Rinto Manurung, Joni Gunawan, Rini Hazriani, Johan Suharmoko
{"title":"PEMETAAN STATUS UNSUR HARA N, P DAN K TANAH PADA PERKEBUNAN KELAPA SAWIT DI LAHAN GAMBUT","authors":"Rinto Manurung, Joni Gunawan, Rini Hazriani, Johan Suharmoko","doi":"10.26418/pedontropika.v3i1.23438","DOIUrl":"https://doi.org/10.26418/pedontropika.v3i1.23438","url":null,"abstract":"Penelitian ini telah dilaksanakan di wilayah perkebunan kelapa sawit PT. Peniti Sungai Purun. Daerah penelitian merupakan lahan gambut dalam yang secara tidak langsung dipengaruhi oleh pasang surut air laut dan merupakan lahan marginal. Lahan ini mempunyai potensi sangat rendah untuk mendukung pengembangan suatu tanaman pertanian dan perkebunan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui status ketersediaan unsur hara makro Nitrogen (N), Fosfor (P), dan Kalium (K) tanah serta memetakan sebarannya pada perkebunan kelapa sawit di lahan gambut. Penelitian dilakukan dengan metode survey dengan tingkat survey semi detil, dimana data disajikan dalam bentuk peta status unsur hara N, P dan K tanah skala 1: 50.000. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kandungan N-total tanah pada lokasi penelitian hampir seluruhnya termasuk katagori sedang dengan nilai berkisar antara 0,32 % sampai dengan 0,43 % dan hanya satu blok yang memiliki katagori tinggi. Luas wilayah dengan status N-total sedang 2.089,95 ha, dan dengan status tinggi 53,90 Ha. Status sedang memiliki luas wilayah yang paling besar yakni meliputi 97,49 % dari luas areal penelitian. P-tersedia di lokasi penelitian bervariasi dari sangat rendah, rendah, sedang dan sangat tinggi. Luas wilayah dengan status sangat rendah 76,28 ha (3,6 %), rendah 140,28 ha (6,5 %), sedang 48,97 ha (2,3 %), dan sangat tinggi 1.878,32 ha (87,6 %). Status sangat tinggi memiliki luas wilayah yang paling besar dan yang paling kecil pada status sedang. K-dd pada lokasi penelitian dapat digolongkan menjadi 3 katagori status hara, yakni status sedang, tinggi dan sangat tinggi. Luas wilayah dengan status sedang 626,41 ha (29,2 %), tinggi 700,21 ha (32,7 %), dan sangat tinggi 817,23 ha (38,1 %). Status sangat tinggi memiliki luas wilayah yang paling besar dan yang paling kecil pada status sedang.","PeriodicalId":233400,"journal":{"name":"Pedontropika : Jurnal Ilmu Tanah dan Sumber Daya Lahan","volume":"44 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-07-20","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"115108440","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Optimasi Lahan Gambut pada Sistem Tumpang Sari Tanaman Jagung Manis dan Kacang Tanah di Rasau Jaya","authors":"M. Maulidi, W. Warganda, S. Budi","doi":"10.26418/pedontropika.v7i1.56392","DOIUrl":"https://doi.org/10.26418/pedontropika.v7i1.56392","url":null,"abstract":"Produksi jagung manis dan kacang tanah perlu ditingkatkan. Peningkatan produksi jagung manis dan kacang tanah dapat kita lakukan dengan cara tumpangsari. Budidaya jagung manis dan kacang tanah di lahan gambut mempunyai banyak faktor pembatas, sehingga perlu asupan dari luar yaitu dengan pemberian pupuk anorganik. Pupuk anorganik yang digunakan yaitu NPK berimbang. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan dosis pupuk NPK berimbang yang terbaik untuk meningkatkan optimasi lahan gambut pada sistem tumpangsari tanaman jagung manis dan kacang tanah. Penelitian dilaksanakan di Desa Bintang Mas II, Kecamatan Rasau Jaya, Kabupaten Kubu Raya selama 5 bulan. Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan perlakuan pupuk N, P dan K (P) yang terdiri dari 5 taraf dan diulang sebanyak 4 kali, dengan demikian terdapat 20 petak percobaan. Adapun perlakuan yang dimaksud adalah p1 = pemberian 25% NPK, p2 = pemberian 50 % NPK, p3 =pemberian 75 % NPK, p4 = pemberian 100 % NPK dan p5 = pemberian 125 % NPK. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan pupuk NPK berpengaruh nyata terhadap variabel berat tongkol berkelobot dan berat tongkol tanpa kelobot tanaman jagung manis, namun tidak berpengaruh nyata terhadap jumlah polong per tanaman dan berat polong per tanaman kacang tanah. Dosis pupuk NPK sebesar 25% dari dosis anjuran merupakan dosis terbaik dalam peningkatan optimasi lahan gambut pada tumpangsari tanaman jagung manis dan kacang tanah. Nisbah kesetaraan lahan (NKL) pada sistem tumpangsari jagung manis dan kacang tanah adalah 3,25 dan indeks persaingan yang terjadi sebesar 0,42.","PeriodicalId":233400,"journal":{"name":"Pedontropika : Jurnal Ilmu Tanah dan Sumber Daya Lahan","volume":"3 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-02-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"114250115","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"PENGARUH INOKULASI AZOTOBACTER DAN MIKORIZA ARBUSKULA TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT KARET","authors":"M. Maulidi, Dwi Zulfita","doi":"10.26418/pedontropika.v1i1.15598","DOIUrl":"https://doi.org/10.26418/pedontropika.v1i1.15598","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh inokulasi FMA, Azotobacter dan interaksinya terhadap pertumbuhan bibit karet serta mencari takaran FMA dan kepadatan Azotobacter yang terbaik terhadap pertumbuhan bibit karet. Penelitian ini dilaksanakan di kebun percobaan Fakultas Pertanian Untan Pontianak. Penelitian dilaksanakan dari Bulan Mei 2012 sampai dengan bulan Agustus 2012. Penelitian ini dilakukan dengan rancangan perlakuan faktorial 4 x 3 tata letak acak lengkap (CRD) dengan 3 ulangan. Perlakuan Inokulasi Azotobacter terdiri dari 3 taraf yaitu Inokulasi A.chroococcum 2,5 x 103 CFU mL-1 (k1), 5 x 103 CFU mL-1 (k2), dan 10 x CFU mL-1 pohon-1 (k3). Faktor inokulasi dengan Mikoriza Arbuskula (M) yang terdiri dari 4 taraf yaitu tanpa inokulasi FMA (m0), 2,5 g/polybag (m1), 5 g/polybag (m2) dan 10 g/polybag (m3). Percobaan diulang tiga kali. Variabel yang diamati dalam penelitian ini adalah kadar P dalam jaringan daun (%), luas daun (cm2), bobot kering daun (g) dan pertambahan panjang entris (cm). Hasil penelitian menunjukkan bahwa inokulasi dengan berbagai takaran FMA meningkatkan pertumbuhan bibit karet. Inokulasi dengan FMA takaran 10 g/polybag meningkatkan pertumbuhan bibit karet yang terbaik. Inokulasi dengan Azotobacter juga dapat meningkatkan pertumbuhan bibit karet. Inokulasi dengan Azotobacter pada kepadatan 10 x 103 CFU mL-1bibit-1 cenderung menunjukkan pertumbuhan bibit karet yang terbaik. Tidak terjadi interaksi inokulasi FMA dan Azotobacter dalam mempengaruhi pertumbuhan bibit karet.","PeriodicalId":233400,"journal":{"name":"Pedontropika : Jurnal Ilmu Tanah dan Sumber Daya Lahan","volume":"549 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2016-06-15","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"122279973","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"PENGARUH PENGKAYAAN PUPUK ORGANIK DENGAN BFA DAN ZEOLIT TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL JAGUNG MANIS","authors":"Sulakhudin Sulakhudin, B. H. Sunarminto","doi":"10.26418/pedontropika.v1i1.15600","DOIUrl":"https://doi.org/10.26418/pedontropika.v1i1.15600","url":null,"abstract":"Hasil jagung manis