Jurnal MedScientiaePub Date : 2022-12-17DOI: 10.36452/jmedscientiae.v1i2.2654
R. W. Kartika, Fanny Indarta, Hardianti
{"title":"Faktor-Faktor Risiko yang Memprediksi Kematian Satu Tahun Pertama Pasien Gagal Ginjal Kronik dengan Hemodialisis di RS Sumber Waras Periode 2018-2019","authors":"R. W. Kartika, Fanny Indarta, Hardianti","doi":"10.36452/jmedscientiae.v1i2.2654","DOIUrl":"https://doi.org/10.36452/jmedscientiae.v1i2.2654","url":null,"abstract":"Penyakit Ginjal Kronik (PGK) adalah suatu masalah kesehatan masyarakat global dimana prevalensi dan kejadian PGK tersebut terus meningkat tiap tahunnya. Berdasarkan data dari Indonesian Renal Registry tahun 2016. Penderita Penyakit Ginjal Kronik sekitar 60% yang menjalani dialysis berupa hemodialysis (98%) dan peritoneal dialisis (2%). Kematian pasien hemodialisis selama tahun 2015 sebanyak 1.243 orang dengan penyebab kematian terbanyak adalah kardiovaskuler (41%) , dan penyebab kematian pasien tidak diketahui (30%). Tujuan penelitian ini untuk mengetahui faktor penyebab kematian satu tahun pertama pasien gagal ginjal kronik yang menjalani hemodialisis.Penelitian ini merupakan studi deskriptif dan analitik dengan pendekatan cross sectional. Pengambilan data dengan melihat rekam medik pasien. Total sampel sebanyak 46 orang, sampel menggunakan metode total sampling. Analisis data secara univariat untuk melihat distribusi profil pasien, analisis bivariat dengan uji Chi square dan analisis multivariat dengan menggunakan regresi logistik untuk melihat hubungan antar variabel. Hasil analisis menunjukan faktor-faktor yang berhubungan dengan kematian satu tahun pertama pasien gagal ginjal kronik yang menjalani hemodialisis adalah, umur (p=0,03) dan akses vaskular (p=0,000).Dari penelitian ini dapat disimpulkan faktor-faktor yang berhubungan dengan kematian satu tahun pertama pasien gagal ginjal kronik yang menjalani hemodialisis adalah umur dan akses vaskular","PeriodicalId":175374,"journal":{"name":"Jurnal MedScientiae","volume":"67 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-12-17","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"116239242","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Pengaruh Pemberian Probiotik pada Infeksi Clostridium Difficile","authors":"Ade Dharmawan, Dhimas Garin Dewa Agista, Sinsanta Sinsanta, Nicolas Layanto, Deby Deby","doi":"10.36452/jmedscientiae.v1i2.2567","DOIUrl":"https://doi.org/10.36452/jmedscientiae.v1i2.2567","url":null,"abstract":"Clostridium difficile (C.difficile) merupakan bakteri gram positif, bersifat anaerob, membentuk spora, dan merupakan patogen penting pada penyakit diare akibat antibiotik. Bakteri ini merupakan flora normal dalam saluran pencernaan manusia namun dapat menjadi patogen serta membentuk toksin yang terdiri dari 2, yaitu toksin A dan toksin B. Dikarenakan antibiotik termasuk faktor risiko terjadinya infeksi C. difficile (CDI), tatalaksana yang dapat diberikan yaitu probiotik. Probiotik mungkin efektif dalam pencegahan dan pengobatan CDI dalam beberapa cara: perubahan flora usus, peningkatan aktivitas antimikroba, dan sebagai imunomodulasi. Pengaruh probiotik, cara pemberian, serta lama pemberian yang masih bervariasi membuat probiotik belum bisa dijadikan sebagai terapi infeksi C. difficile. Namun, probiotik masih dapat menjadi salah satu pilihan terapi adjuvant pada penanganan infeksi CDI.","PeriodicalId":175374,"journal":{"name":"Jurnal MedScientiae","volume":"26 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-12-17","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"124899354","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Jurnal MedScientiaePub Date : 2022-12-17DOI: 10.36452/jmedscientiae.v1i2.2614
Angelique Agatha Suzanne, G. J. Winaktu, Helena Fabiani, Lucia Sutanto
