{"title":"CAR-T-ICI: Kombinasi chimeric antigen receptor T-cell dengan immune checkpoint inhibitor anti PD-1 selaku pilihan terapi terbaru kanker kolorektal","authors":"Imam Hermansyah, Eddy Zulfikar","doi":"10.53366/JIMKI.V9I1.339","DOIUrl":"https://doi.org/10.53366/JIMKI.V9I1.339","url":null,"abstract":"ABSTRAK \u0000Pendahuluan: Kanker kolorektal selaku keganasan ketiga tersering di dunia umumnya ditangani dengan operasi, radioterapi, maupun kemoterapi berdasarkan stadium penyakitnya. Namun, akibat prosedur invasif dan efek samping yang ditimbulkan oleh terapi tersebut, Chimeric Antigen Receptor (CAR) T-cell hadir sebagai pilihan terapi terbaru yang bersifat lebih spesifik terhadap sel tumor. Efektivitas CAR T-cell untuk mengobati tumor padat masih terbatas oleh karena molekul imun inhibitorik, Programmed Cell Death-1 (PD-1) yang memiliki efek imunosupresif terhadap sel T. Oleh karena itu, penyusunan literature review ini bertujuan untuk mengkaji potensi terapi kombinasi imunoterapi CAR-T cell dengan anti PD-1 dalam pengobatan kanker kolorektal stadium lanjut. Metode: Literature review ini disusun menggunakan metode studi pustaka dengan strategi pencarian jurnal ilmiah PubMed yang kemudian dianalisis secara sistematis. Pembahasan: Berdasarkan studi sebelumnya, ekspresi EpCAM dalam jumlah tinggi ditemukan pada sel kanker kolorektal. Sekresi IFN-γ dan TNF-α dalam jumlah yang tinggi ditemukan pada sel tumor EpCAM positif menunjukkan bahwa EpCAM-CAR-T cell memiliki efek sitotoksik spesifik terhadap sel tumor target. Rata-rata volume tumor kolorektal pada kelompok EpCAM CAR-T cell lebih rendah dibanding kontrol, menunjukkan EpCAM-CAR-T cell mampu menghambat pembentukan dan pertumbuhan sel tumor. Di sisi lain, 35,8% pasien kanker kolorektal metastasis diketahui memiliki objective response rate dan 73,6% diantaranya tercatat memiliki disease control rate ≥12 minggu setelah terapi anti PD-1 nivolumab, menunjukkan efektivitas nivolumab dalam pengendalian penyakit jangka panjang dengan masa survival yang lebih lama pada pasien kanker kolorektal metastasis. Simpulan: Kombinasi imunoterapi EpCAM CAR-T cell dengan anti PD-1 memiliki potensi sebagai pengobatan terbaru yang efektif untuk kanker kolorektal stadium lanjut. \u0000 \u0000Kata kunci: Anti PD-1, CAR-T cell, imunoterapi, kanker kolorektal","PeriodicalId":14697,"journal":{"name":"JIMKI: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kedokteran Indonesia","volume":"1 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-07-12","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"90195870","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
A. Haq, Adli Putra Nugraha, I. Wibisana, Febbi Anggy, Fiana Damayanti, R. Syifa, Ni Putu Visty Widhiani, Cut Warnaini
{"title":"Faktor – Faktor Terkait Tingkat Keparahan Infeksi Coronavirus Disease 2019 (COVID-19): Sebuah Kajian Literatur","authors":"A. Haq, Adli Putra Nugraha, I. Wibisana, Febbi Anggy, Fiana Damayanti, R. Syifa, Ni Putu Visty Widhiani, Cut Warnaini","doi":"10.53366/JIMKI.V9I1.338","DOIUrl":"https://doi.org/10.53366/JIMKI.V9I1.338","url":null,"abstract":"Pendahuluan: Pandemi penyakit virus corona (COVID-19) 2019 yang mulai mewabah pada awal tahun 2020 memicu ditetapkannya Public Health Emergency of International Concern (PHEIC) oleh WHO. Disebabkan oleh SARS-CoV-2, COVID-19 memiliki utamanya menginfeksi sistem pernafasan dengan menempel pada reseptor ACE2. Infeksi COVID-19 menyebabkan beragam manifestasi klinis mulai tanpa gejala hingga gejala berat yang mengancam nyawa bergantung pada berbagai faktor. Berbagai faktor yang