Jurnal EmbrioPub Date : 2022-10-19DOI: 10.31317/embrio.v14i2.807
Yulfira Media
{"title":"PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN ALTERNATIF KEBIJAKAN DALAM UPAYA PENINGKATAN KESEJAHTERAAN PETANI (Studi di Kabupaten Tanah Datar)","authors":"Yulfira Media","doi":"10.31317/embrio.v14i2.807","DOIUrl":"https://doi.org/10.31317/embrio.v14i2.807","url":null,"abstract":"Beberapa program/kegiatan pemberdayaan sudah cukup banyak dilaksanakan, namun realitasnya pelaksanaan program/kegiatan tersebut belum optimal untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Tujuan penelitian adalah mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan dan kegagalan kegiatan pemberdayaan masyarakat, dan merumuskan alternatif strategi kebijakan yang mendukung keberhasilan kegiatan pemberdayaan dalam upaya peningkatan kesejahteraan petani. Penelitian menggunakan metode penelitian kualitatif, dan teknik pengumpulan data dilakukan dengan wawancara mendalam dan Fokus Grup Diskusi (FGD). Informan penelitian adalah ketua kelompok/anggota kelompok petani dan pengelola program pemberdayaan di Kabupaten/Kecamatan/Nagari, sedangkan peserta FGD adalah ketua/anggota dari kelompok petani yang dianggap berhasil dan kurang berhasil. Data yang sudah dikumpulkan kemudian diolah dan dianalisis dengan menggunakan kaidah kualitatif dengan metode content analysis. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa ada beberapa faktor yang turut mendukung keberhasilan pemberdayaan diantaranya partisipasi dan keaktifan kelompok dalam menyusun perencanaan kegiatan, pelaksanaan, dan pengawasan, dukungan aktif dari tenaga penyuluh/pendamping, kemampuan penyuluh dalam berkomunikasi dengan masyarakat. Faktor yang menjadi penghambat keberhasilan kegiatan pemberdayaan masyarakat diantaranya adalah kurangnya partisipasi dan keterbukaan terhadap kelompok, kurangnya motivasi dan kepedulian masyarakat untuk terlibat dalam perencanaan. Alternatif bijakan yang disarankan dalam upaya peningkatan kesejahteraan petani adalah peningkatan pembinaan dan pendampingan, peningkatan kapasitas SDM petani, dan peningkatan sarana prasarana, akses modal, pemasaran dan dukungan lintas sektor.","PeriodicalId":289973,"journal":{"name":"Jurnal Embrio","volume":"136 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-10-19","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"116545293","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"RESPON PERTUMBUHAN TANAMAN PINANG (Areca catechu. L)AKIBAT PEMBERIAN BEBERAPA DOSIS CENDAWAN MIKORIZA ARBUSKULA","authors":"Yunaweti Yunaweti, Yulfidesi Yulfidesi, Jamilah Jamilah, Yefriwati Yefriwati, Minhaminda Minhaminda","doi":"10.31317/embrio.v14i2.805","DOIUrl":"https://doi.org/10.31317/embrio.v14i2.805","url":null,"abstract":"Penelitian tentang “ Respon Pertumbuhan tanaman Pinang (Areca catechu. L) Akibat Pemberian Beberapa Dosis Cendawan Mikoriza Arbuskula “ dilaksanakan di rumah setengah bayangan dan laboratorium Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat. Tujuan Penelitian, untuk mendapatkan dosis pupuk Cendawan Mikoriza Arbuskula (CMA) yang tepat untuk tanaman Pinang. Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL), dengan 5 taraf dan 4 ulangan yaitu : dosis fungi mikoriza arbuskula : 0, 5, 10, 15 dan 20 g/tanaman. Data pengamatan dianalis secara statistika dengan uji F pada taraf nyata 5 %. Hasil peneltian memperlihatkan untuk pertumbuhan tanaman Pinang dosis 20 g/tanaman memberikan hasil yang terbaik untuk pertumbuhan tanaman Pinang.","PeriodicalId":289973,"journal":{"name":"Jurnal Embrio","volume":"29 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-10-19","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"121890794","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Jurnal EmbrioPub Date : 2022-10-19DOI: 10.31317/embrio.v14i2.806
