REKAM: Jurnal Fotografi, Televisi, dan Animasi最新文献

筛选
英文 中文
BAHASA INDONESIA DALAM ANIMASI LAGU ANAK INDONESIA BERSAMA DIVA PRODUKSI KASTARI ANIMATION
REKAM: Jurnal Fotografi, Televisi, dan Animasi Pub Date : 2018-12-10 DOI: 10.24821/REKAM.V14I2.2112
Sudaryanto Sudaryanto
{"title":"BAHASA INDONESIA DALAM ANIMASI LAGU ANAK INDONESIA BERSAMA DIVA PRODUKSI KASTARI ANIMATION","authors":"Sudaryanto Sudaryanto","doi":"10.24821/REKAM.V14I2.2112","DOIUrl":"https://doi.org/10.24821/REKAM.V14I2.2112","url":null,"abstract":"Indonesian Language in Lagu Anak Indonesia Bersama Diva Animation Production by Kastari Animation. Indonesian children’s songs are numerous and have their own peculiarities. One of the uniqueness of it is the utilization of verbal aspects of Indonesian language in the lyrics of the song. However, not everyone, including parents is aware of it. In the Lagu Anak Indonesia Bersama Diva with the production division of Kastari Animation, found a number of verbal aspects that are used by the songwriter. The purpose of this study is to describe the verbal aspects of Indonesian language in the lyrics of Indonesian children’s songs, especially in Lagu Anak Indonesia Bersama Diva animation. The research method used is qualitative method. The results of this study are descriptions of verbal aspects of Indonesian language including (1) rhyme, (2) onomatopoeia, and (3) toponimi used by children’s songwriters. As for the Indonesian children’s songs being researched are Naik Becak, Menanam Jagung, Tik Tik Bunyi Hujan, Burung Kakak Tua, Halo-Halo Bandung, Satu Nusa Satu Bangsa, and Bendera Merah Putih.","PeriodicalId":175271,"journal":{"name":"REKAM: Jurnal Fotografi, Televisi, dan Animasi","volume":"159 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-12-10","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"122328287","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Evaluasi Sintesis Ekspresi Wajah Realistik pada Sistem Animasi Wajah 3D dengan Teknologi Motion Capture 用运动捕获技术对3D面部动画系统的现实面部表情合成评价
REKAM: Jurnal Fotografi, Televisi, dan Animasi Pub Date : 2018-12-10 DOI: 10.24821/rekam.v14i2.1747
Samuel Gandang Gunanto, Arif Sulistiyono, Agnes Karina Pritha Atmani, T. Troy
{"title":"Evaluasi Sintesis Ekspresi Wajah Realistik pada Sistem Animasi Wajah 3D dengan Teknologi Motion Capture","authors":"Samuel Gandang Gunanto, Arif Sulistiyono, Agnes Karina Pritha Atmani, T. Troy","doi":"10.24821/rekam.v14i2.1747","DOIUrl":"https://doi.org/10.24821/rekam.v14i2.1747","url":null,"abstract":"The human face has a unique shape and size, as well as a 3D character face model. The facial animation of 3D virtual characters is mostly done manually by moving the rigging in each frame. The more characters used, the more production costs that must be incurred. The absence of a cheap facial motion transfers system is also one of the reasons why not many studios are using motion capture technology in Indonesia.This research will evaluate the implementation of a facial expression synthetically using motion capture technology built from radial basis function (RBF) as a method of marker transfer as a reference for rigging movement in point cluster system. Testing is done by approaching facial expressions according to FACS theory and questionnaire of synthesis results.The experimental results show that according to FACS theory the requirement of expression formation has been fulfilled by referring to changes in facial features, but the implementation is not always able to describe perfectly the desired condition, namely the average percentage of faces easily recognizable by 35.53%. Therefore, the influence of animators in the control of micro expression improvements or the addition of exaggeration principle elements in the manufacture of facial animation is very important to produce facial expressions that are easily recognized by the audience.","PeriodicalId":175271,"journal":{"name":"REKAM: Jurnal Fotografi, Televisi, dan Animasi","volume":"61 2","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-12-10","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"120921596","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 2
