{"title":"Radio Rodja: Kontestasi Ideologi Salafi di Ranah Siaran","authors":"Tasman Tasman","doi":"10.15408/dakwah.v22i2.12066","DOIUrl":"https://doi.org/10.15408/dakwah.v22i2.12066","url":null,"abstract":"Sejalan dengan era keterbukaan, dalam dua dekade terakhir, kita menyaksikan kemunculan radio dakwah secara signifikan yang dikelolah oleh kelompok Salafi, dengan radio Rodja di Cileungsih sebagai pionernya. Berbeda dari radio bernuansa religi sebelumnya, radio ini sepenuhnya menyiarkan agama sesuai dengan manhaj Salaf. Munculnya radio dakwah Salafi di beberapa kota memunculkan ketegangan, terutama antara kelompok muslim tradisionalis dan salafi. Salah satu sebab utama dari ketegangan ini adalah kritik salafi terhadap praktek-praktek keagamaan yang dilakukan oleh kelompok muslim tradisionalis yang dianggap sebagai bid‘ah. Akibatnya, ketegangan yang mengarah ke konflik social terjadi di beberapa kota di tanah air. Sebagai media dakwah, radio dipandang sangat efektif untuk menyampaikan pesan-pesan yang ingin disampaikan oleh seorang da‘i. Pesan yang disampaikan sangat tergantung kepada misi pendirian radio, corak keberagamaan dan sikap politik atau idelogi yang dianut oleh seorang da‘i. Penelitian ini diarahkan untuk menelisik nilai-nilai islamisme yang terkandung dalam dakwah di radio.","PeriodicalId":170068,"journal":{"name":"Dakwah: Jurnal Kajian Dakwah dan Kemasyarakatan","volume":"147 5‐6","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-10-02","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"113972847","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"DAKWAH DI TENGAH PLURALISME AGAMA: Studi Pemikiran Dakwah Inklusif Alwi Shihab","authors":"Ade Masturi","doi":"10.15408/dakwah.v21i1.11795","DOIUrl":"https://doi.org/10.15408/dakwah.v21i1.11795","url":null,"abstract":"Para ahli agama (Islam) sudah banyak merumuskan konsep dakwah yang sejalan dengan nilai-nilai al-Qur’an dan sunnah. Salah satu cendekiawan Muslim yang konsens dengan dakwa Islam inklusif adalah Alwi Shihab. Yang menjadi pertanyaan adalah bagaimana pemikiran Alwi Shihab tentang dakwah di tengah tantangan pluralisme agama? Tulisan ini merupakan hasil penelitian atas karangan Alwi Shihab Islam Inklusif: Menuju Sikap Terbuka dalam Beragama; Islam Sufistik; dan Membendung Arus: Respons Gerakan Muhammadiyah terhadap Penetrasi Misi Kristen di Indonesia. Selain itu juga mengeksplorasi bagaimana penilaian dan pandangan berbagai kalangan melalui tulisan mereka tentang tokoh tersebut.Menurut Alwi Shihab, dakwah di Indonesia harus menentukan prioritasnya. Orientasi kerja dakwah seharusnya diarahkan ke arah perwujudan ummatan washata (umat pertengahan dan berorientas pada kualitas), kemudian untuk menumbuhkan perkembangan kehidupan beragama yang sehat dan damai melalui dialog yang konstruktif. Ada beberapa pokok pikirannya tentang dakwah di tengah pluralisme yakni niat, dipercaya, kata sesuai dengan tindakan. Dakwah harus ditujukan untuk menghidupkan kembali semangat Islam melalui pendidikan yang layak yang menjadikan setiap Muslim duta yang potensial bagi Islam. Menghindari Ekstrimisme dalam penyampaian dakwah. Tasamuh (toleransi), dan ‘adl (keadilan) dan menghormati norma-norma budaya lokal selama budaya tersebut tidak bertentangan dengan ajaran dasar Islam. Para ahli agama (Islam) sudah banyak merumuskan konsep dakwah yang sejalan dengan nilai-nilai al-Qur’an dan sunnah. Salah satu cendekiawan Muslim yang konsens dengan dakwa Islam inklusif adalah Alwi Shihab. Yang menjadi pertanyaan adalah bagaimana pemikiran Alwi Shihab tentang dakwah di tengah tantangan pluralisme agama? Tulisan ini merupakan hasil penelitian atas karangan Alwi Shihab Islam Inklusif: Menuju Sikap Terbuka dalam Beragama; Islam Sufistik; dan Membendung Arus: Respons Gerakan Muhammadiyah terhadap Penetrasi Misi Kristen di Indonesia. Selain itu juga mengeksplorasi bagaimana penilaian dan pandangan berbagai kalangan melalui tulisan mereka tentang tokoh tersebut.Menurut Alwi Shihab, dakwah