Aslansari Aslansari
{"title":"PENGARUH PUPUK ORGANIK CAIR UNITAS SUPER DAN NPK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL SEMANGKA (Citrullus vulgaris schard)","authors":"Aslansari Aslansari","doi":"10.31317/embrio.v14i2.806","DOIUrl":"https://doi.org/10.31317/embrio.v14i2.806","url":null,"abstract":"Percobaan bertujuan umtuk mendapatkan interaksi Pupuk Organik Cair Unitas Super dan NPK terhadap pertumbuhan dan hasil semangka (Citrullus vulgaris schard). Percobaan telah dilaksanakan di Kenagarian Koto VIII Palangai Kecamatan Ranah Pesisir Kabupaten Pesisir Selatan dari Januari sampai April 2020. Percobaan menggunakan RAL, faktorial 3x3 dengan 3 ulangan. Faktor pertama adalah konsentrasi POC : 0%, 5%, 10%. Faktor kedua adalah Pupuk NPK yang terdiri dari 3 taraf yaitu : 300 kg/ha, 350 kg/ha, 400 kg/ha. Hasil percobaan dapat disimpulkan interaksi Pupuk Organik Cair (POC) Unitas Super dan NPK tidak dapat meningkatkan pertumbuhan dan hasil tanaman semangka. POC Unitas Super secara tunggal mampu meningkatkan pertumbuhan dan hasil tanaman semangka dengan konsentrasi terbaik yaitu 10%. Pemberian NPK secara tunggal mampu meningkatkan pertumbuhan dan hasil tanaman semangka dengan dosis terbaik yaitu 350 kg/ha. Berdasarkan kesimpulan disarankan bahwa Dalam budidaya tanaman semangka dapat diberikan POC Unitas Super dengan konsentrasi 10% dan NPK dengan dosis 350 kg/ha.","PeriodicalId":289973,"journal":{"name":"Jurnal Embrio","volume":"2009 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-10-19","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"123774669","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Jurnal EmbrioPub Date : 2022-07-29DOI: 10.31317/embrio.v14i2.781
N. Yessirita
{"title":"KARAKTERISTIK KOMBUCHA TEH DAUN GAMBIR (Uncaria Gambir Roxb) MENGGUNAKAN GULA TEBU SAKA","authors":"N. Yessirita","doi":"10.31317/embrio.v14i2.781","DOIUrl":"https://doi.org/10.31317/embrio.v14i2.781","url":null,"abstract":"Penelitian bertujuan untuk mengetahui karakteristik kombucha teh daun gambir (Uncaria gambir roxb) dan mengetahui persentase gula tebu saka yang tepat dalam fermentasi kombucha teh daun gambir (Uncaria gambir roxb). Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 5 taraf perlakuan dan 3 kali ulangan. Data hasil pengamatan dianalisis menggunakan ANOVA dan uji lanjut DNMRT pada taraf nyata 1%. Perlakuan pada penelitian ini adalah konsentrasi penambahan gula tebu saka terhadap kombucha teh daun gambir (Uncaria gambir roxb) (10%, 15%, 20%, 25% dan 30%). Hasil penelitian menunjukkan bahwa perbedaan konsentrasi penambahan gula tebu saka dalam fermentasi kombucha teh daun gambir (Uncaria gambir roxb) berpengaruh sangat nyata terhadap antioksidan, polifenol, total asam, total gula, dan pH. Berdasarkan hasil uji organoleptik terhadap kombucha teh daun gambir (Uncaria gambir roxb) menunjukkan perlakuan yang lebih disukai panelis adalah pada perlakuan E (30%) dengan karakteristik nilai antioksidan (48,81%), polifenol (1242,67 mgGAe/g), total asam (1,03%), total gula (1,09%) dan pH (3,39).","PeriodicalId":289973,"journal":{"name":"Jurnal Embrio","volume":"65 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-07-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"126484113","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Jurnal EmbrioPub Date : 2022-07-29DOI: 10.31317/embrio.v14i2.783