ANALISIS METAFORA PENDIDIKAN DAN PERKEMBANGAN SOSIOEMOSIONAL TOKOH UTAMA FILM “BEAUTY AND THE BEAST” VERSI LIVE-ACTION 对教育和情感发展的隐喻分析,电影《美女与野兽》的封面人物
REKAM: Jurnal Fotografi, Televisi, dan Animasi Pub Date : 2018-12-10 DOI: 10.24821/REKAM.V14I2.2306
Prima Dona Hapsari, F. Wirawan
{"title":"ANALISIS METAFORA PENDIDIKAN DAN PERKEMBANGAN SOSIOEMOSIONAL TOKOH UTAMA FILM “BEAUTY AND THE BEAST” VERSI LIVE-ACTION","authors":"Prima Dona Hapsari, F. Wirawan","doi":"10.24821/REKAM.V14I2.2306","DOIUrl":"https://doi.org/10.24821/REKAM.V14I2.2306","url":null,"abstract":"Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya perbedaan konsep pendidikan yang terjadi di struktur sosial masyarakat Perancis pada abad ke-18. Berdasarkan hal tersebut, penelitian ini bertujuan untuk memberikan analisis metafora pendidikan dan perkembangan sosioemosional sang tokoh utama film “Beauty and the Beast” versi live-action, Belle. Jenis penelitian ini adalah kualitatif deskriptif, dengan studi kepustakaan mengambil teori-teori utama, yakni teori metafora pendidikan dan perkembangan sosioemosional. Hasil penelitian menunjukkan bahwa metafora pendidikan digambarkan secara jelas oleh tokoh utama dalam kaitannya dengan buku, perpustakaan, pendampingan membaca, dan book discussion. Hal ini pada akhirnya membawa pengaruh baik bagi kondisi masyarakat saat itu. Perkembangan sosioemosional tokoh utama berkaitan pula dengan mikrosistem, mesosistem, dan makrosistem yang menjadi satu rangkaian proses perkembangan aspek psikososialnya, yaitu kepercayaan, otonomi, inisiatif, rajin, identitas, dan keintiman. ABSTRACTAnalysis on Educational Metaphors and Socio-emotional Development of Live-Action Version “Beauty and the Beast” Main Character. This research was encouraged by the differences in the concept of education that occurred in the social structure of French society in the 18th century. This study aims to provide an analysis on educational metaphors and socio-emotional development of live-action version “Beauty and the Beast”, the main character, Belle. This research is a qualitative descriptive one, applying the theory of educational metaphor and socio-emotional development. The results showed that the main character clearly described the educational metaphor by doing many activities in relation to books, libraries, reading assistance, and book discussion. These brought good influence to the condition of the community at that time. Microsystems, mesosystems, and macrosystems related the main character to socio-emotional development. They led to be a series of processes in the development of psychosocial aspects, namely trust, autonomy, initiative, diligence, identity, and intimacy.","PeriodicalId":175271,"journal":{"name":"REKAM: Jurnal Fotografi, Televisi, dan Animasi","volume":"15 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-12-10","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"115130886","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
TREND KAMERA ANALOG INSTAN DI KALANGAN REMAJA
REKAM: Jurnal Fotografi, Televisi, dan Animasi Pub Date : 2018-12-10 DOI: 10.24821/REKAM.V14I2.1930
Yurif Setya Darmawan, Andrian Wikayanto
