{"title":"PENGARUH PENAMBAHAN FOSFOR PADA MEDIA BUDIDAYATERHADAP LAJU PERTUMBUHAN BENUR UDANG VANAME(Litopenaues vannamei ) DI SALINITAS 0 PPT","authors":"I. Ismail, Andre Rachmat Scabra, M. Marzuki","doi":"10.29303/mediaakuakultur.v1i2.492","DOIUrl":"https://doi.org/10.29303/mediaakuakultur.v1i2.492","url":null,"abstract":"Komoditas perikanan budidaya yang banyak dikembangkan di Indonesia adalah udang vaname Litopennaeus vannamei karena udang vannamei memiliki prospek dan profit yang menjanjikan (Babu et al., 2014). Salah satu usaha untuk menjaga dan meningkatkan produksi udang vaname adalah memanfaatkan lahan budidaya yang ada, termasuk lahan di perairan tawar. Udang vaname merupakan salah satu udang yang memiliki toleransi yang cukup baik pada kisaran salinitas yang tinggi, yaitu antara 0,5-40 ‰ (Wyban et al, 1992). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh fosfor (P) untuk pertumbuhan udang vannamei dalam media pemeliharaan dengan salinitas 0 ppt. Dengan dosis fosfor yang tepat, pertumbuhan udang vannamei yang dipelihara pada media bersalinitas 0 ppt dapat terjadi dengan maksimal. Metode yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari 4 perlakuan dan 3 ulangan, yaitu penambahan fosfor melalui media dengan berbagai dosis yang berbeda; 0 ppm, 15 ppm, 30 ppm, dan 45 ppm. Penambahan mineral Ca 50 ppm dan P 45 ppm, memberikan pengaruh nyata pada tingkat pertumbuhan udang vaname, dengan nilai pertumbuhan panjang mutlak tertinggi 5,8 cm dan pertumbuhan bobot mutlak 1,07 gr terdapat pada P4 (Perlakuan Empat)","PeriodicalId":238996,"journal":{"name":"Indonesian Journal Of Aquaculture Medium","volume":"104 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-12-13","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"132920647","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"FREKUENSI PEMBERIAN LARUTAN TEPUNG CANGKANG RAJUNGAN TERFERMENTASI MENGGUNAKAN RAGI ROTI TERHADAP PERTUMBUHAN POPULASI Daphnia sp.","authors":"Azizah Mahary, Hirobil","doi":"10.29303/mediaakuakultur.v1i2.354","DOIUrl":"https://doi.org/10.29303/mediaakuakultur.v1i2.354","url":null,"abstract":"Pembenihan merupakan suatu kegiatan dalam budidaya ikan yang dalam pengembangannya sering mengalami berbagai kendala, diantaranya ialah tingginya kematian larva. Hal ini disebabkan karena larva yang memiliki bukaan mulut yang sangat kecil sehingga sulit mengkonsumsi pakan yang sesuai. Upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut adalah dengan menyediakan pakan yang sesuai dengan bukaan mulut larva. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian tepung cangkang rajungan yang terfermentasi terhadap pertumbuhan populasi Daphnia sp. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai bulan April 2020 yang di km.4 Nagori Wonorejo Kecamatan Pematang Bandar Kabupaten Simalungun Provinsi Sumatera Utara. Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan enam perlakuan dan empat ulangan. Perlakuan yang diberikan adalah A = Frekuensi pemberian 1 kali/hari pada pukul 07.00 WIB. B = Frekuensi pemberian 2 kali/hari pada pukul 07.00 dan 17.00 WIB. C = Frekuensi pemberian 3 kali/hari pada pukul 07.00, 12.00 dan 17.00 WIB. D = Frekuensi pemberian 1 kali/2 hari pada pukul 07.00WIB. E = Frekuensi pemberian 2 kali/2hari pada pukul 07.00 dan 17.00 WIB. F = Frekuensi pemberian 3 kali/2 hari pada pukul 07.00, 12.00 dan 17.00 WIB. Parameter pengamatan meliputi pertumbuhan populasi Daphnia sp, kepadatan populasi Daphnia sp, dan laju pertumbuhan Daphnia sp. Hasil penelitian menunjukkan bahwa frekuansi pemberian