Ayu P Paramitha, Rosmiyati A. Bella, Dolly W. Karels, D. Krisnayanti
{"title":"Simulasi Pola Tanam Pada Sembilan Daerah Irigasi Tersebar di Kota Kupang","authors":"Ayu P Paramitha, Rosmiyati A. Bella, Dolly W. Karels, D. Krisnayanti","doi":"10.21776/ub.pengairan.2020.011.02.04","DOIUrl":"https://doi.org/10.21776/ub.pengairan.2020.011.02.04","url":null,"abstract":"Kota Kupang dengan luas 180.27 km 2 , memiliki dua musim yaitu musim kemarau dan musim hujan. Kota Kupang memiliki 9 daerah irigasi yang terletak tersebar di Kota Kupang. Pada musim kemarau sering timbul kekeringan pada areal pertanian yang mengakibatkan gagal panen. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola tanam pada daerah irigasi di Kota Kupang yang optimal sesuai dengan keseimbangan air yang terjadi antara debit andalan dan kebutuhan air irigasi. Metode untuk menghitung evapotranspirasi digunakan metode Penman Modifikasi dan analisis debit andalan menggunakan metode F.J. Mock. Berdasarkan hasil penelitian, besar kebutuhan air irigasi yang terbesar adalah pada Daerah Irigasi Fatukoa untuk pola tanam padi-palawija-palawija sebesar 0.00-0.25 m 3 /dtk dan padi-padi-palawija sebesar 0.01-0.47 m 3 /dtk. Untuk neraca air Daerah Irigasi Fatukoa dengan pola tanam padi-palawija-palawija tahun normal (Q 50 ) sebesar -0.25-2.39 m 3 /dtk dan tahun kering (Q 80 ) sebesar -0.25-1.46 m 3 /dtk. Untuk 9 daerah irigasi di Kota Kupang, pola tanam yang sesuai untuk tahun normal (Q 50 ) adalah padi-palawija-palawija dan untuk tahun kering (Q 80 ) adalah padi-palawija-palawija.","PeriodicalId":236511,"journal":{"name":"Jurnal Teknik Pengairan","volume":"109 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-11-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"114324977","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
M. Budianto, Anid Supriadi, Syamsul Hidayat, Salehudin Salehudin
{"title":"Model Irigasi Hemat Air Perpaduan System of Rice Intensification (SRI) dengan Alternate Wetting and Drying (AWD) pada Padi Sawah","authors":"M. Budianto, Anid Supriadi, Syamsul Hidayat, Salehudin Salehudin","doi":"10.21776/ub.pengairan.2020.011.02.06","DOIUrl":"https://doi.org/10.21776/ub.pengairan.2020.011.02.06","url":null,"abstract":"Kebutuhan air terbesar adalah sektor pertanian sekitar 80% dari total kebutuhan air. Sistem irigasi konvensional saat ini merupakan sistem yang boros air. Tujuan penelitian ini adalah membandingkan kebutuhan air dan hasil produksi sistem konvensional dengan sistem irigasi hemat air perpaduan System of Rice Intensification (SRI) dengan Alternate Wetting and Drying (AWD). Model yang digunakan berupa pot dengan pola penanaman mengikuti metode SRI sedangkan pengaturan pemberian airnya mengikuti sistem AWD. Terdapat enam variasi yang digunakan dalam model. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian air irigasi pada variasi 1 (kedalaman air -5 cm) dan variasi 2 (kedalaman air -10) dapat menghemat air 33.53% dan 19.55%, dengan produksi hasil tanaman meningkat 29.83% dan 21.39 % lebih besar dibanding variasi 6 (metode konvensional). Untuk variasi 3 (kedalaman -15 cm) dan 4 (kedalaman -17 cm) tidak disarankan untuk diaplikasikan karena walaupun ada penghematan air namun hasilnya lebih kecil dibanding variasi 6. Variasi 1 juga memiliki produktivitas air tertinggi yaitu 11.93 gr/lt, disusul variasi 2 sebesar 9.22 gr/lt, sedangkan untuk variasi 6 produktivitas airnya sebesar 6.11 gr/lt.","PeriodicalId":236511,"journal":{"name":"Jurnal Teknik Pengairan","volume":"50 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-11-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"115722487","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Analisis