{"title":"TREND KAMERA ANALOG INSTAN DI KALANGAN REMAJA","authors":"Yurif Setya Darmawan, Andrian Wikayanto","doi":"10.24821/REKAM.V14I2.1930","DOIUrl":"https://doi.org/10.24821/REKAM.V14I2.1930","url":null,"abstract":"Maraknya penggunaan kamera analog instan baru-baru ini merupakan sebuah fenomena menarik. Fotografi menjadi ajang berekspresi penggunanya, untuk menunjukkan eksistensi mereka di media online. Caption menjadi salah satu hal yang penting di sini, seperti caption berbentuk tagar “#35mm” dan “#indo35mm” di Instagram menjadi salah satu pertanda bahwa postingan foto tersebut diambil menggunakan kamera analog. Munculnya komunitas fotografi virtual seperti KLASTIC, menandai awal mula tumbuhnya komunitas fotografi analog di Indonesia. Kemunculan kembali brand fotografi analog khususnya Instant Camera (kamera instan) Polaroid merupakan sebuah fenomena unik. Dalam fokus penelitian ini penulis berusaha menganalisa bagian-bagian terpenting pada keberlangsungan tumbuhnya industri fotografi analog yang mulai tergeser oleh digitalisasi. Secara umum terdapat pertumbuhan tren global terhadap eksistensi kamera analog dan kamera instan. Ada beberapa faktor yang dapat diteliti lebih dalam, dari segi teknologi, saluran komunikasi, kepuasan pengguna (kepuasan emosional dan kesamaan hobi ‘homophily’), waktu dan sistem sosial (agen perubahan sosial dan pemimpin opini), (Rogers, 1983). Penelitian ini hanya sebatas kajian analisa deskriptif kualitatif metode observasi dan kajian literatur. Hasil penelitian menunjukkan adanya keterkaitan teori difusi inovasi dengan perkembangan trend penggunaan kamera analog instan. Inovasi produk berupa kebaruan bentuk dari kamera instan ternyata diminati di kalangan remaja. Ada sebuah fenomena disruptif, dengan munculnya aplikasi media sosial Instagram, foto hasil dari kamera instan difoto ulang dan diposting di Instagram. Terangkatnya trend penggunaan kamera analog instan juga merupakan dampak dari perkembangan komunitas pehobi kamera analog. ","PeriodicalId":175271,"journal":{"name":"REKAM: Jurnal Fotografi, Televisi, dan Animasi","volume":"79 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-12-10","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"128382945","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
KLAIM KEBENARAN FILMIS DOKUMENTER: PROBLEM DAN ALTERNATIF SUDUT PANDANG 纪录片真实性的主张:问题和替代观点
REKAM: Jurnal Fotografi, Televisi, dan Animasi Pub Date : 2018-12-10 DOI: 10.24821/REKAM.V14I2.1715
Renta Vulkanita Hasan, G. R. L. L. Simatupang, Kurniawan Adi Saputro
{"title":"KLAIM KEBENARAN FILMIS DOKUMENTER: PROBLEM DAN ALTERNATIF SUDUT PANDANG","authors":"Renta Vulkanita Hasan, G. R. L. L. Simatupang, Kurniawan Adi Saputro","doi":"10.24821/REKAM.V14I2.1715","DOIUrl":"https://doi.org/10.24821/REKAM.V14I2.1715","url":null,"abstract":"Klaim kebenaran filmis yang berlaku bagi dokumenter perlu diselidiki dengan pertimbangan bahwa notabene gagasan tentang kebenaran filmis diletakkan pada dua aspek, yaitu: realitas dan sineas. Penyelidikan dilakukan untuk mengetahui sejauh mana persoalan itu berkembang, serta mencari berbagai kemungkinan atau alternatif untuk menyelesaikan persoalan tersebut. Hasil penyelidikan tersebut menjadi dasar bagi konseptualisasi tentang kebenaran filmis dokumenter dengan cara mempertimbangkan peletakan kebenaran filmis pada aspek lain, di luar realitas dan sineas. Langkah awal penyelidikan fokus kepada literature review, di mana langkah ini menjadi cara yang efektif untuk menyarikan beberapa pemikiran penting dan mengkritisi pemikiran terkait klaim kebenaran filmis dokumenter. Hasil literature review menunjukkan adanya celah persoalan yang harus diselesaikan