{"title":"Morfologi dan Anatomi Organ Vegetatif Pandan Wangi Besar (Pandanus amaryllifolius Roxb.) Di Daerah Rawa","authors":"Rahmadina Dila, Nina Tanzerina, Nita Aminasih","doi":"10.24233/SRIBIOS.2.1.2021.209","DOIUrl":"https://doi.org/10.24233/SRIBIOS.2.1.2021.209","url":null,"abstract":"Pandanus merupakan salah satu tumbuhan yang dapat hidup di daerah rawa. Pandan wangi memiliki dua bentuk pertumbuhan yang jelas berbeda yakni bentuk pertumbuhan kecil dan bentuk pertumbuhan besar. Penelitian dilaksanakan pada bulan Januari 2019 hingga Februari 2020. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif yaitu metode yang menguraikan hasil pengamatan secara kualitatif. Pembuatan preparat dengan metode Parafin dan Whole mount. Hasil penelitian morfologi diketahui habitus pandan wangi besar termasuk perdu dengan tinggi batang 106-299 cm, terbentuk 3 spirostik. Batang condong ke atas, daun berbentuk pita duduk memeluk batang, terdapat duri berwarna putih pada tepi dan tulang daun permukaan bawah, memiliki akar tunjang yang besar. Hasil penelitian anatomi diketahui pada sayatan paradermal, stomata dan kristal tersebar di epidermis atas daun, sedangkan pada epidermis bawah daun stomata dan papila tersusun dalam satu baris. Berkas pembuluh, serat dan kristal rafida dan drus tersebar di stele akar tunjang.","PeriodicalId":209180,"journal":{"name":"Sriwijaya Bioscientia","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-06-24","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"134427375","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
R. Nasution, S. T. Wardana, Nina Tanzerina, S. Estuningsih, Juswardi Juswardi
{"title":"Potential of Neptunia Oleracea Lour. on Phytoremediation Coal Acid Mine Drainage","authors":"R. Nasution, S. T. Wardana, Nina Tanzerina, S. Estuningsih, Juswardi Juswardi","doi":"10.24233/SRIBIOS.1.2.2020.190","DOIUrl":"https://doi.org/10.24233/SRIBIOS.1.2.2020.190","url":null,"abstract":"Environmental problems in coal mining activities include acid mine drainage (AMD). Efforts to overcome the impact of AMD waste can be done by means of phytoremediation. Neptunia oleracea Lour. is one type of aquatic plant that has the potential to adapt and accumulate heavy metals. So it is necessary to do research with the aim of knowing the potential of N. oleracea in AMD phytoremediation. The phytoremediation potential of N. oleracea used a completely randomized design (CRD): without AMD as control (0%), with AMD concentrations of 25%, 50%, 75% and 100%. The results showed that N. oleracea has the potential to increase pH by 0.0322/day and reduce Fe content by 0.4760 mg/l/day, Mn 0.5776 mg/l/day, sulfate 0.4809 mg/l/day and reduce TSS by 0.0818 mg/l/day, at 100% AMD concentration. It can be concluded that N. oleracea has potential as an AMD phytoremediation agent to be developed in system constructed wetlands (CWs).","PeriodicalId":209180,"journal":{"name":"Sriwijaya Bioscientia","volume":"25 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-12-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"124423111","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Laila Sri Pujihastuti, N. Tanzerina, Nita Aminasih
{"title":"Studi Etnobotani Tumbuhan Obat Suku Anak Dalam di Desa Sungai Jernih Kecamatan Rupit Kabupaten Musi Rawas Utara Sumatera Selatan","authors":"Laila Sri Pujihastuti, N. Tanzerina, Nita Aminasih","doi":"10.24233/SRIBIOS.1.2.2020.198","DOIUrl":"https://doi.org/10.24233/SRIBIOS.1.2.2020.198","url":null,"abstract":"Pemanfaatan tumbuhan sebagai obat tradisional telah banyak diketahui sejak lama oleh masyarakat terutama Suku Anak Dalam yang ada di Desa Sungai Jernih Kecamatan Rupit, Kabupaten Musi Rawas Utara Sumatera Selatan. Penelitian ini bertujuan untuk menginventarisasi jenis-jenis