di Indonesia per hektarnya masih rendah. Untuk mendapatkan hasil yang maksimal, maka selain pupuk anorganik, tanaman jagung manis membutuhkan pupuk organik. Salah satu sumber pupuk organik adalah pupuk kandang kambing karena kambing merupakan bagian integral dari sistem usahatani yang diterapkan di pedesaan. Kandungan hara yang rendah dari pupuk kandang kambing menyebabkan kebutuhan per hektarnya menjadi sangat banyak dan kesulitan dalam penggadaannya. Untuk itu perlu dilakukan pengkayaan dengan menggunakan batuan fosfat, dan zeolit. Sementara itu, nilai estetika pupuk organik diatasi dengan membentuk pupuk granul. Percobaan pengujiaan efektivitas pupuk organik di lapangan dengan menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) faktor tunggal dan diulang 3 kali. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengkayaan pupuk kandang kambing dengan BFA atau Zeolit dapat meningkat nilai pH, kadar C-organik dan bahan organik tanah. Zeolit meningkatkan pertumbuhan tanaman Jagung Manis pada parameter tinggi tanaman dan jumlah daun, sedangkan BFA meningkatkan diameter daun. Takaran Zeolit 4,5% dapat menghasilkan berat dan panjang tongkol paling tinggi dibandingkan perlakuan lainnya.","PeriodicalId":233400,"journal":{"name":"Pedontropika : Jurnal Ilmu Tanah dan Sumber Daya Lahan","volume":"32 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2016-06-15","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"125185954","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"LUMPUR LAUT SEBAGAI ALTERNATIF PENGGANTI KAPUR UNTUK MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS TANAH GAMBUT","authors":"Denah Suswati","doi":"10.26418/pedontropika.v1i1.15602","DOIUrl":"https://doi.org/10.26418/pedontropika.v1i1.15602","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan untuk menentukan taraf dosis lumpur laut dari konversi dosis kapur pada pH yang sama pada setiap Satuan Peta Tanah (SPT) yaitu SPT 1 (Typic Haplohemist), SPT 3 (Typic Sulfisaprist) dan SPT 4 (Typic Haplosaprist) yang berasal dari lahan gambut dari Rasau Jaya III, Kecamatan Rasau Jaya, Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat. Penelitian dilaksanakan di rumah kaca, sedangkan analisis tanah dilakukan di laboratorium Kimia dan Kesuburan Tanah Fakultas Pertanian Universitas Tanjungpura. Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) Pola Faktorial yang terdiri dari 2 set penelitian yaitu penelitian (1) menggunakan 3 satuan peta tanah (SPT) dengan 5 taraf dosis kapur yaitu 0, 5, 8, 11, 14 ton ha-1. Penelitian (2) menggunakan 3 satuan peta tanah (3 SPT) dengan 5 taraf dosis lumpur laut yaitu 0, 20, 40, 60, 80 ton ha-1 dan masing-masing perlakuan diulang 4 kali. Analisis tanah sesuai variabel pengamatan dilakukan setelah inkubasi (3 minggu setelah perlakuan). Hasil penelitian menunjukkan bahwa kebutuhan kapur dan lumpur laut semakin meningkat pada setiap SPT dengan semakin meningkatnya pH tanah yang akan dicapai. Perbandingan jumlah lumpur laut yang diperlukan untuk mencapai pH yang sama pada masing-masing SPT bervariasi antara 7-14 kali lebih besar dibandingkan dengan jumlah kapur. ","PeriodicalId":233400,"journal":{"name":"Pedontropika : Jurnal Ilmu Tanah dan Sumber Daya Lahan","volume":"2 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2016-06-15","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"116652515","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"EFEKTIVITAS FUNGI MIKORIZA ARBUSKULA DAN JENIS BATUAN FOSFAT TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN LIDAH