P. Jefri
{"title":"PENGARUH FUMIGASI MENGGUNAKAN AIR DAUN SIRIH TERHADAP DAYA TETAS TELUR DAN MORTALITAS EMBRIO TELUR PUYUH","authors":"P. Jefri","doi":"10.31317/embrio.v14i2.783","DOIUrl":"https://doi.org/10.31317/embrio.v14i2.783","url":null,"abstract":"This replacement of natural disinfectants is expected to improve fertility, increase hatchability, increase hatching weight and reduce mortality. This study aims to determine whether the fumigation of betel leaf water can improve fertility, increase hatchability, increase hatching weight and reduce mortality in quail hatching, as well as determine the best level of administration in a mixture of betel leaf water and aquades. This study used a completely randomized design (CRD) consisting of 5 treatments, namely p1 (Control), p2 (70% Alcohol), p3 (20 ml Betel Leaf Extract + 80 ml Aquades), p4 (30 ml Betel Leaf Extract + 70 ml Aquades ), and p5 (40 ml Betel Leaf Extract + 60 ml Aquades) and 4 replicates. The data obtained were processed using variance, if the results showed significant differences, they were tested using the Duncan multiple range test (DMRT). The results showed that quail eggs fumigated using Betel Leaf Extract had an average fertility ranging from 80.00 – 97.00%. The average hatchability ranged from 80.55– 96.91%. The average hatching weight ranged from 8.72 to 8.74 grams. And the average mortality ranged from 3.09 to 19.45%. The results of the study on the effect of treatment on fertility, hatchability and mortality showed a very significantly different effect (P<0.01). Meanwhile, on hatching weight, the effect was not significantly different (P>0.05). Based on the results of this study, it can be concluded that the most optimal fumigation using Betel Leaf Extract is treatment 3 (20 ml Betel Leaf Extract + 80 ml Aquades) with an average fertility of 97.00%, hatchability 96.91%, hatching weight 8.72 grams, and 3.09% motility.","PeriodicalId":289973,"journal":{"name":"Jurnal Embrio","volume":"1990 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-07-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"130885720","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Jurnal EmbrioPub Date : 2022-07-29DOI: 10.31317/embrio.v14i2.780
Erma Erma
{"title":"UPAYA PENINGKATAN PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN MELON (Cucumis melo L.) MELALUI PEMBERIAN PUPUK KANDANG DAN AIR KELAPA MUDA","authors":"Erma Erma","doi":"10.31317/embrio.v14i2.780","DOIUrl":"https://doi.org/10.31317/embrio.v14i2.780","url":null,"abstract":"Penelitian upaya peningkatan pertumbuhan dan hasil tanaman melon (Cucumis melo L.) melalui pemberian pupuk kandang dan air kelapa muda telah dilaksanakan pada lahan kering di Kelurahan Balai Gadang, Kecamatan Koto Tangah, Kota Padang dengan ketinggian 10 meter diatas permukaan laut. Jenis tanah yang digunakan Alluvial. Percobaan ini dilaksanakan dari bulan Mei sampai Juli 2020 dengan tujuan mengetahui interaksi pupuk kandang dan air kelapa muda pada pertumbuhan dan hasil tanaman melon. Rancangan yang digunakan Rancangan Acak Lengkap 2 faktor. Faktor pertama pupuk kandang 3 taraf yaitu: 0 g/polibag, 75 g/polibag, 150 g/polibag. Faktor kedua air kelapa muda dengan taraf 0 ml/L, 100 ml/L, dan 200 ml/L. Hasil percobaan disimpulkan ada interaksi pupuk kandang dan air kelapa