Syafrial Fachri Pane, F. Putra, Gilang Romadhanu Tartila, Chandra Ahmad Rizki
{"title":"Analisis Ketercapaian Vaksinasi Terhadap Penyebaran COVID-19 Menggunakan Machine Learning","authors":"Syafrial Fachri Pane, F. Putra, Gilang Romadhanu Tartila, Chandra Ahmad Rizki","doi":"10.22441/incomtech.v12i3.15370","DOIUrl":"https://doi.org/10.22441/incomtech.v12i3.15370","url":null,"abstract":"Pada akhir tahun 2019 tepatnya bulan Desember Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan virus baru bernama virus COVID-19 ditemukan di Wuhan, Cina dengan cepat mempengaruhi masyarakat setempat. WHO sebagai organisasi kesehatan dunia menyetujui vaksinasi COVID-19 dan tersedia untuk seluruh masyarakat di dunia guna meningkatkan kekebalan tubuh manusia supaya tidak mudah terinfeksi oleh COVID-19. Untuk mengetahui ketercapaian vaksinasi diperlukan alat yang dapat bekerja secara otomatis dari pola data tanpa pemrograman eksplisit menggunakan Machine Learning (ML). Adapun data cakupan vaksinasi yang diprediksi adalah pada provinsi Jakarta dengan sumber melalui website satgas COVID-19 dengan parameter yang akan di uji adalah sasaran, belum vaksin, dosis 1, dosis 2, total vaksin diberikan kepada masyarakat. Pemodelan ML yang diusulkan adalah AdaBoost Regressor. Kinerja regressor ditentukan berdasarkan akar rata – rata keasalahan (RMSE) dan kesalahan mutlak (MAE). Nilai Akurasi yang didapatkan adalah 98% dengan nilai korelasi 99%. Berdasarkan berita dari kementrian kesehatan Indonesia dikatakan tercapainya vaksinasi jika sudah mencapai lebih kurang 80% untuk total vaksinasi yang sudah diberikan yaitu baik vaksinasi dosis 1 dan dosis 2. Total dosis vaksinasi yang sudah disebarkan pada masyarakat di provinsi DKI Jakarta dengan Kabupaten Adm. Kep. Seribu sebagai kota/kabupaten yang tertinggi untuk memberikan vaksinasi dosis 1 dan dosis 2 yang sudah mencapai 140% total dosis yang diberikan.","PeriodicalId":123793,"journal":{"name":"InComTech : Jurnal Telekomunikasi dan Komputer","volume":"63 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-12-26","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"125397423","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Comparison of 920 MHz and 2.4 GHz Near Ground Electromagnetic Wave Pathloss Propagation Model for Wireless Sensor Network in Forest Environment Application","authors":"G. Hakim, Rachmat Muwardi, Mirna Yunita","doi":"10.22441/incomtech.v12i2.14186","DOIUrl":"https://doi.org/10.22441/incomtech.v12i2.14186","url":null,"abstract":"A Wireless Sensor Network (WSN) system that uses wireless communication technologies occasionally experiences data loss when undertaking wireless data communication. This problem happens because of the WSN system being placed on top of the ground and surrounded by vegetation that adds more loss to the transmission. In order to avoid this problem, the wireless system design must meet its best performance. To build the best performing WSN system, electromagnetic wave behavior in the forest environment needs to be studied well. This paper investigates the electromagnetic wave behavior transmitted and propagated by a WSN node at less than 30 cm from the ground using a 920 MHz frequency. We have analyzed that low height (30 cm) and vegetation environments can also add more loss at about 30.96 dB to the free space pathloss model. The new 920 MHz (that adds 30.96 dB loss) model shows identical behavior to 2.4 GHz with an average difference of 12.24 dB. However, the 920 MHz model performs better, achieving an average RMSE of 1.06 compared with the 2.4 GHz model, which can only achieve an average RMSE of 4.92 compared with the 920 MHz measurement.","PeriodicalId":123793,"journal":{"name":"InComTech : Jurnal Telekomunikasi dan Komputer","volume":"8 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-08-18","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"132722035","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Channel Coding Polar Codes pada Kanal 5G Dipengaruhi Human Blockage pada Frekuensi 2,3 GHz","authors":"Arvy Allif Pramudyo Rachman","doi":"10.22441/incomtech.v12i2.13225","DOIUrl":"https://doi.org/10.22441/incomtech.v12i2.13225","url":null,"abstract":"Teknologi