mampu menentukan berat-ringannya manifestasi klinis yang ditimbulkan oleh infeksi COVID-19 sangat perlu diperhatikan oleh klinisi sehingga mampu mengantisipasi kondisi pasien sebelum manifestasi klinis tersebut muncul. Kajian literatur ini bertujuan untuk membahas dan merangkum berbagai literatur terkait beberapa faktor yang dinilai paling menentukan tingkat keparahan infeksi COVID-19. \u0000Metode: Kajian literatur ini menggunakan berbagai artikel jurnal yang didapatkan dari pusat data daring yaitu PubMed dan Google Scholar. Artikel yang dipilih berupa artikel penelitian, systematic review dan meta-analysis, serta narrative review terfokus pada transmisi, manifestasi klinis, patogenesis dan respon imun, serta faktor risiko tingkat keparahan dari COVID-19. \u0000Pembahasan: Dari hasil pencarian literatur, didapatkan bahwa beberapa faktor yang paling sering diamati dan paling menentukan tingkat keparahan infeksi COVID-19 adalah usia, penyakit komorbid, defisiensi vitamin D, dan obesitas. Keempat faktor ini bukan merupakan faktor yang berdiri sendiri dalam menentukan tingkat keparahan infeksi COVID-19 namun merupakan faktor yang saling terkait dan saling mempengaruhi satu sama lain dalam menentukan tingkat keparahan infeksi COVID-19 dengan mekanismenya masing – masing. \u0000Simpulan: Sebagian besar faktor yang menentukan tingkat keparahan COVID-19 merupakan faktor yang bisa dicegah. Hal ini membuat pengetahuan dan pemahaman klinisi mengenai faktor – faktor apa saja yang paling sering menentukan tingkat keparahan infeksi COVID-19 akan sangat membantu mencegah munculnya manifestasi klinis yang berat pada pasien COVID-19.","PeriodicalId":14697,"journal":{"name":"JIMKI: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kedokteran Indonesia","volume":"125 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-07-12","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"73724769","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Imam Hermansyah, Eddy Zulfikar, Aton Prasetya Sibala, William Chandra Papendang, Ahmad Fachry Toaha, Yuyun Widaningsih
{"title":"Pengaruh Radioterapi Terhadap Parameter Hasil Pemeriksaan Darah Lengkap Pasien Karsinoma Nasofaring di Rumah Sakit Pendidikan Universitas Hasanuddin Periode 2016-2018","authors":"Imam Hermansyah, Eddy Zulfikar, Aton Prasetya Sibala, William Chandra Papendang, Ahmad Fachry Toaha, Yuyun Widaningsih","doi":"10.53366/JIMKI.V9I1.361","DOIUrl":"https://doi.org/10.53366/JIMKI.V9I1.361","url":null,"abstract":"ABSTRAK \u0000Pendahuluan: Karsinoma nasofaring (KNF) merupakan salah satu keganasan regio kepala dan leher yang paling sering ditemukan di dunia. Hingga saat ini, radioterapi masih menjadi terapi pilihan utama untuk penderita KNF, terutama jenis KNF loko-regional yang belum metastasis jauh. Radioterapi dapat memberikan efek samping terhadap sistem hematopoietik, sehingga pemeriksaan darah lengkap merupakan prosedur yang wajib dilakukan sebelum, selama, dan setelah radioterapi. Sayangnya, data penelitian terkait efek radioterapi terhadap parameter darah lengkap pasien KNF di Indonesia masih terbatas. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek radioterapi terhadap sistem hematopoietik pada penderita KNF dengan melihat jumlah leukosit, kadar hemoglobin, dan jumlah trombosit pasca radioterapi. \u0000Metode: Penelitian ini merupakan penelitian analitik observasional dengan desain cross sectional menggunakan data rekam medik penderita KNF yang menjalani radioterapi siklus lengkap di Rumah Sakit Pendidikan Universitas Hasanuddin periode 2016-2018. Data yang diperoleh diolah dengan menggunakan uji hipotesis Friedman. \u0000Hasil: Dari 41 pasien yang memenuhi kriteria ekslusi dan inklusi, perbedaan rata-rata yang signifikan pada parameter darah lengkap pasca radioterapi hanya ditemukan pada variabel jumlah leukosit (p<0,05), dibandingkan dengan variabel hemoglobin dan trombosit yang perubahannya tidak begitu bermakna (p>0,05). \u0000Pembahasan: Radiasi yang mengenai sumsum tulang akan menyebabkan depresi jumlah sel darah karena destruksi sel punca hematopoietik dan sel progenitor yang sangat sensitif radiasi. Berdasarkan tingkat sensitifitas terhadap radioterapi, leukosit merupakan sel darah yang paling radiosensitif, diikuti oleh trombosit kemudian eritrosit. \u0000Kesimpulan: Radioterapi memberikan efek yang signifikan terhadap perubahan jumlah leukosit pasien karsinoma nasofaring. \u0000 \u0000Kata kunci: Darah lengkap, karsinoma nasofaring, radioterapi","PeriodicalId":14697,"journal":{"name":"JIMKI: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kedokteran Indonesia","volume":"30 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-07-12","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"83330505","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Hemiparesis Alterans: Laporan Kasus","authors":"M. Pratiwi, Fidha Rahmayani","doi":"10.53366/JIMKI.V9I1.329","DOIUrl":"https://doi.org/10.53366/JIMKI.V9I1.329","url":null,"abstract":"ABSTRAK \u0000 \u0000Pendahuluan: Stroke merupakan penyakit yang sering terjadi di masyarakat dan memiliki morbiditas dan mortalitas yang tinggi. Pada stroke terjadi hemiparesis kontralateral, tetapi pada kasus tertentu, hemiparesis kontralateral dapat disertai dengan gejala saraf kranial ipsilateral \u0000Ilustrasi Kasus: Pasien perempuan, berusia 23 tahun, datang dengan keluhan kelemahan anggota gerak kanan disertai kelopak mata kiri tidak bisa membuka, penglihatan ganda, dan bicara pelo. Dari pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah 130/100mmHg. Dari pemeriksaan neurologis didapatkan ptosis mata kiri, dilatasi pupil mata kiri, refleks cahaya langsung dan tidak langsung negatif pada mata kiri, refleks pupil akomodasi negatif pada mata kiri, parese nervus okulomotorius dan trokhlearis kiri, kelumpuhan otot wajah bagian bawah sisi kanan, dan deviasi lidah ke kanan saat protrusi. Selain itu, kekuatan otot ekstremitas superior adalah 3/5 dan inferior adalah 2/5, serta refleks Babinski dan Chaddok positif pada bagian kanan. Dari pemeriksaan rontgen thoraks didapatkan kardiomegali tanpa bendungan paru, dan dari CT scan kepala tanpa kontras didapatkan lesi iskemik di kapsula interna. Pasien didiagnosis hemiparesis alternans dan selama perawatan, pasien diberikan aspirin 80 mg satu kali perhari dan amlodipin 10 satu kali perhari. \u0000Diskusi: Pemeriksaan MRI tidak dilakukan pada pasien, tetapi pemeriksaan ini penting diusulkan untuk mengetahui struktur batang otak yang terlibat pada kondisi hemiparesis alternans yang dialami pasien \u0000Simpulan: Hemiparesis alternans superior atau Sindroma Weber dapat menyebabkan kematian, sehingga diagnosis dan tata laksana segera dibutuhkan untuk pasien hemiparesis alternans. Faktor risiko pada hemiparesis alternans akibat stroke dapat berupa multifaktorial dan perlu diinvestigasi \u0000 \u0000Kata kunci: hemiparesis alternans superior, sindroma Weber, stroke","PeriodicalId":14697,"journal":{"name":"JIMKI: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kedokteran Indonesia","volume":"25 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-07-12","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"81441209","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Analisis