Optimasi Untuk Prioritas Pembangunan Embung Berbasis Ketersediaan Air Di Kecamatan Kedungadem Kabupaten Bojonegoro","authors":"Yulia Indriani, L. M. Limantara, Widandi Soetopo","doi":"10.21776/ub.pengairan.2020.011.02.03","DOIUrl":"https://doi.org/10.21776/ub.pengairan.2020.011.02.03","url":null,"abstract":"Kecamatan Kedungadem berada di Kabupaten Bojonegoro yang pada setiap tahunnya mengalami kekeringan. Diperlukan program peningkatan kapasitas embung secara bertahap. Untuk menentukan alokasi anggaran dana, dilakukan pemilihan 3 embung prioritas. Tujuan penelitian untuk Mengerti dasar pemilihan lokasi embung, Mengerti pengaruh dinamik stokastik terhadap distribusi anggaran dana, serta Mengerti alokasi biaya untuk memperoleh keuntungan optimal. Pemilihan embung prioritas menggunakan analisa manfaat keuntungan terbesar 1, 2 dan 3 dengan berbasis ketersediaan air, berdasarkan analisa manfaat keuntungan diperoleh prioritas pembangunan embung meliputi embung Panjang 1, embung Kepohkidul Dusun Pedang dan Embung Sidomulyo 3. Optimasi dilakukan dengan alokasi anggaran dana ke 3 embung prioritas, agar menghasilkan keuntungan untuk irigasi. Dengan menggunakan metode dinamik stokastik, alokasi dana tersedia Rp. 840.000.000,00 didistribusikan untuk peningkatan kapasitas embung panjang 1 sebesar Rp. 440.000.000,00 dan menghasilkan keuntungan Rp. 114.212.570,00. Sisa dana Rp. 400.000.000,00 dialokasikan untuk peningkatan kapasitas embung Kepohkidul Dusun Pedang dan menghasilkan keuntungan Rp. 106.995.872,00. Sehingga embung Sidomulyo 3 tidak memperoleh penjatahan dana dan keuntungan yang dihasilkan Rp. 8.451.961,00. Dengan menerapkan kebijakan tersebut keuntungan yang akan diperoleh sebesar Rp. 229.660.404,00. Guna memperoleh keuntungan maksimum, selain memperhatikan kebutuhan, diprioritaskan daerah dengan intensitas curah hujan yang tinggi. Berdasarkan keuntungan yang diperoleh dengan peningkatan embung, perlu dikaji optimasi untuk alternatif bangunan lain.","PeriodicalId":236511,"journal":{"name":"Jurnal Teknik Pengairan","volume":"19 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-11-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"134313892","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Oksa Ega Hermawan, L. M. Limantara, Ery Suhartanto
{"title":"Analisis Sebaran Jaringan Penakar Hujan Dengan Metode Stepwise, Kriging & WMO Di DAS Serang Jawa Tengah","authors":"Oksa Ega Hermawan, L. M. Limantara, Ery Suhartanto","doi":"10.21776/ub.pengairan.2020.011.02.07","DOIUrl":"https://doi.org/10.21776/ub.pengairan.2020.011.02.07","url":null,"abstract":"DAS Serang merupakan salah satu Daerah Aliran Sungai yang berada di Jawa Tengah dan memiliki luas sekitar 3648 km 2 . Hasil Analisis sebaran pos hujan pada DAS Serang menggunakan metode Stepwise dan Kriging menunjukkan sebaran sudah bagus, hal ini di tunjukkan pada metode Stepwise dengan nilai r (koefisien antar antar variable) mendekati angka 1 yang berarti hubungan antar stasiun kuat dan hasil RMSE pada Analisis Krigging yang kecil. Namun jita ditinjau dari standar WMO ( World Meteorological Oganization ) luas daerah pengaruh pada tiap-tiap stasiun tidak memenuhi standar. Akhirnya di buatlah Analisis Rekomendasi I (7 stasiun) dan Rekomendasi II (6 stasiun) dengan upaya menghilangkan stasiun-stasiun dengan luas daerah pengaruh terkecil agar memenuhi standar WMO, namun penghilangan stasiun tidak dianjurkan dikarenakan stasiun hujan merupakan asset negara yang berharga, maka dilakukan upaya Rekomendasi III (9 stasiun) dengan menggeser stasiun-stasiun yang sudah ada tanpa ada penghilangan stasiun sehingga luas daerah pengaruh antar