komunikasi seluler generasi ke-lima (5G) New Radio (NR) menggunakan frekuensi yang tinggi dari 1 – 28 GHz yang mengakibatkan teknologi sensitif terhadap redaman seperti human blockage. Penelitian ini menganalisis channel coding polar codes dengan kanal 5G yang dipengaruhi oleh human blockage pada frekuensi 2,3 GHz, bandwidth 99 MHz, Fast Fourier Transform (FFT) sebesar 128 dengan Cyclic Prefix- Orthogonal Frequency Division Multiplexing (CP-OFDM), dan modulasi Binary Phase Shift Keying (BPSK). Penelitian kanal 5G yang dipresentasikan dalam Representative Power Delay Profile (PDP) dengan pengaruh human blockage yang didapatkan sebanyak 41 path yang memiliki delay berkelipatan 10 ns pada setiap path. Penelitian ini menggunakan metode scalling pada representative PDP karena penggunaan FTT sebesar 128, hasil scalling menunjukan bahwa terdapat 9 path dengan delay berkelipatan 50 ns. Hasil dari penelitian ini dievaluasi pada average Bit Error Rate (BER) 10-4. Kinerja BER uncoded dipengaruhi oleh human blockage membutuhkan Signal to Noise Ratio (SNR) sebesar 30 dB, teori BER BPSK membutuhkan SNR sebesar 34,5 dB. dan kinerja BER polar codes membutuhkan SNR sebesar 23 dB. Hasil ini menunjukkan bahwa channel coding polar codes pada frekuensi 2,3 GHz mampu memperkecil pemakaian daya atau nilai SNR dengan gap SNR sebesar 7 dB. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi reeferensi dalam perkembangan teknologi 5G di Indonesia.","PeriodicalId":123793,"journal":{"name":"InComTech : Jurnal Telekomunikasi dan Komputer","volume":"19 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-08-18","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"123667981","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Penetration Testing Pada Sistem Informasi Jabatan Universitas Hayam Wuruk Perbanas","authors":"Gaguk Suprianto","doi":"10.22441/incomtech.v12i2.15093","DOIUrl":"https://doi.org/10.22441/incomtech.v12i2.15093","url":null,"abstract":"Keamanan pada sisi server merupakan salah satu upaya untuk mencegah terjadinya pembobolan sistem oleh pihak yang tidak bertanggung jawab. Pencegahan dapat dilakukan oleh sistem administrator untuk melindungi informasi pengguna dengan terlebih dahulu melakukan pengujian. Universitas Hayam Wuruk Perbanas menyimpan data-data dari pihak-pihak yang mempunyai jabatan seperti data mahasiswa, keuangan, penjaminan mutu dan lain-lain karena menjadi bagian kelangsungan proses bisnis perguruan tinggi. Sehingga data-data tersebut bersifat penting. Berbagai macam ancaman serangan yang berpotensi dihadapi seperti Cross Site Scripting (XSS), Denial of Services, SQL Injection dan lain sebagainya. Oleh sebab itu dilakukan pengujian untuk mengetahui kelemahan-kelemahan domain jabatan. Pihak pengelola menginginkan pengujian berfokus pada perangkat lunak dan informasi awal yang diberikan hanya alamat domain sehingga pengujian dilakukan dengan metode berjenis black box. Keunggulan metode tersebut berfokus pada pengujian kualitas perangkat lunak seperti untuk menemukan kesalahan pada struktur data dan fungsi sistem. Pengujian dilakukan dengan menggunakan beberapa tools seperti NMAP dan Acunetix. Hasil yang diperoleh ditemukan beberapa celah keamanan pada sistem seperti celah XSS yang dapat merubah tampilan. Selain itu shell backdoor masih dapat diunggah pada form dengan ekstensi pdf. Adapun domain jabatan belum mempunyai sertifikat SSL sehingga lalu lintas data dapat terbaca. Temuan-temuan tersebut sebagai masukan ke pengelola sistem agar dilakukan perbaikan. Penelitian selanjutnya dapat menggunakan metode white box yang membuat penguji dapat menguji tahapan yang belum tarcapai dengan metode black box dengan secara lebih dalam dan menyeluruh.","PeriodicalId":123793,"journal":{"name":"InComTech : Jurnal Telekomunikasi dan Komputer","volume":"54 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-08-18","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"114554013","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Pengaruh Human Blockage pada Model Kanal 5G dengan Frekuensi 28 GHz","authors":"Reni Dyah Wahyuningrum","doi":"10.22441/incomtech.v12i2.13501","DOIUrl":"https://doi.org/10.22441/incomtech.v12i2.13501","url":null,"abstract":"Teknologi