Potensi Nanopartikel Seng Oksida Sebagai Terapi Alternatif Terhadap Uropathogenic Escherichia coli Penyebab Infeksi Saluran Kemih","authors":"Kelvin Kohar, Grady Krisandi, Stephanie Amabella Prayogo","doi":"10.53366/JIMKI.V9I1.278","DOIUrl":"https://doi.org/10.53366/JIMKI.V9I1.278","url":null,"abstract":"Pendahuluan: Hingga saat ini, infeksi saluran kemih (ISK) masih menjadi masalah kesehatan utama dunia yang menyerang 150 juta orang per tahunnya. Bakteri Uropathogenic Eschericia coli (UPEC) bertanggung jawab atas lebih dari 80% keseluruhan kasus tersebut. Dalam menginfeksi saluran kemih, UPEC didukung dengan berbagai faktor virulensi yang turut berperan dalam mengakibatkan resistensi terhadap antibiotik sebagai tatalaksana farmakologis utama ISK. Kemajuan dalam perkembangan teknologi nanopartikel menunjukkan bahwa nanopartikel seng oksida memiliki aktivitas antimikroba. Oleh karena itu, kajian literaturini dibuat untuk membahas potensi nanopartikel seng oksida dalam menangani ISK akibat UPEC serta membantu mewujudkan tujuan pembangunan berkelanjutan nomor 3, yaitu menjamin kehidupan yang sehat dan mendorong kesejahteraan bagi semua orang di segalausia.Metode: Artikel ini disusun berdasarkan metode literature review. Berbagai pusat data daring dengan menggunakan beberapa kata kunci digunakan untuk pencarian literatur. Literatur kemudian disaring berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi. Hasil akhir pencarianmendapatkan 30 literatur.Pembahasan: Nanopartikel seng oksida dapat disintesis dari ekstrak tumbuhan Aloe vera. Pada konsentrasi yang sangat kecil, 0,3 µg/ml, nanopartikel ini memiliki efek antiadhesi dengan menurunkan ekspresi gen flu dan fimH, sebagai faktor virulensi UPEC. Efektivitas dan keamanan penggunaan nanopartikel pada konsentrasi ini juga telah dibuktikan secara in vitro. Selain itu, nanopartikel seng oksida dengan konsentrasi tinggi juga dapat berperan sebagaiantibiofilm dan antibakteri.Simpulan: Nanopartikel seng oksida memiliki sifat anti-adhesi, antibakteri, dan antibiofilm yang menjanjikan. Keamanan nanopartikel seng oksida telah dibuktikan secara in vitro dan in vivo. Kedua hal ini menunjukkan potensi besar nanopartikel seng oksida untuk menjadi alternatif tatalaksana pada ISK akibat UPEC. \u0000Kata Kunci: Infeksi saluran kemih, Nanopartikel seng oksida, Uropatogenik Escherichia coli","PeriodicalId":14697,"journal":{"name":"JIMKI: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kedokteran Indonesia","volume":"1 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-07-12","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"83153413","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Ali Habibi, Siti Zulaikha Risqiyani, Dwi Ari Santi Putri
{"title":"Potensi Chimeric Antigen Receptor T Cell (CAR-T Cell) dengan Target Prostate-Specific Membrane Antigen (PSMA) Termodifikasi CRISPR/Cas9 sebagai Terapi Kanker Prostat","authors":"Ali Habibi, Siti Zulaikha Risqiyani, Dwi Ari Santi Putri","doi":"10.53366/JIMKI.V9I1.321","DOIUrl":"https://doi.org/10.53366/JIMKI.V9I1.321","url":null,"abstract":"ABSTRAK \u0000 \u0000Pendahuluan : Kanker prostat merupakan keganasan sel-sel prostat yang menjadi salah satu keganasan tersering pada pria dengan prevalensi 137,9 kasus baru per 100.000 pria tiap tahunnya. Salah satu pekerjaan yang memiliki risiko tinggi terhadap kejadian kanker prostat adalah petani, karena diakibatkan pajanan pestisida dan zat berbahaya lainnya. Saat ini, Androgen Deprivation Therapy (ADT) masih menjadi terapi yang banyak