{"title":"PERAMALAN DAN PENENTUAN TARGET PRODUKSI KEDELAI NASIONAL","authors":"E. Cahyadi","doi":"10.29244/JKEBIJAKAN.V7I1.28035","DOIUrl":"https://doi.org/10.29244/JKEBIJAKAN.V7I1.28035","url":null,"abstract":"Kedelai merupakan salah satu bahan pangan yang banyak dikonsumsi masyarakat Indonesia dalam bentuk produk olahan seperti tempe, tahu, dan kecap. Permintaan kedelai mentah sebagai bahan baku cenderung meningkat melampaui kapasitas produksi dalam negeri. Tercatat hanya sekitar 65% produksi lokal untuk memenuhi pasar kedelai domestik dan selebihnya berasal dari impor. Oleh karena itu, kebijakan dan program yang tepat untuk peningkatan produksi lokal sangat dibutuhkan. Hal pertama yang perlu dilakukan adalah menentukan target produksi kedelai yang akan dicapai. Target ini akan menentukan alokasi sumberdaya dan program yang sesuai.. Dalam risalah ini dilakukan kajian penentuan target yang akuntabel dan realiastis melalui pendekatan peramalan kuantitatif. Hasil kajian menunjukkan bahwa metode peramalan weighted moving average untuk data produksi tahunan dan metode Holt's Winter (Multiplicative) untuk data produksi musiman adalah model peramalan terbaik dengan tingkat kesalahan terkecil. Kedua metode ini dapat diadopsi oleh Kementerian Pertanian dalam menentukan target produksi kedelai. Kisaran target produksi kedelai yang direkomendasikan untuk tahun 2019 adalah 971,489.45 ± 132,732.33 ton.","PeriodicalId":243321,"journal":{"name":"RISALAH KEBIJAKAN PERTANIAN DAN LINGKUNGAN Rumusan Kajian Strategis Bidang Pertanian dan Lingkungan","volume":"73 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-04-20","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"122620677","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"KELEMBAGAAN PROGRAM CITARUM HARUM DALAM PENGELOLAAN SUB DAS CIRASEA, CITARUM HULU","authors":"Farhana Nurysyifa, Kaswanto","doi":"10.29244/jkebijakan.v6i3.28064","DOIUrl":"https://doi.org/10.29244/jkebijakan.v6i3.28064","url":null,"abstract":"Sub DAS Cirasea merupakan daerah hulu DAS Citarum. Area ini memiliki indeks erosi yang sangat buruk akibat masifnya aktivitas pertanian, sehingga landuse hutan semakin terancam dari tahun ke tahun. Padahal daerah hulu DAS memiliki peran strategis dalam menjamin kualitas air di daerah yang lebih rendah. Oleh karena itu, penempatan sektor Satgas Kodam III dalam menunjang program Citarum Harum terdapat di beberapa kecamatran di kawasan Sub DAS Cirasea. Namun, pelaksanaan program Citarum Harum yang hanya dibatasi 7 tahun justru menimbulkan persoalan baru terkait keberlanjutan pengelolaan. Kawasan yang menjadi prioritas dalam penempatan sektor khusus menangani ppermasalahan erosi memiliki beberapa kriteria, seperti status lahan sebagai hutan lindung dan atau hutan konservasi, luasnya area lahan kritis, elevasi diatas 1000 m, dan memiliki topografi curam. Motivasi ekonomi, sebagai salah satu faktor agar masyarakat memiliki inisiatif dalam mengelola sungai, dipengaruhi oleh seberapa pentingnya fungsi sungai sebagai penunjang kehidupan sehari-hari. Analisis SWOT menghasilkan beberapa prioritas rekomendasi, yaitu perlu adanya kepastian koordinasi antarprogram maupun antarsektor secara riil di lapangan dan kepastian pascapanen untuk meningkatkan motivasi petani dalam menanam kopi.","PeriodicalId":243321,"journal":{"name":"RISALAH KEBIJAKAN PERTANIAN DAN LINGKUNGAN Rumusan Kajian Strategis Bidang Pertanian dan Lingkungan","volume":"127 