{"title":"Penanganan Perubahan Garis Pantai Pada Pantai Indramayu (Ruas Muara Kali Eretan – Muara Sumber Mas)","authors":"Eki Nugraha, Ignatius Sudarsono, Fauzia Mulyawati","doi":"10.31943/jri.v8i2.184","DOIUrl":"https://doi.org/10.31943/jri.v8i2.184","url":null,"abstract":"Pantai merupakan salah satu wilayah yang banyak dimanfaatkan untuk kegiatan manusia. Kegiatan pembangunan daerah pantai dapat dipengaruhi oleh faktor alam seperti gelombang, pasang surut dan arus yang dapat menyebabkan dampak negatif dengan terjadinya abrasi, erosi dan sedimentasi pantai. Abrasi dan erosi pantai dapat menyebabkan mundurnya garis pantai sehingga merusak berbagai fasilitas yang ada di daerah tersebut. Permasalahan pada pantai Panjiwa Sumber Mas adalah terjadinya perubahan garis pantai yang disebabkan oleh gelombang pasang yang mempunyai kekuatan untuk mengikis daerah pantai serta terbawanya sedimen dari laut oleh gelombang dan debit sungai. Data yang digunakan dalam penelitian adalah data sekunder. Untuk mengetahui perubahan garis pantai, mundurnya garis pantai didapat berdasarkan hasil digitasi pada tahun 2010 sampai 2020, dengan menggunakan citra satelit. Pengolahan data oseanografi dilakukan dengan menggunakan pemodelan numerik, dimana hasil yang dikeluarkan berupa kontur tinggi gelombang dan vektor arah gelombang. Berdasarkan hasil analisis maka bangunan pengaman pantai berupa tanggul silinder dan kubus beton memiliki stabilitas struktur yang baik. \u0000Kata kunci: Gelombang, Garis Pantai, Bangunan Pantai, Peramalan Gelombang, Armour","PeriodicalId":201898,"journal":{"name":"Jurnal Rekayasa Infrastruktur","volume":"59 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-11-07","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"121452050","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"PERFORMA BATA BETON (PAVING BLOCK) YANG DIBUAT DARI BETON DAUR ULANG DAN SERAT KANTONG PLASTIK: STUDI EKSPERIMENTAL","authors":"Suharwanto Suharwanto, Nono Suhana","doi":"10.31943/jri.v8i1.164","DOIUrl":"https://doi.org/10.31943/jri.v8i1.164","url":null,"abstract":"Bata beton (paving block) merupakan bahan bangunan yang digunakan untuk perkerasan jalan, lapangan parkir, tempat jalan kaki (trotoar), atau permukaan halaman rumah. Bahan ini pada umumnya dibuat dari pasir atau agregat halus alam dan semen yang ditambah air sebagai katalisator. Untuk ketahanan lingkungan cara ujinya dengan direndam di dalam natrium sulfat (NaSO4) dan untuk keausan diuji dengan alat gesek atau abrasi. Seiring dengan perkembangan teknologi dibidang material dan makin berkurangnya penyediaan bahan alam, maka dicari bahan alternatif, yaitu agregat halus alam diganti dengan agregat daur ulang yang diperoleh dari pembongkaran bangunan. Penambahan serat dicoba menggunakan bahan limbah berupa kantong kresek bekas yang dicacah membentuk seperti serat. Tujuannya adalah untuk mengurangi limbah padat. Berdasarkan hasil uji, kekutan bata beton yang menggunakan agregat halus daur ulang masih memenuhi persyaratan, namun hanya turun 1 tingkat kelas karena nilai kuat tekannya turun akibat rendaman NaSO4 dan uji keausan nilainya lebih besar. Namun dengan adanya serat plastik bekas meningkat lagi kekuatan tekannya dengan presentase 1 - 4%, sedangkan nilai kehilangan bobot akibat rendaman NaSO4 dan uji keausan diperoleh nilinya yang sama, sehingga serat plastik tidak menambah keawetan dan keausan pada bata beton. Namun setidaknya akan mengurangi limbah padat di muka bumi dan menjaga kelestarian alam.","PeriodicalId":201898,"journal":{"name":"Jurnal Rekayasa Infrastruktur","volume":"59 