{"title":"PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI PROTOTIPE SISTEM KEAMANAN RUMAH MELALUI KOMBINASI KUNCI PINTU DAN PESAN SINGKAT BERBASIS MIKROKONTROLER","authors":"Christovan Hutahaean","doi":"10.25124/TEKTRIKA.V1I2.1752","DOIUrl":"https://doi.org/10.25124/TEKTRIKA.V1I2.1752","url":null,"abstract":"Home security adalah kebutuhan wajib setiap pemilik rumah dalam menghindari dan meminimalisir tindakan kriminalitas berupa perampokan atau pembobolan rumah. Salah satu contoh sistem tradisional yang masih banyak digunakan adalah alarm rumah. Tetapi seiring dengan perkembangan teknologi saat ini sistem keamanan rumah semakin banyak jenisnya. Sistem keamanan rumah yang diterapkan melalui kombinasi pengunci prosedural dan menggabungkannya dengan menggunakan fitur pada ponsel yaitu SMS sangat diperlukan dan menguntungkan saat ini dan dilengkapi dengan fitur untuk mengatasi pengaksesan pintu rumah secara paksa oleh orang asing. Sistem ini juga dilengkapi fitur untuk memberikan notifikasi melalui ponsel dan bisa mengunci ataupun membuka pintu dari jarak jauh dengan mengirim SMS, sehingga apabila pemilik meninggalkan rumah dan lupa mengunci pintu, hal tersebut dapat diatasi dengan mudah dan efisien. Sistem yang dirancang memiliki 2 input, yaitu kode kombinasi dan pesan singkat (SMS). Mikrokontroler akan menerima informasi, baik dari kombinasi kode maupun pesan singkat (SMS). Kode kombinasi diterapkan melalui konsep Analog to Digital Converter (ADC) melalui perubahan tegangan oleh potensiometer dan hasilnya berupa digit yang ditampilkan di Liquid Crystal Display (LCD). Pesan singkat (SMS) diterapkan melalui pemanfaatan sistem SMS gateway melalui sebuah modul GSM. Hasil yang didapat dari penelitian ini adalah respon time sistem untuk mengirimkan notifikasi kepada pemilik rumah maupun nomor darurat saat pintu diakses melalui kode kombinasi adalah 2,2 - 2,3 detik dan melalui pesan singkat adalah 2,1 - 2,2 detik, serta saat rumah dibuka secara paksa (dibobol) adalah 7,729 detik.","PeriodicalId":167949,"journal":{"name":"TEKTRIKA - Jurnal Penelitian dan Pengembangan Telekomunikasi, Kendali, Komputer, Elektrik, dan Elektronika","volume":"257 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-01-14","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"115592739","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"PERANCANGAN INSTRUMEN PENCATAT PASANG SURUT AIR LAUT SEBAGAI INDIKATOR BENCANA TSUNAMI DENGAN MENGGUNAKAN SCADA","authors":"Galih Mustiko Aji, Purwiyanto Purwiyanto","doi":"10.25124/TEKTRIKA.V1I2.1743","DOIUrl":"https://doi.org/10.25124/TEKTRIKA.V1I2.1743","url":null,"abstract":"Implementasi Indonesia Tsunami Early Warning System (InaTEWS) membutuhkan anggaran yang besar. Pemerintah daerah melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) memasang perangkat-perangkat pemantau pasang surut air laut (pasut laut) seperti dengan menggunakan kamera ataupun alat ukur pasut laut sederhana. Dalam rangka penguatan proses rantai peringatan dini bencana tsunami dibutuhkan implementasi teknologi yang murah namun sangat efektif. Oleh karena itu, pada artikel ini dirancang model pencatatan data pasang surut laut otomatis dengan menggunakan Palem dan Global Positioning System (GPS) yang dapat memberikan peringatan dini ketika permukaan air laut nyata berada di atas permukaan laut tertinggi High Water Spring (HWS) atau di bawah permukaan laut terendah Low Water Spring (LWS) yang diukur dalam periode waktu tertentu. Palem merupakan sensor water level yang dipasang untuk menentukan