generasi kelima (5G) diimplementasikan di Indonesia pada tahun 2021. Penggunaan frekuensi tinggi pada 5G yang mengakibatkan teknologi sensitif terhadap pengaruh disekitar pengirim dan penerima seperti pengaruh human blockage. Penelitian ini menguji model kanal 5G dengan dan tanpa pengaruh human blockage pada frekuensi 28 GHz, bandwidth 198 MHz, modulasi Quadrature Phase Shift Keying (QPSK), dan sistem Cyclic Prefix-Orthogonal Frequency Division Multiplexing (CP-OFDM). Hasil menunjukkan model kanal 5G dengan dan tanpa pengaruh human blockage memiliki Power Delay Profile (PDP) representative sejumlah 39 path. Hasil kinerja outage performances menunjukkan bahwa kondisi kanal tanpa pengaruh human blockage memiliki kinerja yang lebih baik dibandingkan dengan pengaruh human blockage, karena memiliki gap sebesar 0,2 dB. Pada hasil analisis kinerja Frame Error Rate (FER) gap antara kurva kinerja (FER) dan outage performances pada dua skenario memiliki rentang gap sebesar 21,2 dB. Penelitian ini juga menganalisis kinerja Bit Error Rate (BER) dengan gap antara BER pada skenario dengan dan tanpa human blockage dengan kurva teori BER fading QPSK memiliki rentang SNR sebesar 1,8 – 2 dB. Penelitian ini menunjukkan bahwa pada model kanal 5G di frekuensi 28 GHz dengan human blockage tidak akan mempengaruhi kinerja sistem 5G. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi pada perkembangan 5G di Indonesia.","PeriodicalId":123793,"journal":{"name":"InComTech : Jurnal Telekomunikasi dan Komputer","volume":"95 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-08-18","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"131195988","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Pengoptimasian Traffic pada Jaringan Wide Area Network Menggunakan Application Aware Routing Berbasis SD-WAN","authors":"Ahmad Firdausi","doi":"10.22441/incomtech.v12i2.15180","DOIUrl":"https://doi.org/10.22441/incomtech.v12i2.15180","url":null,"abstract":"Abstrak:Seiring dengan berkembangnya zaman, pengguna internet saat ini terus bertambah. Pengguna internet dunia yang diprediksi akan mencapai 66% populasi dunia pada tahun 2023, selain itu perkembangan tersebut juga didukung oleh munculnya berbagai jenis aplikasi dan komputasi berbasis awan. Tentunya dengan seiring bertambahnya pengguna internet dan penggunaan berbagai aplikasi tersebut diperlukan kehandalan jaringan WAN (Wide Area Network) dalam menangani traffic yang masih terdapat beberapa tantangan diantaranya terbatasnya bandwidth, latensi tinggi, kemacetan data dan hilangnya paket data pada jaringan. Oleh karena itu penulis mengusulkan implementasi application aware routing berbasis SD-WAN yang diharapkan dapat memberikan pengalaman akses yang lebih baik sekaligus menjadi solusi ketika terdapat gangguan pada jaringan WAN yang dapat menurunkan performansi traffic data dan suara. Berdasarkan pengukuran dan simulasi sistem yang telah diimplementasikan pada GNS3 terhadap performasi traffic suara, performansi QoS traffic suara saat peak traffic menggunakan SD-WAN application aware routing lebih baik dibandingkan dengan BGP multihomed dengan rata-rata latency 20,77 ms, rata-rata jitter 27,26 ms dan packet loss 3,7%. Performansi QoS traffic suara tersebut masih dalam kategori “Bagus” dan “Sangat Bagus” berdasarkan standar TIPHON. Sedangkan performansi traffic data HTTP saat peak traffic menggunakan SD-WAN application aware routing juga lebih baik dibandingkan dengan BGP Multihomed dengan rata-rata waktu tanggap 146.812 ms, dan TCP retransmission 15 paket.","PeriodicalId":123793,"journal":{"name":"InComTech : Jurnal Telekomunikasi dan Komputer","volume":"73 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-08-18","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"127238816","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Automatic Water Desalination Device using Sugeno Fuzzy Logic (Case Study: Tangkil Coast)","authors":"Ilham Firman Ashari","doi":"10.22441/incomtech.v12i2.15158","DOIUrl":"https://doi.org/10.22441/incomtech.v12i2.15158","url":null,"abstract":"Water desalination is the process of making fresh seawater or