{"title":"Perubahan Sensitivitas Indera Perasa pada Anak dengan Obesitas","authors":"Angelique Agatha Suzanne, G. J. Winaktu, Helena Fabiani, Lucia Sutanto","doi":"10.36452/jmedscientiae.v1i2.2614","DOIUrl":"https://doi.org/10.36452/jmedscientiae.v1i2.2614","url":null,"abstract":"Obesitas adalah salah satu masalah kesehatan internasional yang paling serius. Berdasarkan WHO, kondisi obesitas pada Asia Pasifik didefinisikan oleh indeks massa tubuh 23-24.9 kg m-2. Anak-anak dikategorikan berusia dibawah 18 tahun. Obesitas pada anak merupakan masalah kesehatan dunia yang berdampak buruk pada pertumbuhan dan perkembangan anak, bahkan dapat meningkatkan komobiditas di kemudian hari. Pada obesitas diduga terjadi perubahan sensitivitas indera perasa yang dapat menyebabkan perubahan pola makan dan berat badan. Studi literatur ini bertujuan untuk mengetahui perubahan sensitivitas indera perasa pada anak obesitas. Metode pada literatur ini merupakan pencarian jurnal penelitian yang dilakukan pada 3 database jurnal yaitu PubMed, Google Scholar dan Chocrane Library. Diperoleh 5 jurnal yang memenuhi kriteria penelitian. Hasil yang didapatkan adalah subjek obesitas memiliki lebih banyak kesulitan dalam mengidentifikasi kualitas rasa yang berbeda dengan benar daripada kontrol berat badan normal sehingga menghasilkan skor total yang lebih rendah secara keseluruhan. Terdapat satu penelitian yang menyatakan perbedaan yang kecil/tidak signifikan tetapi dapat dipengaruhi oleh kuantitas peserta yang lebih kecil dan jarak umur yang lebih sempit. Dari hasil review literatur ini dapat disimpulkan terdapat perubahan sensitivitas indera perasa pada anak dengan obesitas dimana anak tersebut memiliki kurangnya kemampuan merasakan asam, asin (umami) dan manis.","PeriodicalId":175374,"journal":{"name":"Jurnal MedScientiae","volume":"40 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-12-17","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"127665639","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Jurnal MedScientiaePub Date : 2022-12-17DOI: 10.36452/jmedscientiae.v1i2.2632
Flora Rumiati, Alfredo Lasiata Lailossa, W. William, Susanty Dewi Winata
{"title":"Hubungan Kebisingan dengan Kadar Glukosa Darah pada Manusia : Sebuah Review","authors":"Flora Rumiati, Alfredo Lasiata Lailossa, W. William, Susanty Dewi Winata","doi":"10.36452/jmedscientiae.v1i2.2632","DOIUrl":"https://doi.org/10.36452/jmedscientiae.v1i2.2632","url":null,"abstract":"Kebisingan merupakan suara atau bunyi yang keberadaanya tidak diinginkan sehingga berdampak pada gangguan kesehatan, lingkungan tidak nyaman dan dapat menyebabkan ketulian. Dampak dari kebisingan pada kesehatan dapat terjadi di tempat kerja dan menimbulkan gangguan yang diklasifikasikan secara bertahap. Pada beberapa penelitian ditemukan bahwa adanya paparan bunyi secara tiba-tiba menimbulkan reaksi fisiologis seperti: denyut nadi, tekanan darah, metabolisme, gangguan tidur dan penyempitan pembuluh darah. Pencarian artikel jurnal penelitian didapat dari media publikasi, disaring dari kriteria inklusi dan eksklusi dan didapatkan 10 jurnal yang akan direview. Hasil pengkajian dari penulisan ini adalah dalam semua artikel yang direview oleh penulis memperlihatkan adanya hubungan antara paparan kebisingan dalam jangka waktu lama dengan kadar glukosa darah manusia. Paparan kebisingan menyebabkan peningkatan fosforilasi jnk (c-Jun N-terminal kinase) serta penurunan fosforilasi pada otot rangka sebagai respons terhadap stimulasi insulin eksogen, dan hasil lainnya adalah tingkat plasma TNF-α dan IL-6 di otot rangka meningkat setelah terpapar kebisingan jangka panjang. Paparan kebisingan juga menyebabkan disregulasi aktivitas aksis adrenal hipotalamo-hipofisis dengan pembacaan kortikosteron tinggi, yang tampaknya menumpulkan aksi insulin di jaringan perifer, akibatnya membatasi pengambilan glukosa serta deposisi glikogen pada otot hati dan gastrocnemius.","PeriodicalId":175374,"journal":{"name":"Jurnal MedScientiae","volume":"28 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-12-17","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"122368984","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Jurnal MedScientiaePub Date : 2022-12-17DOI: 10.36452/jmedscientiae.v1i2.2661
