{"title":"Analisis Perbandingan Waktu dan Biaya Pelaksanaan Pemancangan menggunakan Alat Hydraulic Static Pile Driver (HSPD) dan Diesel Hammer","authors":"Suriati Abd. Muin","doi":"10.35334/be.v8i1.5046","DOIUrl":"https://doi.org/10.35334/be.v8i1.5046","url":null,"abstract":"Pada Proyek Makassar New Port – Paket D, terdiri dari 606 titik pancang, panjang tiang adalah 24 m, elevasi kedalaman tanah keras 19.6 m dan alat pancang yang digunakan adalah Diesel Hammer. Pemancangan ditargetkan menyelesaikan pemancangan selama 92 hari, dimulai tanggal 18 maret 2018, akan tetapi pemancangan baru dimulai pada tanggal 19 mei 2018 disebabkan perubahan tata letak bangunan serta penyelesaian bangunan Gate dan Reefer Plug untuk pengoperasian dermaga dan container yard Makassar New Port sehingga menghasilkan opsi untuk mendatangkan alat lainnya, yaitu alat Hydraulic Static Pile Driver (HSPD) yang khusus mengerjakan bangunan Reefer Plug dan alat Diesel Hammer mengerjakan bangunan Gate serta bangunan lainnya sesuai waktu yang ditargetkan tetapi alat tersebut menyelesaikan pemancangan selama 100 hari, lebih 8 hari dari waktu yang ditargetkan sehingga berdampak pada pelaksanaan pekerjaan lainnya. Produktivitas alat sangat berpengaruh terhadap waktu dan biaya, oleh karena itu dilakukan penelitian dengan meninjau alat pancang jenis lainnya yaitu alat Hydraulic Static Pile Driver (HSPD) dengan volume yang sama akan mencapai waktu yang ditargetkan bahkan lebih cepat serta lebih efisien dari segi biaya ataupun sebaliknya. Dari tinjauan waktu dan biaya menyimpulkan bahwa alat Hydraulic Static Pile Driver (HSPD) lebih efektif dari segi waktu dan lebih efisien dari segi biaya disebabkan oleh nilai produktivitas alat tersebut jauh lebih cepat 0.292 menit/meter","PeriodicalId":155505,"journal":{"name":"Borneo Engineering : Jurnal Teknik Sipil","volume":"28 17","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2024-05-07","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"141004413","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Pemeriksaan Kelaikan Fungsi Dengan Uji Beban Statik Pada Jembatan Gelagar Komposit","authors":"Heri Khoeri, Panji Nugroho, Wisnu Isvara","doi":"10.35334/be.v8i1.4969","DOIUrl":"https://doi.org/10.35334/be.v8i1.4969","url":null,"abstract":"Parameter daya layan yang harus dipenuhi untuk aspek keamanan jembatan adalah tidak terlampauinya batas tegangan dan batas lendutan pada saat operasional termasuk saat kondisi pembebanan maksimum terjadi. Untuk mengetahui perilaku Jembatan Komposit A30 Persimpangan Underpass Bekambit saat beroperasi dilakukanlah uji pembebanan statik. Uji dilakukan dengan beban bertahap sampai dengan 60% beban rencana (UDL) dan selanjutnya beban dihilangkan pula secara bertahap.. Lendutan terukur pada beban 60% UDL yaitu 21.77 mm yang diextrapolasi ke 100% UDL menjadi 36.28 mm masih di bawah batas lendutan sisa terpasang yaitu 72.4 mm menurut spesifikasi jembatan gelagar komposit A30 dan juga masih di bawah batas lendutan ijin maksimum L/800 yaitu 37.5 mm. Sejalan dengan itu penambahan tegangan pada UDL100% yang diekstrapolasi dari tegangan 60%UDL yaitu 73.64 MPa artinya hanya 32 % dari tegangan ijin SM490 230 MPa. Elastisitas material selama pengujian menunjukkan hasil yang linier, dengan lendutan sisa maksimum 1.14 mm masih di bawah lendutan sisa yang diijinkan yaitu 7.5 mm. Sehingga berdasarkan hasil uji beban statik, jembatan dapat dinyatakan laik untuk difungsikan.","PeriodicalId":155505,"journal":{"name":"Borneo Engineering : Jurnal Teknik Sipil","volume":" 44","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2024-04-17","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"140691544","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Analisa Kebutuhan Instrumentasi Geoteknik Dry Dam Bendungan Sawangan Kabupaten Minahasa Utara","authors":"F. Zaky, H. Nugroho, Sutarto Edhisono","doi":"10.35334/be.v7i2.3661","DOIUrl":"https://doi.org/10.35334/be.v7i2.3661","url":null,"abstract":"Terletak di hilir DAS, kota Manado berisiko mengalami bencana hidrometeorologi seperti banjir setiap tahunnya, apalagi bersamaan dengan pasang tinggi. Salah satu solusi permasalahan banjir kota adalah dengan menyediakan tampungan air banjir dengan membangun bendungan kering Sawangan di Kabupaten Minahasa Utara. Dalam membangun bendungan, keamanan bendungan merupakan syarat yang sangat penting untuk meminimalisir resiko bencana bagi masyarakat seperti kerugian harta benda dan rusaknya infrastruktur di hilir bendungan. Keamanan bendungan sangat bergantung pada ketepatan perencanaan dan pada saat