the process of making fresh water from salt water. This study uses a thermal desalination process because the salt content produced is less than the results from membrane desalination. This fuzzy method also has several variations in its application. The fuzzy Sugeno method used in this study differs from other methods, that is, with this method the results are in the form of constants or linear equations so that they can automate the desalination process. Tangkil Island is used as the object in this case study because it is a center for family tourism but has difficult access to fresh water. This study tested the results of desalination water by using a salinity measuring instrument with the type of salinity-615 as the standard for reading salt levels. The comparison results have an error value of above 50% due to the difference in the reading digits of the salinity-615 tool, which only has a value of 1 digit behind the comma, so that the results compared with the salt level sensor (embedded), which can read 3 digits behind the comma, have a high error percentage. The results of the tests carried out using Matlab with the actual conditions at the temperature, humidity, and water level observed that the desalination process runs automatically. From the results of these tests, there are very large differences in the calculation of the evaporation rate. The temperature and humidity factors can change at any time, which causes very large differences from the calculation results. In line with the increase in temperature and decrease in humidity, the evaporation process will be faster but will experience a slowdown in the evaporation process if the opposite occurs.","PeriodicalId":123793,"journal":{"name":"InComTech : Jurnal Telekomunikasi dan Komputer","volume":"26 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-08-18","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"132418785","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Analisis Performa Sistem Dense Wavelength Division Multiplexing dengan Hybrid Optical Amplifier dan Single Amplifier Menggunakan Optisystem","authors":"Gde Ngurah Agung Adi Saputra, Ahmad Firdausi","doi":"10.22441/incomtech.v12i2.12458","DOIUrl":"https://doi.org/10.22441/incomtech.v12i2.12458","url":null,"abstract":"Kebutuhan akan kapasitas jaringan backbone yang besar dan mampu menempuh jarak yang jauh sangat dibutuhkan. Sehingga penggunaan Dense Wavelength Division Multiplexing (DWDM) yang merupakan teknik penggabungan panjang gelombang pada transmisi optik mulai diimplementasikan pada jaringan backbone untuk dapat memenuhi kebutuhan kapasitas yang besar dengan jarak yang jauh. Teknologi DWDM mengalami penurunan level daya sinyal yang diakibatkan oleh redaman serat optik sepanjang link yang dipakai. Untuk mengatasinya, digunakanlah penguat optik. Penguat optik single merupakan suatu teknik yang dapat memberikan penguatan tunggal yang dapat mencapai jarak maksimum hingga kurang dari 165 km. Konfigurasi penguatan lain dibutuhkan guna untuk mengoptimalkan peningkatan gain pada sistem DWDM. Penggunaan penguat Hybrid-Parallel (FRA-EDFA) diusulkan pada sistem optik untuk mengoptimalkan penguatan pada sistem DWDM dalam memenuhi kebutuhan gain sehingga mampu menangani jaringan dengan beban yang besar pada jarak yang jauh. Berdasarkan hasil simulasi dan analisis dengan jarak iterasi kelipatan 10 km, penguat Hybrid-Parallel (FRA-EDFA) pada sistem DWDM 80 kanal yang dibandingkan dengan Single EDFA dan FRA didapatkan bahwa Hybrid masih dapat memberikan nilai Q-factor, BER, dan power received yang baik pada seluruh kanal pada jarak transmisi 221 km dibandingkan dengan Single EDFA pada jarak maksimal 164 km dan Single FRA dengan jarak maksimal 93 km.","PeriodicalId":123793,"journal":{"name":"InComTech : Jurnal Telekomunikasi dan Komputer","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-08-18","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"126149447","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Analisis Performa Sistem High Altitude Platforms Menggunakan Algoritma Genetika Untuk Pengalokasian Subcarrier","authors":"A. Utami, Barokatun