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-12-23","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"115628650","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"PEMAKAIAN BIOGAS: HEMAT BIAYA BAHAN BAKAR DAN TAMBAHAN PENDAPATAN RUMAHTANGGA MENDUKUNG KETAHANAN ENERGI","authors":"Roosganda Elizabeth","doi":"10.29244/jkebijakan.v6i3.28067","DOIUrl":"https://doi.org/10.29244/jkebijakan.v6i3.28067","url":null,"abstract":"Biogas diperoleh dari hasil olahan berbagai materi berbasis pertanian-terna merupakan bioenergi terbarukan (renewable energy), solusi substitusi migas (BBM) hingga ke tingkat industri. Semakin menyusutnya minyak bumi mengharuskan akselerasi penciptaan sumber energi alternatif yang mampu memenuhi kebutuhan energi migas yang semakin meningkat seiring pesatnya pertambahan penduduk dan sektor industri. Manajemen pengolahan dan pemanfaatan limbah pertanian dan peternakan dilakukan juga untuk meminimalisir dampak negatifnya dan memaksimalkan dampak keuntungan serta tetap memperhatikan keseimbangan sistem produksi dengan lingkungan hidup (biogas tidak mengeluarkan asap). Sludge sebagai hasil ikutan merupakan biofertilizer, yang tidak lagi mengundang parasit dan biji gulma, dan pupuk alternatif solusi pencegahan berbagai dampak pencemaran logam berat pada tanah. Dengan metode deduktif kualitatif, tulisan ini bertujuan mengemukakan secara komprehensif perlunya akselerasi penggunaan biogas sebagai pemanfaatan bioenergi untuk dalam rangka mendukung ketahanan energi, pemberdayaan ekonomi dan kelembagaan. Realisasi akselerasi dan efektivitas pengaplikasian biogas sebagai sumber energi alternatif yang relatif ekonomis dan efisien, bahkan dapat menghasilkan pendapatan tambahan dari pendistribusian energi listrik yang dihasilkan biogas ke pengguna lain yang membutuhkannya. Penggunaan biogas memungkinkan pengembangan konsep zero wasted management (dalam SITT) dan pengembangan konsep pertanian berkelanjutan yang mengintegrasikan berbagai aspek sosial ekonomi masyarakat pertanian dan aspek lingkungan. Penggunaan biogas merupakan pilihan tepat sebagai bioenergi dan pupuk, serta diperolehnya keuntungan ganda (multi margin), pemberdayaan ekonomi dan kelestarian lingkungan.","PeriodicalId":243321,"journal":{"name":"RISALAH KEBIJAKAN PERTANIAN DAN LINGKUNGAN Rumusan Kajian Strategis Bidang Pertanian dan Lingkungan","volume":"253 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-12-23","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"115664544","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"PENDEKATAN PARTISIPATORI UNTUK STRATEGI PENGEMBANGAN DESA PENYANGGA TAMAN HUTAN RAYA RADEN SOERJO","authors":"Erwin Ismu Wisnubroto, Gerardus Jova, Yohanes Roni","doi":"10.29244/jkebijakan.v6i3.28062","DOIUrl":"https://doi.org/10.29244/jkebijakan.v6i3.28062","url":null,"abstract":"Daerah penyangga merupakan daerah yang berada pada batas kawasan hutan lindung dan merupakan kawasan yang berfungsi untuk melindungi hutan dari aktivitas manusia yang dapat mengganggu ekosistem hutan lindung dan taman nasional. Taman Hutan Raya (Tahura) Raden Soerjo merupakan salah satu kawasan lindung yang secara administratif berada pada beberapa Kabupaten di Provinsi Jawa Timur. Beberapa permasalahan yang timbul pada kawasan desa penyangga Tahura Raden Soerjo berkaitan dengan pengelolaan kawasan pertanian dan sumberdaya hutan. Penelitian ini bertujuan untuk merancang alternatif strategi dan arahan pengembangan desa penyangga hutan di Tahura Raden Soerjo yang dapat mengurangi permasalahan pengelolaan