{"title":"HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN DENGAN PENERIMAAN ORANG TUA TERHADAP ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS","authors":"Made Rismawan","doi":"10.37294/jrkn.v4i2.247","DOIUrl":"https://doi.org/10.37294/jrkn.v4i2.247","url":null,"abstract":"Pendahuluan : Orang tua tentu mengharapkan memiliki anak yang sehat dan dapat berkembang dengan baik. Akan tetapi terkadang tidak semua anak dapat lahir dengan kondisi sehat. Kelahiran seorang anak yang memiliki kebutuhan khusus tentunya dapat menjadi beban bagi keluarga itu sendiri sehingga dapat mempengaruhi penerimaan orang tua terhadap anak itu sendiri. Permasalahannya adalah kebanyakan penelitian yang dilakukan terkait factor yang mempengaruhi penerimaan orang tua terhadap anak berkebutuhan khusus masih terfokus pada salah satu factor dan belum menjelaskan factor dominannya. Metodologi : Metode yang digunakan pada penelitian adalah korelasi analitik. Responden pada penelitian ini adalah orang tua anak berkebutuhan khusus di 3 SLB wilayah Propinsi Bali dengan jumlah sampel sebanyak 76 responden. Variable diukur menggunakan kuesioner. Pengujian hipotesa dilakukan dengan Spearman Rho.Hasil : Hasil analisa hubungan didapatkan ada hubungan yang bermakna antara pendidikan dan penerimaan orang tua terhadap anak retardasi mental dengan nilai signifikan P= 0,000, nilai r = 0,612 dan arah korelasi kedua variabel bersifat positif (+).Diskusi : Kurangnya pengetahuan dan informasi merupakan faktor yang sangat berpengaruh pada penerimaan anak retardasi mental dimana tingkat pendidikan yang tinggi akan lebih mudah mencari informasi dan memahami masalah yang dialami oleh anak dan mencari penyembuhan. Penerimaan orang tua adalah perasaan atau perilaku orang tua yang dapat menerima keberadaan anaknya tanpa syarat seperti rasa sayang, kelekatan, kepedulian, dukungan dan pengasuhan. faktor penyebab keluarga tidak menerima anak mereka disebabkan karena keluarga tidak memiliki informasi, pengetahuan dan kesiapan dalam menerima anak mereka. Hal ini yang menyebabkan saat anak mereka lahir dan mengalami tumbuh kembang yang tidak normal, keluarga menganggap mereka adalah anak yang merepotkan dan aib dalam keluarga. Selain itu sikap tidak menerima kehadiran anak dengan retardasi mental juga dipengaruhi oleh penolakan dari lingkungan sosial yang beranggapan bahwa mereka adalah hambatan dalam masyarakat","PeriodicalId":155429,"journal":{"name":"Jurnal Riset Kesehatan Nasional","volume":"81 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-12-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"126396087","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"UJI EFEKTIVITAS L-CARNITINE TERHADAP KUALITAS SPERMATOZOA PADA MENCIT JANTAN (Mus musculus) YANG DIBERI PAKAN TINGGI LEMAK","authors":"Ni Wayan Yoshi Antari, Ida Ayu Manik Damayanti","doi":"10.37294/jrkn.v4i2.242","DOIUrl":"https://doi.org/10.37294/jrkn.v4i2.242","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan kualitas spermatozoa dan hormon testosteron setelah pemberian L-carnitine terhadap pada Mencit Jantan (Mus musculus) Penelitian ini dilakukan dengan memberikan L-carnitine sebagai perlakuan selama 42 hari pada Mencit Jantan dengan variasi dosis 100 mg/kg bb, 150 mg/kg bb dan 200 mg/kg bb dan menggunakan kontrol sebagai pembanding. Variabel yang diamati pada penelitian ini adalah kualitas spermatozoa yaitu: morfologi, motilitas, viabilitas, integritas membrane dan melihat kadar hormone testosteron. Data hasil penelitian diolah menggunakan program statistik komputer (SPSS 22.0 for Windows) dengan menggunakan uji One Way Anova. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian suplemen L-carnitin dengan dosis tinggi dalam jangka waktu yang lama dapat menyebabkan menurunnya kualitas spermatozoa yaitu: morfologi, motilitas, viabilitas, dan integritas membran","PeriodicalId":155429,"journal":{"name":"Jurnal Riset Kesehatan Nasional","volume":"16 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-12-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"134498590","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Anak agung Istri mas Padmiswari, Nadya Treesna Wulansari
