{"title":"KELEMBAGAAN PROGRAM CITARUM HARUM DALAM PENGELOLAAN SUB DAS CIRASEA, CITARUM HULU","authors":"Farhana Nurysyifa, Kaswanto","doi":"10.29244/jkebijakan.v6i3.28064","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Sub DAS Cirasea merupakan daerah hulu DAS Citarum. Area ini memiliki indeks erosi yang sangat buruk akibat masifnya aktivitas pertanian, sehingga landuse hutan semakin terancam dari tahun ke tahun. Padahal daerah hulu DAS memiliki peran strategis dalam menjamin kualitas air di daerah yang lebih rendah. Oleh karena itu, penempatan sektor Satgas Kodam III dalam menunjang program Citarum Harum terdapat di beberapa kecamatran di kawasan Sub DAS Cirasea. Namun, pelaksanaan program Citarum Harum yang hanya dibatasi 7 tahun justru menimbulkan persoalan baru terkait keberlanjutan pengelolaan. Kawasan yang menjadi prioritas dalam penempatan sektor khusus menangani ppermasalahan erosi memiliki beberapa kriteria, seperti status lahan sebagai hutan lindung dan atau hutan konservasi, luasnya area lahan kritis, elevasi diatas 1000 m, dan memiliki topografi curam. Motivasi ekonomi, sebagai salah satu faktor agar masyarakat memiliki inisiatif dalam mengelola sungai, dipengaruhi oleh seberapa pentingnya fungsi sungai sebagai penunjang kehidupan sehari-hari. Analisis SWOT menghasilkan beberapa prioritas rekomendasi, yaitu perlu adanya kepastian koordinasi antarprogram maupun antarsektor secara riil di lapangan dan kepastian pascapanen untuk meningkatkan motivasi petani dalam menanam kopi.","PeriodicalId":243321,"journal":{"name":"RISALAH KEBIJAKAN PERTANIAN DAN LINGKUNGAN Rumusan Kajian Strategis Bidang Pertanian dan Lingkungan","volume":"127 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2019-12-23","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"3","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"RISALAH KEBIJAKAN PERTANIAN DAN LINGKUNGAN Rumusan Kajian Strategis Bidang Pertanian dan Lingkungan","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.29244/jkebijakan.v6i3.28064","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
KELEMBAGAAN PROGRAM CITARUM HARUM DALAM PENGELOLAAN SUB DAS CIRASEA, CITARUM HULU
Sub DAS Cirasea merupakan daerah hulu DAS Citarum. Area ini memiliki indeks erosi yang sangat buruk akibat masifnya aktivitas pertanian, sehingga landuse hutan semakin terancam dari tahun ke tahun. Padahal daerah hulu DAS memiliki peran strategis dalam menjamin kualitas air di daerah yang lebih rendah. Oleh karena itu, penempatan sektor Satgas Kodam III dalam menunjang program Citarum Harum terdapat di beberapa kecamatran di kawasan Sub DAS Cirasea. Namun, pelaksanaan program Citarum Harum yang hanya dibatasi 7 tahun justru menimbulkan persoalan baru terkait keberlanjutan pengelolaan. Kawasan yang menjadi prioritas dalam penempatan sektor khusus menangani ppermasalahan erosi memiliki beberapa kriteria, seperti status lahan sebagai hutan lindung dan atau hutan konservasi, luasnya area lahan kritis, elevasi diatas 1000 m, dan memiliki topografi curam. Motivasi ekonomi, sebagai salah satu faktor agar masyarakat memiliki inisiatif dalam mengelola sungai, dipengaruhi oleh seberapa pentingnya fungsi sungai sebagai penunjang kehidupan sehari-hari. Analisis SWOT menghasilkan beberapa prioritas rekomendasi, yaitu perlu adanya kepastian koordinasi antarprogram maupun antarsektor secara riil di lapangan dan kepastian pascapanen untuk meningkatkan motivasi petani dalam menanam kopi.