sumberdaya hutan. Penelitian ini menggunakan pendekatan partisipatif kepada stakeholder dan pakar terkait strategi pengembangan desa penyangga hutan yang berada di Desa Wiyurejo, Kecamatan Pujon, Kabupaten Malang. Penentuan sampel pada penelitian ini dilakukan secara purposive sampling, dan pengambilan data dilakukan sebagai input pada model MULTIPOL untuk merancang berbagai alternatif strategi pengembangan desa Wiyurejo sebagai daerah penyangga Tahura Raden Soerjo. Hasil penelitian ini mengajukan prioritas kebijakan/policy yang berfokus pada pertanian multifungsi dengan prioritas program kerja membangun kawasan agrowisata, perbaikan infrastruktur dan pengembangan sumberdaya manusia melalui pelatihan dan pendidikan terkait pertanian ramah lingkungan dan agrowisata berbasis edukasi pertanian dan lingkungan.","PeriodicalId":243321,"journal":{"name":"RISALAH KEBIJAKAN PERTANIAN DAN LINGKUNGAN Rumusan Kajian Strategis Bidang Pertanian dan Lingkungan","volume":"82 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-12-23","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"116786547","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"STRATEGI KONSERVASI TUMBUHAN HOYA DI BODOGOL, CAGAR BIOSFER TAMAN NASIONAL GUNUNG GEDE PANGRANGO MELALUI PROMOSI EKOWISATA","authors":"S. Rahayu, Badiah Badiah","doi":"10.29244/jkebijakan.v6i3.28034","DOIUrl":"https://doi.org/10.29244/jkebijakan.v6i3.28034","url":null,"abstract":"Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGGP) merupakan salah satu kawasan konservasi in situ di Jawa Barat dan telah ditetapkan sebagai cagar biosfer sejak tahun 1976 karena nilai keanekaragaman hayati dan jasa lingkungannya bagi masyarakat sekitar. Prinsip konservasi yang berkembang saat ini tidak hanya melalui pengawetan jenis namun juga harus bisa mengakomodasi dan mengatur pemanfaatan secara lestari. Keterkaitan dengan posisi TNGGP sebagai kawasan cagar biosfer, diperlukan harmonisasi antara kepentingan konservasi kawasan dan biodiversitas yang terkandung di dalamnya dengan kesejahteraan masyarakat sekitarnya. Salah satu masalah yang di hadapi adalah semakin menyempitnya lahan pertanian garapan masyarakat sekitar kawasan karena semakin bertambahnya kegiatan alih fungsi lahan pertanian menjadi pemukiman atau penggunaan lainnya. Kondisi ini dikhawatirkan akan meningkatkan tingkat gangguan ke dalam kawasan. Oleh karena itu perlu dikembangkan strategi pemanfaatan sumberdaya hayati yang tidak mengganggu keberadaan populasi dan ekosistem di dalam kawasan konservasi, namun dapat membantu mengatasi permasalahan perekonomian masyarakat sekitar kawasan. Salah satu potensi sumberdaya hayati yang terdapat di TNGGP yang dapat dikembangkan adalah tumbuhan dari marga Hoya (Apocynaceae: Asclepiadoideae). Tumbuhan Hoya saat ini semakin populer dimanfaatkan sebagai tanaman hias, di samping memiliki manfaat lainnya, yaitu sebagai sumber bahan obat, sekaligus penyerap polutan/racun dalam ruangan maupun bahan industri kosmetik. Secara ekologis, Hoya sebagai tumbuhan epifit turut menyumbang biomasa dan penyerapan karbon tanpa menambah penggunaan lahan, dan fungsi ekologis lainnya terkait asosiasinya dengan serangga peyerbuk maupun semut dan lainnya. Terdapat 10 jenis Hoya di TNGGP, dan jumlah jenis terbanyak terdapat di resort Bodogol. Jenis-jenis tersebut juga terdapat di jalur interpretasi Bodogol, sehingga kekayaan jenis jenis Hoya tersebut dapat dimanfaatkan secara lestari untuk dapat digunakan sebagai alternatif mata pencaharian