tepung cangkang rajungan hasil fermentasi berpengaruh terhadap populasi Daphnia sp pada umur 6 HST – 14 HST, kepadatan populasi Daphnia sp., Frekuensi pemberian tepung cangkang rajungan hasil fermentasi optimal terhadap pertumbuhan populasi Daphnia sp. adalah pemberian 3 kali/hari pada pukul 07.00 WIB, 12.00 WIB dan 17.00 WIB.","PeriodicalId":238996,"journal":{"name":"Indonesian Journal Of Aquaculture Medium","volume":"120 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-12-13","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"133184765","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Riza Sofia Jalila, Andre Rachmat Scabra, Nunik Cokrowati
{"title":"PENGARUH PERBEDAAN WARNA WADAH PADA PERFORMA PRODUKSI IKAN KOI (Cyprinus carpio)","authors":"Riza Sofia Jalila, Andre Rachmat Scabra, Nunik Cokrowati","doi":"10.29303/mediaakuakultur.v1i2.490","DOIUrl":"https://doi.org/10.29303/mediaakuakultur.v1i2.490","url":null,"abstract":"Nilai jual ikan koi dapat dilihat dari kualitas warna dan bentuk tubuh nya. Menurut Putriana et al., (2015), keriteria pemilihan ikan koi yang baik adalah memiliki bentuk tubuh yang ideal, warna yang cemerlang, dan kontras tanpa ada gradasi warna atau bayangan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh warna wadah terhadap peningkatan kualitas warna ikan koi (Cyprinus carpio), pertumbuhan ikan koi (Cyprinus carpio) dan kelangsungan hidup ikan koi (Cyprinus carpio). Penelitian menggunakan metode eksperimental dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang meliputi 5 perlakuan warna wadah yang berbeda, yaitu Kontrol (transparan), merah, kuning, putih dan hitam. Data yang diperoleh ditabulasi pada Microsoft Excel, kemudian di analisis secara statistik menggunakan software SPSS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan yang diterapkan memberikan pengaruh nyata terhadap pertumbuhan, namun tidak berbeda nyata pada tingkat kelangsungan hidup ikan koi, dan peningkatan kualitas warna. Nilai pertumbuhan tertinggi terdapat pada perlakuan hitam (H) yaitu pada pertumbuhan berat mutlak (PBM) 12,9±0,6b g.","PeriodicalId":238996,"journal":{"name":"Indonesian Journal Of Aquaculture Medium","volume":"33 6 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-12-13","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"131637854","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Edo Ahmad Solahuddin, Tia Noer Fadillah, Dinda Trie Suci, Nabila Putri, Fanny Yulianti Fatimah, Exel Muhamad Rizki, Muh. Herjayanto, M. B. Syamsunarno, G. Pratama, Fathimah Zahro, Intan Nurani Drana Wasistha, B. A. Meata, A. N. Hasanah, L. A. Agung, Kiki Roidelindho, A. Munandar
{"title":"STUDI PEDAHULUAN RESPONS ADAPTASI PASCAPENGANGKUTAN Esomus metallicus (AHL 1923), SPESIES IKAN ASING DI INDONESIA DAN DISKUSI AWAL POTENSI PEMANFAATANNYA","authors":"Edo Ahmad Solahuddin, Tia Noer Fadillah, Dinda Trie Suci, Nabila Putri, Fanny Yulianti Fatimah, Exel Muhamad Rizki, Muh. Herjayanto, M. B. Syamsunarno, G. Pratama, Fathimah Zahro, Intan Nurani Drana Wasistha, B. A. Meata, A. N. Hasanah, L. A. Agung, Kiki Roidelindho, A. Munandar","doi":"10.29303/mediaakuakultur.v1i2.357","DOIUrl":"https://doi.org/10.29303/mediaakuakultur.v1i2.357","url":null,"abstract":"Esomus metallicus merupakan spesies ikan yang secara alami tidak tersebar di Indonesia (non-native). Pada beberapa kasus, jenis ikan non-native telah mengancam ekosistem alami di perairan umum. Melalui ekspedisi ilmiah, dilakukan pengamatan yang bertujuan untuk mengkaji respons awal adaptasi pascapengangkutan, yaitu