terkait klaim kebenaran filmis dokumenter. Persoalan itu muncul karena belum adanya satu gagasan yang secara signifikan menyebut pembacaan kebenaran filmis secara kognitif. Itu artinya, proses kognitif yang berlangsung selama kegiatan menonton belum sepenuhnya dibahas sebagai fokus dalam beberapa kajian tersebut. Problem inilah yang mendasari tawaran alternatif berupa pelibatan penonton untuk membaca kebenaran filmis dokumenter melalui pengamatan terhadap keberadaan unsur filmis di sepanjang alur dan plot. Konseptualisasi ini menemukan istilah bagi cara pandang penonton terhadap klaim kebenaran filmis, yaitu keterpercayaan. Istilah keterpercayaan ini akan dikaji secara khusus sebagai istilah baru bagi klaim kebenaran filmis dokumenter pada penelitian selanjutnya.","PeriodicalId":175271,"journal":{"name":"REKAM: Jurnal Fotografi, Televisi, dan Animasi","volume":"44 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-12-10","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"115520305","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 2
EKSPLORASI TEKNIS FOTOGRAFI UDARA POROS IMAJINER DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA 航空摄影技术探索特殊日惹区域
REKAM: Jurnal Fotografi, Televisi, dan Animasi Pub Date : 2018-12-10 DOI: 10.24821/REKAM.V14I2.2305
Oscar Samaratungga
{"title":"EKSPLORASI TEKNIS FOTOGRAFI UDARA POROS IMAJINER DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA","authors":"Oscar Samaratungga","doi":"10.24821/REKAM.V14I2.2305","DOIUrl":"https://doi.org/10.24821/REKAM.V14I2.2305","url":null,"abstract":"Yogyakarta adalah kota yang unik dan istimewa, salah satunya karena adanya filosofi tentang garis imajiner. Garis imajiner itu sudah menjadi wacana lama, tetapi tetap menarik untuk menjadi pembahasan. Kota ini terbelah sebuah oleh sumbu imajiner yang menghubungkan Gunung Merapi – Tugu Pal Putih – Keraton – Panggung Krapyak – Parangtritis. Dilihat dari peta, juga bisa dilihat jika Merapi, Keraton, dan Pantai Selatan ini memang berada di satu garis lurus secara imajiner. Filosofi garis lurus imajiner dari Merapi hingga Laut Selatan ini sarat makna. Untuk masyarakat di Yogyakarta, Gunung Merapi, Laut Selatan, dan Keraton Yogyakarta mengandung makna penting. Kehidupan di dunia merupakan sebuah harmoni antara mikrokosmos (jagat cilik) dan makrokosmos (jagat gede). Keharmonisan itu harus dijaga satu sama lain, tidak boleh terjadi ketimpangan. Tujuan dari penelitian ini adalah bagaimana melakukan eksplorasi pemotretan udara atas poros imajiner dikaitkan dengan teknis kreatif dan aspek estetis yang dapat mengungkap kekhasan wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta. Pemotretan yang akan dilakukan adalah pemotretan melalui udara menggunakan drone, sebuah peralatan dan teknologi baru yang sedang berkembang dalam dunia fotografi saat ini. Lokasi yang akan direkam dan didokumentasikan adalah lima titik yang ada dalam poros imajiner tersebut, yaitu Gunung Merapi, Tugu Pal Putih, Keraton, Panggung Krapyak, dan Parangtritis. Salah satu kekuatan dalam fotografi udara dengan menggunakan drone adalah keleluasaan dalam menempatkan kamera. Keleluasaan penempatan kamera tersebut membuka ruang eksplorasi dalam mengambil gambar dari berbagai sudut yang berbeda. Gambar dari sudut yang berbeda tersebut dapat memberikan cara pandang yang berbeda pula. Hal ini berarti ruang hampir tidak terbatas untuk mengekplorasi berbagai sudut yang mungkin sulit dijangkau ketika menggunakan medium fotografi lainnya. ABSTRACTAerial Photography Technical Exploration of the Special Region of Yogyakarta’s Imaginary Axis. Yogyakarta is a unique and special city, one of them is because of the philosophy of the Imaginary Line. Although the imaginary line has become an old discourse, it is still interesting to be discussed. The city is split by an imaginary axis connecting Mount Merapi - Tugu Pal Putih - Keraton - Panggung Krapyak –Parangtritis.  