stasiun eksisting memenuhi standar WMO.","PeriodicalId":236511,"journal":{"name":"Jurnal Teknik Pengairan","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-11-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"129034864","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Pemodelan Debit Sungai Kahayan Menggunakan Jaringan Syaraf Tiruan Berdasarkan Data Hujan dan Evapotranspirasi","authors":"Very Dermawan, Widandi Soetopo, Jano Alpikarigo","doi":"10.21776/ub.pengairan.2020.011.01.05","DOIUrl":"https://doi.org/10.21776/ub.pengairan.2020.011.01.05","url":null,"abstract":"Debit merupakan suatu dasar dalam perencanaan pada sebuah kegiatan pengelolaan sumber daya air. Penentuan nilai debit dapat dilakukan melalui pengukuran secara langsung di lapangan ataupun melalui analisa. Dengan adanya analisa curah hujan terhadap debit sungai dapat menjadi alternatif dalam perencanaan bangunan air, dengan penggunaan metode yang tepat hasil analisa debit akan mendekati nilai hidrologis. Dalam studi ini analisa yang dilakukan menggunakan metode Jaringan Syaraf Tiruan untuk mengetahui hasil pemodelan debit sungai berdasarkan data hujan dan evapotranspirasi dan mengetahui perbandingan debit model dengan debit lapangan. Untuk mengetahui kesesuaian antara debit pemodelan terhadap debit lapangan, maka dilakukan kalibrasi dan pelatihan Jaringan Arsitektur dengan data latih 6 sampai 9 tahun serta verifikasi debit model dengan pembagian data 4 sampai 1 tahun dari data sisa kalibrasi. Pelatihan jaringan arsitektur digunakan epoch 500 sampai 2000. Uji yang digunakan yaitu Mean Square Error (MSE), Mean Absolute Error (MAE), Kesalahan Relatif (Kr), Koefisien Korelasi (R), Nash-Sutcliffe Efisiensi (NSE). Hasil pengujian debit model menggunakan Jaringan Syaraf Tiruan terhadap debit lapangan berdasarkan hasil pengujian didapatkan bahwa di pembagian data latih 7 tahun dan data uji 3 tahun dengan epoch 1000 yang memenuhi kriteria dan memiliki nilai paling baik, berdasarkan nilai Nash-Sutcliffe Efisiensi (NSE), dan Koefisien Korelasi ( R ).","PeriodicalId":236511,"journal":{"name":"Jurnal Teknik Pengairan","volume":"21 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-05-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"126061573","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Karakteristik Kecepatan Aliran Di Dekat Dasar Pintu Peluapan Bawah (Sluice Gate)","authors":"Agatha Padma Laksitaningtyas, Djoko Legono, Bambang Yulistiyanto","doi":"10.21776/ub.pengairan.2020.011.01.07","DOIUrl":"https://doi.org/10.21776/ub.pengairan.2020.011.01.07","url":null,"abstract":"Sluice Gates are the most important and often studied in hydraulic structures that are widely used and found, located in nature or artificial open channels. Sluice gates can be opened and closed at the bottom vertically. The sluice gate functions as a regulator of water flow which functions to control the discharge, control the water level and for monitoring the discharge. Water flowing through the sluice gate can be in a free flow condition or in a submerged flow condition that depends on depth of tailwater. The characteristics of the flow that flows through the sluice are based on the equation of energy and momentum conservation law, which depends on the pressure, velocity and depth of water that is upstream or downstream of the sluice. Hydraulics of sluice especially in free-flow conditions is very dynamic, including the profile of water level, the force that occurs on the sluice gate, or the velocity distribution of the bottom sluice gate, which is largely ignored. There are several basic development formulas of flows through the floodgates, especially in