Hartanto Hartanto, B. Hartono, Ken Millen Nathawira
{"title":"Sikap Berdiri Lama Dalam Menimbulkan Nyeri Punggung Bawah","authors":"Hartanto Hartanto, B. Hartono, Ken Millen Nathawira","doi":"10.36452/jmedscientiae.v1i2.2661","DOIUrl":"https://doi.org/10.36452/jmedscientiae.v1i2.2661","url":null,"abstract":"Sikap seseorang dilingkungan kerja, seperti duduk, jongkok, dan berdiri, sering dikaitan dengan kemunculan keluhan nyeri punggung bawah (NPB), namun sikap berdiri lama belum banyak ditemukan pembahasannya dalam media jurnal Indonesia. Studi literatur ini menggunakan metode pencarian artikel penelitian dalam database jurnal PubMed dan Google Scholar. Ada 6 jurnal yang menyatakan sikap berdiri lama berhubungan signifikan dengan NPB, namun 2 jurnal lainnya menyatakan sebaliknya. Sikap berdiri lama yang melebihi 20 menit dapat memberikan stress pada otot posterior tubuh dan persendian columna vertebralis, terutama di regio lumbal yang dapat menimbulkan keluhan NPB dengan tingkat dan kualitas nyeri yang bervariasi. Adanya faktor pekerjaan seperti beban kerja, lama kerja, sikap kerja, bantuan alat, dan banyaknya jam istirahat, serta faktor personal, seperti usia, merokok, jenis kelamin dan IMT, dapat ikut mempengaruhi kemunculan NPB pada seseorang, sehingga seseorang yang memiliki masa kerja yang lebih lama beresiko lebih besar mengalami keluhan NPB daripada seseorang yang memiliki masa kerja baru. Faktor-faktor ini dapat berpotensi memberikan bias pada hasil penelitian apabila tidak dipersiapkan dengan cermat.","PeriodicalId":175374,"journal":{"name":"Jurnal MedScientiae","volume":"73 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-12-17","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"131682346","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Jurnal MedScientiaePub Date : 2022-12-17DOI: 10.36452/jmedscientiae.v1i2.2549
Jennifer Isabel Roberth, J. Siagian, Tejo Jayadi, Hariatmoko
{"title":"Hubungan Usia dengan Benign Prostate Hyperplasia dan Adenokarsinoma Prostat di Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta","authors":"Jennifer Isabel Roberth, J. Siagian, Tejo Jayadi, Hariatmoko","doi":"10.36452/jmedscientiae.v1i2.2549","DOIUrl":"https://doi.org/10.36452/jmedscientiae.v1i2.2549","url":null,"abstract":"Abstrak \u0000 \u0000Usia merupakan faktor risiko dari terjadinya Benign Prostate Hyperplasia (BPH) dan adenokarsinoma prostat. Prevalensi BPH meningkat mengingat ukuran dari kelenjar prostat sendiri ikut membesar pada pria usia tua. Adenokarsinoma prostat adalah tipe kanker prostat yang paling sering ditemukan. Tahun 2020, insiden kanker prostat berada di urutan kelima pada jenis kelamin pria. Pada pria usia tua menunjukkan peningkatan insiden BPH dan adenokarsinoma prostat dibanding usia lebih muda. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara usia dengan BPH dan adenokarsinoma prostat di Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta. Desain penelitian ini adalah potong lintang menggunakan 62 data rekam medis milik Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta tahun 2015-2019 yang diambil dengan metode consecutive sampling. Data dianalisis menggunakan Fisher Exact Test dan didapatkan nilai p=0,048 (p<0,05). Hasil penelitian ini menunjukkan adanya hubungan antara usia dengan BPH dan adenokarsinoma prostat.","PeriodicalId":175374,"journal":{"name":"Jurnal MedScientiae","volume":"244 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-12-17","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"123309980","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Jurnal MedScientiaePub Date : 2022-12-17DOI: 10.36452/jmedscientiae.v1i2.2623