Explored from the map, it can also be seen that Merapi, Keraton and South Coast are indeed in one imaginary straight line. The philosophy of imaginary straight lines from Merapi to the South Sea is full of meaning. For people in Yogyakarta, Mount Merapi, the South Sea, and Yogyakarta Palace, they have their own important meaninga. Life in the world is a harmony between the microcosm (the universe) and the macrocosm (big universe). The harmony must be maintained with each other, inequality must not occur.  The purpose of this study is to explore aerial photography of an imaginary axis associated with creative technical and aesthetic aspects that can reveal the","PeriodicalId":175271,"journal":{"name":"REKAM: Jurnal Fotografi, Televisi, dan Animasi","volume":"9 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-12-10","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"116850956","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
ANALISIS PERAN UNMANNED AERIAL VEHICLE JENIS MULTICOPTER DALAM MENINGKATKAN KUALITAS DUNIA FOTOGRAFI UDARA DI LOKASI JALUR SELATAN MENUJU CALON BANDARA BARU DI KULONPROGO 分析了一种新型多架直升机在改善航拍环境方面的作用
REKAM: Jurnal Fotografi, Televisi, dan Animasi Pub Date : 2018-08-15 DOI: 10.24821/rekam.v14i1.2134
Indreswari Suroso
{"title":"ANALISIS PERAN UNMANNED AERIAL VEHICLE JENIS MULTICOPTER DALAM MENINGKATKAN KUALITAS DUNIA FOTOGRAFI UDARA DI LOKASI JALUR SELATAN MENUJU CALON BANDARA BARU DI KULONPROGO","authors":"Indreswari Suroso","doi":"10.24821/rekam.v14i1.2134","DOIUrl":"https://doi.org/10.24821/rekam.v14i1.2134","url":null,"abstract":"Dunia fotografi sangat erat berkaitan dengan pesawat tanpa awat disebut drone. Drone dipasang kamera sehingga pesawat tersebut dikendalikan pilot dari daratan. Hasil fotografi dilihat pilot setelah pesawat drone tersebut mendarat. Drone adalah pesawat tanpa awak yang dikendalikan dari jarak jauh. Pesawat tanpa awak atau pesawat nirawak (Unmanned Aerial Vehicle atau UAV) adalah sebuah mesin terbang yang berfungsi dengan kendali jarak jauh oleh pilot. Perkembangan teknologi membuat drone juga mulai banyak diterapkan untuk kebutuhan sipil, terutama di bidang bisnis, industri, dan logistik. Dalam dunia industri bisnis, drone telah diterapkan dalam berbagai layanan seperti pengawasan infrastruktur, pengiriman paket barang, pemadam kebakaran hutan, eksplorasi bahan tambang, pemetaaan daerah pertanian, dan pemetaan daerah industri. Berdasarkan jenisnya, terdapat dua jenis drone, yaitu multicopter dan fixed wing. Multicopter adalah jenis drone yang memanfaatkan putaran baling-baling untuk terbang, sedangkan fixed wing memiliki bentuk seperti pesawat terbang biasa yang dilengkapi sistem sayap. Langkah yang digunakan dalam penelitian ini adalah persiapan pembuatan drone, perencanaan ketinggian terbang, pengujian drone di ground, pengaturankalibrasi kamera, pengambilan foto udara, melihat hasil foto udara, kemudian menganalisis hasil foto udara. Drone dalam penelitian ini memiliki empat propeller, yang digunakan untuk pemetaan jalur selatan menuju pintu masuk New International Yogyakarta Airports melalui Desa Plumbon, Kecamatan Temon, Kabupaten Kulonprogo. AbstractRole Analysis of Unmanned Aerial Vehicle Type MultiCopter in Improving the Quality of Aerial Photography Field in the Southern Path towards the Prospective New Airport in Kulonprogo. The world of photography is very closely related to the unattended aircraft called drones. Drones