{"title":"GAMBARAN HISTOLOGI GINJAL MENCIT JANTAN (Mus musculus) YANG DIBERI EKSTRAK BUAH JUWET (Syzygium cumini) SEBAGAI PELURUH RADIKAL BEBAS PADA ASAP ROKOK","authors":"Anak agung Istri mas Padmiswari, Nadya Treesna Wulansari","doi":"10.37294/jrkn.v4i2.241","DOIUrl":"https://doi.org/10.37294/jrkn.v4i2.241","url":null,"abstract":"Tujuan penelitian ini adalah untuk untuk mengetahui pengaruh pemberian ekstrak buah juwABSTRAKLatar Belakang : Tujuan penelitian ini adalah untuk untuk mengetahui pengaruh pemberian ekstrak buah juwet (Syzygium cumini) terhadap histologi ginjal mencit jantan (Mus musculus) yang terpapar asap rokok.Metode : Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL). Penelitian ini menggunakan 3 kelompok mencit jantan yang terdiri dari control (P0) diberi air minum sebanyak 0,2 ml, perlakuan 1 (P1) diberi paparan asap rokok, dan perlakuan 2 (P2) diberi ekstrak buah juwet sebanyak 0,2 ml dan paparan asap rokok. Semua kelompok perlakuan dilakukan selama 36 hari. Data hasil penelitian diolah dan disajikan dalam bentuk tabel menggunakan program statistik komputer (SPSS 20.0 for Windows) dengan menggunakan uji One Way Anova.Hasil : Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian ekstrak buah juwet berpengaruh signifikan (P<0,05) terhadap jumlah nekrosis glomerulus dan tubulus ginjal mencit jantan yang terpapar asap rokok.Kesimpulan : pemberian ekstrak buah juwet (Syzygium cumini) sebanyak 0,2 ml dapat menurunkan jumlah nekrosis glomerulus dan tubulus ginjal mencit jantan (Mus musculus) yang terpapar asap rokok. Kata kunci: asap rokok, ekstrak buah juwet, nekrosis glomerulus, nekrosis tubulus, ginjal ABSTRACTIntroduction : The purpose of this research is to prove the effects of the java plum fruit extract to the necrosis of glomerulus and tubule of the kidney of cigarette smoke exposed mice.Method : The experimental design used within study was a Completely Randomised Design (CRD) with three groups: control (P0) treated with water 0,2 ml, P1 treated with cigarette smoke exposed, and P2 treated with java plum fruit extract treatment 0,2 ml and cigarette smoke exposed. All Treatment and exposure cigarette smoke was given about 36 days. Data were analyzed with statistic program (SPSS 16.0 for Windows) with One Way Annova.Result : The result showed that the extract java plum fruit significantly increased (P<0,05) the number of necrosis of glomerulus and tubule of the kidney of cigarette smoke exposed mice.Conclusion : giving 0.2 ml of juwet fruit extract (Syzygium cumini) can reduce the amount of glomerular necrosis and renal tubular necrosis of male mice (Mus musculus) exposed to cigarette smoke. Keywords: Cigarrete smoke, java plum fruit extract, necrosis of glomerulus, necrosis of tubule, kidneyet (Syzygium cumini) terhadap histologi ginjal mencit jantan (Mus musculus) yang terpapar asap rokok. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL). Penelitian ini menggunakan 3 kelompok mencit jantan yang terdiri dari control (P0) diberi air minum sebanyak 0,2 ml, perlakuan 1 (P1) diberi paparan asap rokok, dan perlakuan 2 (P2) diberi ekstrak buah juwet sebanyak 0,2 ml dan paparan asap rokok. Semua kelompok perlakuan dilakukan selama 36 hari. Data hasil penelitian diolah dan disajikan dalam bentuk tabel menggunakan program stati","PeriodicalId":155429,"journal":{"name":"Jurnal Riset Kesehatan Nasional","volume":"11 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-12-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"123787265","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Jeanne Valentina Natassa Bely Natassa Bely, Anak Agung Ayu yuliati Darmini
{"title":"HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN MASYARAKAT TENTANG HIV/AIDS DENGAN STIGMA TERHADAP ODHA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS II DENPASAR SELATAN","authors":"Jeanne Valentina Natassa Bely Natassa Bely, Anak Agung Ayu yuliati Darmini","doi":"10.37294/jrkn.v4i2.251","DOIUrl":"https://doi.org/10.37294/jrkn.v4i2.251","url":null,"abstract":"ABSTRACTBackground: HIV/AIDS is one of an infected disease. Until now days, there is not find an effective medicine or treatment to cure this diseases. The last six years, this disease shows an incretion rapidly either in the world or Indonesia. Often in the community people with HIV/AIDS has an alienated stigma. Purpose: To determine correlation level of public knowledge about HIV / AIDS stigma to the people with HIV / AIDSMethod: The study design was descriftive correlational survey with crossectionamethod. Sample of the study was 100 respondents was taken by simple random sampling technique, Data was collected by a questionnaire and analyze by Spearman Rho statistical test with SPSS version 20. Result: The study Findings shows; 79% respondances classified into good categoriey, 85% classified into sufficient