penduduk sekitar antara lain melalui pengembangan ekowisata Hoya. Pengembangan ekowisata Hoya di TNGGP dapat difokuskan di lokasi Resort Bodogol dengan berbagai bentuk, misalnya dengan pembentukan Kampung Hoya di Desa Bodogol dan jalur wisata Hoya di Resort Bodogol. Selain itu wilayah resort Bodogol juga merupakan wilayah percontohan sebagai Pusat Pendidikan Konservasi Alam dan juga sebagai stasiun Penelitian yang tentunya pengembangan ekowisata Hoya di Bodogol akan selaras dengan fungsi tersebut. Adapun pengembangan Kampung wisata Hoya dapat melibatkan masyarakat setempat dan beberapa stakeholder terkait.","PeriodicalId":243321,"journal":{"name":"RISALAH KEBIJAKAN PERTANIAN DAN LINGKUNGAN Rumusan Kajian Strategis Bidang Pertanian dan Lingkungan","volume":"27 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-12-23","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"127414493","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"ANALISIS FINANSIAL DAN NILAI TAMBAH USAHA AGROFORESTRI KOPI PADA PROGRAM CSR PT INDONESIA POWER UP MRICA KABUPATEN BANJARNEGARA","authors":"Faradis Alfi Zain","doi":"10.29244/jkebijakan.v6i3.33482","DOIUrl":"https://doi.org/10.29244/jkebijakan.v6i3.33482","url":null,"abstract":"Kegiatan pembudidayaan sayuran di wilayah hulu menjadi faktor utama penyumbang sedimentasi Waduk Panglima Besar Soedirman. Penanaman komoditas kopi melalui program Sekolah Lapang Konservasi dimaksudkan sebagai salah satu alternatif guna membenahi permasalahan ini. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalis kelayakan finansial usaha kopi pada berbagai pola agroforestri, menguji tingkat sensitivitas dari penurunan harga dan kenaikan biaya input terhadap keuntungan usaha, serta besaran nilai tambah dari setiap bentuk olahan buah kopi di Desa Leksana, Kecamatan Karangkobar, Kabupaten Banjarnegara. Berdasarkan perhitungan analisis finansial yang dilakukan menggunakan metode Discounted Cash Flow, usaha dengan pola agroforestri jambu, sengon, kopi arabika lebih menguntungkan dibandingkan pola agroforestri sengon, kopi robusta dan pola agroforestri sengon, kopi robusta pagar. Usaha agroforestri kopi di Desa Leksana lebih sensitif terhadap penurunan harga jual daripada kenaikan biaya produksi. Menurut perhitungan nilai tambah menggunakan metode Hayami, olahan produk kopi pada level roasted bean memberikan nilai tambah yang terbesar dibandingkan dengan produk olahan lainnya. \u0000Kata kunci: agroforestri, analisis finansial, kopi, nilai tambah","PeriodicalId":243321,"journal":{"name":"RISALAH KEBIJAKAN PERTANIAN DAN LINGKUNGAN Rumusan Kajian Strategis Bidang Pertanian dan Lingkungan","volume":"185 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-12-23","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"122767359","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"DESAIN PENYELENGGARAAN PENYULUHAN MENDUKUNG PROGRAM KAWASAN PERTANIAN SEJAHTERA (SAPIRA) DI KABUPATEN PRINGSEWU PROVINSI LAMPUNG","authors":"Fauziah Yulia Adriyani","doi":"10.29244/jkebijakan.v6i2.28040","DOIUrl":"https://doi.org/10.29244/jkebijakan.v6i2.28040","url":null,"abstract":"Pelaksanaan program pembangunan pertanian membutuhkan peran penyuluh sebagai pendamping yang memiliki kinerja baik. Akan tetapi, penyelenggaraan penyuluhan belum dirancang untuk mendukung pelaksanaan program pembangunan pertanian. Hal ini menyebabkan penyuluh sebagai ujung tombak dan pendamping yang berinteraksi langsung dengan sasaran dan pelaksana program, belum dapat