sintasan dan tingkah laku ikan E. metallicus liar di dalam wadah terkontrol. Selain itu, juga dilakukan analisis terhadap potensi pemanfaatan untuk bidang akuakultur, pengolahan hasil perikanan, dan strategi edukasi kepada masyarakat tentang ikan E. metallicus. Ekspedisi dilakukan selama dua hari di bagian barat Pulau Jawa. Ikan diangkut menggunakan sistem tertutup selama 6 jam. Pemeliharaan ikan pascapengangkutan dilakukan selama 14 hari. Hasil penelitian menunjukkan sintasan ikan E. metalicus selama pengangkutan yaitu 96,72%. Ikan E. metalicus dapat beradaptasi dengan baik di dalam wadah pemeliharaan terkontrol yang terlihat dari sintasan akhir pengamatan 90,96%, tingkah laku berenang yang aktif secara berkelompok dan telah memakan pakan buatan. Potensi sebagai ikan hias dapat dilihat pada warna sisik metalik, ukuran tubuh yang kecil, dan tingkah laku berenang berkelompok dapat menjadi ikan untuk akuaskap. Selain itu, potensi pemanfaatan ikan ini yaitu sebagai pakan hidup untuk ikan predator, tepung ikan, ikan uji di laboratorium, dan bahan makanan. Kajian lebih lanjut hal tersebut sebagai solusi pengendalian ikan non-native perlu dilakukan. Analisis risiko menunjukkan bahwa E. metallicus termasuk ke dalam spesies risiko sedang. Strategi edukasi terhadap masyarakat perlu dilakukan karena masyarakat menganggap ikan E. metallicus adalah “benteur” atau “paray”, yang merupakan nama lokal untuk ikan dari genus Rasbora asli Indonesia karena kemiripan morfologi.","PeriodicalId":238996,"journal":{"name":"Indonesian Journal Of Aquaculture Medium","volume":"4 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-12-13","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"124360374","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"PERTUMBUHAN CAULERPA sp. YANG DIBUDIDAYAKAN DENGAN METODE LONGLINE DI DESA ROMPO KECAMATAN LANGGUDU KABUPATEN BIMA","authors":"Sinta Rahmawanti, Nunik Cokrowati, M. Junaidi","doi":"10.29303/mediaakuakultur.v1i1.137","DOIUrl":"https://doi.org/10.29303/mediaakuakultur.v1i1.137","url":null,"abstract":"Makroalga yang ada di Indonesia dan potensial di budidayakan selain jenis Glacilaria sp. dan Eucheuma sp. adalah rumput laut jenis Caulerpa sp. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh jarak tanam dan kedalaman berbeda terhadap pertumbuhan dan antioksidan Caulerpa sp. yang dibudidayakan dengan metode longline. Penelitian dilaksanakan di perairan Desa Rompo Kecamatan Langgudu Kabupaten Bima Nusa Tenggara Barat. Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimental dengan ancangan Acak Lengkap (RAL) faktorial dengan dua faktor. Faktor pertama adalah jarak tanam terdiri dari 3 taraf perlakuan. Faktor kedua adalah kedalaman terdiri dari 2 taraf perlakuan. Perlakuan pada penelitian ini adalah perlakuan jarak tanam 20 cm dengan kedalaman 50 cm, perlakuan jarak tanam 30 cm dengan kedalaman 50 cm, perlakuan jarak tanam 40 cm dengan kedalaman 50 cm, perlakuan jarak tanam 20 cm dengan kedalaman 100 cm dan perlakuan jarak tanam 30 cm dengan kedalaman 100 cm dan perlakuan jarak tanam 40 cm dengan kedalaman 100 cm,. Analisa pertumbuhan dilakukan di Laboratorium Budidaya Perairan Universitas Mataram. Analisa kandungan antioksidan dilakukan di laboratorium Kimia Analitik Universitas Mataram. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jarak tanam yang berbeda memberikan pengaruh yang signifikan taraf 5% terhadap pertumbuhan Caulerpa sp. dan tidak ada interaksi antara faktor JT (Jarak Tanam) dengan Faktor KD (Kedalaman) terhadap laju pertumbuhan mutlak Caulerpa sp. Laju pertumbuhan mutlak Caulerpa sp. terbaik diperoleh dari perlakuan jarak tanam 30 cm dengan kedalaman 50 cm yaitu 111±27 gram dengan laju pertumbuhan spesifik sebesar 2,477±412b %/hari. Kandungan antioksidan tertinggi diperoleh pada jarak tanam 40 cm dengan kedalaman 50 cm sebesar 45,57%. Kesimpulan penelitian ini adalah interaksi antara faktor jarak tanam dengan faktor kedalaman tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan mutlak dan pertumbuhan spesifik Caulerpa sp. Kedalaman yang berbeda memberikan pengaruh yang nyata terhadap kandungan antioksidan Caulerpa sp.","PeriodicalId":238996,"journal":{"name":"Indonesian Journal Of Aquaculture Medium","volume":"139 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-06-23","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"129162693","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"POTENSI BUDIDAYA IKAN BANDENG SEBAGAI PEMANFAATAN PLANKTON DI PERAIRAN BATU NAMPAR","authors":"Nanda Diniarti, M. Junaidi, Baiq Hilda Astriana","doi":"10.29303/mediaakuakultur.v1i1.133","DOIUrl":"https://doi.org/10.29303/mediaakuakultur.v1i1.133","url":null,"abstract":"Perairan Teluk Ekas telah memiliki konsentrasi nutrien yang di atas ambang batas. Nutrien berasal dari pakan ikan rucah yang diberikann oleh pembudidaya ikan sistem Karamba jaring Apung. Nutrien yang berlebihan di perairan akan memicu pertumbuhan besar-besaran plankton atau yang dikenal dengan blooming. Blooming plankton akan berdampak buruk pada biota yang dibudidayakan serta untuk semua organisme yang mendiami perairan tersebut. Plankton yang tumbuh dapat dikendalikan dengan memberikan organisme yang dapat memanfaatkan keberadaannya sebagai pakan. Bandeng banyak digunakan sebagai pemanen /pemanfaatan plankton baik di perairan tawar maupun laut. Bandeng merupakan ikan euryhalin atau memiliki rentang salinitas yang luas. Selain itu ikan bandeng merupakan ikan ekonomis penting. Namun sebelum mengintroduksi ikan bandeng di KJA Batu Nampar perlu dilakukan analisa kesesuaian beberapa parameter lingkungan dan yang tidak kalah pentingnya adalah jenis plankton yang bisa dimanfaatkan oleh bandeng. Oleh karena itu tujuan penelitian ini adalah mengiventaris/mendata jenis plankton di perairan Batu Nampar serta melihat kesesuaian jenis plankton yang ada dengan yang menjadi pakan ikan alami Bandeng. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey. Pengamatan lebih dititikberatkan pada pendataan jenis plankton. Pengambilan contoh air dan pengamatan terhadap parameter-parameter kualitas air lainnya dilakukan pada tiap bulan selama 3 kali. Jenis plankton yang teriventarisir pada saat penelitian adalah: Synedra ulna, Fragilaria, Hemiaulus sinensis, Skeletonema costatum, Triceratium taves, Coscinodiscus granii, Pseudo nitzschia, Dytilum sol, Cerataulina smithii, Clamydocapsa sp, Navicula elegans, Aulacodiscus gracilis, Cydotella sp., Globorotolia pumilio, Ceratium sp.,larva crustacean, Pontellina plumata. Plankton yang terdapat lebih banyak dari Bacillariophyceae yang merupakan jenis pakan dari ikan bandeng sehingga perairan KJA Batu Nampar berpotensi digunakan untuk budidaya Bandeng","PeriodicalId":238996,"journal":{"name":"Indonesian Journal Of Aquaculture Medium","volume":"90 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-06-23","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"123458069","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Jacqueline M F Sahetapy, Absalom Luturmas, Muhamad Renaldy Kiat