category poor. There is a significan correlation with negative direction between knowledge with stigma with the correlation value p= 0,000 (r = -0,543). Conclussion: Communit y Knowledge level has a closed correlation with stigma. More higer community knowledge level they will perform a low stigma. The community hope to find more information about HIV/AIDS in other to decriese stigma to the people with HIV/AIDS. Keywords: Knowledge, Public, HIV/AIDS, Stigma, ODHA.","PeriodicalId":155429,"journal":{"name":"Jurnal Riset Kesehatan Nasional","volume":"17 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-12-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"122833687","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Ida Ayu Manik Damayanti, Ni Wayan Yoshi Antari, A.A.S.A. Sukmaningsih
{"title":"Uji Aktivitas Filter Buah Juwet (Syzygium cumini) sebagai Peluruh Radikal Bebas Terhadap Paparan Asap Rokok pada Hati Mencit Jantan (Mus musculus L.)","authors":"Ida Ayu Manik Damayanti, Ni Wayan Yoshi Antari, A.A.S.A. Sukmaningsih","doi":"10.37294/jrkn.v4i2.240","DOIUrl":"https://doi.org/10.37294/jrkn.v4i2.240","url":null,"abstract":"Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui gambaran histologi hepar mencit jantan (Mus musculus) yang diberi ekstrak buah juwet (Syzygium cumini) pada filter rokok kretek sebagai peluruh radikal bebas pada asap rokok. Jenis penelitian ini adalah eksperimental murni (true experimental) dengan pendekatan post test only control group design. Data hasil penelitian diuji statistik menggunakan SPSS 21.0, hasil uji Shapiro Wilk menunjukan data terdistribusi normal dengan nilai p>0,05, selanjutnya dilakukan uji homogenitas yang hasilnya menunjukan data homogen, dengan nilai p< 0,05. Setelah itu dilanjutkan dengan uji Anova. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mencit yang diberikan rokok kretek memiliki hasil yang signifikan dengan kelompok kontrol sebesar 5,78±1,64 dimana sel nekrosis dan perlemakan hati lebih banyak terjadi pada mencit yang diberikan rokok kretek dibandingkan dengan yang tidak diberikan rokok kretek. Pemberian filter ekstrak juwet pada mencit jantan yang terpapar asap rokok menunjukkan hasil yang signifikan menurunkan jumlah nekrosis dan perlemakan hati, hal ini ditunjukkan dari hasil uji statistic nilai p<0,05 dimana kelompok kontrol tidak menunjukan perbedaan yang signifikan terhadap kelompok perlakuan yang diberikan filter ekstrak juwet . Pada penelitian ini filter rokok ekstrak buah juwet (Syzygium cumini) dapat menurunkan nekrosis dan perlemakan hati pada mencit jantan. (Mus musculus) yang terpapar asap rokok.","PeriodicalId":155429,"journal":{"name":"Jurnal Riset Kesehatan Nasional","volume":"56 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-12-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"131339874","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"GAMBARAN TINGKAT KOMPETENSI SOSIAL KONSELOR SEBAYA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS IV DENPASAR SELATAN","authors":"Ni Komang Tri Agustini","doi":"10.37294/jrkn.v3i2.156","DOIUrl":"https://doi.org/10.37294/jrkn.v3i2.156","url":null,"abstract":"Latar belakang: PKPR (Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja) bertujuan untuk mengatasi permasalahan remaja yang ada saat ini. Implementasi program ini adalah pembentukan konselor sebaya. Kegiatan yang dilakukan konselor sebaya adalah memberikan informasi kepada remaja cara mengakses layanan kesehatan reproduksi dan membangun dukungan masyarakat tentang kesehatan reproduksi remaja. Kemampuan konselor sebaya dalam menjalankan tugasnya terlihat dari kompetensi sosialnya. Tujuan penelitian ini adalah ingin melihat gambaran kompetensi sosial konselor sebaya. Metode: Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan pendekatan analisis deskriptif. Subjek penelitian ini adalah konselor sebaya di masyarakat dengan jumlah konselor sebanyak 56 orang. Instrumen yang digunakan adalah kuisioner identitas diri dan skala kompetensi sosial. Analisis deskriptif dilakukan untuk mendeskripsikan distribusi karakteristik responden dan tingkat kompetensi sosial. Hasil: Penelitian mengungkapkan delapan orang responden memiliki kategori kompetensi sosial yang tinggi (14,3%), tiga puluh sembilan orang memiliki kompetensi sedang (69,6%) dan sebanyak sembilan orang memiliki kompetensi sosial rendah (16,1%). Kesimpulan: Kompetensi yang dimiliki konselor sebaya adalah memberikan informasi tentang PKPR kepada remaja di masyarakat. Konselor yang