{"title":"Studi Pemikiran Pendidikan Islam Modern","authors":"Mulyadi Mulyadi","doi":"10.37812/fikroh.v8i2.4","DOIUrl":"https://doi.org/10.37812/fikroh.v8i2.4","url":null,"abstract":"Pendidikan Islam semakin berkembang seiring dengan perkembangan zaman. Banyak para pakar yang mendefinisikan dan bahkan mendesain ulang format pendidikan Islam khususnya pendidikan Islam modern seperti sekarang ini. Pendidikan Islam bukan hanya transfer of knowledge tetapi lebih merupakan pondasi keimanan dan kesalehan. Oleh karena itu, format pendidikan Islam yang bagaimanakah yang sesuai dengan kehidupan modern seperti sekarang. Melalui tulisan ini didapatkan bahwa Dalam menghadapi perubahan masyarakat modern, secara internal pendidikan Islam harus menyelesaikan persoalan dikotomi, tujuan dan fungsi lembaga pendidikan Islam, dan persolalan kurikulum atau materi yang sampai sekarang ini belum terselesaikan, Lembaga-lembaga pendidikan Islam perlu mendesain ulang fungsi pendidikan, dengan memilih model pendidikan yang relevan dengan perubahan zaman dan kebutuhan masyarakat, Pendidikan Islam didesain untuk dapat membantu meningkatkan keterampilan dan pengetahuan untuk bekerja lebih produktif, dan Pendidikan Islam harus mengembangkan kualitas pendidikannya agar memenuhi kebutuhan-kebutuhan masyarakat yang selalu berubah-berubah. \u0000 Key Word: Pendidikan Islam, modernisasi, pengembangan pendidikan","PeriodicalId":219039,"journal":{"name":"Fikroh: Jurnal Pemikiran dan Pendidikan Islam","volume":"58 3","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2016-08-26","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"120954275","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Al-Tsabit Wa Al-Mutahawwil, Adonis Dan Kritik Terhadap Kejumudan Budaya Arab Islam","authors":"Nanang Abdillah","doi":"10.37812/fikroh.v4i2.15","DOIUrl":"https://doi.org/10.37812/fikroh.v4i2.15","url":null,"abstract":"This article seeks to provide a theoretical concept of how to understand Adonis thought. Historical analysis, combine with literary overview, is deployed to trace the empirical passage of Adonis thought al-Tsabit wa al-Mutahawwil concept. This article argues that al-Tsabit wa al-Mutahawwil is the new concept for Arabs cultural studies. Following this process, the concept of al-Tsabit wa al-Mutahawwil have been found the two mindstream in the Arab world, aql (rational) and naql (text). \u0000 \u0000Keywords: Sastra Arab, kebudayaan, al-Tsabit wa al-Mutahawwil","PeriodicalId":219039,"journal":{"name":"Fikroh: Jurnal Pemikiran dan Pendidikan Islam","volume":"13 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2016-08-26","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"133466938","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Implikasi Zona Maslahah Dalam Hak Pengambil Kebjiakan","authors":"Abdullah Arif Mukhlas","doi":"10.37812/fikroh.v8i1.22","DOIUrl":"https://doi.org/10.37812/fikroh.v8i1.22","url":null,"abstract":"Setiap pemimpin akan diminta pertanggungjawabannya dalam kepemimpinannya. Sehingga pemimpin harus bijak dalam mengambil kebijakan. Seorang mujtahid tidak boleh mengikuti pendapat mujtahid lain, karena akan terjadi seseorang yang menjalankan aktifitas dengan perasaan yang dijalani adalah langkah yang salah.Presiden adalah seorang pemimpin, orang nomer satu dalam negara. Dia akan ditanya tentang kebijakannya selama menjabat menjadi presiden. Dia punya hak yang legal dalam pandangan agama untuk mengambil dan menentukan kebijakan, bahkan dituntut untuk menentukan kebijakan. Namun bagaimana jika presiden hanya menjalankan tugas, tidak diberi wewenang menentukan kebijakan. Bahkan untuk menentukan proses pemilihan kepala daerah yang nota bene adalah bawahannya saja tidak mampu. Tidak semua masalah menjadi tanggungjawab pemimpin. Ada masalah yang menjadi tanggungjawab indifidu, sehingga pemimpin tidak benar ikut campur dalam mengaturnya. \u0000Kata Kunci : Maslahah dan