{"title":"Re-Implementasi Mata Kuliah Esp Sebagai Support Value Bagi Peningkatan Kemampuan Daya Saing Mahasiswa di Dunia Kerja","authors":"Sri - Widiastutik","doi":"10.24843/pjiib.2019.v19.i01.p06","DOIUrl":"https://doi.org/10.24843/pjiib.2019.v19.i01.p06","url":null,"abstract":"English for specific purposes (ESP) pada mata kuliah bahasa Inggris khususnya di STMIK STIKOM INDONESIA sesuai dengan jurusan yang ditempuh oleh mahasiswa. Sejak tahun 2009 hingga tahun 2013 mata kuliah ESP ini pernah diterapkan dan tidak diteruskan karena terjadi pembaharuan RPS yang mengacu pada standar kurikulum di STMIK STIKOM INDONESIA. Pada awal tahun 2016, berdasarkan pelaksanaan kurikulum yang baru pada mata kuliah Bahasa Inggris khususnya, dan mempertimbangkan pentingnya bahasa Inggris dalam meningkatkan daya saing di bidang teknologi maka penerapan mata kuliah ESP menjadi salah satu mata kuliah yang sangat diperlukan dan patut untuk diterapkan kembali. Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode deskriptif analisis dengan populasi adalah seluruh mahasiswa STMIK STIKOM INDONESIA tahun ajaran 2016 – 2017 dengan sampel pada dua kelas dari mahasiswa semester 6 dengan jumlah 40 responden. Pengumpulan data dilakukan dengan cara: 1) pengamatan, 2) kuesioner. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 85% mahasiswa mendukung penerapan kembali mata kuliah ESP, hasil tersebut dikategorikan menjadi empat aspek penilaian, antara lain; 1) Kesadaran terhadap pentingnya bahasa Inggris terhadap masa depan mereka (92,33%), 2) Ketidakcukupan nilai mata kuliah bahasa Inggris (74,50%), 3) Kebutuhan mahasiswa terhadap ESP (87,83%), dan 4) Ketertarikan mahasiswa mempelajari bahasa Inggris (86,42%), 5) Penempatan mata kuliah ESP pada semester IV oleh 52,5% responden, menyusul 25% pada semester V. Penyusunan RSP pada materi ESP disesuaikan dengan mata kuliah pada jurusan yang ditempuh.","PeriodicalId":192180,"journal":{"name":"Pustaka : Jurnal Ilmu-Ilmu Budaya","volume":"23 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-02-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"127791817","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Strategi Masyarakat Nelayan Kedonganan Menghadapi Kemiskinan","authors":"Purwadi Soeriadiredja","doi":"10.24843/pjiib.2019.v19.i01.p07","DOIUrl":"https://doi.org/10.24843/pjiib.2019.v19.i01.p07","url":null,"abstract":"Kemiskinan dan keterbelakangan masyarakat nelayan, serta kerusakan lingkungan pesisir dan laut merupakan dampak dari kebijakan pembangunan yang selama ini berorientasi ke daratan. Sekalipun pemerintah menggulirkan kebijakan modernisasi perikanan untuk meningkatkan kesejahteraan nelayan, namun hasil yang dicapai belum memuaskan. Secara umum nelayan masih terperosok dalam perangkap kerentanan sosial-ekonomi berkepanjangan. Kenyataan tersebut membuat perekonomian nelayan memprihatinkan. Kedonganan terletak di kawasan wisata dan menjadi tujuan wisata pantai dan kuliner, namun hal itu bukan jaminan bagi para nelayan dapat meningkatkan kualitas hidupnya. Awalnya perkembangan di Kedonganan tanpa kendali sehingga menimbulkan banyak permasalahan di bidang ekonomi, sosial, budaya, dan lingkungan. Hal tersebut ditengarai akan menimbulkan ketidakharmonisan dan mencoreng citra objek wisata Kedonganan, bahkan pariwisata budaya Bali. Dengan berjalannya waktu, kini pantai Kedonganan berubah menjadi tujuan wisata pantai dan kuliner yang menarik. Hal tersebut tak lepas dari peran Desa Adat Kedonganan yang telah melibatkan masyarakat mulai dari perencanaan awal, pengelolaan dan evaluasi dengan tujuan meningkatkan perekonomian masyarakat, mempertahankan adat istiadat setempat dan pengelolaan yang berkelanjutan. Dalam hal ini bagaimana masyarakat Kedonganan dengan kearifanlokalnya menciptakan strategi dalam menghadapi salah satu permasalahan hidup mereka, yaitu kemiskinan, sehingga lambat laun terjadilah peningkatan ekonomi, sosial-budaya yang signifikan.Sebagai nelayan, bermacam resiko dari pekerjaan sudah biasa mereka hadapi dan terima dengan besar hati karena bagi mereka hidup adalah sebagai anugerah. Suatu hal yang mereka harapkan adalah terciptanya keselarasan dan keserasian antara kehidupan duniawi dan kehidupan dengan Sang Hyang Widi. Untuk itu hidup harus dilandasi dengan sikap pasrah dan menerima apa adanya. Namun