{"title":"Pengendalian Waktu pada Proyek Peningkatan Jalan Simpang Candi Muaro Jambi Metode CPM","authors":"Elvira Handayani, Ellyta Mona, Hery Pebriyanto","doi":"10.33087/civronlit.v4i1.44","DOIUrl":"https://doi.org/10.33087/civronlit.v4i1.44","url":null,"abstract":"Jalan candi muaro jambi merupakan jalan satu-satunya menuju daerah pariwisata candi muaro jambi. Untuk data teknis jalan lama data existing sebagai berikut: Lebar badan jalan = 4 m, lebar bahu jalan kiri dan kanan = 1 m. Hal ini sering menimbulkan kemacetan dan kecelakaan lalulintas dikarenakan lebar jalan yang kecil. Untuk mengatasi hal tersebut maka direncanakan pelebaran jalan ini sepanjang 4,05 km. Adapun data teknis untuk pelebaran jalan baru data existing sebagai berikut: Lebar badan jalan = 4,5 m, lebar bahu jalan kiri dan kanan = 1,2 m. Artinya ada penambahan rata-rata untuk lebar badan jalan 0,5 m dan masing-masing bahu jalan 0,2 m dari existing. Dengan pelebaran ini diharapkan dapat meningkatkan laju pertumbuhan transportasi sehingga jalur tersebut memiliki lebar yang memadai untuk dilintasi kendaraan, memberikan keamanan, kenyaman serta keselamatan bagi pengguna jalan. Data yang digunakan pada penelitian ini yaitu data primer dan data sekunder. Dalam melakukan analisa, perhitungan yang dilakukan penelitian berdasarkan data dari Proyek Peningkatan Jalan Simpang Candi Muaro Jambi. Adapun tujuan mengetahui lintasan kritis proyek peningkatan jalan simpang candi muaro jambi dengan metode Critical Path Method (CPM), menghitung waktu yang optimal untuk menyelesaikan proyek peningkatan jalan simpang candi muaro jambi dengan metode Critical Path Method (CPM) serta membuktikan manfaat metode Critical Path Method (CPM) dalam mengatasi masalah pengendalian waktu dalam proyek kontruksi. Dari hasil analisis diketahui jalur lintasan kritis terdapat pada 5 pekerjaan.","PeriodicalId":256098,"journal":{"name":"Jurnal Civronlit Unbari","volume":"54 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-07-05","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"125081270","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Analisis Sistem Drainase Untuk Menanggulangi Banjir pada Kecamatan Jambi Timur","authors":"Fakhrul Rozi Yamali, Amri Syakban, Eko Sugianto","doi":"10.33087/civronlit.v4i1.42","DOIUrl":"https://doi.org/10.33087/civronlit.v4i1.42","url":null,"abstract":"Permasalahan yang terjadi pada sistim drainase Kecamatan Jambi Timur yaitu setiap tahunnya selalu tergenang air, khususnya pada musim penghujan. Pada sejumlah saluran drainase, begitu hujan besar terjadi air meluap keluar dan menggenangi ruas jalan. Faktor yang mempengaruhi daya tampung air tersebut, salah satunya adalah banyak saluran yang sudah menebal endapan lumpurnya.Dalam analisa curah hujan untuk menentukan debit banjir rencana, data curah hujan yang dipergunakan adalah curah hujan maksimum tahunan (Annual Maximum Series). Untuk perhitungan curah hujan rencana, digunakan Metode Distribusi Normal, Distribusi Log Normal, Distribusi Log–Pearson III dan Distribusi Gumbel. Untuk hujanyang terjadi selama 5 menit sampai 2 jam, persamaan intensitas durasi hujan menggunakan Rumus Talbot, Ishiguro, dan Sherman. Luas area daerah tangkapan (Catchment Area) didapat dengan menggunakan Software Global Mapper 12 berdasarkan data Digital Elevation Model SRTM_57_13. Penggunaan Metode Rasional pada daerah pengaliran dengan beberapa sub daerah pengaliran dapat dilakukan dengan pendekatan nilai C gabungan atau C rata–rata. Adapun rumusan perhitungan debit rencana menggunakan Metode Rasional. Nilai debit rencana akan dibandingkan dengan nilai debit kapasitas yang telah dianalisa berdasarkan analisis hidrologi dan hidrolika. Jika nilai Debit Kapasitas (Qsaluran) lebih kecil dari nilai Debit Rencana (Qrencana), maka dilakukan dimensi ulang saluran drainase.","PeriodicalId":256098,"journal":{"name":"Jurnal Civronlit Unbari","volume":"BC-29 