pembangunan. Keamanan suatu bendungan juga tergantung pada tahap operasi, pelaksanaan pemeliharaan, serta pengawasan intensif dan berkesinambungan, pemantauan perilaku bendungan dan bangunan fasilitasnya. Tujuan studi analisis instrumentasi geoteknik Bendungan Sawangan di Kabupaten Minahasa Utara untuk menentukan kebutuhan instrumentasi geoteknik yang ideal dalam proses pengamatan perilaku bendungan secara optimal dan berkala. Parameter geoteknik mempengaruhi perilaku bendungan akibat kekuatan tanah yang berhubungan dengan tekanan air pori, rembesan air, karakteristik deformasi pondasi dan bahan timbunan selama konstruksi dan setelah konstruksi. Penentuan jumlah instrumentasi geoteknik yang dipasang di Bendungan Sawangan berdasarkan data teknis dimensi bendungan. Berdasarkan analisis yang dilakukan, komponen instrumentasi geoteknik yang dibutuhkan adalah; alat pengukur tekanan air pori, alat pengukur deformasi bendungan yang dipasang di dalam dan di luar tanggul, alat pengukur tinggi muka air tanah, alat pengukur rembesan, alat pengukur tinggi muka air waduk, dan komponen pendukung lainnya. Dengan memasang instrumentasi geoteknik menggunakan sistem telemetri atau sistem komputer yang terintegrasi, akuisisi data, manajemen dan keamanan lebih mudah dilakukan.","PeriodicalId":155505,"journal":{"name":"Borneo Engineering : Jurnal Teknik Sipil","volume":"28 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-08-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"127958153","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Pemetaan Daya Dukung Lingkungan Lahan Basah Desa Tanjung Buka Dalam Penyediaan Air dan Pangan","authors":"A. Sutrisno","doi":"10.35334/be.v7i1.3653","DOIUrl":"https://doi.org/10.35334/be.v7i1.3653","url":null,"abstract":"Changes in land cover caused by development activities carried out by humans have occurred a lot in Indonesia. It can cause a decrease in the carrying capacity of the environment. Therefore, this study aimed to assess the status of the environmental carrying capacity of the Tanjung Buka Village wetland, geographically located at 117°21'0\" - 117°40'0\" EL and 2°50'0\" - 3°0'0\" NL, where the land cover has changed many times due to development activities. The status assessment uses an ecosystem service approach with a simple, weighted approach to mathematical modeling, by using landscape, vegetation type, and land cover parameters. The results showed that: (1) The Tanjung Buka Village wetland ecosystem is dominated by the \"very low\" category (26,968.70 or 62.31%) of its ecosystem services as a provider of fresh water. It means its carrying capacity is \"very low\" in the fresh water supply, used continuously. At the same time, Food providers tend to be in the \"high\" category (20,917.47 ha or 48.33%), which means that in general, the carrying capacity of the Tanjung Buka Village wetland environment is \"high\" as a food provider that is used continuously. It indicated that the Tanjung Buka Village wetland had changed the land cover, becoming secondary mangroves, secondary swamp forests, ponds, open land, built-up land, mixed gardens and shrubs, so that its carrying capacity becomes “very low” as a provider of fresh water, but in providing food tends to be “high”","PeriodicalId":155505,"journal":{"name":"Borneo Engineering : Jurnal Teknik Sipil","volume":"34 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-05-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"116945563","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Estimasi Angkutan Sedimen Total pada Sungai Indulung Kota Tarakan","authors":"Asta Asta, Fransisca Noni Sepliana","doi":"10.35334/be.v1i1.3601","DOIUrl":"https://doi.org/10.35334/be.v1i1.3601","url":null,"abstract":"As the population increases, the water demand is also increasing. The river flow is the dominant water source to fulfill the needs of human life, so the river should always be kept its sustainability, the way to keep is by trying the cross-sectional capacity of the river stable from sediment deposits. Indulung River is one of the rivers in Tarakan City which is experiencing siltation due to sedimentation. Total sediment analysis was conducted to obtain the value of sediment transport and to obtain a method that can be used as a benchmark in determining the total sediment discharge in the Indulung river, using the Yang method and Bagnold method method. From the research results, the average sediment discharge using the Yang method is 4.34 tons/year and Bagnold's method is 2.01 tons/year. Based on the recapitulation, which produces the largest value