bekerja dengan optimal. Berdasarkan potensi dan kendala yang dihadapi, Desain penyelenggaraan penyuluhan di Kabupaten Pringsewu pada tahap awal difokuskan pada peningkatan kemampuan pos penyuluhan pedesaan dan kelompok tani sebagai kelas belajar petani dalam upaya mengatasi kekurangan tenaga penyuluh serta meningkatkan kemampuan penyuluh dalam aspek manajemen. Selain sinergitas antar instansi dalam pelaksanaan program pembangunan pertanian juga diperlukan sinergitas metode penyuluhan yang digunakan.","PeriodicalId":243321,"journal":{"name":"RISALAH KEBIJAKAN PERTANIAN DAN LINGKUNGAN Rumusan Kajian Strategis Bidang Pertanian dan Lingkungan","volume":"25 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-08-19","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"132128804","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"ANALISIS EFISIENSI TEKNIS USAHATANI PADI LAHAN IRIGASI DI KABUPATEN LOMBOK BARAT","authors":"Herna Wati","doi":"10.29244/jkebijakan.v6i2.28037","DOIUrl":"https://doi.org/10.29244/jkebijakan.v6i2.28037","url":null,"abstract":"Efisiensi merupakan suatu ukuran relatif dan abstrak, secara individual seorang produsen hanya akan menyadari hakekat efisiensi jika inefisiensi berlangsungnya dalam waktu yang cukup lama akan merugikan karena secara sosial terjadi pemborosan sumberdaya yang semakin langka seiring dengan meningkatnya kebutuhan dan adanya proses degradasi.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat efisiensi teknis pada penggunaan faktor produksi pada usahatani padi di lahan irigasi di Kabupaten Lombok Barat. Rata-rata tingkat efisiensi teknis dan rata-rata produktivitas yang dicapai petani dalam usahatani padi sebesar 80 % dengan menggunakan analisis frontier yakni produktivitas maksimum yang dapat dicapai dengan sistem pengelolaan yang baik, artinya petani masih memiliki peluang sekitar 20 persen untuk mencapai tingkat efisiensi maksimal 100 persen. Tingkat Efisiensi Teknis yang tinggi mencerminkan prestasi petani dalam keterampilan manajerial cukup tinggi sehingga penguasaan informasi dan pengambilan keputusan dalam mengelola faktor-faktor penting yang mempengaruhi produktivitas dapat tercapai secara maksimal. Tingkat efisiensi teknis yang sudah dicapai petani dalam menggunakan factor-faktor produksi sudah pada level yang memuaskan, namun mengingat jumlah penduduk setiap tahunnya terus bertambah yang berdampak pada peningkatan kebutuhan akan pangan khususnya beras maka untuk mempertahankan program ketahanan pangan maka perlu kebijakan pemerintah daerah untuk membuat rancangan baru khususnya tehnologi budidaya padi sehingga tingkat efisiensi yang nantinya bisa dicapai mendekati satu. Tingkat efisiensi yang tinggi juga merefleksikan bahwa peluang petani untuk meningkatkan produktivitas yang cukup tinggi semakin kecil karena perbedaan antara tingkat produktivitas yang telah dicapainya dengan tingkat produktivitas maksimum dengan sistem pengelolaan terbaik cukup kecil. \u0000Kata Kunci : Efisiensi, Produksi, Usahatani, Padi","PeriodicalId":243321,"journal":{"name":"RISALAH KEBIJAKAN PERTANIAN DAN LINGKUNGAN Rumusan Kajian Strategis Bidang Pertanian dan Lingkungan","volume":"146 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-08-19","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"116501947","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"ALIRAN PERDAGANGAN LADA INDONESIA DI PASAR INTERNASIONAL","authors":"Eka Miftakhul