digunakan. Namun, ADT dapat menurunkan libido, impotensi, hot flashes, dan peningkatan risiko patah tulang. Karena beberapa kelemahan dari terapi ADT, maka diperlukan inovasi terapi untuk kanker prostat. \u0000Metode : PRISMA yang didasarkan fakta-fakta dan pengambilan data secara random dengan memasukan kata kunci yang telah ditentukan. Dari 94 jurnal yang telah ditelaah, 64 jurnal diantaranya dianggap sesuai dengan topik bahasan dan digunakan sebagai referensi. \u0000Hasil dan Pembahasan : CAR-T Cell termodifikasi CRISPR/Cas9 diinjeksikan ke mencit terbukti efisien dan efektif meningkatkan fungsi CAR-T Cell. Mekanisme imunosupresif yang diakibatkan oleh ikatan PD-1 dengan PD-L1 dapat dituntaskan dengan menggunakan metode CRISPR/Cas9-mediated anti PD-1, sehingga yang dapat mempertahankan aktivasi CAR-T Cell. Dibuktikan dengan peningkatan degranulasi CAR-T Cell dan clearance tumor pada uji in vivo. \u0000Kesimpulan : Chimeric Antigen Receptor T Cell (CAR-T Cell) dengan target Prostate-Specific Membrane Antigen (PSMA) termodifikasi CRISPR/Cas9 berpotensi sebagai inovasi terapi yang efektif pada kanker prostat.","PeriodicalId":14697,"journal":{"name":"JIMKI: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kedokteran Indonesia","volume":"10 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-07-12","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"82099797","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"HIPERTENSI, DIABETES MELLITUS, DAN OBESITAS SEBAGAI FAKTOR KOMORBIDITAS UTAMA TERHADAP MORTALITAS PASIEN COVID-19: SEBUAH STUDI LITERATUR","authors":"Luh ade dita Rahayu, Jannatul Cahya Admiyanti, Yumna Iftinan Khalda, Fatikha Rudia Ahda, Nur Feby Febiana Agistany, Sastraningsih Setiawati, Nabila Indah Shofiyanti, Cut Warnaini","doi":"10.53366/JIMKI.V9I1.342","DOIUrl":"https://doi.org/10.53366/JIMKI.V9I1.342","url":null,"abstract":"Pendahuluan: Pasien COVID-19 dengan penyakit penyerta atau komorbid memiliki tingkat kematian yang lebih tinggi dibandingkan dengan pasien tanpa penyakit bawaan. Komorbid yang paling umum dijumpai pada pasien COVID-19 adalah diabetes mellitus, hipertensi, dan obesitas. Prevalensi pasien COVID-19 dengan diabetes mellitus mencapai 41,7%, hipertensi mencapai 56,6%, dan obesitas mencapai 41,7%. \u0000Metode: Metode yang digunakan dalam penulisan ini adalah studi literatur yang relevan dari berbagai referensi dan terfokus pada hubungan komorbid dengan risiko kematian pada pasien COVID-19. Adapun mesin pencari yang digunakan dalam pencarian literatur antara lain NCBI dan Google Scholar. Secara keseluruhan digunakan sebanyak 21 sumber yang didapat dari berbagai basis meliputi PubMed, ScienceDirect, Researchgate, dan WHO. \u0000Pembahasan: Pada penderita hipertensi yang menderita COVID-19 terjadi peningkatan ekspresi ACE-2 yang menyebabkan tingginya kerentanan terhadap infeksi SARS-CoV-2. Gangguan fungsi sel-T dan peningkatan kadar interleukin-6 (IL-6) juga memainkan peran penting dalam peningkatan derajat keparahan penyakit COVID-19 pada penderita diabetes. Obesitas dapat menyebabkan abnormalitas pada sekresi sitokin, adipokin, dan inferferon yang akan menyebabkan terganggunya sistem imun pada tubuh manusia. \u0000Simpulan: Mekanisme patofisiologi komorbid hipertensi, diabetes mellitus, dan obesitas yang kompleks pada pasien COVID-19 meningkatkan derajat keparahan dan risiko kematian.","PeriodicalId":14697,"journal":{"name":"JIMKI: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kedokteran Indonesia","volume":"61 