{"title":"PERSEPSI TENAGA MEDIS DAN PARAMEDIS TERHADAP PASIEN MENINGGAL DI RS PKU MUHAMMADIYAH GOMBONG","authors":"Abdul Hakim Nitiprodjo, Andi Muhammad Maulana","doi":"10.30595/HMJ.V1I2.2980","DOIUrl":"https://doi.org/10.30595/HMJ.V1I2.2980","url":null,"abstract":"Latar belakang: Seorang dokter pasti akan dihadapkan pada kasus kematian dalam melaksanakan profesinya. Di Rumah Sakit, dari hasil pengamatan dokter dan perawat, pasien yang ditandai dengan pupil midriasis, berhentinya denyut jantung dan pernafasan dianggap telah meninggal dunia atau mati secara klinis. Dalam waktu kurang dari satu jam bahkan kurang dari30 menit, pasien yang meninggal baik di Instalasi Gawat Darurat, rawat inap, ICU dipindahkan ke Instalasi Pemulasaraan Jenazah. Tindakan tersebut bukan berarti tidak menimbulkan perdebatan, karena adanya kemungkinan bahwa pasien hanya mati suri. Waktu yang diperlukan untuk menimbulkan tanda pasti kematian minimal sekitar satu hingga dua jam pasca mati klinis. Tujuan: Mengamati persepsi tenaga medis dan paramedis terhadap pasien meninggal di RumahSakit dalam menentukan diagnosa kematian. Metode: Jenis penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Populasi yang diteliti adalah dokter dan perawat di RS PKU Muhammadiyah Gombong. Sampel yang digunakan adalah dokter jaga dan perawat yang bertugas di Instalasi Gawat Darurat, ruang Rawat Inap, dan ruang Intensive Care Unit (ICU) RS PKU Muhammadiyah Gombong. Pengambilan sampel dilakukan dengan metode judgmental sampling (teknik sampling). Jumlah sampel penelitian diambil 20% dari total sampel yang ada di RS PKU Muhammadiyah Gombong. Hasil: Terdapat variasi atau perbedaan persepsi di antara ketiga dokter mengenai pasien yang dinyatakan meninggal, dua dari tiga dokter memeriksa tanda pasti kematian pada pasien. Terdapat variasi atau perbedaan persepsi mengenai pasien yang dinyatakan meninggal dari 37 perawat yang dikelompokkan menjadi tujuh grup sesuai dengan pernyataannya masing – masing, enam dari tujuh grup memeriksa tanda pasti kematian pada pasien. Kesimpulan: Terdapat variasi persepsi tenaga medis dan paramedis terhadap pasien yang meninggal di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Gombong. Sebagian besar dokter dan perawat telah menerapkan thanatologi dalam mendiagnosa kematian yang pasti pada pasien. Kata kunci: Kematian, persepsi, tenaga medis, paramedis","PeriodicalId":12963,"journal":{"name":"Herb-Medicine Journal","volume":"34 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-12-03","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"73744563","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
anissa kusuma dewi, A. Maulana, rizka adi nugrahaputra, A. Nurokhim
{"title":"HUBUNGAN PREEKLAMPSIA DAN PARITAS DENGAN KEJADIAN PARTUS PREMATURUS DI RSUD BANYUMAS PERIODE JANUARI SAMPAI DESEMBER 2017","authors":"anissa kusuma dewi, A. Maulana, rizka adi nugrahaputra, A. Nurokhim","doi":"10.30595/HMJ.V1I2.3144","DOIUrl":"https://doi.org/10.30595/HMJ.V1I2.3144","url":null,"abstract":"Latar Belakang: Preeklampsia adalah keadaan pada ibu hamil yang mengalami hipertensi dengan tekanan darah ≥ 140/90 mmHg yang terjadi setelah umur kehamilan 20 minggu, dan disertai dengan proteinuria ≥ 300 mg/24 jam. Setiap harinya di tahun 2015, 830 perempuan meninggal karena terjadi komplikasi kehamilan dan persalinan termasuk preeklampsia. Kesehatan ibu yang terganggu seperti preeklampsia akan mengakibatkan gangguan pada perkembangan janin. Salah satu gangguan