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-07-05","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"126719990","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Penyusunan Status Kerusakan Tanah untuk Produksi Biomassa di Kabupaten Bandung","authors":"Asih Suzana","doi":"10.33087/civronlit.v4i1.41","DOIUrl":"https://doi.org/10.33087/civronlit.v4i1.41","url":null,"abstract":"Tanah merupakan sumberdaya alam yang memiliki peran strategis dalam kehidupan masyarakat sepanjang masa. Kerusakan tanah dapat disebabkan oleh sifat alami tanah, dapat pula disebabkan oleh kegiatan manusia yang menyebabkan tanah tersebut terganggu/rusak sehingga tidak mampu lagi berfungsi untuk mendukung produktivitasnya. Kegiatan biomassa yang memanfatkan tanah dan sumberdaya alam lainnya yang tidak terkendali dan tidak memperhatikan prinsip-prinsip konservasi dapat mengakibatkan kerusakan tanah, sehingga menurunkan mutu dan fungsinya yang pada akhirnya dapat mengancam kelangsungan kehidupan manusia dan mahluk hidup lainnya. Pemerintah telah mengeluarkan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 150 tahun 2000 tentang Pengendalian Kerusakan Tanah untuk Biomassa. Terbitnya PP No. 150 Tahun 2000 tersebut telah ditindaklanjuti dengan terbitnya Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 7 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pengukuran Kriteria Baku Kerusakan Tanah untuk Produksi Biomassa. Kriteria baku yang digunakan untuk menentukan status kerusakan tanah untuk produksi biomassa didasarkan pada parameter kunci sifat dasar tanah, yang mencakup sifat fisik, sifat kimiawi dan sifat biologi tanah. Dengan mengetahui sifat dasar suatu tanah maka dapat ditentukan status kerusakan tanah untuk produksi biomassa. Tujuan penelitian ini adalah tersedianya Dokumen Kajian Status Kerusakan Tanah untuk Produksi Biomassa di Wilayah Sub-DAS Cirasea Kabupaten Bandung.","PeriodicalId":256098,"journal":{"name":"Jurnal Civronlit Unbari","volume":"150 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-07-05","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"122293872","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Perencanaan Tebal Lapis Perkerasan Kaku pada Tanah Lunak di Jalan Antar Kota Menggunakan Metode AASHTO Tahun 1993","authors":"Ditty Trianita Febriani","doi":"10.33087/civronlit.v4i1.43","DOIUrl":"https://doi.org/10.33087/civronlit.v4i1.43","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perencanaan tebal lapis perkerasan kaku pada tanah lunak dengan metode AASHTO 1993 dan membandingkan perencanaan tebal lapis perkerasan kaku pada tanah lunak dengan perencanaan dan perhitungan tebal lapis perkerasan kaku pada tanah yang tidak lunak. Berdasarkan hasil analisis Tebal Lapis Perkerasan kaku menggunakan metode AASHTO untuk tanah lunak dengan CBR 2,83% adalah 11,42 Inchi atau 29 cm. Rincian sebagai berikut Lebar Pelat = 2 x 3,5 m, Panjang Pelat = 5,5 m, Dowel bars digunakan Ø32 mm, panjang 45 cm, dan jarak 300 mm, Tie Bars digunakan Ø16 mm, panjang 80, dan jarak 600 mm, Mesh Bars digunakan Ø12 mm dan jarak 200 mm. Tebal Lapis Perkerasan kaku menggunakan metode AASHTO untuk tanah lunak dengan CBR 2,83% adalah 11,42 Inchi atau 29 cm. Sementara tebal Lapis Perkerasan kaku menggunakan metode AASHTO untuk tanah tidak lunak dengan CBR 6% adalah 11,02 Inchi atau 28 cm. Jadi, CBR tanah dasar sangat mempengaruhi tebal lapis perkerasan kaku. Sebagai tambahan tanah lunak pada dasarnya mudah mengalami lendutan sehingga untuk mengantisipasi hal tersebut dibutuhkan pemasangan besi tulangan.","PeriodicalId":256098,"journal":{"name":"Jurnal Civronlit Unbari","volume":"13 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-07-05","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"131601849","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Pengaruh Temperatur pada Proses Pencairan Batubara Antrasit Menggunakan Pelarut Short