Diabetes merupakan penyebab utama gangguan penglihatan di kalangan orang dewasa di Indonesia. Terapi standar emas untuk retinopati diabetik adalah fotokoagulasi panretinal, tetapi memiliki efek samping seperti kendala bidang visual perifer. Faktor pertumbuhan endotel vaskular (VEGF) dianggap sebagai patologi yang mendasari retinopati diabetik. Terapi anti-VEGF untuk retinopati diabetik telah dipelajari baru-baru ini. Kami mempelajari hasil visual pasien retinopati diabetik yang diobati dengan anti-VEGF. Metode: Kami mempelajari 52 pasien dengan retinopati diabetik dan memberikan terapi anti-VEGF yang menghadiri RSKM Padang Eye Center, sebuah rumah sakit perawatan mata tersier di Sumatera Barat selama tahun 2018. Diagnosis retinopati diabetik dikonfirmasi oleh dokter mata vitreoretinal. Ketajaman visual sebelum terapi dan setelah satu bulan terapi dengan injeksi intravitreal anti-VEGF dicatat. Hasil: Pasien retinopati diabetik rentang usia terbanyak pada usia 46 sampai 55 tahun (44,2%), dan menderita diabetes lebih dari 5-10 tahun (63,5%) %. Ketajaman penglihatan pasien sebelum pengobatan dengan anti-VEGF sebagian besar (55,8%) buruk (<6/60). Setelah satu bulan terapi, ketajaman penglihatan baik (>6/18) pada 44,2% pasien, penglihatan rata-rata (6/18-6/60) pada 23,1% dan penglihatan buruk (<6/60) pada 32,7% pasien. Pasien yang mengalami peningkatan kualitas visual subyektif setelah terapi adalah 69,2%. Kesimpulan: Terapi anti-VEGF untuk retinopati diabetik telah meningkatkan hasil visual pasien, baik secara objektif maupun subjektif.","PeriodicalId":30503,"journal":{"name":"Academicus International Scientific Journal","volume":"21 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-09-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"87013354","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Gambaran Tingkat Pengetahuan, Sikap, dan Kesiapan Calon Pengantin Wanita dalam Upaya Pencegahan Stunting di KUA Kuranji Kota Padang","authors":"Sukmayenti, Annisa Sholihat","doi":"10.56260/sciena.v1i5.70","DOIUrl":"https://doi.org/10.56260/sciena.v1i5.70","url":null,"abstract":"Pendahuluan: Berdasarkan hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2021 yang dilaksanakan oleh Kementerian Kesehatan, diketahui angka prevalensi stunting di Indonesia sebesar 24,4%. Menurut WHO, masalah kesehatan masyarakat dapat dianggap kronis bila prevalensi stunting lebih dari 20 persen. Stunting bisa berdampak menurunnya tingkat kecerdasan, menurunkan produktivitas, kerentanan terhadap penyakit sehingga menghambat pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan kemiskinan. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran tingkat pengetahuan, sikap dan kesiapan calon pengantin wanita dalam upaya pencegahan stunting di KUA Kuranji Kota Padang. Metoda: Penelitian ini adalah jenis penelitian deskriptif dengan metode survei dan analisa data hanya dilakukan dengan analisis univariat.untuk menggambarkan distribusi frekuensi dari masing-masing variabel. Hasil: Hasil penelitian ini ditemukan 25% responden dengan tingkat pengetahuan rendah tentang upaya pencegahan stunting, 40%, responden memiliki sikap negatif tentang upaya pencegahan stunting, dan 20% responden tidak siap dalam upaya pencegahan stunting. Kesimpulan: sebagian kecil responden masih mempunyai pengetahuan rendah, sikap negatif dan tidak siap dalam upaya pencegahan stunting. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang faktor risiko terjadinya stunting pada catin wanita sehingga bisa melakukan upaya pencegahan stunting.","PeriodicalId":30503,"journal":{"name":"Academicus International Scientific Journal","volume":"54 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-09-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"86567210","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Profil Pasien Glaukoma pada Lansia di Rumah Sakit Khusus Mata (RSKM) Padang Eye Center Tahun 2021","authors":"Haves Ashan, Rosalina Hasan, Ade Ade Yuli Amelia, Seres Triola","doi":"10.56260/sciena.v1i5.66","DOIUrl":"https://doi.org/10.56260/sciena.v1i5.66","url":null,"abstract":"Latar Belakang: Kebutaan merupakan hal yang masih mengerikan bagi sebagian besar masyarakat Indonesia. Salah satu penyebab kebutaan di seluruh dunia yaitu glaukoma yang dianggap sebagai si pencuri penglihatan, dimana pada penderita glaukoma dapat mengalami kehilangan penglihatan yang bersifat permanen (irreversible) sehingga terjadi penurunan kualitas hidup pada penderita. Tujuan: Untuk mengetahui profil pasien glaukoma pada lansi di Rumah Sakit Khusus mata (RSKM) Padang Eye Center tahun 2021. Metode: Ruang lingkup penelitian ini adalh ilmu penyakit mata. Penelitian dilakukan pada bulan Februari tahun 2021 