Esther Wijaya, Mirza Indrajanti, Seri Nila, Jesslyn Sharon, J. F. Sulistyorini
{"title":"Microbial profile of ultrasonic cleaner water","authors":"Esther Wijaya, Mirza Indrajanti, Seri Nila, Jesslyn Sharon, J. F. Sulistyorini","doi":"10.36452/jmedscientiae.v1i2.2623","DOIUrl":"https://doi.org/10.36452/jmedscientiae.v1i2.2623","url":null,"abstract":"It is necessary to clean glasses regularly. Glasses are often dirty due to attached dusts and contaminated microbe. Ultrasonic cleaner is often used effectively to clean the glasses. Therefore, the ultrasonic cleaner water contains contaminated microbe from glasses. This study aimed to identify bacteria and fungi yeast in the used ultrasonic cleaner water. For this study, glasses were cleaned with ultrasonic cleaner. Then, its water is inoculated at 3M Petrifilm for Escherichia coli, Staphylococcus aureus, and Candida albicans. The results showed that the most frequent Staphylococcus aureus and Candida albicans in the ultrasonic cleaner water. Escherichia coli was not often found. Since both of microbe, S. aureus and C.albicans are flora normal of the skin, it can be concluded that glasses are contaminated with these flora normal of the skin","PeriodicalId":175374,"journal":{"name":"Jurnal MedScientiae","volume":"72 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-12-17","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"121034409","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Dita Eka Saputri, Clara Valentia Josephine, S. Suparto, Eva Oktavia, E. Sumbayak
{"title":"Gambaran Tingkat Pengetahuan Mengenai Anastesi Spinal Operasi Sectio Caesaria pada Wanita Hamil di Klinik Ibu dan Anak","authors":"Dita Eka Saputri, Clara Valentia Josephine, S. Suparto, Eva Oktavia, E. Sumbayak","doi":"10.36452/jmedscientiae.vi.2576","DOIUrl":"https://doi.org/10.36452/jmedscientiae.vi.2576","url":null,"abstract":"Di Indonesia pada tahun 2019 terdapat 4.039.000 persalinan dan 921.000 diantaranya menggunakan persalinan SC atau sekitar 22.8% dari seluruh angka persalinan. Tingginya prevalensi persanianan Sectio caserea berkontribusi dalam meningkatkan permasalahan yang ditimbulkan oleh anastesi spinal. Berbagai komplikasi yang dapat ditimbulkan akibat anastesi spinal, hal ini memerlukan pengetahuan mengenai anastesi spinal sehingga ibu tidak trauma menjalani oprasi SC. Pengetahuan yang baik dibutuhkan untuk menunjang perilaku penyembuhan pasca operasi Tujuan penelitian ini adalah mengetahui bayangan perihal tingkat wawasan mengenai anestesi spinal operasi sectio caesaria pada wanita hamil di Klinik Maternal & Children. Metode penelitian digunakan adalah deskriptif kuantitaf, dengan teknik sampling perposive sampling sebanyak 96 responden. Metode pengumpulan data menggunakan kuesioner dan dianalisis secara deskriptif menggunakan SPSS. Hasil penelitian menunjukan tingkat pengetahuan mengenai anestesi spinal operasi caesaria pada wanita di Klinik Maternal & Children diketahui bahwa sebagian besar responden memiliki tingkat pengetahuan kategori baik yaitu sebanyak 60,4%, kategori cukup sebanyak 30,2% dan kategori kurang sebanyak 9,4%.","PeriodicalId":175374,"journal":{"name":"Jurnal MedScientiae","volume":"6 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-08-22","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"132046427","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Interferon