memiliki kompetensi sosial baik maka akan mampu memperluas hubungan interpersonal di lingkungannya.","PeriodicalId":155429,"journal":{"name":"Jurnal Riset Kesehatan Nasional","volume":"2 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-10-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"125774391","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"GAMBARAN KARAKTERISTIK WANITA POSTMENOPAUSE YANG TINGGAL DI WILAYAH PEDESAAN INDONESIA","authors":"Ida Ayu Ningrat Pangruating Diyu","doi":"10.37294/jrkn.v3i2.171","DOIUrl":"https://doi.org/10.37294/jrkn.v3i2.171","url":null,"abstract":"Latar Belakang: Menopause merupakan tonggak yang penting dalam kesehatan wanita dan signifikan mempengaruhi kualitas hidup wanita. Memasuki masa post-menopause keluhan akan gejala menopause yang dialami meningkat. Penelitian yang meneliti mengenai karakteristik maupun keluhan-keluhan wanita postmenopause yang tinggal di pedesaan masih jarang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik wanita postmenopause yang tinggal di pedesaan.Metode Penelitian: Desain penelitianyang digunakan adalah deskriptif cross sectional study. Penelitian dilakukan di Desa Petang, salah satu daerah pedesaan di Bali, Indonesia. Sampel penelitian ini berjumlah 392 wanita postmenopause. Stages of Reproductive Aging Workshop (STRAW+10) digunakan untuk mengklasifikasikan wanita post menopause. Instrumen yang digunakan adalah instrument yang dirancang sendiri untuk mengetahui karakteritik demografi dan pola kebiasaan serta Menopause Rating Scale (MRS) untuk gejala-gejala menopause.Hasil Penelitian: Hasil analisa data menunjukkan sebagian besar wanita postmenopause yang tinggal di daerah pedesaan memiliki kebiasaan mengkonsumsi kopi yakni sebanyak 315 responden (80,4%) dan tidak terbiasa berolahraga 218 (55,6%). Keluhan gejala -gejala menopause dirasakan oleh wanita postmenopause diantaranya rasa tidak nyaman pada persendian dan otot yakni sebanyak 316 wanita (82%), kelelahan fisik dan mental sebanyak 275 wanita (70,3%), masalah tidur sebanyak 223 (56,9%,), masalah seksual sebanyak 179 (45,7%), rasa tidak nyaman pada jantung sebanyak 122 (31,2%) serta badan terasa panas dan berkeringat sebanyak 119 (30,4%).Kesimpulan: Wanita postmenopause yang tinggal didaerah pedesaan memiliki karakteritik yang sedikit berbeda . Hampir sebagian besar wanita postmenopause mengeluhkan lebih dari satu gejala menopause. Hal ini menjadi perhatian khusus dan tantangan tersendiri bagi petugas kesehatan dalam merancang intervensi yang tepat guna membantu mengatasi gejala-gejala yang dialami oleh wanita postmenopause ","PeriodicalId":155429,"journal":{"name":"Jurnal Riset Kesehatan Nasional","volume":"22 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-10-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"130437800","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Ni Wayan Yatik Marlinda, I. Nuryanto, Ni Ketut Noriani
{"title":"HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN PERAWATAN DIRI (SELF CARE ACTIVITY) PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2","authors":"Ni Wayan Yatik Marlinda, I. Nuryanto, Ni Ketut Noriani","doi":"10.37294/jrkn.v3i2.182","DOIUrl":"https://doi.org/10.37294/jrkn.v3i2.182","url":null,"abstract":"This study was to determine the correlation between family support and self-care activity in patient with type 2 diabetes mellitus at public health center II west Denpasar. This study employed correlative analytics design with cross sectional study. The population of this study were 131 patients with type 2 diabetes mellitus. There were 99 respondents recruited as the sample of the study which were selected by using non-probability, consecutive sampling technique. The data were collected by using questionnaire and analyzed statistically y using Spearman’s Rho test. The finding of this study showed that there were 59 respondents (56.6%) had moderate family support and 77 respondents (77.8%) had good self-care activity. There was a positive correlation between family support and self-care activity in patient with type 2 diabetes mellitus (p-value = 0.001; r = 0.370). Good family support could affect self-care activity in patients with type 2 diabetes mellitus. Family are expected to motivate patient in carry-out self-care activity. Keywords: Family support, Self-care activity, Type 2 diabetes mellitus","PeriodicalId":155429,"journal":{"name":"Jurnal Riset Kesehatan Nasional","volume":"17 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-10-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"115909159","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Erviana Puspita Dewi, Riza Kurnia Indriana, N. Nurtini