Hasanah","doi":"10.22441/incomtech.v12i1.14211","DOIUrl":"https://doi.org/10.22441/incomtech.v12i1.14211","url":null,"abstract":"Perkembangan teknologi di bidang telekomunikasi semakin maju, dimana terdapat salah satu teknologi yaitu High Altitude Platforms (HAPs). HAPs merupakan teknologi yang sangat modern guna memenuhi kebutuhan akan jaringan internet khususnya di daerah-daerah pelosok yang belum terjangkau oleh jaringan internet. Pada implementasi HAPs dibutuhkan pengaturan dalam pengalokasian seluruh sumber daya radio secara tepat kepada user agar tercapai suatu sistem yang optimal sehingga dapat melayani pengiriman data berkecepatan tinggi secara merata. Oleh karena itu dibutuhkan algoritma pengalokasian sumber daya radio agar mencapai performa sistem yang optimal. Pada penelitian ini akan dibahas mengenai pengalokasian sumber daya radio berupa subcarrier kepada user yang terdapat dalam sistem. Parameter yang diukur adalah performa kapasitas dengan menggunakan algoritma genetika, sehingga dihasilkan pengalokasian subcarrier secara tepat kepada user sesuai dengan kondisi kanal yang dibangkitkan dengan Channel State Information (CSI). Simulasi dilakukan dengan memvariasikan jumlah user dan bandwidth agar diperoleh hasil yang lebih optimal. Pengalokasian resource pada simulasi dengan Algoritma Genetika memperoleh nilai rata-rata kapasitas sistem tertinggi mencapai 9.8049Mbps. Hasil simulasi menunjukkan bahwa dengan adanya penambahan jumlah user akan mempengaruhi kapasitas. Semakin banyak jumlah user maka nilai rata-rata kapasitas akan menurun. Kapasitas dipengaruhi oleh jumlah subcarrier yang dialokasikan dengan Algoritma Genetika, semakin banyak subcarrier maka kapasitas akan semakin meningkat.","PeriodicalId":123793,"journal":{"name":"InComTech : Jurnal Telekomunikasi dan Komputer","volume":"161 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-04-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"124505363","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Analisis Kelayakan Desain Air Purifier pada Ruangan Tertutup Berbasis Internet of Things","authors":"Khodijah Amiroh, Helmy Widyantara, O. Permata","doi":"10.22441/incomtech.v12i1.14071","DOIUrl":"https://doi.org/10.22441/incomtech.v12i1.14071","url":null,"abstract":"Kesehatan lingkungan perlu menjadi perhatian utama seperti polusi udara yang mengakibatkan pencemaran lingkungan. Saat ini, 90% orang beraktifitas pada ruangan tertutup. Banyaknya aktifitas seseorang dalam ruangan menjadikan kebersihan udara pada ruangan suatu hal yang penting karna berdampak langsung pada kesehatan manusia. Beberapa indikator penting antara lain kadar debu, kadar ethanol, gas CO, dan kelembaban udara. Penelitian dilakukan dengan beberapa tahap mulai dari perancangan sistem, implementasi sistem, hingga melakukan analisis kelayakan sistem. Perancangan sistem dilakukan dengan membuat desain air purifier yang lebih ergonomis yang terdiri atas karbon, hepa filter, UV serta exhaust berbasis IoT. Design air purifier dan sistem kontrol otomatis yang dibuat diperlukan sebuah analisis kelayakan untuk mengetahui seberapa efektif prototipe yang telah dibuat. Sistem monitoring berbasis IoT dibuat dengan menggunakan Arduino ESP32 dan DHT 22 dengan menggunakan aplikasi mobile sebagai sistem monitoring. Implementasi sistem dilakukan dengan mencari bahan yang dapat dimanfaatkan dalam perancangan sistem dan dapat melindungi pancaran radiasi sinar uv tidak membahayakan lingkungan sekitar. Hasil dari uji kelayakan dilakukan terhadap air purifier pada laboratorium dinas provinsi jawa timur dengan menggunakan indikator gas CO, kadar debu, dan kadar etahanol di dalam udara. Hasil dari pengujian tersebut diketahui bahwa hasil perancangan air purifier dapat melakukan penurunan kadar CO hingga >82% dalam jangka waktu 15 menit. Kadar debu di udara mengalami penurunan hingga 63,81% dalam jangka waktu 50 menit serta penurunan kadar ethanol dalam udara sebesar 93,52%.","PeriodicalId":123793,"journal":{"name":"InComTech : Jurnal Telekomunikasi dan Komputer","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-04-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"130529159","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}