are mounted with camera so that the plane is pilot-controlled from the mainland. Photography results are seen by the pilot after the drone aircraft is landed. Drones are unmanned aircraft controlled remotely. Unmanned aircraft or Unmanned Aerial Vehicle (UAV), is a flying machine which is operated with remote control by the pilot. Technological developments make the drones also start widely applied to civilian needs, especially in the areas of business, industry and logistics. In business industry, drones have been applied in various services such as infrastructure monitoring, freight forwarding, forest fire-fighter, mining exploration, agricultural mapping, and industrial area mapping. Based on its type, there are two types of drones, namely multicopter and fixed wing. Multicopter is the type of drone that utilizes the spin of the propeller, while the fixed wing has an airplane-like shape with a wing system. The steps used in this study were as follows: drone making preparation, fly height planning, ground drone testing, camera calibration settings, air photo capture, air results viewing, and aerial photographs results a","PeriodicalId":175271,"journal":{"name":"REKAM: Jurnal Fotografi, Televisi, dan Animasi","volume":"22 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-08-15","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"125282866","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 9
CITRA DAN TANDA MALIOBORO DALAM KONSTRUKSI FOTOGRAFI 马里奥罗摄影构造中的形象和标志
REKAM: Jurnal Fotografi, Televisi, dan Animasi Pub Date : 2018-08-15 DOI: 10.24821/REKAM.V14I1.2133
Edial Rusli
{"title":"CITRA DAN TANDA MALIOBORO DALAM KONSTRUKSI FOTOGRAFI","authors":"Edial Rusli","doi":"10.24821/REKAM.V14I1.2133","DOIUrl":"https://doi.org/10.24821/REKAM.V14I1.2133","url":null,"abstract":"Perkembangan zaman akan mengubah citra dan simbol Malioboro. Citra kawasan yang dulunya asri dan nyaman itu sekarang berubah menjadi semrawut dan tidak nyaman lagi. Keadaan ini menstimulasi ide penciptaan karya bahwa ruang publik Malioboro yang semrawut dan tidak nyaman itu dipersonifikasikan sebagai rumah besar yang ruang-ruangnya telah disekat-sekat layaknya kamar pribadi yang nyaman dengan kamar yang memiliki keunikan sendiri-sendiri. Konsep penciptaan dan perwujudan ini merupakan kumpulan objek imaji visual fotografi yang realistis untuk dikonstruksikan kembali dengan tujuan menghasilkan realitas imajiner. Pendekatan teori penciptaan ini adalah citra, konstruksi fotografi, dan makna. Proses eksperimentasi dan pembentukan karya diawali dari imaji-imaji visual fotografi yang dikumpulkan, diseleksi, dan direpresentasikan dengan citra objek kaum urban yang berjuang untuk hidup dan ruang cagar budaya yang terpinggirkan oleh bangunan modern di Malioboro melalui imaji visual fotografi. Imaji-imaji visual fotografi dari suatu realitas imaji masa lalu tersebut diimajinasikan ke masa yang akan datang untuk dikonstruksi kembali menjadi kesatuan dengan menggunakan teknik montase dan kolase digital imaging ke bentuk imajinasi visual fotografi yang imajinatif dan bernilai kreatif estetis untuk dimaknai kembali pada keadaan sekarang. Penciptaan karya ini tidak lagi berbicara tentang tataran teknis saja, namun juga berbicara tentang estetika, citra, tanda-tanda dan makna baru di dalamnya. Melalui penciptaan karya ini, masyarakat diharapkan dapat mengetahui citra, proses konstruksi, penyajian penciptaan karya, dan makna yang dihadirkan kembali dari perwujudan imaji ke bentuk karya imajinasi visual fotografi yang bernilai kreatif estetis. Karya imajinasi visual fotografi ini diharapkan menjadi media untuk mengungkapkan perasaan atau ekspresi dan emosi