tinggi permukaan laut secara nyata, GPS digunakan untuk menentukan Benchmark (BM) dengan menunjukkan data koordinat longitude, latitude, dan altitude. Perekaman dan pengolahan data menggunakan perangkat lunak Supervisory Control And Data Acquisition (SCADA) WinTr.","PeriodicalId":167949,"journal":{"name":"TEKTRIKA - Jurnal Penelitian dan Pengembangan Telekomunikasi, Kendali, Komputer, Elektrik, dan Elektronika","volume":"8 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-01-14","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"125052341","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"SISTEM KENDALI ANTI SWAY OVERHEAD CRANE","authors":"M. J. Akbar, M. Ramdhani, Agung Surya Wibowo","doi":"10.25124/tektrika.v1i2.1751","DOIUrl":"https://doi.org/10.25124/tektrika.v1i2.1751","url":null,"abstract":"Persaingan yang ketat dalam bidang industri membuat banyak perusahaan berlomba-lomba berinovasi untuk meningkatkan produktivitas pabriknya. Salah satunya dalam hal mobilitas alat berat, yaitu pengoperasian crane. Sway merupakan permasalahan yang kerap timbul pada saat pengoperasian crane. Sway adalah ayunan dari beban yang ditimbulkan saat motor crane melakukan percepatan atau perlambatan. Pengoperasian crane yang aman dan terkendali merupakan sesuatu yang diingikan oleh perusahaan.Anti Sway Overhead Crane merupakan suatu inovasi yang dibutuhkan oleh perusahaan yang berlatar belakang alat berat dalam pengoperasian crane. Anti Sway Overhead Crane merupakan prototipe yang menggunakan sistem anti sway dalam mengatasi sway yang terjadi pada saat pengoperasian crane. Sistem anti sway dirancang dengan metode sistem kendali Proportional Derivative. Sistem anti sway ini memanipulasi pergerakan arah motor berdasarkan sway yang terjadi pada beban. Kecepatan motor juga diatur berdasarkan besar sudut sway. Sistem kendali Proportional Derivative akan mempercepat rise time dan settling time sistem.Pengujian yang dilakukan adalah pengujian pengoperasian prototipe crane dengan kondisi tanpa sistem anti sway dan dengan sistem anti sway. Pada dua kondisi ini akan dilihat perbedaannya. Pada pengujian yang dilakukan, terlihat terdapat perbedaan waktu osilasi yang terjadi. sistem anti sway bekerja dengan baik dalam mengurangi waktu osilasi yang terjadi pada beban. Hal ini membuktikan bahwa sistem mempercepat kestabilan benda pada saat sway terjadi.","PeriodicalId":167949,"journal":{"name":"TEKTRIKA - Jurnal Penelitian dan Pengembangan Telekomunikasi, Kendali, Komputer, Elektrik, dan Elektronika","volume":"87 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-01-14","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"121654529","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"DETEKSI KUALITAS DAN KESEGARAN TELUR AYAM RAS BERDASARKAN DETEKSI OBJEK TRANSPARAN DENGAN METODE GREY LEVEL CO-OCCURRENCE MATRIX (GLCM) DAN KLASIFIKASI K-NEAREST NEIGHBOR (KNN)","authors":"Rizka Kaamtsaalil Salsabiilaa","doi":"10.25124/TEKTRIKA.V1I2.1740","DOIUrl":"https://doi.org/10.25124/TEKTRIKA.V1I2.1740","url":null,"abstract":"Telur adalah salah satu bahan pangan yang mudah dan lazim dijumpai di masyarakat Indonesia. Selain harganya murah, telur merupakan sumber nutrisi penting bagi kesehatan tubuh. Namun telur memiliki kualitas dan kesegaran yang berbeda-beda tergantung pada lingkungan penyimpanan dan kondisi induknya. Kesegaran telur dapat diketahui dari ketebalan dan kekentalan putih telurnya. Semakin tinggi putih telur semakin segar telur tersebut. Tebal atau tinggi albumen dapat diketahui dari nilai HU (Haugh