{"title":"PENGARUH SISTEM RESIRKULASI TERHADAP KUALITAS AIR DAN KELULUSAN HIDUP IKAN BANGGAI CARDINAL (Pterapogon kauderni)","authors":"Jacqueline M F Sahetapy, Absalom Luturmas, Muhamad Renaldy Kiat","doi":"10.29303/mediaakuakultur.v1i1.119","DOIUrl":"https://doi.org/10.29303/mediaakuakultur.v1i1.119","url":null,"abstract":"ABSTRAK \u0000Sistem Resirkulasi merupakan suatu metode pemeliharaan ikan dalam wadah terkontrol dalam menggunakan kembali air bekas setelah proses penyaringan secara fisik dan biologi. Salah satu bentuk sistem resirkulasi yaitu multi layer filter. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui parameter kualtas air dan tingkat kelangsungan hidup pada pemeliharaan ikan banggai cardinal (P. kauderni) dengan menggunakan variasi sistem resirkulasi multi layer filter. Kegiatan Penelitian ini dilaksanakan selama 1 bulan dari bulan februari – maret 2019 di Laboratorium Unit Kultivasi Program Studi Budidaya Perairan-Universitas Pattimura Ambon. Penelitian ini menggunakan desain wadah resirkulasi dengan 2 perlakuan sistem dan media filter yang digunakan yaitu dakron, arang aktif, pasir pantai, bioball, dan keramik mika. Data yang diperoleh kemudian dianalisa menggunakan analisis deskriptif, kemudian data tersebut diolah pada Microsoft office Excel 2010, disajikan dalam bentuk tabel dan grafik. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa hasil pengukuran konsentrasi amonia yang diperoleh bahwa pada perlakuan B (Bioball, arang aktif, dakron, dan pasir) dapat mereduksi amonia lebih optimal dengan nilai konsentrasi di minggu terakhir yaitu 0.3 mg/l dan perlakuan ini dapat menjaga kelangsungan hidup ikan banggai cardinal berkisar 66.67 % lebih baik dibandingkan perlakuan yang lainnya. Dapat disimpulkan bahwa variasi komponen sistem resirkulasi multi layer filter pada perlakuan dengan kombinasi filter bioball, arang aktif, dakron dan pasir mampu mereduksi amonia, serta memberikan pengaruh yang lebih baik terhadap kualitas air sehingga mampu meningkatkan kelangsungan hidup ikan banggai cardinal.","PeriodicalId":238996,"journal":{"name":"Indonesian Journal Of Aquaculture Medium","volume":"35 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-06-23","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"114590583","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"KAJIAN KERENTANAN PESISIR UNTUK BUDIDAYA LAUT DI PULAU DULLAH, KOTA TUAL","authors":"Henny Fitrinawati","doi":"10.29303/mediaakuakultur.v1i1.118","DOIUrl":"https://doi.org/10.29303/mediaakuakultur.v1i1.118","url":null,"abstract":"ABSTRAK \u0000 \u0000 Perikanan budidaya menyediakan lebih dari setengah dari pasokan makanan laut di dunia dengan pasokan ikan per kapita dunia mencapai rekor pada tahun 2014 yaitu 20 kg. Indonesia memiliki potensi perikanan budidaya terbesar di dunia yakni 67,7 juta ton per tahun. Jika ditinjau dari ketersediaan air tawar yang semakin berkurang, sebagaian besar pertumbuhan perikanan budidaya akan berlangsung dalam air laut. Peneltian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat kerentanan di wilayah pesisir Pulau Dullah, Kota Tual melalui pendekatan spasial. Penelitian dilakukan di Teluk Luv (Pulau Dullah bagian selatan) dan Teluk Divur (Pulau Dullah bagian utara) yang merupakan bagian dari Kecamatan Dullah Utara.Penentuan kerentanan pesisir teluk dilakukan untuk mengetahui nilai indeks kerentanan pesisir teluk menggunakan modifikasi konsep kerentanan pesisir Gornitz dan White(1992). Metode penelitian kerentanan pesisir teluk menggunakan pendekatan spasial dengan berdasarkan pada kondisi fisik pesisir telukyaitu geomorfologi, perubahan garis