is the Yang method, with a value of 4.34 tons/year, so that the Yang method is used as a benchmark for other sediment transport methods.","PeriodicalId":155505,"journal":{"name":"Borneo Engineering : Jurnal Teknik Sipil","volume":"84 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-04-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"133037758","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Pengaruh Penambahan Lempung Terhadap Sifat Pemadatan dan Kuat Geser Pasir Bergradasi Buruk","authors":"Marlinda Yamin, Nurly Gofar","doi":"10.35334/be.v1i1.2919","DOIUrl":"https://doi.org/10.35334/be.v1i1.2919","url":null,"abstract":"Pasir halus bergradasi buruk diketahui rentan terhadap ketidakstabilan, keruntuhan dan likuifaksi. Oleh karena itu, perbaikan diperlukan untuk meningkatkan sifat pemadatan tanah. Studi ini berfokus pada peningkatan sifat pemadatan dan oleh karena itu kekuatan geser pasir bergradasi buruk. Pasir dicampur dengan lempung plastisitas tinggi 30% hingga 55% dan diuji karakteristik pemadatan dan kekuatan gesernya menggunakan Proctor standar dan peralatan tekan bebas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan lempung 30% mengubah perilaku pasir gradasi buruk tak kohesi yang ditunjukkan dengan batas cair 48,08% dan indeks plastisitas (IP) = 11,29%. Plastisitas tanah meningkat dengan penambahan lempung hingga 55%. Uji Standard Proctor yang dilakukan pada campuran tanah menunjukkan penurunan berat isi kering maksimum (MDD) dan peningkatan kadar air optimum dengan penambahan lempung. Namun, hasil uji kuat tekan bebas menunjukkan peningkatan kohesi tak terdrainase dengan meningkatnya persentase lempung dalam campuran.","PeriodicalId":155505,"journal":{"name":"Borneo Engineering : Jurnal Teknik Sipil","volume":"99 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-04-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"124096767","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Manajemen Risiko Keselamatan dan Lingkungan pada Bendungan Ir. H. Djuanda Jatiluhur Jawa Barat dengan Pendekatan Event Tree Analysis","authors":"S. Sugiarto, Adit Sri Atmaja, Tatan Sukwika","doi":"10.35334/be.v1i1.3479","DOIUrl":"https://doi.org/10.35334/be.v1i1.3479","url":null,"abstract":"Tingkat keasaman Bendungan Ir. H. Djuanda (Jatiluhur) sangat memprihatinkan selama lima tahun terakhir hingga sekarang. Salah satu dampak buruk dari air yang semakin asam adalah dapat menyebabkan korosi pada konstruksi bendungan dan pada akhirnya dapat menimbulkan risiko lingkungan dan keselamatan. Penelitian ini menganalisis manajemen risiko lingkungan dan keselamatan di Bendungan Ir. H. Djuanda. Metode survei menggunakan instrumen checklist dan kuisioner untuk mengumpulkan data. Analisa data faktor penyebab utama keselamatan dan risiko lingkungan bendungan menggunakan kriteria keselamatan struktural meliputi kegagalan struktural hidrolik, dan rembesan. Pengukuran probabilitas risiko dengan analisis pohon kejadian (event tree analysis). Penelitian menghasilkan probabilitas kegagalan: struktural (0,000032614), hidrolis (0,000015), dan rembesan (0,0000155). Evaluasi probabilitas manajemen risiko keselamatan struktural pada Annual Probability of Failure = 0,0006 dengan kategori lebih kecil dari 1x10-4 per tahun (Dapat diterima). Nilai total lost of life 2.499.850 dengan total manfaat yang diharapkan (E(TBt) adalah 0,856 jiwa per tahun. Penelitian ini menyimpulkan bahwa risiko keselamatan dan lingkungan dipengaruhi oleh kegagalan struktural, kegagalan hidrolis, dan kegagalan rembesan. Kondisi eksisting risiko lingkungan dan sosial berkategori “tidak dapat ditoleransi” dimana ada potensi risiko kehilangan harta benda dan mengancam jiwa 2,5 juta penduduk. Oleh karena itu, implikasi manajerialnya adalah pengelola Bendungan Jatiluhur perlu melakukan antisipasi dan pengendalian operasional yang disesuaikan dengan standar ALARP (As Low As Reasonably Practicable).","PeriodicalId":155505,"journal":{"name":"Borneo Engineering : Jurnal Teknik Sipil","volume":"15 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-04-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"121878562","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Efektifitas Penambahan Semen Pada Stabilitas Tanah Lokal Samarinda","authors":"S. Syahrul","doi":"10.35334/be.v1i1.2659","DOIUrl":"https://doi.org/10.35334/be.v1i1.2659","url":null,"abstract":"Soil stability is the mixing of soil with certain materials, in order to improve the mechanical properties of the soil in order to meet technical requirements, cement stability aims to reduce shrinkage properties