di Indonesia harus menentukan prioritasnya. Orientasi kerja dakwah seharusnya diarahkan ke arah perwujudan ummatan washata (umat pertengahan dan berorientas pada kualitas), kemudian untuk menumbuhkan perkembangan kehidupan beragama yang sehat dan damai melalui dialog yang konstruktif. Ada beberapa pokok pikirannya tentang dakwah di tengah pluralisme yakni niat, dipercaya, kata sesuai dengan tindakan. Dakwah harus ditujukan untuk menghidupkan kembali semangat Islam melalui pendidikan yang layak yang menjadikan setiap Muslim duta yang potensial bagi Islam. Menghindari Ekstrimisme dalam penyampaian dakwah. Tasamuh (toleransi), dan ‘adl (keadilan) dan menghormati norma-norma budaya lokal selama budaya tersebut tidak bertentangan dengan ajaran dasar Islam.","PeriodicalId":170068,"journal":{"name":"Dakwah: Jurnal Kajian Dakwah dan Kemasyarakatan","volume":"281 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-07-10","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"134354088","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"MEMBANGUN POLA KOMUNIKASI DAKWAH SEBAGAI ALTERNATIF MENCEGAH SIKAP INTOLERANSI BERAGAMA","authors":"B. Burhanuddin","doi":"10.15408/dakwah.v21i1.11796","DOIUrl":"https://doi.org/10.15408/dakwah.v21i1.11796","url":null,"abstract":"Kegiatan dakwah, merupakan bentuk dari komunikasi karena di dalamnya ada penyampai pesan (da’i) dan penerima pesan (mad’u). Dakwah sebagai proses komunikasi membutuhkan upaya-upaya yang harus didesain secara strategis sebagaimana sebuah komunikasi yang efektif yang mempertimbangkan efek dari komunikan. Berhasil tidaknya kegiatan dakwah tidak terlepas dari bagaimana proses komunikasi antarpelaku dakwah (da’i dan mad’u) berlangsung. Jadi, disinilah kontribusi komunikasi menjadi hal penting yang harus dipertimbangkan dalam kegiatan dakwah. Artinya, secara teoritis, teori-teori komunikasi sebagai sebuah ilmu akan memberikan kontribusi dalam merancang kegiatan dakwah yang efektif, sehingga pesan-pesan islam yang menjadi isi materi dakwah dapat tersampaikan dan berefek pada perubahan sikap mad’u ke arah yang lebih baik sesuai tujuan kehidupan Islam, bahagia dunia akherat. Membangun pola komunikasi dakwah yang baik dapat mencegah terjadinya konflik-konflik keagamaan di masyarakat. Pesan dakwah yang menyampaikan nilai ketuhanan sejatinya harus dipahami sebagai perwujudan nilai-nilai toleransi, persaudaraan, dan sebagai wujud dialog internal umat beragama serta sebagai upaya membangun kesadaran demi terciptanya kerukunan antarumat beragama. Membangun nuansa harmonisasi merupakan harapan terhadap negara yang majemuk namun untuk merealisasikannya tentu memerlukan suatu upaya dan pola komunikasi yang efektif. Abstract: Da’wah as an activity, is a form of communication because there are messengers (da’i) and recipients (mad’u). Da’wah as a communication process requires efforts that must be strategically designed as an effective communication that takes the effects of the communicant. Success or failure of the da’wah activities cannot be separated from how the communication process between da’i (da’i and mad’u) took place. So, this is where the contribution of communication becomes an important thing to be considered in the activities of da’wah. That is, theoretically, communication theories as a science will contribute in designing an effective da’wah activities, so that Islamic messages into the content of da’wah material can be conveyed and effect on changes in attitude of mad’u to a better direction according to the purpose of life in Islam, life blissfully in this world until akherat.The true meaning of divinity must be understood as the embodiment of the values of tolerance, brotherhood, and as a form of internal dialogue of religious people as an effort to build awareness for the creation of harmony among religious followers. Building harmonious nuances is the hope of a plural country but to realize it would require an effort and an effective pattern of communication.Keywords: da’wa communication, alternative, pluralism, tasamuh and religious intolerance","PeriodicalId":170068,"journal":{"name":"Dakwah: Jurnal Kajian Dakwah dan Kemasyarakatan","volume":"7 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-07-10","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"115710487","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Pesantren, Dakwah Islam dan Sastra","authors":"Muhammad Sungaidi","doi":"10.15408/dakwah.v21i1.11810","DOIUrl":"https://doi.org/10.15408/dakwah.v21i1.11810","url":null,"abstract":"Lantunan para santri membaca dan menyanyikan puisi dan si’ir di berbagai pesantren di tanah air ikut membentuk andil keberadaan citra Islam hari ini dan esok hari. Ia adalah “benang lembut” yang menentukan “motif dan corak tenunan Islam” yang sarat denga nuansa keindahan dan kearifan. Pondok pesantren, yang menjadikan menulis sebagai alat dan media bertutur kata dalam bentuk tradisi literacy. Kekuatan kata yang indah dan sarat nilai-nilai ketuhanan, kemanuasian maupun keadilan mampu membius khalayak ramai untuk terus dan terus hanyut dalam alur cerita bahkan mengubah pikiran dan nasib manusia. Beginilah cara pesantren mengembangkan dakwah dalam bingkai sastra. Kata Kunci; Dakwah, Pesantren, Sastra dan Tradisi","PeriodicalId":170068,"journal":{"name":"Dakwah: Jurnal Kajian Dakwah dan Kemasyarakatan","volume":"14 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-07-10","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"122224599","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Pengaruh Motivasi Pengurus DKM Mesjid dan Kepemimpinan Ketua DKM Mesjid terhadap Kompetensi Manajerial Ketua DKM Mesjid di Kota Bogor","authors":"M. T. Hidayatulloh","doi":"10.15408/dakwah.v21i1.11813","DOIUrl":"https://doi.org/10.15408/dakwah.v21i1.11813","url":null,"abstract":"Penelitian ini membahas tentang pengaruh motivasi pengurus DKM mesjid dan kepemimpinan ketua DKM mesjid terhadap kompetensi manajerial ketua DKM mesjid. Penelitian dilakukan dari bulan Mei-November 2015 di Kota Bogor, Provinsi Jawa Barat. Pengurus DKM mesjid jami merupakan populasi yang diamati pada penelitian ini yang berjumlah 456 orang. Sampel ditetapkan tiap kecamatan dengan menggunakan teknik proportionate stratified random sampling yang berjumlah 215 orang. Data dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner, observasi, wawancara semi terstruktur dan studi dokumentasi. Analisis statistik menggunakan analisis regresi linier berganda. Hasilnya menunjukkan bahwa motivasi pengurus DKM mesjid berada pada kategori sedang dengan dorongan berafiliasi menempati skor lebih tinggi dibandingkan dengan subpeubah motivasi lainnya, kepemimpinan ketua DKM mesjid berada pada kategori sedang dengan skor tertinggi ada pada kemampuan berhubungan dengan orang lain dan skor terendah ada pada kemampuan teknis, kompetensi manajerial ketua DKM mesjid menurut penilaian responden secara umum berada pada kategori sedang dengan kompetensi kerjasama internal dinilai paling tinggi. Hasil analisis regresi linier bergdana menunjukkan bahwa motivasi pengurus DKM mesjid dan kepemimpinanan ketua DKM mesjid memberikan pengaruh nyata positif terhadap kompetensi manajerial ketua DKM mesjid. ","PeriodicalId":170068,"journal":{"name":"Dakwah: Jurnal Kajian Dakwah dan Kemasyarakatan","volume":"9 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-07-10","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"132237924","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Islam Inklusif: Konstruksi Pemikiran untuk Dialog Umat beragama di Indonesia","authors":"Tasman Tasman","doi":"10.15408/dakwah.v21i1.11814","DOIUrl":"https://doi.org/10.15408/dakwah.v21i1.11814","url":null,"abstract":"Artikel ini ingin menjelaskan bahwa Indonesia adalah salah satu negara yang paling pluralistik masyarakatnya. Mayoritas penduduknya memeluk agama Islam, tetapi secara religio-politik dan ideologis, Indonesia bukan negara agama, tetapi juga bukan negara sekular”. Di negeri ini, agama