pantai, elevasi, kenaikan muka laut relatif, tunggang pasang maksimal dan tinggi gelombang. Indeks kerentanan pesisir teluk dibagi ke dalam tigakelas yaitu rendah, sedang dan tinggi. Penilaian secara kuantitatif terhadap kerentanan pesisir dilakukan melalui scoring. Luaran penelitian ini adalah berupa peta kerentanan wilayah pesisir Pulau Dullah. Teluk Divur dan Teluk Luv memiliki perairan yang masuk kedalam kategori tidak rentan hingga rentan sedang dengan nilai indeks kerentanan berkisar 0,00-19,37. Posisi mulut teluk memiliki tingkat kerentanan yang lebih tinggi dari teluk bagian dalam.","PeriodicalId":238996,"journal":{"name":"Indonesian Journal Of Aquaculture Medium","volume":"4 4 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-06-23","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"115851447","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Jurnal Media Akuakultur Indonesia","authors":"Jurnal Media Akuakultur Indonesia","doi":"10.29303/mediaakuakultur.v1i1.139","DOIUrl":"https://doi.org/10.29303/mediaakuakultur.v1i1.139","url":null,"abstract":"Volume 1 Nomor 1 Juni 2021","PeriodicalId":238996,"journal":{"name":"Indonesian Journal Of Aquaculture Medium","volume":"55 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-06-23","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"123902182","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"PERTUMBUHAN Caulerpa sp. PADA BUDIDAYA SISTEM PATOK DASAR DI DESA ROMPO KECAMATAN LANGGUDU","authors":"Fisma Josara Apriliyanti, Nunik Cokrowati, Nanda Diniarti","doi":"10.29303/mediaakuakultur.v1i1.136","DOIUrl":"https://doi.org/10.29303/mediaakuakultur.v1i1.136","url":null,"abstract":"Caulerpa sp. merupakan jenis anggur laut dari kelompok alga hijau yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan pangan. Di Indonesia masih sedikit yang dapat membudidayakannya dan ketersediaannya saat ini berasal dari pengambilan di alam. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisa pengaruh berat bibit yang berbeda pada pertumbuhan dan kandungan antioksidan Caulerpa sp. yang dibudidayakan dengan metode patok dasar. Penelitian dilaksanakan di Desa Rompo, Kecamatan Langgudu, Kabupaten Bima. Budidaya Caulerpa sp. dilakukan selama 30 hari. Penelitan menggunakan metode Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri atas 5 perlakuan yaitu; A : 100 gram (20 g / 5 titik), B : 125 gram (25 g / 5 titik), C : 150 gram (30 g / 5 titik), D : 175 gram (35 g / 5 titik), dan E : 200 gram (40 g / 5 titik). Hasil penelitian menjelaskan bahwa pertumbuhan mutlak tertinggi terdapat pada perlakuan E (69,8 gram). Pertumbuhan spesifik yang paling tinggi terdapat pada perlakuan A (1,395% / hari). Jumlah bulatan Caulerpa sp. terbanyak terdapat pada perlakuan E (414 bulatan). Nilai antioksidan Caulerpa sp. tertinggi terdapat pada perlakuan A (87,15%). Kesimpulan penelitian ini adalah berat bibit yang berbeda memberi pengaruh pada pertumbuhan mutlak, relatif, banyak bulatan dan kandungan antioksidan. Berat bibit 200 gram (Perlakuan E) memberikan pertumbuhan mutlak dan pertambahan jumlah bulatan yang terbaik yaitu sebesar 69,8 gram dan 414 bulatan. Berat bibit 100 gram (A) memberikan pertumbuhan spesifik dan jumlah antioksidan yang terbaik yaitu sebesar 1,395% / hari dan 87,15%.","PeriodicalId":238996,"journal":{"name":"Indonesian Journal Of Aquaculture Medium","volume":"47 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-06-23","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"122987224","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}