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-06-10","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"116341954","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"ANALISIS JARAK DILATASI STRUKTUR BANGUNAN MENGGUNAKAN SISTEM DILATASI DUA KOLOM","authors":"Arief Durachman, Wachid Hasyim, Komarudin Komarudin","doi":"10.31943/jri.v8i1.161","DOIUrl":"https://doi.org/10.31943/jri.v8i1.161","url":null,"abstract":"Dilatasi merupakan sambungan pada sebuah bangunan yang memiliki perbedaan sistem struktur, biasanya digunakan pada bangunan yang mempunyai layout yang rumit seperti H, T, X, L, U dan lainnya. Tujuan penggunaannya yaitu untuk mangantisipasi benturan yang menyebabkan kerusakan parah pada bangunan saat terjadi gaya vertikal maupun horizotal. Dalam perencanaan struktur gedung, bentuk bangunan berpengaruh terhadap kemampuan bangunan menahan gaya lateral akibat gempa, salah satu indikasi yang menyatakan bangunan tersebut aman terhadap gempa adalah simpangan bangunan, dimana simpangan yang terjadi harus lebih kecil dari simpangan ijin. Hasil analisisnya yaitu pusat massa dan pusat rotasi kekakuan (eksentrisitas) gedung tanpa dilatasi ((arah X = 0 m dan arah Y = 15,21 m). Gedung 1.a yang mendekati syarat limit adalah lantai 6 (arah x = 0 m dan arah y = 0,43 m) dan gedung 1.b adalah lantai 1 (arah x = -0,02 m dan arah y = 0,78 m). simpangan maksimum gedung 1.a (arah x = 9,52 mm dan arah y = 6,36 mm) dan gedung 1.b (arah x = 14,19 mm dan arah y =14,81 mm). Untuk gaya geser gedung 1.a (arah x = 286.6 ton dan arah y = 286,26 ton) dan gedung 1.b (arah x = 152.42 ton dan arah y = 152,47 ton).","PeriodicalId":201898,"journal":{"name":"Jurnal Rekayasa Infrastruktur","volume":"40 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-06-10","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"133810301","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"PERENCANAAN PENEMPATAN FASILITAS ZONA SELAMAT SEKOLAH (ZoSS) DI JALAN ANDALAS, SIMPANG HARU KOTA PADANG","authors":"Mahdika Putra Nanda, Elona Oktiansi","doi":"10.31943/jri.v8i1.163","DOIUrl":"https://doi.org/10.31943/jri.v8i1.163","url":null,"abstract":"Dalam rangka mendukung pembangunan ekonomi dan pengembangan wilayah, pemerintah berkewajiban menyediakan infrastruktur penunjang berupa jalan sebagai sarana untuk lalu lintas. Infrastruktur yang berkaitan dengan fasilitas untuk pejalan kaki seperti trotoar jembatan penyeberangan, zebra cross, pelican cross. Khusunya mengenai keselamatan lalu lintas pejalan kaki di sekolah atau kawasan pendidikan, Pemkot Padang telah mengambil beberapa langkah atau upaya untik memastikan para siswa dapat melakukan perjalan ke sekolah dengan Salah satunya melalui program Zona Selamat Sekolah (ZoSS), dikarenakan pada komplek SDN 13, SDN 06, SDN 34, SDN 03, dan SDN 16 tidak terdapat rambu yang berhubungan dengan ZoSS, maka perlu dilakukan perencanaan penempatan agar tujuan pemerintah bisa terealisasi. Penelitian menggunakan Metode deskriptif dan lebih menitikberatkan dengan analisis hitungan yang dijadikan dasar untuk menetapkan apakah lokasi perlu diterapkan ZoSS. Dari hasil analisis data perilaku penyeberang menggunakan statistik uji normal, didapatkan Zhitung 0.613 < Ztabel 1.645. Untuk analisis kecepatan dengan menggunakan statistik uji Z didapatkan Zhitung 3,8074 > Ztabel 1,645. Berdasarkan analisis tersebut maka perlu dilakukan penempatan fasilitas ZoSS di jalan Andalas, Simpang Haru Padang. ZoSS yang direncanakan di lokasi ini adalah tipe ZoSS jamak 4/2 UD dengan 2 zebra cross yang ditempatkan pada kedua pintu gerbang komplek sekolah.","PeriodicalId":201898,"journal":{"name":"Jurnal Rekayasa Infrastruktur","volume":"35 