agama diberi ruang untuk bergerak bebas, tumbuh dan berkembang sepanjang tidak melanggar institusi dan batas-batas toleransi antar umat beragama. Komunitas religius yang beraneka ragam tersebut masing-masing, mempunyai orientasi kehidupan sendiri. Negeri ini mengakui pluralitas masyarakat, yang diharapkan oleh konstitusi negeri ini, yaitu dengan keanekaragaman itu pemeluk agama-agama dapat berlomba-lomba dalam berbuat dan mengisi pembangunan. Pancasila sebagai ideologi merupakan titik pertemuan berbagai kelompok kepentingan, karenanya Pancasila adalah hasil kesepakatan nasional dan konsensus masyarakat Indonesia. Pancasila menjadi landasan filosofis toleransi umat beragama di Indonesia, walaupun secara eksplisit bahwa Pancasila sangat dipenuhi oleh nilai-nilai keislaman, ia juga terkadang diiterpretasikan sebagai sekularisme versi Indonesia. Kemajemukan atau pluralitas umat manusia merupakan kenyataan yang tak terbantahkan. Maka pluralitas meningkat menjadi pluralisme, yaitu sistem nilai yang memandang secara positif terhadap kemajemukan itu sendiri, dengan menerimanya sebagai kenyataan dan berbuat sebaik mungkin berdasarkan kenyataan itu. Dalam kerangka inilah kemudian pemikiran Islam inklusif lahir merespon kondisi kebangsaan yang beragam. ","PeriodicalId":170068,"journal":{"name":"Dakwah: Jurnal Kajian Dakwah dan Kemasyarakatan","volume":"3 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-07-10","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"123886497","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"TEORI PENAFSIRAN AYAT-AYAT GENDER","authors":"M. Lutfi","doi":"10.15408/dakwah.v21i1.11812","DOIUrl":"https://doi.org/10.15408/dakwah.v21i1.11812","url":null,"abstract":"Hingga kini upaya penafsiran ayat-ayat al-Qur’an sudah memiliki standarisasi yang dapat dijadikan acuan bagi umat Islam dan dapat pula dijadikan buku pelajaran dalam kajian-kajian keislaman. Meskipun keberadaannya bisa statis pada satu sisi kalau penafsirannya hanya tertuju pada bacaan yang sudah ada, tentunya hal ini menjadikan hukum yang dikeluarkan darinya (al-Qur’an) semakin sempit. Sehingga ada kalangan tertentu yang berpendapat bahwa proses standarisasi itu menjadikan penafsiran terhadap teks ini memiliki bias gender, terutama yang menyudutkan kaum wanita. Dan akan selalu dinamis pada sisi yang lain bila penafsirannya senantiasa disesuaikan dengan perkembangan tuntutan umat yang selalu berkembang.","PeriodicalId":170068,"journal":{"name":"Dakwah: Jurnal Kajian Dakwah dan Kemasyarakatan","volume":"39 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-07-10","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"133705350","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"DAKWAH MEDIASI : PERSPEKTIF SEJARAH ISLAM","authors":"HM Yakub","doi":"10.15408/dakwah.v21i1.11811","DOIUrl":"https://doi.org/10.15408/dakwah.v21i1.11811","url":null,"abstract":"Dakwah merupakan jalan yang di tempuh untuk menyebarluaskan ajaran Islam, dengan dakwah Islam dapat disebarkan sampai kepenjuru dunia. Namun dalam proses dakwah terkadang sering menemui benturan dan hambatan, salah satunya dalam menangani konflik horizontal maupun konflik vertikal di tengah masyarakat, dari masalah ideologi, pemahaman dan bahkan pemikiran yang saling berbeda. Di sinilah dibutuhkannya mediasi dalam dunia dakwah. Perlu kita pahami bahwa mediasi menengahi atau penyelesaian sengketa melalui penengah yang disebut sebagai mediator. Untuk itu sistem mediasi, mencari penyelesaian masalah melalui mediator. Penjelasan mengenai mediasi merupakan salah satu alternatif penyelesaian konflik sebagai terobosan atas cara-cara penyelesaian tradisional melalui litigation.Kata kunci : Dakwah, Perspektif, dan Sejarah Islam","PeriodicalId":170068,"journal":{"name":"Dakwah: Jurnal Kajian Dakwah dan Kemasyarakatan","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-07-10","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"124029321","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}