tumbuhan obat, mengetahui famili dan habitus, jenis-jenis penyakit, organ tumbuhan yang digunakan, cara pengolahan dan cara penggunaan tumbuhan yang digunakan oleh etnis Suku Anak Dalam sebagai obat tradisional untuk mengobati berbagai jenis penyakit. Metode yang dilakukan menggunakan metode survei deskriptif dengan melakukan wawancara kepada 3 orang narasumber yang merupakan pengobat tradisional (batra) untuk membantu proses pengumpulan data di lapangan. Hasil penelitian menunjukkan tumbuhan yang dijadikan sebagai obat oleh masyarakat Suku Anak Dalam didapatkan sebanyak 93 jenis tumbuhan dengan 48 famili dan famili terbesar adalah Fabaceae dan Piperaceae masing-masing (6,45%) dan mampu mengobati sebanyak 47 macam jenis penyakit dengan 116 ramuan obat. Habitus tumbuhan terbesar adalah perdu (32,25%) dan sebanyak (60,21%) tumbuhan obat tumbuh secara liar baik yang tumbuh liar didalam hutan dan tumbuh liar dipekarangan rumah. Bagian organ tumbuhan yang digunakan paling banyak adalah daun (59,13%), cara pengolahan terbesar yakni dengan cara direbus (67,74%) dan cara penggunaan terbesar adalah dengan diminum (61,29%).","PeriodicalId":209180,"journal":{"name":"Sriwijaya Bioscientia","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-12-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"129451523","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Preferensi oviposisi dan fekunditas nyamuk Aedes aegypti L. terhadap berbagai media buatan di laboratorium","authors":"M. R. Pratama, M. Kamal, H. Marisa","doi":"10.24233/sribios.2.2.2021.353","DOIUrl":"https://doi.org/10.24233/sribios.2.2.2021.353","url":null,"abstract":"Data dari seluruh dunia menunjukkan bahwa Asia menempati urutan pertama dalam jumlah penderita DBD setiap tahun. Penggunaan perangkap serangga menggunakan atraktan atau atraktan adalah salah satu teknik penghilangan serangga yang paling banyak digunakan, baik dalam pemantauan populasi dan pengendalian hama. Untuk alasan ini, perlu diketahui preferensi oviposisi nyamuk Aedes aegypti L. terhadap media oviposisi tiruan yang diuji, dan apakah media penarik sebagai preferensi oviposisi dapat digunakan sebagai media untuk kelangsungan hidup telur mereka. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan preferensi oviposisi nyamuk Aedes aegypti L. dan memastikan viabilitas telur untuk menjadi larva pada media oviposisi buatan. Desain eksperimental penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 5 media perlakuan dan 5 pengulangan. Prosedur kerja dalam penelitian ini adalah pertama untuk menentukan preferensi oviposisi nyamuk Aedes aegypti L. dengan melihat jumlah telur yang ditemukan dalam setiap media kemudian menganalisis menggunakan ANAVA dan duncan tes lebih lanjut. Kedua, mengetahui jumlah telur yang menetas pada media oviposisi buatan. Hasil penelitian ini mencatat bahwa media air limbah laundry memiliki preferensi tertinggi dalam menarik nyamuk untuk melakukan oviposisi dengan persentase 40,32%. Sedangkan media air limbah tahu menemukan jumlah telur yang menetas dengan persentase 55,91%. Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa media yang berbeda memiliki efek yang berbeda pada preferensi nyamuk Aedes aegypti L. bertelur. Preferensi oviposisi (bertelur) media air limbah binatu lebih disukai daripada media lainnya. Padahal media air kotoran ayam kurang disukai. Media air limbah tahu memiliki persentase tertinggi dari jumlah telur yang menetas (angka) sedangkan media air kotoran ayam tidak memiliki telur yang menetas.","PeriodicalId":209180,"journal":{"name":"Sriwijaya Bioscientia","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-07-17","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"130879973","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}