and high soil plasticity so as to increase the bearing capacity of the soil. The laboratory test parameters include testing the physical properties of the soil and the mechanical properties of the soil using type I cement with variations in the cement content of 0%, 5%, 10% and 15%. The study was conducted to determine the effectiveness of the percentage addition of cement, laboratory tests stated the effectiveness of stabilizing the addition of cement was 10% with the results of the free compression test of 5.446 kg/cm2 on the unconditioned sample, and 4.76 kg/cm2 of the conditioned for 3 days, the test results CBR was 145.38% without conditioned, and conditioned for 3 days was 141.96%.","PeriodicalId":155505,"journal":{"name":"Borneo Engineering : Jurnal Teknik Sipil","volume":"65 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-04-25","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"123265040","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Micro-analysis Tanah Ekspansif yang Diperbaiki Secara Kimiawi","authors":"A. S. S. Gunarti, Fajar Prihesnanto","doi":"10.35334/be.v1i1.3078","DOIUrl":"https://doi.org/10.35334/be.v1i1.3078","url":null,"abstract":"Road construction on expansive soil faces many problems such as deflection, longitudinal cracks, circular cracks and spreading cracks in road construction due to the large nature of swelling and shrinkage. This study aims to identify changes in the mineralogy microstructure and chemical properties of the soil in chemically corrected expansive soils so that solutions for expansive soil improvement are obtained by utilizing local materials based on industrial waste, namely Fly ash and Waste Foundry Sand. The research method is in the form of laboratory experiments, namely Structure Electron Microscope and XRD tests on native soil and soil stabilized with Fly ash and Waste Foundry Sand to analyze mineral structure and chemical changes. The results of the analysis found that the effect of the two types of additives on expansive soils was descriptively significant. The addition of fly ash and WFS to the soil makes the pores and cracks filled with fly ash particles and some form of hydration. After the addition of Fly ash and WFS, ion exchange and pozzolanic reactions from fly ash occur to make the flake and flocculant structure of the soil cement into a crystal or block structure, thereby increasing the compactness and integrity of the soil sample.","PeriodicalId":155505,"journal":{"name":"Borneo Engineering : Jurnal Teknik Sipil","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-04-23","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"129746855","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Reko Sopiyanto, Yudhia Pratidina Pestalozzi, Edito Dwi Antoro
{"title":"Evaluasi Penggunaan Fondasi Bore Pile Pada Bangunan Gedung Pelayanan Madrasah Aliyah Negeri Insan Cendekia Bengkulu Tengah","authors":"Reko Sopiyanto, Yudhia Pratidina Pestalozzi, Edito Dwi Antoro","doi":"10.35334/be.v1i1.2558","DOIUrl":"https://doi.org/10.35334/be.v1i1.2558","url":null,"abstract":"Based on data from the Bengkulu Province Bappeda, there were 3,341 buildings collapsed due to the failure of the lower structure (foundation). In the Service Building of Madrasah Aliyah Negeri Insan Cendekia, the foundation used can be considered inefficient. The reason is that the number of foundations is the same at each point even though each point has a different load and floor height. This study aims to evaluate the bearing capacity and the need for bore pile foundations in the Service Building of Madrasah Aliyah Negeri Insan Cendekia using quantitative methods. Based on the calculation of the ultimate bearing capacity (Qu) and allowable bearing capacity (Qizin) of the foundation, obtained (Qu) 208,992 tons, (Qizin) 65, 234 tons (Mayerhoof Method) and (Qu) 208,992 tons, (Qizin) 62,775 tons (Method Guy Sanglerat). The evaluation of the need for foundation piles using the Mayerhof method is the largest at the point of foundation one (P1) 3 foundation piles and the smallest is at the point of foundation five (P5) 1 pile foundation. Based on Guy Sanglerat's method, the largest foundation needs are at foundation points one and two (P1 and P2) 3 foundation piles, the smallest at foundation point five (P5) 1 foundation pile. ","PeriodicalId":155505,"journal":{"name":"Borneo Engineering : Jurnal Teknik Sipil","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-04-23","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"130544513","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}