Biofaal JournalPub Date : 2020-12-01DOI: 10.30598/biofaal.v1i2pp107-111
V. B. Silahooy, L. C. Huwae
{"title":"IDENTIFIKASI KARAKTER MORFOLOGI TURPEPEL (Cuora amboinensis) DI SUNGAI WAIMAMOKANG, DESA HALONG PULAU AMBON","authors":"V. B. Silahooy, L. C. Huwae","doi":"10.30598/biofaal.v1i2pp107-111","DOIUrl":"https://doi.org/10.30598/biofaal.v1i2pp107-111","url":null,"abstract":"C. amboinensis dalam Bahasa lokal Maluku disebut Turpepel, sering dilaporkan kemunculannya di hutan sepanjang DAS waimamokang Desa Halong. Penurunan populasi hingga 50-80% dalam 20 tahun terakhir mengakibatkan perlu evualuasi kembali dan hasilnya menempatkan spesies ini masuk dalam kategori konservasi lebih tinggi yaitu Endangered (EN). Analisa data dilakukan secara deskripif dengan melakukan pengukuran langsung pada karapas, plastron, kepala, kaki dan massa dari setiap individu. Deskriptif karakter morfologi dijelaskan secara akurat sesuai dengan fakta yang ditemukan di lapangan. Hasil penelitian ini ditemukan 7 individu Turpepel (C. amboinensis) dimana 6 diantaranya berkelamin jantan dan 1 berkelamin betina. Karapas tersusun atas lempengan yang keras berbentuk segi enam yang simetris vertikal. Plastron dapat digerakan terutama pada bagian yang dekat dengan kepala dan ekor. Seluruh bagian kepala dapat disembunyikan, dan tidak ada perbedaan yang terlalu signifikan antara panjang dan lebar pada kaki depan dan kaki belakang","PeriodicalId":174545,"journal":{"name":"Biofaal Journal","volume":"47 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-12-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"134447524","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Biofaal JournalPub Date : 2020-12-01DOI: 10.30598/biofaal.v1i2pp66-73
Maria Lucia Refwallu, D. E. Sahertian
{"title":"IDENTIFIKASI TANAMAN KACANG-KACANGAN (Papilionaceae) YANG DITANAM DI PULAU LARAT KABUPATEN KEPULAUAN TANIMBAR","authors":"Maria Lucia Refwallu, D. E. Sahertian","doi":"10.30598/biofaal.v1i2pp66-73","DOIUrl":"https://doi.org/10.30598/biofaal.v1i2pp66-73","url":null,"abstract":"Di Maluku belum diketahui secara pasti terdapat berapa jenis tanaman kacang-kacangan yang ditanam.Terkhusus di Pulau Larat Kabupaten Kepulauan Tanimbar yang memiliki kekayaan tanaman kacang-kacangan yang sudah menyebar namun belum di ketahui masyarakat pada umumnya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui jenis-jenis tanaman kacang-kacangan apa saja yang ditanam di Pulau Larat Kabupaten Kepulauan Tanimbar.Metode yang digunakan dalam pengambilan data adalah wawancara dan mengadakan observasi di lapangan.Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat 14 s pes ies yang ditanam oleh masyarakat desa Pulau Laratyang diidentifikasi berdasarkan besar kecilnya biji, dan warna pada kulit biji yaitu Kacang Kayu yang memiliki ukuran biji yang sedang, warna kulit biji yaitu merah dan hitam. Kacang Tanah memiliki 2 varietas yaitu varietas banteng dan varietas gajah yang dibedakan atas ukuran dan warna testa. Kacang hijau, kacang hijau merah, kacang hijau hitam dan kacang hijau kuning memiliki ukuran biji yang kecil, namun warna kulit biji yang bervariasi. Ukuran biji yang besar diwakili oleh kacang ngafout. Ke-14 Spesies yang ditanam tersebut diantaranya 9 spesies tanaman kacangkacangan sudah teridentifikasi yaitu Buncis (Phaseolus vulgaris L.), Kacang hijau (Phaseolus aureus L.), Kacang hijau hitam (Vigna mungo L. Hepper), Kacang kayu (Cajanus cajan L.), Kacang Kedelai (Glycine max L.), Kacang Panjang (Vigna sinensis L.), Kacang Tanah (Arachis hypogeae L.), Kacang putih (Glycine max (L). Merr.) dan Tangtangun (Vigna umbellate Thunb.Ohwi & H. Ohashi). Sedangkan 5 spesies yang belum teridentifikasi yaitu kacang hijau merah, kacang hijau kuning, kacang hitam, kacang merah, dan Ngafout.","PeriodicalId":174545,"journal":{"name":"Biofaal Journal","volume":"733 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-12-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"134462801","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Biofaal JournalPub Date : 2020-12-01DOI: 10.30598/biofaal.v1i2pp85-92