estetis pencipta dalam bentuk parodi visual. Penciptaan ini diharapkan dapat bermanfaat untuk memperkaya khazanah citra/imaji/makna baru dan untuk membangun rasa memiliki serta kesadaran akan permasalahan tata kehidupan dan tata ruang Malioboro sekarang ini.AbstractImage and Symbols of Malioboro in the Construction of Photography. Change of time will change the image and symbol of Malioboro. The image of this area that once was beautiful and comfortable now has changed into a chaotic and an uncomfortable one. This situation has stimulated an idea of creating artworks that the public space of Malioboro which is chaotic and uncomfortable is personified as a big house with separated rooms as in private bedrooms with their own uniqueness. The concept of the creation and the embodiment is a compilation of objects from photography visual images, which are realistic to be reconstructed with the aim of generating an imaginary reality. The approach for this creation is a photography construction’s image and its meaning. The processes of experimentation and the formation of the works were started with the visual images of ","PeriodicalId":175271,"journal":{"name":"REKAM: Jurnal Fotografi, Televisi, dan Animasi","volume":"13 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-08-15","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"124787693","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 1
BUDAYA SELFIE MASYARAKAT URBAN Kajian Estetika Fotografi, Cyber Culture, dan Semiotika Visual 城市自拍文化研究摄影、网络文化和视觉符号学
REKAM: Jurnal Fotografi, Televisi, dan Animasi Pub Date : 2018-08-15 DOI: 10.24821/rekam.v14i1.2138
Idealita Ismanto
{"title":"BUDAYA SELFIE MASYARAKAT URBAN Kajian Estetika Fotografi, Cyber Culture, dan Semiotika Visual","authors":"Idealita Ismanto","doi":"10.24821/rekam.v14i1.2138","DOIUrl":"https://doi.org/10.24821/rekam.v14i1.2138","url":null,"abstract":"Penelitian ini membahas eksistensi individu yang dikonstruksi berdasarkan budaya visual. Selfie dan media sosial pada budaya visual sebagai wujud eksistensi merupakan kata yang tepat untuk menyikapiperkembangan eksistensi masyarakat. Persoalan yang diangkat membahas bagaimana budaya selfie dapat terjadi pada masyarakat urban, mengkaji budaya selfie melalui kajian estetika fotografi, cyberculture, dan semiotika visual serta perubahan sosial yang terjadi dalam masyarakat urban. Metode yang digunakan adalahobservasi dan wawancara. Kegiatan analisis data dimulai dari tahap pengumpulan data, tahap reduksi, tahap penyajian data, serta tahap penarikan kesimpulan dengan penelitian kualitatif. Dapat disimpulkan bahwa praktik baru dalam cyberculture dan budaya visual yakni selfie, media sosial sebagai ranah eksistensi, masyarakat menjadikan selfie sebagai eksistensi diri yang narsisme. Masyarakat saling beradu eksistensi dengan media sosial yang berobjekkan wisata dan kesenian. AbstractSelfie Culture of Urban Society (Study of the Aesthetic of Photography, Cyberculture, and Visual Semiotics). This research discusses the existence of individuals constructed based on visual culture. Selfie and social media in the visual culture as a form of existence is the right word to address the development of society’s existence. The issues raised would discuss how the selfie culture can occur in the urban society, how the study of selfie culture through the aesthetic of photography, cyberculture studies, and the visual semiotics and also the social changes that occur in the urban societies. The method employed was observation and interview. The data analysis activities were started from the data collection step, the reduction step, the data presentation step, and the conclusion