bukan berarti harus tetap tinggal diam saja. Pengelolaan pantai Kedonganan berbasis masyarakat ini dijiwai oleh filosofi Tri Hita Karana, karenanya hubungan masyarakat dengan lingkungan (alam, spiritual dan antar manusia) dapat terjalin secara harmonis dan berkelanjutan.","PeriodicalId":192180,"journal":{"name":"Pustaka : Jurnal Ilmu-Ilmu Budaya","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-02-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"134348151","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Revitalisasi Teks-Teks Kearifan Lokal Kemaritiman untuk Membangun Kehidupan Bermasyarakat, Berbangsa, dan Bernegara","authors":"Darmoko .","doi":"10.24843/pjiib.2019.v19.i01.p01","DOIUrl":"https://doi.org/10.24843/pjiib.2019.v19.i01.p01","url":null,"abstract":"Teks sebagai ungkapan bermakna suatu etnik dapat dieksplorasi sebagai kekayaan intelektual bagi siapa saja yang ingin meneliti dan menyajikannya dalam kerangka studi ilmiah akademik. Teks kearifan lokal di Indonsia terekspresikan, baik melalui tradisi tulis maupun lisan, dalam bentuk bahasa, sastra, adat istiadat, dan kesenian. Ekspresi teks-teks lisan dan tulis tersebut dapat menggambarkan tingkat pengetahuan suatu masyarakat, baik berkaitan dengan aspek pertanian maupun kemaritiman.Teks kemaritiman yang bersumber dari kearifan lokal memberikan andil yang cukup besar sebagai modal untuk membangun umat manusia dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Keagungan suatu kerajaan (negara) yang berorientasi pada laut, keperwiraan dan kedigjayaan suatu tokoh penjelajah laut, peristiwa yang menggambarkan kecanggihan strategi dalam bertempur, dan ungkapan rasa bangga terhadap keberadaan laut sebagai sumber nafkah dan kehidupan merupakan nilai-nilai budaya yang dapat memberikan spirit dan motivasi bagi masyarakat untuk mempertebal rasa memiliki, membela, dan mempertahankan keutuhan masyarakat, bangsa, dan negara Indonesia. Kesadaran dan pemahaman tentang budaya lokal kemaritiman sebagai milik bangsa dapat memupuk sikap nasionalisme, patriotisme, dan cinta tanah air. Studi ilmiah akademik memberikan ruang kepada peneliti untuk mengeksplorasi korpus data teks-teks kearifan lokal kemaritiman dari berbagai konteks (perspektif), kerangka teori, dan metodologi. Perspektif sejarah, politik, ekonomi, sosiologi, sastra, linguistik, antropologi, filologi, studi kawasan, dan lain-lain memberikan konteks bagi sebuah penelitian untuk disuguhkan bagi masyarakat luas. Permasalahannya bagaimana implementasi dan produk penelitian yang bersumber dari teks-teks kearifan lokal kemaritiman dapat memberikan dampak konstruktif bagi kehidupan umat manusia dalam bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Untuk menangani permasalahan ini diperlukan metodologi yang komprehensif di samping ketersediaan para pakar di bidang ilmu pengetahuan masing-masing, tata kelola (manajemen) birokrasi, serta kemauan politik pemerintah pusat dan daerah untuk menginternalisasi nilai-nilai kearifan lokal kemaritiman yang bersifat universal kepada masyarakat sebagai penjaga kesatuan dan persatuan bangsa.","PeriodicalId":192180,"journal":{"name":"Pustaka : Jurnal Ilmu-Ilmu Budaya","volume":"35 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-02-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"132694105","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Perempuan dalam Konstruksi Sosial Religius Masyarakat Bali","authors":"I. N. D. Sutika","doi":"10.24843/pjiib.2019.v19.i01.p10","DOIUrl":"https://doi.org/10.24843/pjiib.2019.v19.i01.p10","url":null,"abstract":"Religious social construction in the life of society in Bali gives advantages for men but vice versa for women in all aspects of life. Social construction strengthens myths, creates discrimination, marginalization, and oppression of women. Religious interpretations are conducted in constructions created by patriarchal societies, so women are always positioned as subordinate status. This cultural and patriarchal ideology clarifies women as the second class after men, as oppressed objects in all living structures. The image of women behind this cultural manifestation has become a heritage that accepted by balinese people until recently although feminism's insistence has been done entirely to strive for the emancipation and equality in all