BUAYA STADIA BIBIT PADA TANAH GAMBUT","authors":"Dwi Zulfita","doi":"10.26418/pedontropika.v1i1.15069","DOIUrl":"https://doi.org/10.26418/pedontropika.v1i1.15069","url":null,"abstract":"Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui pengaruh inokulasi FMA, jenis batuan fosfat dan interaksinya terhadap pertumbuhan tanaman lidah buaya stadia bibit serta mencari takaran FMA dan jenis batuan fosfat yang terbaik terhadap pertumbuhan tanaman lidah buaya stadis bibit pada tanah gambut. Penelitian ini dilaksanakan di rumah kasa dan Laboratorium Biologi Tanah Fakultas Pertanian Universitas Tanjungpura Pontianak. Penelitian berlangsung dari bulan Oktober 2013 sampai dengan bulan Februari 2014. Penelitian ini dilakukan dengan rancangan perlakuan faktorial 4 x 4 tata letak acak lengkap (CRD) dengan 3 ulangan. Faktor Inokulasi FMA (M) terdiri dari 4 aras yaitu m0 (tanpa inokulasi FMA), m1 (5 g FMA/polybag), m2 (10 g FMA/polybag) dan m3 (15 g FMA/polybag). Faktor Jenis Batuan Fosfat (P) terdiri dari 4 aras yaitu p1 (233 kg SP-36/ha), p2 (307 kg Agipt Rock Phosphate/ha), p3 (268 kg China Rock Phosphate/ha) dan p4 (629 kg Chrismast Rock Phosphate/ha). Variabel yang diamati dalam penelitian ini adalah persentase akar terinfeksi (%), serapan P (g), jumlah pelepah daun dan tinggi tanaman (cm). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian berbagai jenis fosfat alam tidak meningkatkan pertumbuhan tanaman lidah buaya pada stadia bibit. Inokulasi dengan FMA takaran 5 g/polybag tidak meningkatkan pertumbuhan tanaman lidah buaya stadia bibit. Inokulasi dengan takaran FMA hingga 10 g/polybag dan 15 g/polybag cenderung tidak berpengaruh terhadap peningkatan pertumbuhan tanaman. Interaksi inokulasi FMA dengan takaran 10 g/polybag dan jenis batuan fosfat China Rock Phosphate memberikan pertumbuhan tanaman lidah buaya stadia bibit yang terbaik pada tanah gambut.","PeriodicalId":233400,"journal":{"name":"Pedontropika : Jurnal Ilmu Tanah dan Sumber Daya Lahan","volume":"31 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2016-06-15","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"115575196","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"ANALISIS PENGEMBANGAN KAWASAN HORTIKULTURA DENGAN APLIKASI SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS DAN ANALYTHICAL HIERARCHY PROCESS (AHP)","authors":"Ari Krisnohadi, Riduansyah Riduansyah","doi":"10.26418/pedontropika.v1i1.15601","DOIUrl":"https://doi.org/10.26418/pedontropika.v1i1.15601","url":null,"abstract":"Pertanian terpadu untuk komoditas unggulan hortikultura Kabupaten Kayong Utara, khususnya di Kecamatan Simpang Hilir dan Seponti Jaya, dapat dikembangkan berdasarkan ciri agroklimat dan lahan, serta sumberdaya manusia/petani. Penelitian ini bertujuan untuk memetakan kawasan hortikultura berdasarkan kriteria biogeofisik lahan dan persepsi ahli dengan menggunakan analisis spasial dan Anaythical Hierarchy Process (AHP). Hasil penelitian menunjukkan bahwa kelas kesesuaian lahan aktual untuk tanaman hortikultura kelompok tanaman sayuran yang paling dominan adalah kelas S2 na/nr dengan faktor pembatas unsur hara tanah dan pH tanah. Kelas kesesuaian untuk kelompok tanaman buah-buahan didominasi oleh kelas S3 – na (faktor pembatas nutrisi tanah), dan kelompok tanaman biofarmaka didominasi oleh kelas kesesuaian lahan S3-nr (faktor pembatas pH tanah). Hasil pembobotan kriteria AHP yang tertinggi menunjukkan bahwa pengambilan keputusan untuk tanaman hortikultura dipengaruhi oleh pendapatan dan transfer teknologi untuk budidaya kelompok