perkembangan janin adalah preterm birth (kelahiran prematur). Kelahiran prematur yang dipengaruhi oleh preeklampsia atau eklampsia diakibatkan oleh terjadinya spasme pembuluh darah, apabila berlangsung lama akan mengganggu pertumbuhan janin serta meningkatkan tonus dan kepekaan uterus terhadap rangsangan sehingga menyebabkan partus prematurus. Bayi dengan kondisi prematur akan mengalami gangguan dalam kehidupan selanjutnya seperti asfiksia dan kematian neonatal.Tujuan: Mengetahui hubungan antara preeklampsia dan paritas dengan kejadian partus prematurus.Metode: Analitik observasional dengan rancangan cross-sectional. Sampel diambil dari data rekam medis pasien preeklampsia di RSUD Banyumas, periode Februari – Desember 2017. Data dianalisis menggunakan uji Chi-square.Hasil: Pasien dengan preeklampsia primipara dengan persalinan prematur sebanyak 4,83%, pasien dengan preeklampsia multipara dengan persalinan prematur sebanyak 29,0% dan uji Chi-square diperoleh nilai p=0,721.Kesimpulan: Tidak terdapat hubungan antara preeklampsia dan paritas terhadap kejadian partus prematurus. Kata Kunci : Preeklampsia, Paritas, Partus Prematurus","PeriodicalId":12963,"journal":{"name":"Herb-Medicine Journal","volume":"53 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-12-03","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"85072890","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
ari viandri, Fathiyah Safithri, Dwi Nurwulan Pravitasari
{"title":"Uji Efek Antipiretik Air Perasan Rimpang Jahe Merah (Zingiber officinale var. rubrum) pada Tikus Putih (Rattus norvegicus) Jantan Galur Wistar yang Diinduksi Ragi Roti","authors":"ari viandri, Fathiyah Safithri, Dwi Nurwulan Pravitasari","doi":"10.30595/hmj.v1i2.2915","DOIUrl":"https://doi.org/10.30595/hmj.v1i2.2915","url":null,"abstract":"Latar Belakang: Demam dapat diatasi dengan menggunakan parasetamol. Pemberian parasetamol lebih dari dosis yang dianjurkan pada anak usia kurang dari 2 tahun selama ± 1 hari telah terbukti sebagai risiko hepatotoksisitas. Rimpang jahe merah mengandung gingerol dapat memberikan efek antipiretik dengan cara menghambat pembentukan prostaglandin dan menstimulasi produksi IL-10.Tujuan: Untuk mengetahui apakah air perasan rimpang jahe merah (Zingiber officinale var. rubrum) dapat memberikan efek antipiretik pada tikus putih (Rattus norvegicus) jantan galur wistar yang diinduksi ragi roti.Metode: Penelitian true experimental menggunakan 24 ekor tikus yang dibagi menjadi 4 kelompok. Setelah 4 jam diinduksi ragi roti, kelompok pertama diberikan aquades per oral. Kelompok kedua, ketiga, dan keempat diberikan dosis perasan rimpang jahe merah sebesar 70 mg/kgBB, 140 mg/kgBB, dan 210 mg/kgBB per oral.Hasil Penelitian dan Diskusi: Perasan rimpang jahe merah dosis 140 mg/kgBB dan 210 mg/kgBB menunjukkan hasil yang signifikan dalam menghambat peningkatan suhu rektal tikus dan menurunkan suhu rektal tikus yang diinduksi ragi roti (p<0,05). Dosis yang memberikan efek antipiretik paling besar adalah 210 mg/kgBB.Kesimpulan: Air perasan rimpang jahe merah dapat memberikan efek antipiretik pada tikus putih jantan galur wistar yang diinduksi ragi roti. Kata Kunci: Antipiretik, perasan rimpang jahe merah, ragi roti.","PeriodicalId":12963,"journal":{"name":"Herb-Medicine Journal","volume":"66 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-12-03","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"87031225","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}