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-07-12","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"83834990","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"FOTOTERAPI 405NM BLUE LIGHT LASER SEBAGAI ALTERNATIF TERAPI GONORE KOINFEKSI KLAMIDIASIS RESISTEN ANTIBIOTIK","authors":"A. Fitri, Clara Alverina","doi":"10.53366/JIMKI.V9I1.301","DOIUrl":"https://doi.org/10.53366/JIMKI.V9I1.301","url":null,"abstract":"Pendahuluan: Gonore atau kencing nanah merupakan infeksi menular seksual (IMS) yang disebabkan oleh bakteri Neisseria gonorrhoeae, umumnya menyerang mukosa genital. Insidensi gonore tidak sedikit, WHO menyebutkan 87 juta kasus baru di tahun 2016. Adapun kasus koinfeksi Chlamydia trachomatis sekitar 10-40%. Menurut WHO 2018, disebutkan bahwa 70% negara melaporkan resistensi antimikroba karena N. gonorrhoeae. Tidak hanya itu, belakangan juga ditemukan resistensi sefalosporin generasi ketiga di 10 Negara. \u0000Metode: Studi literatur ini ditujukan untuk mengetahui potensi terapi alteratif gonore koinfeksi klamidiasis yang resisten antibiotik. Sitasi yang digunakan berasal dari jurnal ilmiah di Google Scholar, PubMed, dan publikasi WHO dari tahun 2015-2020. \u0000Pembahasan: Antimicrobial blue light (aBL) merupakan jenis terapi untuk mengendalikan infeksi bakteri yang resisten antibiotik didasarkan pada penggunaan cahaya. Mekanisme aBL dengan panjang gelombang 405 nm adalah dengan menginaktivasi mikroba melalui efek sitotoksik dan genotoksik melalui fotosensitizer endogen pada mikroba. Hal tersebut kemudian menyebabkan kerusakan membran sel serta inaktivasi faktor virulensi bakteri, baik N. gonorrhoeae dan C. trachomatis. \u0000Simpulan: Fototerapi 405 nm Blue Light Laser dapat menjadi alternatif terapi non farmakologis untuk pengobatan gonore baik infeksi tunggal maupun disertai koinfeksi klamidiasis. Adapun kelebihannya antara lain, mudah digunakan, tidak invasif, membutuhkan durasi yang cukup singkat, memiliki selektivitas yang tinggi sehingga tidak merugikan sel epitel vagina, dan tidak ada resistensi terhadap penggunaan fototerapi ini.","PeriodicalId":14697,"journal":{"name":"JIMKI: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kedokteran Indonesia","volume":"9 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-07-12","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"74468616","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Muhammad Yusuf, Nasim Amar, Shintya Octaviana Baliulina
{"title":"THE POTENTIAL OF CELL-FREE DNA METHYLATION BIOMARKER AS AN EARLY DETECTION FOR LUNG CANCER","authors":"Muhammad Yusuf, Nasim Amar, Shintya Octaviana Baliulina","doi":"10.53366/JIMKI.V9I1.369","DOIUrl":"https://doi.org/10.53366/JIMKI.V9I1.369","url":null,"abstract":"Pendahuluan: Kanker paru masih menjadi penyebab utama kematian akibat kanker. Metode skrining terkini masih memiliki banyak kekurangan dalam mendiagnosis kanker paru, sehingga dibutuhkan metode skrining yang lebih cermat dan aplikatif dalam mendiagnosis individu dengan kanker paru. Salah satu metode skrining yang berpotensi membantu penegakkan diagnosis kanker paru adalah metilasi DNA yang diduga memiliki keunggulan sebagai biomarka pada kanker paru. Metode: Pencarian dan seleksi jurnal sesuai kriteria inklusi melalui database PubMed, ScienceDirect, dan Cochrane Library. Ditemukan sejumlah 13 studi yang memenuhi kriteria inklusi. Pembahasan: Metilasi DNA terjadi pada fase awal perkembangan kanker dan bersifat spesifik pada jenis tumor yang berbeda. Pada kanker paru, regulasi DNA metiltransferase (DNMT) dan enzim ten-eleven translocation (TET) mengalami disrupsi sehingga terjadi inaktivasi tumor suppressor gene dan