Kebijakan","PeriodicalId":219039,"journal":{"name":"Fikroh: Jurnal Pemikiran dan Pendidikan Islam","volume":"101 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2016-08-26","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"116418444","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Perempuan Dalam Pandangan Feminis Muslim","authors":"Suparno Suparno","doi":"10.37812/fikroh.v8i2.3","DOIUrl":"https://doi.org/10.37812/fikroh.v8i2.3","url":null,"abstract":"Perempuan dalam kajian keislaman telah menempati posisi yang sangat puncak. Studi dialogis tentang perempuan telah banyak dibahas oleh para pegiat gender, khususnya pembahasan mengenai kesetaraan gender. Di antara tokoh-tokoh feminis pegiat hak-hak perempuan dan kesetaraan gender adalah Qasim Amin, Amina Wadud Muhsin, Fatimah Mernissi, dan Asghar Ali Engineer. Mereka memandang perempuan dalam kacamata berpikir mereka masing-masing. Tulisan ini hanya menyajikan beberapa pendapat tokoh-tokoh feminis tersebut, namun untuk kajian lebih mendalam masih banyak lagin pikiran para tokoh feminis muslim yang lain. \u0000 Kata Kunci: Perempuan, Feminis Muslim, gender","PeriodicalId":219039,"journal":{"name":"Fikroh: Jurnal Pemikiran dan Pendidikan Islam","volume":"17 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2016-08-26","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"124884420","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Staatsblad 1882 Nomor 152 Tonggak Sejarah Berdirinya Pengadilan Agama","authors":"Pristiwiyanto Pristiwiyanto","doi":"10.37812/fikroh.v8i1.19","DOIUrl":"https://doi.org/10.37812/fikroh.v8i1.19","url":null,"abstract":"Staatsblad 1882 nomor 152 sesungguhnya merupakan pengakuan resmi dan pengukuhan sesuatu yang telah ada, tumbuh, dan berkembang dalam masyarakat. Lahirnya Staatsblad 1882 nomor 152 diiringi oleh perbedaan pendapat sarjana-sarjana hukum Belanda. Secara garis besar sarjana-sarjana hukum Belanda terpecah menjadi dua: mereka-mereka yang cenderung berpihak pada kepentingan kaum pribumi terutama kaum muslimin, yang dipelopori oleh Van den Berg, dengan teori Receptio in Complexu-nya; dan mereka-mereka yang menyerang eksistensi hukum Islam, dengan teori Receptie-nya Snouck Hurgronje. Tetapi berlakunya kedua pandangan hukum ini secara praktis, tetap dalam bingkai strategi Belanda untuk memperkokoh posisi mereka di Nusantara. Sebagaimana dijelaskan dalam pendahuluan bahwa netralitas Belanda dalam masalah hukum Islam dan Peradilan Agama, menurut Benda dan Suminto “dibentuk oleh kombinasi kontradiktif antara rasa takut dan harapan yang berlebihan.” Kesimpulan ini dapat dijelaskan dari sisi bahwa apa pun yang menjadi kebijakan Belanda, tidak mencerminkan adanya keinginan Belanda untuk melepaskan negara jajahannya. Sehingga pertentangan antara penganut teori Receptio in Complexu dengan teori Receptie, hanyalah sebatas pencarian pendekatan yang paling efektif dalam masalah hukum dan Peradilan Agama, yang pada akhirnya juga demi melanggengkan kekuasaan kolonialnya di Nusantara. Tetapi bagaimanapun, kita patut menghargai pandangan Van den Berg dan kawan-kawannya, dengan teori Receptio in Complexu-nya, yang secara positif melihat hukum Islam sebagai nilai yang mengikat dalam kehidupan setiap muslim, walaupun dalam prakteknya belum mampu diwujudkan dalam kesuluruhannya. Dan terhadap teori Receptie-nya Snouck Hurgronje rasanya tidak berlebihan jika Hazairin menyebutnya sebagai teori iblis, yang lahir dari semangat kristenisasi. \u0000Kata Kunci : STAATSBLAD 1882 nomor dan Pengadilan Agama.","PeriodicalId":219039,"journal":{"name":"Fikroh: Jurnal Pemikiran dan Pendidikan Islam","volume":"69 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2016-08-26","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"114537803","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"EFEKTIVITAS DIRECT METHODE DALAM MENINGKATKAN KEMAHIRAN BERBICARA BAHASA ARAB","authors":"Sutono