tanaman buah-buahan dan biofarmaka.","PeriodicalId":233400,"journal":{"name":"Pedontropika : Jurnal Ilmu Tanah dan Sumber Daya Lahan","volume":"91 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2016-06-15","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"126182072","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"PERUBAHAN UNSUR HARA NITROGEN (N) DAN PHOSPHOR (P) TANAH GAMBUT DI LAHAN GAMBUT YANG DIPENGARUHI LAMA PENGOLAHAN LAHAN","authors":"A. Alhaddad","doi":"10.26418/pedontropika.v1i1.15067","DOIUrl":"https://doi.org/10.26418/pedontropika.v1i1.15067","url":null,"abstract":"Sejak 1987 petani memanfaatkan pukan ayam untuk meningkatkan ketersediaan hara, sebelumnya mereka menggunakan limbah ternak babi. Keberadaan pukan ayam diperlukan terutama agar sebagian kebutuhan hara makro dan mikro dapat dipenuhi. Walaupun telah diketahui adanya perubahan sifat tanah gambut akibat penggunaan lahan untuk pertanian, tetapi jenis sifat-sifat tanah yang berubah dan besar perubahannya masih belum diketahui secara pasti. Penelitian bertujuan untuk mengetahui perubahan kandungan unsur Nitogen (N) dan Phosphor (P) tanah gambut yang dibudidayakan pada praktek pengelolaan lahan gambut sejalan waktu pengelolaan. Penelitian ini dilakukan di lokasi lahan gambut Siantan, kota Pontianak pada bulan oktober hingga desember. Lahan gambut di Siantan diidentifikasi lama pengelolaannya, kemudian di kategorikan dalam empat(4) kelompok waktu pengolahan, yaitu tidak pernah diolah (TO), telah diolah kurang dari(<) 10 tahun (OLX), telah diolah selama 10-20 tahun (OLY), dan diolah selama 20-30tahun (OLZ). Pada setiap lahan pengelolaan dilakukan pengambilan contoh tanah dari delapan(8) titik pengamatan yang berbeda untuk kemudian dilakukan pengukuran ketersediaan haranya. Pada setiap titik pengamatan diambil contoh tanah komposit dari lapisan 0-2 0cm, 20-40 cm dan 40-80 cm. Pada setiap titik pengamatan, diikuti dengan wawancara dengan petani pengelola lahan. Pengukuran ketersediaan Nitorgen dan Phosphor tanah gambut dilakukan dengan mengambil contoh tanah untuk keperluan analisis dilaboratorium. Analisis laboratorium dilakukan di Laboratorium Tanah Universitas Gadjah Mada. Hasil penelitian menunjukan Perbedaan karakteristik hara lahan gambut di Siantan akibat lama waktu pengolahan dan yang tidak diolah, hanya terjadi di lapisan olah 0-20cm dan lapisan 20-40cm. Perbedaan nyata antara lahan gambut yang tidak diolah dengan yang diolah terlihat pada karakteristik Nitrogen, Posphor. Perbedaan nyata pada Nitorgen dan Phosphor tanah di lahan gambut ini disebabkan pengolahan lahan yang intensif dengan masukan yang tinggi dari abu bakaran, busukan ikan dan kulit udang, kapur dan pupuk urea. Secara umum lamanya waktu pengolahan tidak secara nyata memberikan perbedaan pada karakteristik lahan gambut Siantan. Pada lapisan 40-80cm pengaruh pengolahan dan lamanya waktu pengolahan tidak terlihat nyata pada Nitorgen dan Phosphor. Hal ini menunjukan pengaruh pengolahan lapisan atas sangat terbatas pengaruhnya pada lapisan yang lebih dalam. Tidak berbeda nyatanya pengaruh lamanya waktu pengolahan lahan gambut di Siantan, menunjukan adanya kestabilan keadaan hara pada lahan tersebut meskipun mendapat input hara yang intensif dalam waktu lama.","PeriodicalId":233400,"journal":{"name":"Pedontropika : Jurnal Ilmu Tanah dan Sumber Daya Lahan","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2016-06-08","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"129874660","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}