aspects of life.","PeriodicalId":192180,"journal":{"name":"Pustaka : Jurnal Ilmu-Ilmu Budaya","volume":"5 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-02-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"127348843","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Bahasa dan Budaya Maritim: Identitas dan Pemerkaya Budaya Bangsa","authors":"Oktavianus .","doi":"10.24843/pjiib.2019.v19.i01.p04","DOIUrl":"https://doi.org/10.24843/pjiib.2019.v19.i01.p04","url":null,"abstract":"Indonesia memiliki wilayah lebih kurang 1,9 juta mil persegi dengan jumlah pulau 17.508, 770 suku bangsa dan 726 bahasa (Tempo,co, 27 November 2017). Wilayah yang terdiri dari 17.508 pulau itu – yang disebut dengan NKRI – dipersatukan oleh laut. Luasnya wilayah NKRI yang didiami oleh beragam suku dengan bahasa lokal yang berbeda-beda merupakan suatu kekayaan dan keunikan yang dimiliki oleh bangsa Indonesia yang harus dijaga, dirawat dan dipertahankan. Sehubungan dengan itu, tulisan ini merupakan suatu upaya untuk menelaah bagaimana bahasa dan budaya maritim menjadi identitas dan pemerkaya budaya bangsa dalam hal ini bangsa Indonesia. Kajian dilakukan dari sudut pandang hubungan bahasa dengan budaya (Kramsch, 1998; Duranti, 2000). Data untuk keperluan kajian ini adalah penggunaan bahasa yang terkait dengan kelautan. Hasil kajian menunjukkan bahwa budaya maritim memberikan sumbangan yang sangat besar bagai pengembangan dan pemerkaya budaya bangsa (Indonesia). Leksikon-leksikon dan ungkapan kemaritiman tidak hanya dipakai dilingkungan kelautan tetapi juga digunakan dalam berbagai ranah pertuturan.","PeriodicalId":192180,"journal":{"name":"Pustaka : Jurnal Ilmu-Ilmu Budaya","volume":"37 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-02-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"129812865","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Revolusi Biru dan Human Security Nelayan di Kusamba Klungkung","authors":"Wayan Tagel Eddy, Ana Wahyuni","doi":"10.24843/pjiib.2019.v19.i01.p09","DOIUrl":"https://doi.org/10.24843/pjiib.2019.v19.i01.p09","url":null,"abstract":"Revolusi biru (blue revolution), sebagai strategi pembangunan dan upaya akumulasi kapital, bukan hanya tidak berhasil mengangkat nelayan dari kemiskinan yang melilit mereka, namun ia juga menyisakan persoalan bagi keberlangsungan human security nelayan. Tidak hanya gagal menangkap apa yang sebenarnya menjadi kebutuhan nelayan, paket kebijakan modernisasi perikanan seringkali malah merugikan nelayan dan masyarakat pesisir pantai. Artikel ini bertujuan untuk mengetahui proses dan bentuk modernisasi perikanan (minapolitan) yang sedang dalam proses pembangunan serta bagaimana respon para nelayan dan masyarakat pesisir terhadapnya? Selain itu, akan memeriksa apa kira-kira yang akan diakibatkan oleh modernisasi perikanan bagi keberlangsungan human security kehidupan nelayan dan masyarakat pesisir. Penulis terlebih dahulu memulai uraian dengan mengelaborasi konsep pembangunan, human security dan revolusi biru sebelum memberikan ilustrasi kasus nelayan dan masyarakat pesisir, berkaitan dengan pembangunan minapolitan, di kawasan pelabuhan Kusamba Kelungkung.","PeriodicalId":192180,"journal":{"name":"Pustaka : Jurnal Ilmu-Ilmu Budaya","volume":"15 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-02-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"132850259","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Studi Kelayakan Pembukaan Program Studi Bahasa Prancis, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Udayana","authors":"Nyoman Rauh Artana, Putu Weddha Savitri","doi":"10.24843/pjiib.2018.v18.i02.p09","DOIUrl":"https://doi.org/10.24843/pjiib.2018.v18.i02.p09","url":null,"abstract":"Penelitian ini dimotivasi oleh fonemena kenaikan jumlah wisatawan asing asal Prancis yang berkunjung ke Bali, akan tetapi, hal tersebut tidak diikuti dengan kesiapan sumber daya manusia yang layak untuk melayani kebutuhan wisatawan tersebut. Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Udayana berencana untuk membuka Program Studi Sastra Prancis sebagai bentuk tanggung jawab institusi terhadap masyarakat sebagai penyedia sumberdaya manusia yang terdidik dan terlatih. Data dikumpulkan melalui kuisioner yang disebar ke sekolah menengah atas di Bali yang memiliki jurusan bahasa. Data-data yang terkumpul kemudian diklasifikasikan berdasarkan pertanyaan yang telah disiapkan untuk mengetahui persepsi dan keminatan murid sekolah menengah umum terhadap rencana dibukanya program studi bahasa Prancis. Data yang telah terkumpul menunjukkan responden memiliki minat yang tinggi terhadap bahasa Prancis, dan memiliki respon positif terhadap rencana pembukaan Program Studi Bahasa Prancis, di Fakultas Ilmu Budaya, UNUD.","PeriodicalId":192180,"journal":{"name":"Pustaka : Jurnal Ilmu-Ilmu Budaya","volume":"2 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-08-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"131866981","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Variation of Karonese Language in Tanah Karo","authors":"Jenheri Rejeki Tarigan","doi":"10.24843/pjiib.2023.v23.i01.p06","DOIUrl":"https://doi.org/10.24843/pjiib.2023.v23.i01.p06","url":null,"abstract":"This study aims to know the Variation of Karonese Language in Tanah Karo. This study was conducted by using descriptive qualitative research. This study were done at some places in Tanah Karo. There were at Tigapanah, Tiganderket and Tigabinanga. There were 6 people taken as subject (informant) in this study. The data was collected by giving Swadesh (Phoneme and Lexical) and also by interviewed the native speaker of Karonese. The result of the study dominantly same, but there are some words are different in Phoneme based on three palces in Tanah Karo, such us: they say satu, in Tigapanah /sada/, Tiganderket /sada/ and Tigabinanga /sadæ/ and also result of the lexical are also domintaly same but there are some words are different such us; in Tigapanah people say “benar” they say “tuhu”, in Tiganderket people say “benar” they say “ tuhu” and in Tigabinanga people say “benar” they say “payo”. So, based on the swadesh (Phoneme and Lexical) and interview, this study accumulate to increase the understanding of variation of Karonese language and for present to the readers about variation of Karonese language and it caused by (1) Regional Dialect and (2) Arena or Geography. \u0000 ","PeriodicalId":192180,"journal":{"name":"Pustaka : Jurnal Ilmu-Ilmu Budaya","volume":"34 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2017-03-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"114266135","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Nilai-Nilai Karakteristik dalam Teks Sastra The History of The Life of Ajamila","authors":"Ni Ketut, Dewi Yulianti","doi":"10.24843/pjiib.2019.v19.i01.p02","DOIUrl":"https://doi.org/10.24843/pjiib.2019.v19.i01.p02","url":null,"abstract":"Tulisan ini mengulas tentang teks sastra yang berjudul The History of The Life of Ajamiladengan fokus analisis pada nilai-nilai karakter yang terkandung di dalamnya. Tulisan ini dapat menjadi referensi bagi anak didik dan tenaga pengajar baik di tingkat dasar, menengah, dan pendidikan tinggi. Selain nilai-nilai karakter yang terdapat dalam teks, dibahas pula hubungan nilai-nilai karakter tersebut dengan pendidikan nasional. Hal ini sangat signifikan dan perlu untuk diteliti, mengingat saat ini banyak terjadi kemerosotan karakter anak bangsa dan juga permasalahan kebangsaan, seperti bergesernya nilai etika dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, sekalipun telah ditetapkan bahwa pendidikan karakter adalah bagian utama dari pendidikan nasional. Dengan analisis nilai-nilai karakter dalam teks tersebut serta hubungannya dengan pendidikan nasional, maka nilai-nilai etika dalam kehidupan berbangsa dan bernegara akan dapat ditingkatkan, karena nilai-nilai karakter yang ada dalam teks tersebut dapat dengan mudah dijelaskan dan dipahami. Secara teoritis, tulisan ini dapat memberikan pemahaman tentang teks sastra yang bertema religi, terutama mengenai amanat yang terkandung di dalamnya. Secara praktis, tulisan ini dapat memberikan kontribusi bagi dunia pendidikan sehingga dapat membantu dalam meningkatkan keberhasilan pendidikan nasional, mengingat pendidikan karakter sudah menjadi bagian dari pendidikan nasional di Indonesia.","PeriodicalId":192180,"journal":{"name":"Pustaka : Jurnal Ilmu-Ilmu Budaya","volume":"225 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"1900-01-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"133378237","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}