Utono","doi":"10.37812/fikroh.v8i1.23","DOIUrl":"https://doi.org/10.37812/fikroh.v8i1.23","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan kemampuan menggunakan bahasa Arab bagi mahasiswa lulusan dari SMA/ SMK yang belum pernah mendapatkan pembelajaran bahasa Arab, terutama dalam hal melafadzkan maupun menulisbahasa Arab dengan fasih,upaya untuk mengefektifkan metode langsung dalam pembelajaran bahasa Arab dikelas merupakan langkah yang sangat tepat untuk menghasilkan mahasiswa yang memiliki empat kemahiran yaitu; kemahiran menyimak, kemahiran berbicara, kemahiran membaca, dan kemahiran menulis.oleh karena itu keberhasilan dalam penguasaan bahasa Arab terutama kemahiran mahasiswa dalam berbicara bahasa Arab yang menjadi salah satu ketertarikan peneliti pada pembelajaran bahasa Arab di STAI Al-Azhar Menganti Gresik, makadalam pembelajaran bahasa Arab penulis memilih direct method metode langsung selama satu semester. Penelitian ini menggunakan metode observasi dan interview .Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (Field research) bersifat penelitian kualitatif (Qualitative Research). Penelitian ini mengkaji tentang bagaimana pengertian pendekatan, metode, dan strategi pembelajaran bahasa Arab,serta pengaruhnya terhadap peningkatan mahasiswa menggunakan Bahasa Arab, serta adakah peningkatan kemampuan berbicara Bahasa Arab bagi mahasiswaKata kunci:,Direct Method, kemahiran berbahasa Arab, Program regular PAI","PeriodicalId":219039,"journal":{"name":"Fikroh: Jurnal Pemikiran dan Pendidikan Islam","volume":"26 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2016-08-26","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"122271502","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Syair Dalam Perspektif Hadis Nabi","authors":"M. Mahfud","doi":"10.37812/fikroh.v8i2.1","DOIUrl":"https://doi.org/10.37812/fikroh.v8i2.1","url":null,"abstract":"Syair sebagai salah satu produk karya sastra telah lahir sejak zaman nabi bahkan lebih jauh sebelum itu, sebab bangsa Arab dikenal dengan jago syair, bahkan akar syair yang dipelajari di Indonesia pun berasal dari Arab. Dalam literatur hadis banyak ditemukan hadis yang melarang melakukan dan mengucapkan syair. Tulisan ini bertujuan untuk mengkaji secara detail apa sebenarnya status hads tersebut. hadis tentang larangan syair dan bersyair bersifat temporal karena syair yang terlarang adalah syair yang menyalahi aturan-aturan syariat, dan syair yang tercela adalah syair-syair yang disusun untuk merendahkan martabat manusia secara umum dan kaum muslimin secara khusus dan syair yang sangat menyibukkan melebihi kesibukan dalam membaca al-Qur'an dan beribadah kepada Allah. Adapun syair-syair yang disusun dengan tidak mengenyampingkan apalagi meninggalkan ibadah kepada Allah dengan tujuan untuk menyadarkan manusia dari keterpurukan mereka atau membangkitkan semangat kaum muslimin dan melemahkan semangat kaum kafir dan sesuai dengan al-Qur'an dan Sunnah, maka syair tersebut adalah syair yang dibolehkan dan bahkan mendapatkan posisi terpuji dalam Islam \u0000Kata Kunci: Syair, kontekstualisasi, hadis Nabi","PeriodicalId":219039,"journal":{"name":"Fikroh: Jurnal Pemikiran dan Pendidikan Islam","volume":"27 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2016-08-26","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"131601461","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Metodologi Penafsiran Al-Qur’an","authors":"Sholehudin Al-Ayubi","doi":"10.37812/fikroh.v4i2.13","DOIUrl":"https://doi.org/10.37812/fikroh.v4i2.13","url":null,"abstract":"Begitu mendengar kata “tafsir” yang ada dalam benak kita biasanya langsung tentang suatu pemaparan atau penjelasan Al-Qur’an ayat demi ayat, surat demi surat sampai surat terakhir Al-Qur’an. Padahal tafsir bukanlah demkian. Pemaparan atau penjelasan ayat demi ayat secara beruntun dari ayat-ayat Al-Qur’an hanyalah salah satu dari sekian banyak metode penafsiran. Cara penafsiran seperti itu disebut metode tahlily, memaparkan atau menjelaskan ayat-ayat