Residue","authors":"Lince Muis, Hasrul Anwar, M. Haviz","doi":"10.33087/civronlit.v3i2.36","DOIUrl":"https://doi.org/10.33087/civronlit.v3i2.36","url":null,"abstract":"Proses konversi atau pencairan batubara hanya dijelaskan oleh proses konversi batubara dari padatan menjadi produk cair menggunakan reaktor yang disandarkan sesuai dengan metode yang digunakan pada suhu dan tekanan hidrogen yang cukup tinggi dengan bantuan katalis dan medium pelarut. metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pirolisis. Reaktor yang digunakan yaitu reactor jenis fluidized bed reactor dan menggunakan pendinginan untuk mengubah fase uap menjadi liquid. Menurut hasil terdekat dari batubara menunjukkan bahwa sampel adalah batubara termasuk antrasit. Berdasarkan karakterisasi batubara menggunakan XRD dan SEM-EDX. ada beberapa kandungan mineral dalam batubara seperti SiO2, Al2O3 dan Fe2O3 dan di dalam batubara hasil EDX menunjukkan bahwa konstituen batubara terdiri dari C, Si, Al, O dan S. Selain itu setelah dianalisa nilai kalornya ternyata sampel yang digunakan mendekati nilai kalor batubara jenis antarsit. Dalam proses konversi batubara menggunakan metode pirolisis, temperatur memiliki pengaruh yang signifikan. Efek pada konversi dan hasil dengan suhu yang lebih tinggi semakin banyak batubara diubah menjadi produk cair. kenaikan suhu dilakukan dari 550oC, 600oC, 650oC, 700oC, 750oC. Hasil konversi batubara berdasarkan analisis GC-MS batubara yang potensial sebagai sumber bahan baku bensin. ini karena GC-MS senyawa yang terbentuk pada konversi batubara sama dengan hidrokarbon yang ditemukan dalam bensin, yang merupakan senyawa hidrokarbon rantai pendek dengan rantai C7-C12","PeriodicalId":256098,"journal":{"name":"Jurnal Civronlit Unbari","volume":"26 3","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-10-27","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"120983276","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Perancangan Boost Konverter Sebagai Penguat Umpan Balik Charger Control Baterai Pada Panel Surya","authors":"Venny Yusiana","doi":"10.33087/CIVRONLIT.V3I2.39","DOIUrl":"https://doi.org/10.33087/CIVRONLIT.V3I2.39","url":null,"abstract":"Pemanfaatan dari energi surya dapat menghasilkan energi listrik dengan menggunakan komponen panel surya. Komponen panel surya ini dapat merubah intensitas matahari menjadi energi listrik DC (Direct Current), besar energi listrik DC yang dihasilkan dari panel surya tergantung dari kuat intensitas matahari jika kaadaan intensitas matahari yang tidak konstan dapat menyebabkan kerja dari panel surya tidak efektif, untuk itu diperlukan sebuah rangkaian elektronik daya DC Chopper. Pada penelitian ini menggunakan DC Chopper yang digunakan adalah Boost Converter. DC Chopper tipe Boost Converter adalah DC chopper yang keluarannya dapat dinaikkan. DC Chopper ini akan diaplikasikan sebagai suplai daya DC yang dihasilkan panel surya sebagai charger baterai, dimana DC chopper ini digunakan sebagai penguat umpan balik (feedback) saat terjadi jatuh tegangan ketika intensitas cahaya matahari menurun.","PeriodicalId":256098,"journal":{"name":"Jurnal Civronlit Unbari","volume":"10 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-10-27","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"121407244","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Peluang Efisiensi Tungku Pembakaran Bata Merah di Daerah Setiti Kabupaten Muaro Jambi","authors":"Myson Myson","doi":"10.33087/CIVRONLIT.V3I2.38","DOIUrl":"https://doi.org/10.33087/CIVRONLIT.V3I2.38","url":null,"abstract":"Tahapan pembakaran bata merah dimulai dari penguapan (pengeringan) pada temperatur kira-kira 120C. Selanjutnya tahap oksidasi dimana terjadi pembakaran sisa-sisa karbon yang terdapat didalam tanah liat. Proses ini berlangsung pada temperatur 650C-800C. Kemudian pembakaran penuh. Bata merah dibakar hingga matang dan terjadi proses sintering