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-06-10","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"129374930","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"PERBANDINGAN METODE BROMS (1964) DENGAN METODE DAVISSON (1972) TERHADAP ANALISIS DAYA DUKUNG LATERAL DAN DEFLEKSI PADA PONDASI TIANG BOR TUNGGAL","authors":"Dede Irma, Sudirja Sudirja","doi":"10.31943/jri.v8i1.160","DOIUrl":"https://doi.org/10.31943/jri.v8i1.160","url":null,"abstract":"Metode perhitungan daya dukung lateral tiang bor tunggal menggunakan metode Broms (1964), Intrepretasi hasil pembebanan lateral tiang bor tunggal menggunakan metode Davisson (1972). Data Cone Penetration Test dan Lateral Loading Test diambil dari Proyek Lavish Kemang Residence Jakarta. Pondasi tiang bor tunggal yang dianalisis adalah tiang bor BP-434 dan data penyelidikan dan properties tanah yang digunakan adalah titik DB-4. Daya dukung ijin lateral pondasi tiang bor berdasarkan metode Broms (1964) sebesar 71,36 Ton. Defleksi total tiang bor berdasarkan metode Broms (1964), untuk siklik 1 sebesar 3,65 mm, untuk siklik 2 sebesar 10,05 mm, untuk siklik 3 sebesar 18,26 mm, dan untuk siklik 4 sebesar 46,98 mm. Daya dukung lateral tiang bor berdasarkan perhitungan statik menggunakan metode Davisson (1971) sebesar 40 Ton. Daya dukung ijin lateral berdasarkan metode Broms (1964) lebih besar 78,40% dibandingkan daya dukung lateral berdasarkan metode Davisson (1972). Perbandingan defleksi total tiang bor, untuk siklik 1 defleksi total berdasarkan metode Broms (1964) lebih besar 33,21% dibandingkan perhitungan hasil uji statik, untuk siklik 2 defleksi total berdasarkan metode Broms (1964) lebih besar 6,12% dibandingkan dengan perhitungan hasil uji statik, untuk siklik 3 defleksi total berdasarkan metode Broms (1964) lebih kecil 14,71% dibandingkan perhitungan hasil uji statik, dan untuk siklik 4 defleksi total berdasarkan metode Broms (1964) lebih kecil 32,32% dibandingkan perhitungan hasil uji statik.","PeriodicalId":201898,"journal":{"name":"Jurnal Rekayasa Infrastruktur","volume":"128 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-06-10","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"124224749","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"MODEL BANGKITAN DAN TARIKAN PADA PUSAT KEGIATAN PERGURUAN TINGGI DI KABUPATAEN INDRAMAYU","authors":"Sarwanta Sarwanta, Hamdani Abdulgani, O. Arief","doi":"10.31943/jri.v8i1.162","DOIUrl":"https://doi.org/10.31943/jri.v8i1.162","url":null,"abstract":"Setiap pusat kegiatan akan menimbulkan dampak lalu lintas pada jalan akses yang menghubungkan pusat kegiatan tersebut dengan lingkungan sekitarnya. Lalu lintas yang ditimbulkan berupa lalu lintas menuju pusat kegiatan (tarikan) maupun lalu lintas yang meninggalkannya (Bangkitan). Keberadaan kampus di kota Indramayu sebagai salah satu pusat kegiatan pendidikan perlu diketahui dampak lalu lintas yang ditimbulkannya. Tujuan dari penelitian ini untuk menyusun model bangkitan dan tarikan lalu lintas untuk mengetahui besarnya dampak lalu lintas yang timbul dengan adanya keberadaan perguruan tinggi yang ada di Kota Indramayu. Dengan diketahuinya dampak lalu lintas yang ditimbulkan, maka dapat membantu pihak yang berwenang membuat kebijakan untuk langkah antisipasi. Hasil analisis faktor yang mempengaruhi tarikan dan bangkitan perjalanan kendaraan di beberapa perguruan tinggi yang ada di Kabupaten Indramayu yaitu jumlah mahasiswa. Model tarikan perjalanan kendaraan menuju perguruan tinggi yang ada di Kabupaten Indramayu adalah Y1 = 22,432 + 0,040X1, dengan Y1 =Tarikan perjalanan kendaraan (smp/jam) dan X1 adalah Jumlah mahasiswa (orang). Model bangkitan lalu lintasnya adalah Y2 = 10,500 + 0,040 X1, Dimana Y2 adalah bangkitan perjalanan