Gamma sebagai Deteksi Awal Infeksi yang Disebabkan oleh Toxoplasma gondii","authors":"Monica Puspa Sari","doi":"10.36452/jmedscientiae.vi.2572","DOIUrl":"https://doi.org/10.36452/jmedscientiae.vi.2572","url":null,"abstract":"Diagnosis dini infeksi Toxoplasma gondii penting untuk efektifitas pengobatan. Obat yang tersedia tidak dapat membunuh bradizoit yang terkandung dalam kista, obat tersebut hanya dapat membunuh pada stadium takizoit. Semakin cepat infeksi T.gondii terdeteksi maka semakin besar kemungkinan infeksi dapat dihentikan dan keberhasilan pengobatan tercapai. Saat ini tes serologi berbasis antibodi menjadi metode diagnostik yang paling sering digunakan untuk mendeteksi T. gondii. Namun, tes serologi diketahui memiliki beberapa keterbatasan. Berdasarkan penelitian terakhir, Interferon-gamma release assay (IGRA) yang merupakan pemeriksaan berbasis sel T diperkenalkan sebagai uji in vitro untuk mendeteksi infeksi T. gondii. Baik infeksi akut dan kronis bisa dideteksi dengan IGRA, IGRA dapat mendeteksi infeksi pada hari ke 3, sementara serum IgM dan IgG terdeteksi pada hari ke 9 dan 13 pasca infeksi. IGRA secara akurat dapat membedakan individu yang terinfeksi dan yang tidak terinfeksi dengan menunjukkan aktivasi limfosit yang kuat setelah distimulasi secara in vitro oleh antigen T. gondii, bahkan pada hari pertama kehidupan. IGRA adalah suatu metode tes yang mudah dan murah untuk mengukur sel mediasi imunitas terhadap T. gondii. Oleh karena itu, IGRA memiliki potensi untuk menjadi alat diagnostik deteksi dini untuk infeksi T.gondii.","PeriodicalId":175374,"journal":{"name":"Jurnal MedScientiae","volume":"58 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-08-15","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"117240914","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Faktor Risiko yang Behubungan dengan Swamedikasi Demam pada Anak di Desa Lubuk Empelas Kecamatan Muara Enim, Privinsi Sumatera Selatan","authors":"Djap Hadi Susanto, Fedora Jolie Jolie","doi":"10.36452/jmedscientiae.vi.2502","DOIUrl":"https://doi.org/10.36452/jmedscientiae.vi.2502","url":null,"abstract":"Swamedikasi merupakan tindakan masyarakat dalam mengatasi gejala penyakit dengan menggunakan obat bebas tanpa pergi ke dokter. Perilaku Swamedikasi dapat dipengaruhi oleh pengetahuan setiap individu. Hal ini juga dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti usia, jarak dari pusat kesehatan terdekat, pendidikan, pekerjaan dan pendapatan. Demam adalah salah satu gejala penyakit ringan yang coba diobati oleh masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan swamedikasi untuk demam pada anak-anak. Metode penelitian yang digunakan adalah dengan pendekatan potong lintang, data dikumpulkan dengan kuesioner yang didapatkan dengan wawancara dan mengisi kuesioner. Subyek adalah anak berusia 1-12 tahun, dan respondennya adalah ibunya. Data dianalisis secara secara univariat dan bivariat. Hasil: Proporsi perilaku swamedikasi obat demam oleh ibu-ibu pada anaknya sebesar 69%. Tingkat pendidikan rata-rata lulusan SMA dan memiliki pendapatan keluarga di bawah upah minimum regional (UMR). Usia anak-anak mayoritas pada rentang 5-9 tahun, dan swamedikasi oleh Ibu mereka dengan sakit demam akibat penyakit umum seperti pilek. Ada hubungan secara statistik antara tingkat pengetahuan ibu (p=0,000), sumber informasi (p=0,044) dan jumlah anak (p=0,027) dengan perilaku swamedikasi demam pada anaknya. ","PeriodicalId":175374,"journal":{"name":"Jurnal MedScientiae","volume":"14 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-08-15","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"126943084","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}