Unit). Dalam makalah ini penulis membahas mengenai cara mendeteksi kualitas dan kesegaran telur menggunakan deteksi objek transparan dengan menggunakan metode GLCM (Grey Level Co-occurrence Method) dan klasifikasi KNN (K-Nearest Neighbor). Telur yang digunakan ialah telur ayam negeri. Pada penelitian ini dilakukan pengujian 51 citra telur, dengan komposisi masing-masing kelas memiliki 17 citra telur AA, 17 citra telur A, dan 17 citra telur B. Sehingga didapatkan akurasi terbaik sebesar 82.35% dengan menggunakan metode GLCM (Grey Level Co-occurrence Matrix) dengan parameter orde dua kontras, energy, korelasi, homogenitas dan arah sudut 45 pada jarak d = 1 dan kuantisasi yang digunakan adalah 8, dengan klasifikasi KNN (K-Neirest Neighbor) menggunakan jarak cosine pada K= 1.","PeriodicalId":167949,"journal":{"name":"TEKTRIKA - Jurnal Penelitian dan Pengembangan Telekomunikasi, Kendali, Komputer, Elektrik, dan Elektronika","volume":"82 1‐2","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-01-14","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"132905013","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"PENGARUH LAJU ALIRAN UDARA TERHADAP HAMBATAN TERMAL HEAT SINK UNTUK PENDINGIN ELEKTRONIK","authors":"T. A. Ajiwiguna","doi":"10.25124/tektrika.v1i2.1748","DOIUrl":"https://doi.org/10.25124/tektrika.v1i2.1748","url":null,"abstract":"Pengukuran hambatan termal dari lima jenis geometri heat sink berbeda untuk keperluan pendingin elektronik dilakukan pada penelitian ini. Sistem alat uji hambatan termal yang dibuat terdiri dari modul termoelektrik sebagai sumber panas, stainless steel sebagai material rujukan, dan kipas untuk memvariasikan laju aliran udara. Temperatur udara, bagian bawah dan atas material rujukan diukur dengan menggunakan termokopel tipe T. Laju aliran udara diatur sehingga memiliki nilai dari 0.06 sampai dengan 0.16 m3/s. Disipasi kalor diukur dengan menghitung laju aliran kalor konduksi yang terjadi pada material rujukan. Dari pengukuran tersebut, hambatan termal dari masing-masing heat sink kemudian dihitung dan dibandingkan dengan berbagai nilai laju aliran udara. Dari hasil yang didapatkan secara umum bahwa semakin besar laju aliran udara mengakibatkan menurunnya hambatan termal dari heat sink","PeriodicalId":167949,"journal":{"name":"TEKTRIKA - Jurnal Penelitian dan Pengembangan Telekomunikasi, Kendali, Komputer, Elektrik, dan Elektronika","volume":"14 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-01-14","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"125406112","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"IDENTIFIKASI KONDISI SINYAL ELECTROENCEPHALOGRAM (EEG) YANG TERPAPAR RADIASI SINYAL GAWAI 4G LTE 1800 MHz MENGGUNAKAN LEARNING VECTOR QUANTIZATION (LVQ)","authors":"I. Wijayanto","doi":"10.25124/TEKTRIKA.V1I2.1746","DOIUrl":"https://doi.org/10.25124/TEKTRIKA.V1I2.1746","url":null,"abstract":"Sinyal Electroencephalogram (EEG) merupakan sinyal yang didapat dengan cara merekam aktivitas elektrik spontan gelombang otak dengan cara mengukur fluktuasi tegangan di dalam neuron otak selama periode waktu tertentu. Tulisan ini membahas tentang klasifikasi sinyal EEG yang terpapar radiasi gawai 4G LTE 1800 MHz dengan menggunakan Learning Vector Quantization (LVQ). Sinyal EEG yang diamati adalah sinyal delta dan sinyal theta. Ekstraksi ciri yang digunakan untuk memperoleh vektor ciri adalah transformasi wavelet. Dari 45 data uji, sistem berhasil mengklasifikasi sinyal EEG yang belum terpapar radiasi dengan tingkat akurasi identifikasi 