with qualitative research. It can be concluded that the new practice in cyberculture and visual culture, which is selfie, in the social media as the realm of existence, society makes selfie as the existence of narcissistic self. Communities collide with the existence of social media consisting touristy tourists’ attraction and arts.","PeriodicalId":175271,"journal":{"name":"REKAM: Jurnal Fotografi, Televisi, dan Animasi","volume":"11 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-08-15","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"127817910","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 3
EKSIBISIONISME FILM RIDING THE LIGHTS 在灯光下拍摄的苏联电影
REKAM: Jurnal Fotografi, Televisi, dan Animasi Pub Date : 2018-08-15 DOI: 10.24821/rekam.v14i1.2135
Annisa Rachmatika Sari, Matius Ali
{"title":"EKSIBISIONISME FILM RIDING THE LIGHTS","authors":"Annisa Rachmatika Sari, Matius Ali","doi":"10.24821/rekam.v14i1.2135","DOIUrl":"https://doi.org/10.24821/rekam.v14i1.2135","url":null,"abstract":"Tulisan ini menelaah bentuk eksibisionisme film Riding The Lights berupa konstruksi sinematik yang melakukan penyesuaian diri pada kategorisasi akal. Dalam proses tersebut, terjadi peristiwa film yang memberi cerapan inderawi. Hal ini bertujuan untuk membangun kesadaran penonton atas wujud objek. Adapun konsep perhatian Münsterberg digunakan untukmenemukan bentuk eksibisionisme dalam film Riding The Lights. Konsep perhatian berada dalam teori Photoplay yang menganggap bahwa proses mental disebabkan oleh penyesuaian diri yang dilakukan oleh film pada struktur dasar berpikir penonton. Pada teori psikologi film ini, konsep perhatian ditempatkan sebagai salah satu proses mental ketika menyaksikan film, yakni sebuah fase ketika mata penonton menerima cerapan inderawi secara tidak sadar. Hasil telaah menunjukkan bahwa bentuk eksibisionisme dalam film Riding The Lights mengarahkan penonton pada tokoh wanita berbaju hijau.AbstractExhibitionism in the Film of ‘Riding the Lights’. This paper examines the form of film exhibitionism in Riding The Lights, in the form of cinematic constructions that made adjustments to the categorization of reason. In that process, there was a moment that the film gave a sensational perception. It aimed to build the audience’s awareness of the object’s form. As for the concept of Münsterberg’s attention was used to discover the form of exhibitionism in the film of Riding The Lights. The concept of attention lied in the theory of Photoplay, which assumes that mental processes are caused by the adjustment carried by the film on the basic structure of audiences’ thoughts. In the theory of psychology of this film, the concept of attention was placed as one of the mental processes when watching the show, which became a phase when the eyes of the audience received sensational perception unconsciously. The results of the study showed that the form of exhibitionism in the film of Riding The Lights ledthe audience to the figure of women in green.","PeriodicalId":175271,"journal":{"name":"REKAM: Jurnal Fotografi, Televisi, dan Animasi","volume":"44 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-08-15","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"133821620","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 1
0
×
引用
GB/T 7714-2015
复制
MLA
复制
APA
复制
导出至
BibTeX EndNote RefMan NoteFirst NoteExpress
×
提示
您的信息不完整,为了账户安全,请先补充。
现在去补充
×
提示
您因"违规操作"
具体请查看互助需知
我知道了
×
提示
确定
请完成安全验证×
相关产品
×
本文献相关产品
联系我们:info@booksci.cn Book学术提供免费学术资源搜索服务,方便国内外学者检索中英文文献。致力于提供最便捷和优质的服务体验。 Copyright © 2023 布克学术 All rights reserved.
京ICP备2023020795号-1
ghs 京公网安备 11010802042870号
Book学术文献互助
Book学术文献互助群
群 号:481959085
Book学术官方微信