pada panjang tanaman, jumlah bunga betina dan umur panen. Perlakuan pupuk kandang meningkatkan panjang tanaman, jumlah cabang primer, umur mulai berbunga, jumlah bunga jantan, jumlah bunga betina, umur panen, panjang buah, diameter buah, bobot buah per tanaman dan bobot buah. Perlakuan air kelapa muda dapat meningkatkan pertumbuhan dan hasil tanaman melon.","PeriodicalId":289973,"journal":{"name":"Jurnal Embrio","volume":"110 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-07-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"124711111","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Jurnal EmbrioPub Date : 2022-07-29DOI: 10.31317/embrio.v14i2.782
Sunadi Sunadi
{"title":"PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI JAGUNG MANIS (Zea mays var. saccharata Sturt) SEBAGAI RESPON TERHADAP PUPUK ORGANIK CAIR DAUN LAMTORO","authors":"Sunadi Sunadi","doi":"10.31317/embrio.v14i2.782","DOIUrl":"https://doi.org/10.31317/embrio.v14i2.782","url":null,"abstract":"Penelitian bertujuan untuk mendapatkan interaksi terbaik konsentrasi dan interval pemberian POC daun lamtoro bagi pertumbuhan dan produksi jagung manis. Percobaan telah dilakukan di lahan kering ultisol Kelurahan Ampang, Kecamatan Kuranji, Kota Padang, dengan ketinggian tempat ±10 mdpl yang berlangsung pada bulan Oktober 2020 sampai Februari 2021. Rancangan perlakuan terdiri dari 2 faktor. Faktor pertama kosentrasi POC daun lamtoro dengan 4 taraf, yaitu 0, 50, 100, dan 150 ml/L. Faktor kedua adalah interval waktu pemberian POC daun lamtoro dengan 3 taraf, yaitu 1x5 hari, 1x10 hari, dan 1x15 hari. Perlakuan ditempatkan pada RAK dengan 3 ulangan, sedangkan data dianalisis dengan sidik ragam dan uji DNMRT pada taraf 5% dan 1%. Hasil percobaan diperoleh interaksi konsentrasi dan interval waktu pemberian POC daun lamtoro tidak berpengaruh pada pertumbuhan dan produksi jagung manis kecuali pada parameter ILD. Faktor interval waktu pemberian POC daun lamtoro tidak berpengaruh terhadap semua komponen pertumbuhan dan hasil jagung manis, sedangkan faktor konsentrasi POC daun lamtoro berpengaruh nyata pada semua para meter pertumbuhan dan hasil jagung manis. Secara umum pemberian POC daun lamtoro dapat meningkatkan komponen pertumbuhan dan hasil jagung manis, Produksi pipilan segar tertinggi diperoleh pada kosentrasi POC daun lamtoro 150 ml/L yaitu 5.39 t/ha.","PeriodicalId":289973,"journal":{"name":"Jurnal Embrio","volume":"65 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-07-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"126841867","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Jurnal EmbrioPub Date : 2022-07-29DOI: 10.31317/embrio.v14i2.784
Sari Gando Hidayati
{"title":"Respons Pemberian Jamu Fermentasi Terhadap Pertambahan Berat Badan dan Mortalitas Ayam Kampung Periode Pertumbuhan","authors":"Sari Gando Hidayati","doi":"10.31317/embrio.v14i2.784","DOIUrl":"https://doi.org/10.31317/embrio.v14i2.784","url":null,"abstract":"This research was conducted to study the respons of fermented herbal medicine improve in body weight, and decrease the mortalitas in local chickens, and then determine the best level of for the drinking water mixture of local chickens. This study used 100 local chickens aged 2 weeks and studied for 6 weeks, carried out in the cage of Mr. M. Yusuf Nasution in Jorong III Pertanian, Rao District, Pasaman Regency. The study consisted of 5 treatments, namely P1 (without fermented herbal medicine), P2 (fermented herbal medicine 50 ml / liter drinking