93%. Sementara untuk kondisi sedang terpapar radiasi, didapatkan akurasi identifikasi sebesar 100% dan untuk kondisi sesaat setelah terpapar radiasi, didapatkan akurasi identifikasi sebesar 73%. Rata-rata waktu yang dibutuhkan sistem untuk melakukan identifikasi adalah sebesar 1,43 detik.","PeriodicalId":167949,"journal":{"name":"TEKTRIKA - Jurnal Penelitian dan Pengembangan Telekomunikasi, Kendali, Komputer, Elektrik, dan Elektronika","volume":"35 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-01-14","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"133084182","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Hertiana Bethaningtyas, H. Naufal, Gama Wisnu Fajarianto
{"title":"PENGENALAN JENIS SERAGAM LORENG TNI MENGGUNAKAN KOMBINASI ECCENTRICITY DAN METRIC","authors":"Hertiana Bethaningtyas, H. Naufal, Gama Wisnu Fajarianto","doi":"10.25124/TEKTRIKA.V2I2.1667","DOIUrl":"https://doi.org/10.25124/TEKTRIKA.V2I2.1667","url":null,"abstract":"Seragam militer sebagai identitas sebuah negara memiliki ciri khusus warna atau corak tertentu. Identifikasi ciri tersebut dapat dilakukan dengan analisa pengolahan citra digital. Salah satu metode pengenalan seragam militer yang banyak digunakan adalah menggunakan Hue Color Histogram. Namun, metode ini kurang tepat digunakan ketika ada intensitas cahaya terhadap objek yang akan mempengaruhi distribusi nilai warna. Sehingga objek yang berbeda akan terdeskripsi sama akibat memiliki komposisi warna yang sama. Paper ini mengusulkan metode kombinasi eccentricity dan metric dimana kelebihan dari metode ini adalah nilai eccentricity dan metric dari suatu objek tidak akan berubah walaupun posisi objek dilakukan perputaran sudut. Objek citra yang digunakan adalah Jenis Loreng Seragam TNI. Hasil pengujian dari 80 data citra loreng didapat akurasi 87.5% dan akurasi dengan data citra loreng lain menghasilkan nilai akurasi 92.1% menunjukkan metode yang diusulkan kompetitif.","PeriodicalId":167949,"journal":{"name":"TEKTRIKA - Jurnal Penelitian dan Pengembangan Telekomunikasi, Kendali, Komputer, Elektrik, dan Elektronika","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-10-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"130986237","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"CORE NETWORK EPC REDIMENSIONING 4G LTE DI WILAYAH REGIONAL SULAWESI","authors":"Vika Oktavia, Nachwan Mufti Adriansyah, Hafidudin Hafidudin","doi":"10.25124/tektrika.v2i2.1678","DOIUrl":"https://doi.org/10.25124/tektrika.v2i2.1678","url":null,"abstract":"Core network dibutuhkan sebagai penyedia content layanan kepada user. Proses dimenssioning core network 4G LTE di wilayah regional Sulawesi dengan melakukan studi kasus di PT. Telekomunikasi Selular (Telkomsel) hingga tahun 2022. Pada jaringan 4G LTE dengan CSFB diperlukan minimum elemen jaringan 9 MSS, 2 HSS, 5 S/PGW, dan 5 MME. Untuk dimensioning interface dapat mengetahui bandwidth minimum yang harus disediakan. Interface control plane terdiri dari S6a, S11, S10, S1-MME, S5/S8 memerlukan 0,4015 Gbps dan kebutuhan bandwidth interface user plane terdiri dari S5/S8 user plane, S1-U dan SGi adalah 20,075 Gbps. Dari hasil dimensioning element dan interface jaringan menghasilkan topologi jaringan EPC yang dapat diimplementasisan di wilayah regional Sulawesi. Untuk membentuk sistem yang handal dari segi teknikal dan biaya dengan topologi full connection mesh menggunakan pooling sistem. Penentuan link transport dari EPC menghasilkan dua skenario topologi planning core. Sehingga, infrastruktur topologi tersebut dapat