perkembangan kanker. Secara keseluruhan, metilasi DNA pada gen HOXD10 / PAX9 / PTPRN2 / STAG3, SHOX2 / PTGER4 / FOXL2, SOX17 / TAC1 / HOXA7 / CDO1 / HOXA9 / ZFP42, dan CDO1 / SOX17 / HOXA7 memiliki sensitivitas hingga >90%. Beberapa panel metilasi DNA lainnya seperti DCC, TMEM196, SHOX2 / PTGER4, dan CDO1 / SOX17 / HOXA7 memiliki spesifisitas yang tinggi hingga 90-100%. Selain itu, nilai AUC menunjukan angka diatas 0,80 pada mayoritas studi. Metilasi DNA sebagai penunjang metode skrining dapat meningkatkan efektivitas deteksi dini dan dapat menurunkan tingkat false positive. Simpulan: Biomarka metilasi DNA efektif sebagai metode deteksi dini kanker paru.","PeriodicalId":14697,"journal":{"name":"JIMKI: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kedokteran Indonesia","volume":"1 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-07-12","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"78358487","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Arman Caesar Ramadhan, Nur Fatimah Azzahra Latif, M. A. Yaqin
{"title":"Circulating micrornas sebagai novel biomarker untuk diagnosis pasien acute ischemic stroke: sebuah kajian sistematis","authors":"Arman Caesar Ramadhan, Nur Fatimah Azzahra Latif, M. A. Yaqin","doi":"10.53366/JIMKI.V9I1.323","DOIUrl":"https://doi.org/10.53366/JIMKI.V9I1.323","url":null,"abstract":"ABSTRAK \u0000Pendahuluan: Acute ischemic stroke (AIS) merupakan jenis stroke dengan insidensi tertinggi utamanya pada kelompok usia lanjut. Saat ini, neuroimaging menjadi modalitas utama dalam penegakan diagnosis stroke, akan tetapi masih memiliki beberapa kelemahan, seperti ketersediaan yang terbatas, biaya yang mahal, waktu yang cukup lama untuk prosedurnya, serta pada beberapa kasus ditemukan hasil interpretasi gambar yang sering tidak konsisten pada stroke fase awal. Sehingga diperlukan alat diagnostik yang cepat, tepat, dan sederhana untuk diagnosis AIS. Saat ini, tipe tertentu dari circulating microRNAs (miRNAs) ditemukan dapat menjadi biomarker untuk diagnostik AIS. Tujuan kajian ini untuk melakukan profiling sekaligus mengevaluasi nilai diagnostik circulating miRNA pada pasien AIS dibandingkan dengan pasien hemorrhagic stroke (HS) dan individu sehat. \u0000Metode: Tinjauan sistematis ini mengumpulkan literatur dari PubMed, Science Direct, Clinical Trial.gov, Directory of Open Access Journal (DOAJ), dan Epistemonikos menggunakan metode standar dengan pedoman cochrane untuk tinjauan sistematis guna mengevaluasi nilai diagnostik dari circulating miRNA sebagai biomarker untuk AIS berdasarkan sensitivitas, spesifitas, dan nilai Area Under the Curve (AUC). \u0000Pembahasan: Dari 870 studi, 15 studi sesuai dengan kriteria inklusi. Dari studi yang ditinjau menunjukkan bahwa hsa-miR-106b-5P dan kombinasi miR-125a-5p + miR-125b-5p + miR-143-3p sebagai jenis miRNA yang paling efektif menjadi biomarker dalam mendiagnosis AIS dan membedakannya dengan individu sehat. Sedangkan miR-124-3p merupakan jenis miRNA yang paling efektif menjadi biomarker untuk membedakan AIS dan HS. \u0000Simpulan: Circulating miRNA yang diisolasi dari plasma, serum, dan darah manusia dapat digunakan sebagai biomarker diagnostik untuk AIS. \u0000 \u0000Kata Kunci: acute ischemic stroke, circulating microRNAs, diagnostik \u0000 ","PeriodicalId":14697,"journal":{"name":"JIMKI: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kedokteran Indonesia","volume":"24 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-07-12","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"91018873","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}