kendaraan (smp/jam) dan X1 adalah Jumlah mahasiswa (orang).","PeriodicalId":201898,"journal":{"name":"Jurnal Rekayasa Infrastruktur","volume":"322 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-06-10","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"124554016","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"ANALISA JENIS DAN KERUSAKAN JALAN DENGAN METODE PAVEMENT CONDITION INDEX (PCI) PADA PERKERASAN KAKU (RIGID PAVEMENT)","authors":"Dini Maulina, Wachid Hasyim","doi":"10.31943/jri.v7i2.182","DOIUrl":"https://doi.org/10.31943/jri.v7i2.182","url":null,"abstract":"Kerusakan jalan yang terjadi di Kabupaten Indramayu merupakan salah satu permasalahan yang tak kunjung hentinya sehingga mengalami kerugian bagi para pengguna jalan. Dalam mengetahui nilai kondisi kerusakan permukaan jalan maka digunakan suatu metode penilaian, dimana dalam penelitian ini menggunakan Metode Pavement Condition Index (PCI) sebagai acuan penetapan penilaian kondisi permukaan jalan. Penelitian ini menggunakan metode survei atau lebih tepatnya survei kondisi visual. Keseluruhan unit sampel yang diteliti pada ruas jalan Cikamurang – Jangga sebanyak 22 unit. Kondisi jalan pada ruas tersebut masih tergolong dalam kondisi sedang (fair), dari keseluruhan unit sampel yang diteliti hanya 13.64% (3) unit sampel saja yang mengalami kerusakan dan tergolong dalam kategori buruk (poor). Kerusakan banyak terjadi pada unit sampel 1 s/d 15 sedangkan unit sampel 16 s/d 22 masih tergolong baik sebab perkerasan permukaan jalan merupakan bangunan baru. Namun jenis kerusakan yang paling dominan pada setiap unit sampel yaitu retak linear sebesar 100%, pecah sudut sebesar 81.81%, gompal sambungan (spalling joint) sebesar 72.72%, pelat terbagisebesar 68.18%, dan punchout sebesar 45.45%. Sehingga prioritas penangan pertama dilakukan pada unit sampel penelitian dengan nilai PCI terkecil, yaitu nomor 5,6, dan 7 dengan nilai PCI 40,33, dan 22 (rating buruk dan sangat buruk).","PeriodicalId":201898,"journal":{"name":"Jurnal Rekayasa Infrastruktur","volume":"226 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-11-10","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"123714930","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"PENGARUH PENGGUNAAN SUBTITUSI LIMBAH GENTENG PADA AGREGAT KASAR DAN AGREGAT HALUS PADA BETON TERHADAP KUAT TEKAN DAN KUAT TARIK BETON","authors":"Ronny Paslah, Nono Suhana","doi":"10.31943/jri.v7i2.180","DOIUrl":"https://doi.org/10.31943/jri.v7i2.180","url":null,"abstract":"Limbah bahan bangunan seperti genteng baik yang masih utuh maupun yang sudah pecah banyak di temukan di daerah maupun perkoataan. Dalam hal ini peneliti bermaksud untuk memanfaatkan pecahan genteng tersebut mengganti sebagian agregat kasar dalam campuran beton. Diharapkan dengan pecahan genteng harga agregat berkurang atau lebih irit tetapi tanpa mengurangi mutu kuat tekan dan kuat tarik dari beton yang ada. Penelitian ini merupakan eksperimental yang diwujudkan melalui serangkaian analisis dan pengujian laboratorium terhadap beton normal yang di subtitusikan dari limbah genteng dengan campuran 5 %, 10 %, 15 %, 20 %, selama 7 hari, 14 hari, 21 hari, dan 28 hari. Hasil nilai kuat tekan beton subtitusi 5%, 10%,15%, dan 20% beton umur 28 hari masing -masing sebesar 17,91Mpa, 13,58 MPa, 10,75 MPa, dan 8,96 MPa. Penurunan kuat tekan beton subtitusi 5%, 10%, 15%, dan 20% beton umur 28 hari masing – masing sebesar 28,58%, 45,85%, 57, 13% dan 64,27%. Sedangkan kuat tarik belah beton subtitusi 5%, 10%, 15%, dan 20% beton umur 28 hari masing- masing sebesar 9,05 MPa,7,73 MPa, 6,79 MPa dan 5,66 MPa. Penurunan kuat tarik belah subtitusi 5%, 10%, 15%, dan 