menguntungkan baik dari sisi pelanggan maupun operator. Sehingga untuk biaya infrastruktur core network berbanding dengan efisiensi bandwidth yang disediakan dengan memilih rekomendasi link transport untuk skenario yang kedua.","PeriodicalId":167949,"journal":{"name":"TEKTRIKA - Jurnal Penelitian dan Pengembangan Telekomunikasi, Kendali, Komputer, Elektrik, dan Elektronika","volume":"37 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-10-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"116873694","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Obed Simanungkalit, Rita Magdalena, I. N. Ramatryana
{"title":"PERANCANGAN DAN SIMULASI PEMISAHAN REFRAIN LAGU DENGAN METODE FAST FOURIER TRANSFORM (FFT)","authors":"Obed Simanungkalit, Rita Magdalena, I. N. Ramatryana","doi":"10.25124/tektrika.v2i2.1670","DOIUrl":"https://doi.org/10.25124/tektrika.v2i2.1670","url":null,"abstract":"Pemisahan reff lagu secara manual untuk sebuah database membutuhkan waktu yang sedikit lama.Hal ini disebabkan untuk menentukan semua posisi reff dalam sebuah lagu, seseorang harus mengetahui lagu tersebut dengan mendengarkan lagu secara keseluruhan. Penelitian ini mengusulkan sistem penambahan database otomatis secara cepat dan tepat dengan memanfaatkan perkembangan audio processing dalam industri musik. Kami membuat sistem dengan menggunakan lagu sebagai input dilengkapi dengan ekstraksi ciri menggunakan metode Fast Fourier Transform (FFT).Kemudian sistem akan melakukan pencocokan data antara potongan reff pertama lagu yang sudah diketahui posisinya dengan lagu tersebut secara utuh.Hal ini dilakukan untuk mendapatkan output berupa posisi reff kedua dan ketiga dalam sebuah lagu. Penggunaan metode FFT pada makalah ini diharapkan memiliki akurasi tinggi dan waktu komputasi yang baik.","PeriodicalId":167949,"journal":{"name":"TEKTRIKA - Jurnal Penelitian dan Pengembangan Telekomunikasi, Kendali, Komputer, Elektrik, dan Elektronika","volume":"148 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-10-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"116586478","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Arfan Ridwan Hartawan, Trasma Yunita, Levy Olivia Nur
{"title":"BAND PASS FILTER DENGAN METODE HAIRPIN RESONATOR PADA FREKUENSI X-BAND","authors":"Arfan Ridwan Hartawan, Trasma Yunita, Levy Olivia Nur","doi":"10.25124/TEKTRIKA.V2I2.1679","DOIUrl":"https://doi.org/10.25124/TEKTRIKA.V2I2.1679","url":null,"abstract":"Filter adalah suatu perangkat dalam susunan elektronika telekomunikasi yang berfungsi untuk menyeleksi sinyal tertentu. Hairpin filter adalah salah satu jenis filter yang sering digunakan pada frekuensi microwave. Filter ini dibentuk dari resonator filter edge-couple dengan membalik ujung resonator ke bentuk �U�, ini tentunya akan mengurangi panjang dan meningkatkan aspek rasio secara berarti dalam susunan mikrostipnya. Dalam metode hairpin terdapat saluran terkopel dan saluran tidak terkopel. Perancangan filter BPF dengan metode hairpin ini bekerja pada frekuensi X-Band (9770 MHz) berbasis mikrostrip untuk radar cuaca. Pada realisasi filter ini mempunyai nilai bandwidth 230 MHz dengan insertion loss dibawah -3 dB, return loss -13 dB, dan VSWR = 1,56.","PeriodicalId":167949,"journal":{"name":"TEKTRIKA - Jurnal Penelitian dan Pengembangan Telekomunikasi, Kendali, Komputer, Elektrik, dan Elektronika","volume":"3 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-10-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"131054107","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}