Melisa Alule, Pience V. Maabuat, S. Saroyo
{"title":"KEANEKARAGAMAN DAN INDEKS NILAI PENTING LAMUN (SEAGRASS) DI PESISIR KECAMATAN GEMEH, KABUPATEN KEPULAUAN TALAUD, SULAWESI UTARA","authors":"Melisa Alule, Pience V. Maabuat, S. Saroyo","doi":"10.30598/biofaal.v1i2pp85-92","DOIUrl":"https://doi.org/10.30598/biofaal.v1i2pp85-92","url":null,"abstract":"Ekosistem padang lamun merupakan salah satu ekosistem yang penting keberadaannya. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis keanekaragaman dan indeks nilai penting lamun pada tiga stasiun yaitu Pantai Lahu (Desa Lahu), Pantai Bannada (Desa Bannada) dan pantai Malat (Desa Malat), Kecamatan Gemeh, Kabupaten Kepulauan Talaud, Sulawesi Utara. Metode purposive sampling digunakan dalam penentuan tempat sampling dengan pengambilan sampel yang menggunakan metode line transect. Pada setiap stasiun memiliki tiga garis transek dengan panjang 100-200 m. Setiap stasiun memiliki tiga garis transek, jarak antar transek 50 m dan jarak antar plot 20 m. Jenis lamun yang ditemukan sebanyak tiga jenis yaitu Cymodoceae rotundata, Cymodoceae serrulata dan Thalassia hempirichii. Lamun Thalasia hemprichii memiliki nilai kepadatan relatif tertinggi pada ketiga stasiun yaitu 43%, 57% dan 62%. Secara berturut-turut lamun Thalasia hemprichii memiliki Indeks Nilai Penting tertinggi pada ketiga stasiun yaitu 91%, 103% dan 114%. Keanekaragaman jenis lamun pada ketiga stasiun tergolong rendah dengan Indeks Keanakeragaman Shannon-Wiener (H’) secara berturut-turut, yaitu1,06; 0,95; dan 0,98. Secara keseluruhan, keanekaragaman jenis lamun dipantai Lahu, pantai Bannada dan pantai Malat, Kecamatan Gemeh tergolong rendah (H’: 0,99).","PeriodicalId":174545,"journal":{"name":"Biofaal Journal","volume":"44 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-12-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"121693469","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Biofaal JournalPub Date : 2020-12-01DOI: 10.30598/biofaal.v1i2pp74-84
Fernanda Clara Talakua, Adrien Jems Akiles Unitly
{"title":"EFEK PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL RUMPUT KEBAR (Bhiophytum petersianum Klotzsch) TERHADAP PENINGKATAN JUMLAH FOLIKEL PADA OVARIUM TIKUS Rattus norvegicus TERPAPAR ASAP ROKOK","authors":"Fernanda Clara Talakua, Adrien Jems Akiles Unitly","doi":"10.30598/biofaal.v1i2pp74-84","DOIUrl":"https://doi.org/10.30598/biofaal.v1i2pp74-84","url":null,"abstract":"Merokok merupakan yang sangat mengganggu kesehatan karena dalam asap rokok mengandung 4000 senyawa yang membahayakan tubuh perokok maupun orang di sekitarnya. Bagian tubuh yang sering terganggu akibat paparan asap rokok adalah reproduksi wanita Rumput kebar merupakan salah satu tumbuhan yang merupakan obat tradisional penyubur kandungan di Papua yang memiliki kandungan fitokimia seperti triterpenoid, saponin, flavonoid, vitamin A, vitamin E yang di duga mampu meningkatkan fungsi ovarium wanita akibat terpapar asap rokok. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek pemberian ekstrak etanol rumput kebar (Biophytum petersianum Klotzsch) terhadap peningkatan folikel ovarium tikus Rattus norvegicus yang terpapar asap rokok. Penelitian mengggunakan metode eksperimental laboratorik dengan rancangan acak lengkap (RAL) yang terdiri dari empat perlakuan yang masing-masing diulang tiga kali, yaitu (-): Kelompok kontrol negatif yaitu tikus yang tidak diberi perlakuan, (+): Kelompok kontrol positif yaitu tikus dipaparkan asap rokok selama 28 hari, (0.067): Kelompok tikus yang dipapar asap rokok selama 28 hari kemudian diberi ekstrak etanol rumputkebar dengan dosis 0.067mg/ekor/hari selama 28 hari, dan (0.135): Kelompok tikus yang dipapar asap rokok selama 28 hari kemudian diberi ekstrak etanol rumput kebar dengan dosis 0.135mg/ekor/hari selama 28 hari. Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh kesimpulan bahwa ekstrak etanol rumput kebar (Biophytum petersianum Klotzsch) dengan dosis 0.067mg/ekor/hari dan 0.135mg/ekor/hari berpengaruh terhadap perkembangan dan peningkatan jumlah total folikel ovarium tikus Rattus norvegicus yang terpapar asap rokok selama 28 hari, dimana dosis yang efektif adalah 0.135mg.","PeriodicalId":174545,"journal":{"name":"Biofaal Journal","volume":"5 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-12-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"125573693","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Biofaal JournalPub Date : 2020-06-05DOI: 10.30598/biofaal.v1i1pp19-26