sampai selesai. Jenis penelitian adalah deskriptif kategorik. Populasi terjangkau pada penelitian adalah pasien lansia yang terdiagnosis glaukoma di RSKM Padang Eye Center pada tahun 2021 sebanyak 100 sampel dengan teknik simple random sampling. Analisa data univariat disajikan dalam bentuk distribusi frekuensi dan persentase dengan pengolahan data menggunakan komputerisasi program SPSS versi 20.0. Hasil: Kelompok usia terbanyak adalah 60-75 tahun yaitu 83 pasien (83,0%), jenis kelamin terbanyak adalah laki-laki yaitu 61 pasien (61,0 %), tipe glaukoma terbanyak adalah Primary Open Angle Glaucoma (POAG) yaitu 43 pasien (43,0%), riwayat penyakit sistemik terbanyak adalah hipertensi yaitu 46 pasien (46,0%), tatalaksana terbanyak adalah medikamentosa yaitu 58 pasien (58,0%), dan kejadian kebutaan terbanyak yaitu unilateral sebanyak 41 pasien (41,0%). Kesimpulan: Kelompok usia terbanyak adalah 60-75 tahun, jenis kelamin terbanyak adalah laki-laki, tipe glaukoma terbanyak adalah Primary Open Angle Glaucoma (POAG), riwayat penyakit sistemik terbanyak adalah hipertensi, tatalaksana terbanyak adalah dengan medikamentosa saja, kejadian kebutaan terbanyak adalah unilateral.","PeriodicalId":30503,"journal":{"name":"Academicus International Scientific Journal","volume":"26 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-09-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"86431410","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Autologous Fat Grafting on the Right Leg : Sebuah Laporan Kasus","authors":"Fory Fortuna, Raina Rasikarahma","doi":"10.56260/sciena.v1i5.74","DOIUrl":"https://doi.org/10.56260/sciena.v1i5.74","url":null,"abstract":"Pendahuluan: Autologous fat grafting menjadi semakin populer beberapa tahun terakhir dengan banyaknya aplikasi rekonstruksi pada payudara, wajah, pasca radiasi dan luka bakar, anomali kongenital, serta berbagai aplikasi estetika. Keuntungan prosedur ini adalah menggunakan bahan dari tubuh sendiri sehingga kecil kemungkinan terjadi reaksi alergi, jumlah lemak donor yang cukup banyak tersedia, serta dapat bertahan dalam beberapa tahun. Prosedur ini merupakan prosedur berisiko rendah dengan potensi komplikaisi seperti nekrosis lemak, pembentukan kista, selulitis, serta ketidakteraturan kontur. Metode: Pada laporan kasus ini akan dicantumkan tinjauan kepustakaan mengenai autologous fat grafting, serta laporan kasus dan diskusi. Pasien perempuan berusia 25 tahun datang ke poliklinik Bedah Plastik Rumah Sakit M.Djamil Padang dengan keluhan bekas luka pada betis kanan dan kulit terlihat mencekung pada bekas luka. Hasil: Pasien kemudian dilakukan liposuction dan fat graft pada cruris dextra dan diberikan obat pulang berupa antiyeri. Pada pasien ini terapi post operatif luka ditutup dengan menggunakan kasa dan plester kemudian disarankan untuk kontrol setiap bulannya.","PeriodicalId":30503,"journal":{"name":"Academicus International Scientific Journal","volume":"9 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-09-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"83463505","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Gambaran Elektrodiagnostik pada Polineuropati","authors":"Lydia Susanti, Fanny Adhi Putri, Andi Fadilah Yusran","doi":"10.56260/sciena.v1i5.58","DOIUrl":"https://doi.org/10.56260/sciena.v1i5.58","url":null,"abstract":"Banyaknya jenis kelainan saraf perifer dengan gejala yang tidak jauh berbeda menyebabkan tidak mudah untuk menegakkan diagnosis gangguan sistem saraf perifer. Pemeriksaan elektrofisiologi dapat dilakukan sebagai salah satu pemeriksaan penting dalam penegakkan diagnosis gangguan sistem saraf perifer,. Pemeriksaan elektrofisiologi yang akan dilakukan disesuaikan dengan kebutuhan penengakan diagnosis, artinya berbeda diagnosis maka berbeda juga pilihan pemeriksaan elektrofisiologi yang dilakukan. Polineuropati adalah sebuah gangguan menyeluruh dari sistem saraf perifer. Prevalensi kejadian polineuropati sekitar 5%-8%, dan menggambarkan gangguan yang paling umum dari kelompok kelainan ini. Gangguan ini dapat memiliki banyak etiologi dan penyakit penyerta lainnya, dan dalam praktek klinis, hampir seluruh spesialis medis dapat berkontak dengan pasien polineuropati ini. Pemeriksaan penunjang seperti pemeriksaan elektrodiagnostik dibutuhkan dalam penegakkan diagnosis sebelum memulai terapi definitif. Pemeriksaan ini juga dapat membantu membedakan onset akan kejadian polineuropati yang diderita pasien.","PeriodicalId":30503,"journal":{"name":"Academicus International Scientific Journal","volume":"18 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-09-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"80473410","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}