Jannah","doi":"10.29244/jkebijakan.v6i2.28042","DOIUrl":"https://doi.org/10.29244/jkebijakan.v6i2.28042","url":null,"abstract":"Indonesia merupakan salah satu negara produsen dan eksportir lada terbesar di dunia. Namun pertumbuhan volume ekspor lada Indonesia memiliki pertumbuhan lebih rendah dari pertumbuhan produksinya. Rendahnya ekspor lada Indonesia disebabkan oleh berbagai faktor yang mempengaruhi perdagangan lada Indonesia di pasar internasional. Adapun tujuan dari penelitian ini untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi perdagangan lada Indonesia di pasar internasional dan menjelaskan potensi perdagangan lada Indonesia di negara tujuan. Metode analisis yang digunakan adalah analisis data panel dengan gravity model dan analisis potensi perdagangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aliran perdagangan ekspor lada Indonesia secara signifikan sangat dipengaruhi oleh nilai GDP riil per kapita Indonesia, GDP riil per kapita negara tujuan ekspor, jarak ekonomi Indonesia dengan negara tujuan ekspor, nilai tukar rupiah terhadap negara tujuan ekspor, dan nilai RCA Indonesia. Namun demikian tarif impor negara tujuan ekspor tidak memiliki pengaruh signifikan. Indonesia memiliki potensi untuk terus meningkatkan perdagangan lada terhadap negara China, Malaysia, Taiwan, Belanda, Perancis, dan Jerman. Hal ini disebabkan perdagangan lada Indonesia dengan mitra dagang masih mengalami under trade. Sementara China merupakan negara yang memiliki potensi perdagangan paling tinggi.","PeriodicalId":243321,"journal":{"name":"RISALAH KEBIJAKAN PERTANIAN DAN LINGKUNGAN Rumusan Kajian Strategis Bidang Pertanian dan Lingkungan","volume":"7 12","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-08-19","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"113953024","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
T. Triyanto, Ridwan Affandi, M. M. Kamal, G. S. Haryani
{"title":"ANALISIS RAPFISH DALAM PENYUSUNAN KEBIJAKAN PENGELOLAAN PENANGKAPAN GLASS EEL (Anguilla spp.) DI MUARA SUNGAI CIMANDIRI, JAWA BARAT","authors":"T. Triyanto, Ridwan Affandi, M. M. Kamal, G. S. Haryani","doi":"10.29244/jkebijakan.v6i2.28043","DOIUrl":"https://doi.org/10.29244/jkebijakan.v6i2.28043","url":null,"abstract":"Penelitian untuk menyusun kebijakan pengelolaan penangkapan glass eel ikan sidat dilakukan dengan menerapkan analisis RAPFISH. Penelitian dilakukan pada Desember 2017-November 2018 di Sungai Cimandiri Jawa Barat. Analisis RAPFISH untuk menilai status keberlanjutan penangkapan glass eel dilakukan pada lima dimensi keberlanjutan, yaitu dimensi ekologi, teknologi, ekonomi, sosial dan kelembagaan. Status keberlanjutan penangkapan glass eel adalah cukup berlanjut. Dimensi teknologi berada pada kondisi sangat berlanjut, dimensi ekologi, sosial dan kelembagaan cukup berlanjut dan dimensi ekonomi kurang berlanjut. Kebijakan pengelolaan penangkapan glass eel ditentukan dari keberlanjutan dimensi ekologi, dimana hasil tangkapan glass eel telah mengalami penurunan yang signifikan. Pengaturan upaya tangkap dan pembatasan jumlah tangkapan glass eel yang sesuai dengan kemampuan lestarinya perlu dijadikan sebagai regulasi kebijakan dalam mengelola sumberdaya tersebut.","PeriodicalId":243321,"journal":{"name":"RISALAH KEBIJAKAN PERTANIAN DAN LINGKUNGAN Rumusan Kajian Strategis Bidang Pertanian dan Lingkungan","volume":"35 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-08-19","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"127072829","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}