K. Idris, A. J. A. Unitly
{"title":"Analysis of Milk Production Rat Rattus norvegicus Exposed to Cigarette Smoke After Administration of Ethanol Extract of Kebar’s Grass (Biophytum petersianum Klotzsch)","authors":"K. Idris, A. J. A. Unitly","doi":"10.30598/biofaal.v1i1pp19-26","DOIUrl":"https://doi.org/10.30598/biofaal.v1i1pp19-26","url":null,"abstract":"Rumput kebar merupakan tumbuhan yang mengandung asam folat, vitamin A, vitamin C dan vitamin E serta golongan senyawa aktif seperti flavonoid yang diduga mampu mengatasi dampak buruk radikal bebas berupa asap rokok. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui efek pemberian ekstrak etanol rumput kebar rumput kebar (Biophytum petersianum Klotzsch) terhadap analisis produksi air susu pada tikus Rattus norvegicus yang terpapar asap rokok. Penelitian menggunakan metode eksperimental yaitu pola rancangan acak lengkap (RAL) dengan 4 (empat) kelompok perlakuan dan 3 (tiga) kali ulangan. Tikus kelompok kontrol negatif diberi makan secara normal dan dikawinkan pada awal penelitian, tikus kelompok kontrol positif diberi paparan asap rokok selama 28 hari kemudian dikawinkan, sedangkan tikus kelompok dosis esktrak etanol rumput kebar, diberi paparan asap rokok selama 28 hari, dan diberi ekstrak etanol rumput kebar selama 28 har kemudian dikawinkan. Penimbangan bobot badan untuk mengetahui produksi air susu dilakukan selama 14 hari dimulai saat anak berusia 5 hari hingga 19 hari. Pertumbuhan bobot badan anak diukur selama anak menyusu, dan bobot lepas sapih diukur di akhir masa laktasi. Data yang diperoleh dianalisis dengan Analysis of Variance (ANOVA)-SPSS versi 16.0 dilanjutkan dengan uji Duncan dengan selang kepercayaan 95 % (α = 0.05). Hasil penelitian menunjukan bahwa pemberian ekstrak etanol rumput kebar dengan dosis 0.135mg/ekor/hari mampu meningkatkan produksi air susu pada induk tikus betina yang terpapar asap rokok.","PeriodicalId":174545,"journal":{"name":"Biofaal Journal","volume":"37 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-06-05","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"130358289","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Biofaal JournalPub Date : 2020-06-05DOI: 10.30598/biofaal.v1i1pp27-36
Firsty Rahmatia, Marlenny Sirait, Y. Ahmed
{"title":"The Effect of Normalization on The Zooplankton Structure in Ciliwung River","authors":"Firsty Rahmatia, Marlenny Sirait, Y. Ahmed","doi":"10.30598/biofaal.v1i1pp27-36","DOIUrl":"https://doi.org/10.30598/biofaal.v1i1pp27-36","url":null,"abstract":"Program normalisasi Sungai Ciliwung menjadi program prioritas pemerintah pusat bersama dengan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta yang dimulai sejak tahun 2013. Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta menargetkan normalisasi Kali Ciliwung rampung pada tahun 2018 mendatang. Normalisasi bertujuan untuk mengembalikan fungsi sungai dalam menampung, menyimpan dan mengalirkan air yang berasal dari curah hujan ke danau atau ke laut secara alami. Salah satu upaya yang bisa dilakukan untuk mengevaluasi normalisasi adalah dengan memantau kualitas perairan dengan melakukan penelitianmenggunakan indikator biologis seperti plankton dan ikan. Sebelumnya, pada tahun 2016 peneliti telah melakukan penelitian terhadap kelimpahan fitoplankton di Sungai Ciliwung, sehingga perlu dilakukan penelitian lanjutan untuk mengetahui trophic level diatas fitoplankton, yaitu zooplankton. Stasiun pengambilan sampel adalah Sungai Ciliwung bagian hulu sampai dengan hilir. Adapun 10 (sepuluh) stasiun pengamatan yang terbagi atas 3 (tiga) segmen; yaitu Segmen I (Jembatan Gadog, Katulampa, Sentul); segmen II (Kelapa Dua, Kalibata, Kampung Melayu, Manggarai), dan segmen III (Pejompongan, K.H. Mas Mansyur dan Teluk Gong). Pengambilan airdilakukan secara komposit pada tiga titik sampel yangmewakili bagian tengah, tepi kiri, dan tepi kanan sungai.Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara keseluruhan, kelas zooplankton yang dapat ditemukan pada semua stasiun adalah Rotifera dan diikuti dengan protozoa. Sementara itu, kelas zooplankton yang paling jarang ditemui di Sungai Ciliwung adalah kelas Gastropoda yang hanya ditemui di stasiun Katulampa. Rotifera yang paling banyak ditemui adalah Asplachna sp. diikuti oleh Brachionus sp.. Sementara itu untuk protozoa, jenis yang paling banyak ditemui adalah Arcella sp. Parameter kualitas air yang berpengaruh terhadap kelimpahan zooplankton pada penelitian ini adalah suhu, Total Suspended Solid (TSS), dan nitrat.","PeriodicalId":174545,"journal":{"name":"Biofaal Journal","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-06-05","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"126111081","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Kekayaan Jenis Lamun Di Pantai Mehong, Kecamatan Tabukan Selatan, Kabupaten Kepulauan Sangihe, Sulawesi Utara","authors":"Ratna Siahaan, Stevi Devita Euodia Tumadang, Irawaty Alifia Mertosono","doi":"10.30598/biofaal.v1i1pp15-18","DOIUrl":"https://doi.org/10.30598/biofaal.v1i1pp15-18","url":null,"abstract":"Lamun memiliki fungsi ekologis dan manfaat ekonomi yang penting sehingga perlu dipertahankan. Gangguan terhadap lamun dapat menurunkan fungsi ekologis dan manfaat tersebut. Pantai Mehong memiliki keindahan yang baik untuk wisata. Perubahan peruntukan lahan dan kunjungan wisatawan semakin meningkat dapat mengganggu lamun. Data keanekaragaman hayati lamun dibutuhkan sebagai bahan rujukan bagi pengelolaan Pantai Mehong secara berkelanjutan. Tujuan penelitian adalah menganalisis kekayaan jenis lamun di Pantai Mehong, Keamacatan Tabukan Selatan, Kabupaten Sangihe, Provinsi Sulawesi Utara. Metode jelajah dengan observasi langsung di lapangan digunakan untuk memperoleh data kekayaan jenis lamun.Sebanyak enam jenis lamunditemukan di Pantai Mehong yaitu Cymodocea rotundata,Cymodocea serrulata, Halodule uninervis, Halophilaovalis, Syringodium isoetifolium danThalassodendron ciliatum.Seluruh jenis lamun ditemukan di substart pasir bercampur pecahan karang. Parameter lingkungan salinitas, pH dan suhu tergolong baik untuk mendukung keadiran lamun.","PeriodicalId":174545,"journal":{"name":"Biofaal Journal","volume":"50 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-06-05","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"129116332","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Biofaal JournalPub Date : 2020-06-05DOI: 10.30598/biofaal.v1i1pp1-8
Maria Laratmase, A. J. A. Unitly, Sanita Suriani
{"title":"The Effect of Administration Ethanol Extract Kebar’s Grass (Biophytum petersianum K.) on Number of Embryos and Child From Rats Parent That Exposed To Cigarette Smoke","authors":"Maria Laratmase, A. J. A. Unitly, Sanita Suriani","doi":"10.30598/biofaal.v1i1pp1-8","DOIUrl":"https://doi.org/10.30598/biofaal.v1i1pp1-8","url":null,"abstract":"Rumput kebar merupakan tanaman yang mengandung senyawa aktif seperti flavonoid, vitamin A, dan vitamin E yang diduga mampu mengatasi dampak buruk radikal bebas berupa asap rokok. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui efek pemberian ekstrak etanol rumput kebar (Biophytum petersianum K.) terhadap jumlah embrio dan anak tikus Rattus norvegicusyang terpapar asap rokok. Penelitian mengggunakan metode eksperimental laboratorik dengan rancangan acak lengkap (RAL) yang terdiri dari empat perlakuan yang masing-masing diulang tiga kali, yaitu (-): Kelompok kontrol negatif yaitu tikus yang tidak diberi perlakuan, (+): Kelompok kontrol positif yaitu tikus dipaparkan asap rokok selama 28 hari, (0.067): Kelompok tikus yang dipapar asap rokok selama 28 hari kemudian diberi ekstrak etanol rumput kebar dosis 0.067mg/ekor/hari selama 28 hari, dan (0.135): Kelompok tikus yang dipapar asap rokok selama 28 hari kemudian diberi ekstra ketanol rumput kebar dosis 0.135mg/ekor/hari selama 28 hari. Setelah perlakuan asap rokok dan pemberian ekstrak etanil rumput kebar, tikus dikawinkan. Pengamatan jumlah embrio dilakukan pada saat masa kebuntingan ke 12 hari kemudian dibedah, sedangkan pengamatan jumlah anak dilakukan pada saat anak tikus dilahirkan. Data yang diperoleh dianalisis dengan Analysis of Variance (ANOVA)-SPSS versi 16.0 dilanjutkan dengan uji Duncan dengan selang kepercayaan 95% (α = 0.05). Hasil penelitian menunjukan bahwa pemberian ekstrak etanol rumput kebar dengan dosis 0.135mg/ekor/hari mampu menjaga keberhasilan implantasi embrio ke dinding uterus sehingga rata-rata jumlah embrio dan anak tikus meningkat.","PeriodicalId":174545,"journal":{"name":"Biofaal Journal","volume":"108 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-06-05","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"121123399","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Biofaal JournalPub Date : 2020-06-05DOI: 10.30598/biofaal.v1i1pp37-43
Y. Male, Dewi H Rumakat, E. Fransina, J. Wattimury
{"title":"Analysis of Borax and Formldehyde Content in Meatballsin Ambon City","authors":"Y. Male, Dewi H Rumakat, E. Fransina, J. Wattimury","doi":"10.30598/biofaal.v1i1pp37-43","DOIUrl":"https://doi.org/10.30598/biofaal.v1i1pp37-43","url":null,"abstract":"A research has been done to analyze the content of borax and formalin content in several meatball sales places in Ambon City. This study uses two stages of analysis; qualitative analysis to determine the presence or absence of borax and formalin in meatballs and quantitative analysis to determine what levels of borax and formalin in meatballs. The results of the qualitative analysis of borax and formalin in the meatballs of ten samples showed one sample containing borax, which is sample A (Wayame) with borax content of 1.02% (w / w) while all of the samples sample did not contain formalin. Even though it is found in quite low levels, the use of borax as a food additive is not allowed because it is very dangerous for human health.","PeriodicalId":174545,"journal":{"name":"Biofaal Journal","volume":"18 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-06-05","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"127884505","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"The Influence Of Eye Coordination Training On Capture Skills In Softball Games On 2014 Penjaskesrek Students","authors":"Jusak Syaranamual, Johni Melvin Tahapary, Welem Arawaman Lolangluan","doi":"10.30598/biofaal.v1i1pp9-14","DOIUrl":"https://doi.org/10.30598/biofaal.v1i1pp9-14","url":null,"abstract":"This study aims to determine: the effect of coordination training on capture throwing skills on student penjaskesrek force 2014. that the student penjaskesrek force 2014 has not been able to throw a good rebound sometimes throws not to friends and throws soar also sometimes passing from a teammate so that the opponent with can easily seize the ball. Population and Sample used in this research is student of Penjaskesrek Study Program class of 2014. The sampling above is based on pertimbanagan cost and time of research. Populations that have been grouped so that the sample of the population is classified as restricted random sample. Furthermore Roscoe in (2000) confirmed the number of sample members for a simple experimental study with a rigorous experimental control to be successful if samples were 10 to 20 people.","PeriodicalId":174545,"journal":{"name":"Biofaal Journal","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-06-05","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"129640404","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}