yang ada dalam Al-Qur’an secara beruntun dari awal sampai akhir. Dalam tulisan ini akan dijelaskan model-model atau metode-metode penafsiran Al-Qur’an yang selama ini dikenal dalam masyarakat Islam, ditambah sedikit tentang kemunculan dan perkembangannya juga sumber-sumber yang digunakan dalam penafsiran. Kata Kjunci : Tafsir, Metode, Ra’yi, Tahlily","PeriodicalId":219039,"journal":{"name":"Fikroh: Jurnal Pemikiran dan Pendidikan Islam","volume":"33 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2016-08-26","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"120989903","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Psikoterapi Islami Ala Pondok Pesantren Suryalaya Surabaya Sebagai Alternatif Penyembuhan Depresi Korban Penyalahgunaan Narkotika","authors":"Pristiwiyanto Pristiwiyanto","doi":"10.37812/fikroh.v4i1.12","DOIUrl":"https://doi.org/10.37812/fikroh.v4i1.12","url":null,"abstract":"Anak yang stres karena berbagai macam persoalan, mudah terjebak penyalahgunaan narkotika. Mereka menganggap dengan mengkonsumsi narkotika dapat melupakan permasalahan yang dihadapi, padahal justru akan menambah permasalah baru yang lebih parah yaitu depresi. Untuk mengatasi permasalahan depresi mental akibat korban penyalahgunaan narkotika tersebut dapat dilakukan melalui pendekatan agama, karena agama dapat diperankan sebagai psikoterapi depresi mental korban penyalahgunaan narkotika. Hal tersebut telah dibuktikan oleh pondok pesantren Suryalaya Surabaya dalam menangani anak bina yang mengalami depresi mental akibat mengkonsumsi narkotika. Masalah ini ditulis berdasarkan hasil penelitian di Pondok Pesantren Suryalaya Surabaya dengan tujuan untuk mendeskripsikan fenomena yang terjadi dalam kasus rehabilitasi sosial depresi mental korban penyalahgunaan narkotika di pondok pesantren tersebut. Dan pertanyaan yang akan dijawab adalah apa program utama Pondok Pesantren Suryalaya dalam penyembuhan depresi mental korban penyalahgunaan narkotika? Bagaimana langkah-langkah penyembuhan yang dilakukan di Pondok tersebut? \u0000 \u0000Kata kunci : Psikoterapi Islam, depresi mental korban narkotika, penyembuhan.","PeriodicalId":219039,"journal":{"name":"Fikroh: Jurnal Pemikiran dan Pendidikan Islam","volume":"81 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2016-08-26","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"130208668","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Pernikahan Mut’ah Dalam Perbandingan Manhaj Sunnah Dan Syi’ah","authors":"Sholehudin Al-Ayubi","doi":"10.37812/fikroh.v8i2.6","DOIUrl":"https://doi.org/10.37812/fikroh.v8i2.6","url":null,"abstract":"Menurut madzhab Sunnah, pernikahan mut’ah adalah haram untuk selamanya, sedangkan menurut madzhab Syi’ah mut’ah adalah halal untuk selamanya. Perbedaan tersebut selain disebabkan perbedaan penggunaan dalil yang eksploitatif, juga disebabkan oleh perbedaan manhaj dalam menghukumi masalah pernikahan mut’ah. Kelompok Sunnah menggunakan metode nasakh-mansukh, qiyas dan istislahi, sedangkan kelompok Syi’ah menggunakan metode tarjih, ijma’ sahabah, istishab dan istislahi. Secara metodologis, manhaj Syi’ah lebih meyakinkan bagi penulis, meskipun penulis tidak sepakat dengan hasil ijtihad Syi’ah yang membolehkan mut’ah secara mutlak. Berdasarkan penelitian yang penulis lakukan, ditemukan bahwa dalil normatif dari al-Qur’an dan Sunnah yang digunakan untuk mengharamkan mut’ah atau untuk menghalalkannya, sama-sama tidak mencapai derajat yang meyakinkan (qath’i). Sehingga penulis menyarankan bahwa yang seharusnya digunakan untuk mengharamkan atau menghalalkan mut’ah adalah dalil kemaslahatan. \u0000Kata Kunci: Nikah Mut’ah, Sunnah-Syiah, Manhaj","PeriodicalId":219039,"journal":{"name":"Fikroh: Jurnal Pemikiran dan Pendidikan Islam","volume":"25 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2016-08-26","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"131620926","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}