20% beton umur 28 hari masing – masing sebesar 39,26%, 48,12%, 54,42% dan 62,01%","PeriodicalId":201898,"journal":{"name":"Jurnal Rekayasa Infrastruktur","volume":"7 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-11-10","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"129183525","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"PENANGANAN DINDING PENAHAN TANAH TERHADAP LERENG JALAN","authors":"Dayu Bachtiarodin, Sudirja Sudirja, K. Komarudin","doi":"10.31943/jri.v7i2.181","DOIUrl":"https://doi.org/10.31943/jri.v7i2.181","url":null,"abstract":"Lereng merupakan permukaan bumi yang membentuk sudut kemiringan tertentu dengan bidang horisontal. Lereng dapat terbentuk secara alamiah karena proses geologi atau karena dibuat oleh manusia. Analisis stabilitas lereng mempunyai peran yang sangat penting pada perencanaan konstruksi-konstruksi sipil. Lereng yang tidak stabil sangatlah berbahaya terhadap lingkungan di sekitar Jalan Singaraja-Majakerta Kabupaten Indramayu. Oleh sebab itu, analisis stabilitas lereng sangat diperlukan. Ukuran kestabilan lereng diketahui dengan menghitung besarnya faktor keamanan, oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk menganalisa dan mensimulasikan dinding penahan tanah terhadap lereng jalan. Berdasarkan hasil penelitian, faktor keamanan untuk kestabilan lereng jalan Singaraja – Majakerta menurut masing-masing analisis stabilitas A, B, dan C adalah 1.007, 4.616 dan 4.646. Stabilitas yang paling bagus dalam penanganan lereng yaitu menggunakan metode C, berupa penanganan dengan menggunakan Beton Bertulang dengan SF 4.646. Namun metode penanganan yang terbaik pada penanganan ini adalah metode B, karena metode ini memenuhi syarat dengan nilai SF 4.616 dan Harganya termurah dibandingkan dengan metode lain dengan nominal 1.398.382.116.","PeriodicalId":201898,"journal":{"name":"Jurnal Rekayasa Infrastruktur","volume":"236 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-11-10","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"114396832","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"PENYUSUNAN PENILAIAN KINERJA DAN ANGKA KEBUTUHAN NYATA OPERASI DAN PEMELIHARAAN (AKNOP) DAERAH IRIGASI KLAMBU WILALUNG PROVINSI JAWA TENGAH","authors":"Sarwanta Sarwanta, Hamdani Abdulgani","doi":"10.31943/jri.v7i2.186","DOIUrl":"https://doi.org/10.31943/jri.v7i2.186","url":null,"abstract":"Dalam suatu sistem irigasi keberadaan infrastuktur irigasi memiliki peran sangat penting. Kinerja infrastruktur irigasi harus selalu dijaga agar kondisi dan fungsinya baik. Kegiatan danpemeliharaan perlu dilakukan untuk menjaga kondisi infrastruktur tersebut. Kegiatan pemeliharaanharus direncanakan secara sistematis dan terukur. Penyusunan Penilaian kinerja dan Angkakebutuhan nyata operasi dan pemeliharaan (AKNOP) merupakan langkah perencanaan kegiatanoperasi dan pemeliharaan yang disusun secara sistematis berdasarkan pada kodisi infrastruktur terkini sehingga keluarannya dapat menjadi acuan untuk kegiatan operasi dan pemeliharaan. Daerah Irigasi Klambu Wilalung dengan seluas 37.451 Ha, Berdasarkan hasil perhitungan indeks kinerja Daerah Irigasi mencapai nilai sebesar 80,11 % berarti termasuk kategori sangat baik. Untuk mempertahankan agar indeks kinerja agar tetap dalam kondisi tersebut diperlukan biaya sebesar Rp.7,543,540,000 (Tujuh Milyar Lima Ratus Empat Puluh Tiga Juta Lima Ratus Empat Puluh rupiah) per tahun.","PeriodicalId":201898,"journal":{"name":"Jurnal Rekayasa Infrastruktur","volume":"8 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-11-10","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"131386245","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}