the development of vena contracta. Vena contracta will produce the values of the coefficient of discharge (Cd) and the coefficient of contraction (Cc) obtained from the calculation ratio of existing methods. Calculation of events theoretically and through experiments in the laboratory. However, the equation of discharge through the sluice gate is not very effective when used in a large opening condition and in a fully submerged condition.","PeriodicalId":236511,"journal":{"name":"Jurnal Teknik Pengairan","volume":"39 12","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-05-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"114021036","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Penentuan Formulasi Empiris Yang Sesuai Untuk Mengestimasi Kurva Intensitas Durasi Frekuensi","authors":"Donny Harisuseno, S. Wahyuni, Yosie Dwirani","doi":"10.21776/ub.pengairan.2020.011.01.06","DOIUrl":"https://doi.org/10.21776/ub.pengairan.2020.011.01.06","url":null,"abstract":"Intensitas hujan yang tinggi akan menyebabkan limpasan permukaan yang besar dan dapat berdampak negatif. Kurva IDF mempermudah perhitungan debit banjir rencana. Tujuan penelitian ini adalah menentukan metode empiris intensitas hujan dan IDF yang cocok untuk lokasi penelitian. Metode yang digunakan adalah Talbot, Mononobe, Hasper Der Weduwen, dan Van Breen. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa Metode Talbot yang paling sesuai digunakan di lokasi penelitian. Metode Talbot memiliki nilai Deviasi Rata-rata 1.49; Kesalahan Relatif (Kr) rata-rata sebesar 8.64% dan Koefisien Nash Sutcliffe (ENS) rata-rata sebesar 0.98. Kemudian dilakukan validasi metode terpilih menggunakan kala ulang 2 tahun dan 5 tahun dengan membandingkan intensitas hujan metode empiris dan intensitas hujan pengamatan dengan hasil nilai Deviasi Rata-rata sebesar 2.22; nilai Kesalahan Relatif (Kr) rata-rata sebesar 15.11%, dan Koefisien Nash Sutcliffe (ENS) rata-rata sebesar 0.93.","PeriodicalId":236511,"journal":{"name":"Jurnal Teknik Pengairan","volume":"16 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-05-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"132794326","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Ery Suhartanto, L. M. Limantara, Hana Arum Rossy Tamaya
{"title":"Perbandingan Metode Evaporasi Potensial Di Badan Meteorologi Klimatologi Dan Geofisika Sawahan Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur","authors":"Ery Suhartanto, L. M. Limantara, Hana Arum Rossy Tamaya","doi":"10.21776/ub.pengairan.2020.011.01.01","DOIUrl":"https://doi.org/10.21776/ub.pengairan.2020.011.01.01","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan model empiris yang sesuai untuk estimasi evaporasi pada wilayah Nganjuk. Studi ini dilakukan di stasiun meteorologi Sawahan yang digunakan untuk menghitung evaporasi dengan menggunakan metode Blaney-Criddle , metode Penman , metode Radiasi, metode Turc , metode Hamon , metode Christiansen serta modifikasi menggunakan metode Regresi Linier Berganda. Hasil dari masing-masing metode dibandingkan dengan hasil yang lain dan dilakukan uji validasi menggunakan kesalahan relatif ( Kr ), uji Efisiensi Nash-Sutcliffe ( ENS ) dan Root Mean Square Error (RMSE) . Berdasarkan hasil yang diperhitungkan dapat disimpulkan bahwa metode yang sesuai adalah metode regresi linier berganda dengan hasil uji validasi yang meliputi nilai kesalahan relatif ( Kr ) adalah 1.15, nilai uji Efisiensi Nash Sutcliffe ( ENS ) adalah 0.70 dan nilai Root Mean Square Error (RMSE) adalah 0.18.","PeriodicalId":236511,"journal":{"name":"Jurnal Teknik Pengairan","volume":"8 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-05-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"132574373","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Runi Asmaranto, S. Sugiarto, Denny Widhiyanuriyawan, M. Purnomo