water), P3 (fermented herbal medicine 100 ml / liter drinking water), P4 (fermented herbal medicine 150 ml / liter drinking water), and P5 (Fermented Herbal Medicine 200 ml / liter of drinking water). The data obtained were processed using a completely randomized design (CRD) with 5 treatments and 4 replications. The results showed that the local Chickens given fermented herbal medicine had an average feed consumption ranging from 1816.27 to 1881.16 grams. The average weight gain ranged from 468.97 to 6045.89 grams. The average feed conversion ranged from 4.01 to 2.81. and Mortality 0.25%. This study proved to be very significantly different (P <0.01) after the Duncant Multiple Range Test (DMRT) continued test. Based on the results of this study, it can be concluded that the most optimal giving of fermented herbal medicine into the drinking water of native chickens is treatment 4 (fermented herbal medicine 150 ml / liter of drinking water","PeriodicalId":289973,"journal":{"name":"Jurnal Embrio","volume":"119 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-07-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"123260416","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Jurnal EmbrioPub Date : 2022-07-29DOI: 10.31317/embrio.v14i2.785
Desni Asrita
{"title":"EFISIENSI PENGGUNAAN GELAS FILTER DAN KERTAS SARING PADA METODE WEENDE TERHADAP NILAI SERAT KASAR PADA RUMPUT LAPANGAN","authors":"Desni Asrita","doi":"10.31317/embrio.v14i2.785","DOIUrl":"https://doi.org/10.31317/embrio.v14i2.785","url":null,"abstract":"Pengujian Serat Kasar adalah salah satu dari beberapa pengujian yang dilakukan di Laboratorium Nutrisi Ruminansia oleh mahasiswa Fakultas Peternakan, mahasiswa dari luar Fakultas Peternakan, dosen dan instansi terkait. Metode analisa yang dipakai adalah metode Weende yaitu bahan makanan yang bebas air dan lemak direbus dengan asam kuat encer, setelah itu dengan basa kuat encer, dan bahan organik yang tertinggal disaring dengan cruisible (vakum), dan dipanaskan. Hilangnya berat setelah dipanaskan itulah yang disebut dengan serat kasar. Selama ini sampel disaring memakai kertas saring whatman 41. Berbagai masalah yang timbul seperti kehabisan kertas saring karena pesanan terlambat datang, harga enceran yang tinggi, kekurangan residu hasil in vitro, dan sebagainya. Untuk mencari solusinya penulis melakukan penelitian dengan judul, “Efisiensi Penggunaan Gelas Filter dan Kertas Saring pada Metode Weende Terhadap Nilai Serat Kasar pada Rumput Lapanganâ€. Percobaan ini dilakukan dengan membandingkan hasil analisis menyaring memakai gelas filter dan kertas saring whatman 41. Tabel 1. percobaan 1a, 2a, 3a, 4a dengan penyaringan memakai gelas filter secara berturut turut didapatkan hasil serat kasar yaitu 23,60 %; 24,01 %; 24,03 %; dan 24,06% dengan rata rata 23,92 %. Pada percobaan 1b , 2b, 3b, 4b dengan penyaringan memakai kertas saring whatman 41, secara berturut turut didapatkan hasil serat kasar yaitu 23,55 %; 23,97 %; 24,08 %; dan 24,18% dengan rata rata 23, 94 %. Dari kedua percobaan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan yaitu berselisih 0,02 %. Gelas filter lebih effsien digunakan karena pekerjannya lebih mudah dan bisa dipakai berulang-ulang dengan biaya yang lebih murah.","PeriodicalId":289973,"journal":{"name":"Jurnal Embrio","volume":"19 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-07-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"129166504","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}