hingga menjadi bata padat. Temperatur matang bervariasi antara 920 C 1020 C tergantung pada sifat tanah liatyang dipakai. Dari data diketahui daerah sekitar tungku, setelah semua bahan bakar terbakar. memiliki temperature diatas 300 oC, sehingga hal ini merupakan suatu peluang untuk memperpendek waktu proses pengeringan. Untuk dapat memanfaatkan panas tersebut yang biasanya terbuang diperlukan beberapa perubahan yaitu perubahan pada sistim dan arah penjemuran bata merah mentah serta perubahan pada tungku pembakaran.","PeriodicalId":256098,"journal":{"name":"Jurnal Civronlit Unbari","volume":"69 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-10-27","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"124037436","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Kajian Teknis Bangunan Pelimpah Embung Pinang Merah Di Kabupaten Merangin Provinsi Jambi","authors":"Azwarman Azwarman","doi":"10.33087/CIVRONLIT.V3I2.35","DOIUrl":"https://doi.org/10.33087/CIVRONLIT.V3I2.35","url":null,"abstract":"Embung merupakan bangunan konservasi air sejenis waduk berukuran mikro yang dibangun untuk menampung kelebihan air hujan dimusim hujan dan aliran sungai kecil di sekitarnya. Air yang ditampung tersebut dapat digunakan sebagai kebutuhan masyarakat sekitarnya maupun untuk suplai air irigasi dan tambak ikan. Embung merupakan salah satu teknik permanen air yang sangat sesuai dengan segala agroekosistem, dan secara operasional embung berfungsi menampung air hujan dan mendistribusikan dan menjamin kontinuitas ketersediaan air untuk keperluan manusia,tanaman, dan ternak di desa dimana embung itu dibangun. Kapasitas embung sangat ditentukan oleh kapasitas pelimpah (Spillway). Spillway yang disebut juga dengan pelimpah yang merupakan bangunan air beserta instalasinya yang berfungsi untuk mengalirkan debit banjir yang masuk ke dalam waduk agar tidak membahayakan keamanan bendungan terhadap overtopping dan gerusan di hilir Embung. Kapasitas Embung ditentukan berdasarkan debit banjir yang diperhitungkan berdasarkan besarnya curah hujan atau intensitasnya dan luas areal yang diairi hujan . Tujuan dari penelitian ini adalah menghitung debit rencana banjir dan kapasitas bangunan pelimpah embung.","PeriodicalId":256098,"journal":{"name":"Jurnal Civronlit Unbari","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-10-27","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"128888509","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Evaluasi Kebutuhan Air Minum Untuk Kota Banda Aceh dalam Mencapai Akses Universal Tahun 2019","authors":"Yeggi Darnas","doi":"10.33087/civronlit.v3i2.40","DOIUrl":"https://doi.org/10.33087/civronlit.v3i2.40","url":null,"abstract":"Kebutuhan air bersih meningkat sejalan dengan laju pertumbuhan penduduk, pertumbuhan kegiatan ekonomi dan tingkat kesadaran masyarakat akan pentingnya air minum untuk hidup sehat. Dilain pihak kapasitas sarana dan prasarana sistem penyediaan air minum belum mampu memenuhi kebutuhan air minum masyarakat, sehingga diperlukan peningkatan kapasitas produksi dan sistem jaringan pipa distribusi air minum. Kesinambungan pelayanan air minum yang memadai baik secara kuantitas, kualitas serta kontinuitas adalah hal pokok untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dan menunjang kegiatan perekonomian/industri. Tingkat pelayanan PDAM Kota Banda Aceh saat ini sudah mencapai 94,26%, dengan target tingkat pelayanan 100% di tahun 2035. Namun Perpres Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) mengamanatkan pencapaian akses air minum layak dan sanitasi layak 100 % bagi seluruh masyarakat pada tahun 2019. Agar tingkat pelayanan air minum PDAM Kota Banda Aceh dapat mencapai 100%, maka harus ada usaha yang dilakukan selain meningkatkan kapasitas produksi - yang tidak dapat dilakukan dalam waktu singkat. Pada penelitian ini, dilakukan studi evaluasi sistem distribusi dalam pemenuhan kebutuhan air minum. Distribusi