{"title":"Penguatan Wilayah Binaan Mandiri Energi Melalui Peningkatan Kapasitas Mikrohidro di Daerah Terpencil","authors":"Runi Asmaranto, S. Sugiarto, Denny Widhiyanuriyawan, M. Purnomo","doi":"10.21776/ub.pengairan.2020.011.01.03","DOIUrl":"https://doi.org/10.21776/ub.pengairan.2020.011.01.03","url":null,"abstract":"Tanah Merah merupakan dusun terpencil di Desa Batur yang belum terjangkau listrik PLN karena letak geografis berada di lereng G. Argopuro dan jauh dari pusat desa. Di Tanah merah telah dikembangkan PLTMH dari debit Sungai Kedung Sumur namun belum optimal. Pernah dilakukan kerjasama oleh BPPM FT UB dengan CSR PT PGN (Persero) tahun 2016, namun belum mampu menyelesaikan terbatasnya daya terbangkit untuk 500 KK. Potensi lain masyarakat adalah petani dan peternak. Aktifitas peternakan yang paling bayak dilakukan oleh masyarakat adalah ternak sapi potong sebanyak 267 KK yang rata-rata memiliki 2 ekor sapi. Dengan jumlah ternak sapi yang besar tersebut tentu juga dihasilkan limbah kotoran ternak yang besar juga. Berangkat dari permasalahan yang ada di Dusun Tanah Merah, tim Pengmas Universitas Brawijaya melalui Program Doktor Mengabdi ingin membantu masyarakat mitra menyelesaikan permasalahan yang ada dalam rangka meningkatkan kesejahteraannya. Upaya yang dilakukan adalah pemberdayaan kelompok masyarakat Pengelola PLTMH melalui pemanfaatan energi terbarukan yaitu peningkatan kapasitas listrik mikrohidro dan pemberdayaan ekonomi berbasis mikrohidro.","PeriodicalId":236511,"journal":{"name":"Jurnal Teknik Pengairan","volume":"44 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-05-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"127309407","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"ANALISIS KEANDALAN DATA PENAKAR HUJAN OTOMATIS SEBAGAI ACUAN KOREKSI PERKIRAAN HUJAN RADAR","authors":"R. Hambali, Djoko Legono, Rachmad Jayadi","doi":"10.21776/ub.pengairan.2019.010.02.09","DOIUrl":"https://doi.org/10.21776/ub.pengairan.2019.010.02.09","url":null,"abstract":"The reliability test of automatic rain gauge data in the Mt. Merapi region is highly needed considering that the data is used as a reference to correct the X-band MP radar rainfall estimates error. Rain gauge stations containing unreliable data need to be eliminated so that radar rainfall estimates can be adjusted based on reliable data only. This paper discusses the technique of examining the reliability of rain gauge data using a two-way analysis of variance. The method used in variance analyzing is the Scheffe test, where the difference in the mean value of the two rain gauge stations is compared with the critical value of the Scheffe test. The criteria appointed to declare 'reliable' is if the number of stations that have a significant difference with the reviewed station is less than two. A total of 5939 10-minute rainfall intensity data from 21 rain gauge stations in the Mt. Merapi region were used in the analysis. The results show that six of the 21 rain gauge stations contain unreliable data to use as a reference for correcting radar rainfall estimates. The Scheffe test is considered excellent and straightforward to apply to find out the variance of mean values between rain gauge stations.","PeriodicalId":236511,"journal":{"name":"Jurnal Teknik Pengairan","volume":"65 41 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-11-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"121805569","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}