{"title":"THE CORRELATION BETWEEN MASS MEDIA ACCESS AND KNOWLEDGE ABOUT REPRODUCTIVE HEALTH IN ADOLESCENTS AT SMAN 1 DAWAN KLUNGKUNG","authors":"Erviana Puspita Dewi, Riza Kurnia Indriana, N. Nurtini","doi":"10.37294/jrkn.v3i2.157","DOIUrl":"https://doi.org/10.37294/jrkn.v3i2.157","url":null,"abstract":"Background: Adolescence is a transition period of development from childhood to adulthood, between 10-24 years. The adolescence will experience changes during this period. The knowledge of health reproduction is very important for adolescence because the development of the adolescence is dynamic both biologically and psychologically as well as factors that influence knowledge of adolescence such as information received, parents, friends, closest people, mass media and frequent discussions so that the adolescence need to know about health reproduction in order to have right information about the process of reproduction and various factors that are around it. The purpose of this study was to analyze the correlation between mass media access and knowledge about reproductive health in adolescents at SMAN 1 Dawan Klungkung.Method: This study employed analytic study with cross sectional approach. There were 102 students of SMAN 1 Dawan recruited as sample of this study. The data were collected by using questionnaire and analyzed statistically by using Spearman Rank (rho) with p value < 0,05.Finding: The finding showed that 74 respondents (72.5%) had good level of knowledge. 95 respondents (93.1%) stated that access to mass media was reached. There is significant and positive correlation between mass media access and the level of knowledge about adolescent reproductive health (p value = 0.000) and (rs = 0.354).Suggestion: Health institutions and education are expected to provide more information about health reproduction in adolescents. For further research, the researchers are expected to add more research variable","PeriodicalId":155429,"journal":{"name":"Jurnal Riset Kesehatan Nasional","volume":"108 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-10-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"117280908","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Level Of Knowledge Mother About Stimulation Growth In Children's Age Development Age 4-6 Years","authors":"N. Ariani, N. Indriana","doi":"10.37294/jrkn.v3i2.172","DOIUrl":"https://doi.org/10.37294/jrkn.v3i2.172","url":null,"abstract":"Parents as caregivers but also as educators should know that children from an early age begin to emerge new skills, both physical and mental skills. In parenting a child, parents need to understand what is happening to the child and recognize what the child needs for his development, as well as what things must be done to meet those needs. Objectives: to find out how the level of knowledge of mothers about the growth and development of preschool children aged 4-6 years. Methods: Descriptive using Non Probability Sampling, a sample of 40 respondents who met the inclusion criteria. Results: From 40 respondents, the majority of respondents aged 24-33 years, 25 respondents (62.5%) obtained data, and 19 respondents (47.5%) obtained high school education. Most respondents have a good level of knowledge about the stimulation of their children's growth and development, this can be seen from the results of the questionnaire all respondents answered statement number 1 correctly, meaning that all respondents understood about the meaning of growth and stimulation. Almost all respondents understand about the forms of stimulation, this can be seen from almost all respondents answering statements number 2 to number 9 correctly, only 5% of respondents answered incorrectly. Almost all respondents also have knowledge about stimulation in preschool children aged 4-6 years, this can be seen from almost all respondents answering statements number 11 to number 20 correctly, only 15 (%) respondents answered incorrectly. Discussion: Most respondents have a good level of knowledge about their children's growth and development stimulation.","PeriodicalId":155429,"journal":{"name":"Jurnal Riset Kesehatan Nasional","volume":"26 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-10-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"130258485","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}