air minum Kota Banda Aceh dibagi menjadi empat zona. Pendistribusian air minum oleh PDAM Kota Banda Aceh dilakukan berdasarkan jalur pipa distribusi utama yang sudah dibangun. Penelitian difokuskan pada zona 3 dan zona 4 yang merupakan zona dengan cakupan pelayanan dua terbesar. Selain itu pada kedua daerah pelayanan tersebut sering terjadi komplain oleh pelanggan terkait dengan seringnya tidak sampai aliran air ke rumah mereka. Hasil evaluasi dan simulasi menggunakan software EPANET menunjukkan bahwa agar tercapainya akses air minum layak 100% pada tahun 2019, diperlukan penggantian pipa distribusi dari diameter 100mm menjadi diameter 200mm di tiga tempat pada zona 3 (sepanjang 5831,63m) dan satu tempat di zona 4 (sepanjang 3293,81m).","PeriodicalId":256098,"journal":{"name":"Jurnal Civronlit Unbari","volume":"132 6 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-10-27","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"130890611","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Analisis Penurunan Eceng Gondok (Eichornia Crassipes) dalam Perbaikan Kualitas Air Ditinjau Dari Parameter Timbal (Pb) dan Besi (Fe)","authors":"Marhadi Marhadi, H. Wibowo, V. Kurniawan","doi":"10.33087/CIVRONLIT.V3I2.37","DOIUrl":"https://doi.org/10.33087/CIVRONLIT.V3I2.37","url":null,"abstract":"Danau Sipin memiliki potensi perairan umum yang cukup besar dengan luas 40 Ha mengalami degradasi fungsi lingkungan ditandai dengan fluktuasi debit air antara musim kemarau dan musim hujan pendangkalan alur sungai dan semakin berkurangnya kapasitas penampungan air danau, Tujuan Penelitianmengetahui berapa perbandingan penurunan parameter Pb dan Fe oleh eceng gondok dari setiap bak, perubahan Ph dan Suhu dari setiap bak dan perubahan fisik eceng gondok sebelum dan sesudah penellitian. Metode penelitian mengetahui penurunan kadar timbal (Pb) dan besi (Fe) terhadap eceng gondok. Pada penelitian ini dibagi 4 perlakuan dengan berat eceng gondok yang berbeda namun kapasitas air sama yaitu sebesar 12 liter di setiap bak, dengan perlakuan sebagai berikut, pemberian eceng gondok atau disebut dengan bak kontrol (K) perlakuan pertama pemberikan eceng gondok sebesar 200, perlakuan kedua pemberian eceng gondok sebesar 400 gr dan perlakuan ketiga pemberian eceng gondok sebesar 600 gr,.masing-masing dari perlakuan tersebut mengalami pengontrolan yang sama, yaitu mengecek perubahan kadar pH dan suhu serta waktu detensi awal eceng gondok kontak dengan air sampel selama 9 hari. Setelah 9 hari dilakukan pengambilan sampel ke 2, pada hari ke 11 dilakukan pengambilan sampel ke 3, dan pada hari ke 13 dilakukan pengambilan sampel terakhir. Hasil penelitian untuk parameter besi (Fe) pengujian pada bak 200 gr sebesar rata-rata - 0.01 mg/L - 0.023 mg/L, bak 400 gr rata-rata sebesar 0.01 mg/L, bak 600 gr sebesar rata-rata 0.01 mg/L - 0.032 mg/L untuk pengujianparameter timbal (Pb) pada bak 200 gr sebesar 0.02 mg/L, bak 400 gr sebesar 0.02 mg/L, bak 600 gr sebesar 0.02 mg/L, untuk pengukuran pH dan suhu mencapai 29? dengan pH bak 200 gr 5, pH bak 400 gr 6, pH bak 600 gr 6,5 dan pH bak K 6. Perubahan fisik eceng gondok sebelum dan sesudah eksperimen sangat terlihat jelas pada daun dan batangnya, sebelum penelitian eceng gondok pada setiap bak berwarna hijau dan batang yang segar dan setelah penelitian ada beberapa eceng gondok yang berubah warna kekuningan dan layu dan perubahan pada airnya. Eceng gondok 600gr dengan kapasitas air 12 liter, selain daun eceng gondoknya yang menguning dan batangnya yang layu, dan air berubah semakin keruh dikarenakan kapasitas air 12 liter tidak cukup menampung eceng gondok dengan berat 600 gr.","PeriodicalId":256098,"journal":{"name":"Jurnal Civronlit Unbari","volume":"6 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-10-27","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"134444859","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}