{"title":"Pengaruh zeolit sebagai agregat kasar dan abu batubara sebagai bahan campuran semen terhadap kuat tekan paving block","authors":"Indah Pratiwi, E. Yanti","doi":"10.30556/JTMB.VOL14.NO3.2018.158","DOIUrl":"https://doi.org/10.30556/JTMB.VOL14.NO3.2018.158","url":null,"abstract":"Tingginya permintaan paving block berdampak pada meningkatnya harga dan kebutuhan bahan baku utama yang digunakan. Untuk mengatasinya dibutuhkan material berkualitas baik dan teknologi konstruksi alternatif yang dapat mengurangi ketergantungan terhadap material tertentu. Di Indonesia potensi sumberdaya mineral zeolit dan abu batubara cukup banyak. Kandungan silika dalam abu batubara mencapai 60% sehingga dapat dimanfaatkan sebagai bahan pengganti semen. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan komposisi campuran paving block yang memenuhi standar kuat tekan SNI, dengan memanfaatkan zeolit sebagai agregat kasar dan abu batubara sebagai bahan pengganti semen. Benda uji dibuat dengan komposisi campuran yang berbeda yaitu zeolit (agregat kasar), pasir (agregat halus), semen, abu batubara dan air, menggunakan alat cetak tekan manual dan diuji nilai kuat tekannya pada umur 28 hari. Persentase gradasi tiap ukuran butir diatur agar dicapai sifat fisik dan mekanik benda uji yang optimal. Berdasarkan hasil pengujian laboratorium,benda uji paving block ZFA2 memenuhi standar mutu kelas B dengan komposisi campuran zeolit, pasir, semen, abu batubara dan air sebesar 1:2:1,5:3:1 yang dapat digunakan untuk pelataran parkir dengan nilai kuat tekan sebesar 18,09 MPa. Benda uji paving block ZFA4 memenuhi standar mutu kelas C dengan komposisi campuran zeolit, pasir, semen, abu batubara dan air sebesar 1,5:3:1,5:1,5:1 yang cocok digunakan pada lahan pejalan kaki dengan nilai kuat tekan sebesar 15,89 MPa.","PeriodicalId":118039,"journal":{"name":"Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara","volume":"266 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-09-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"117035004","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Digesting ampas bauksit untuk pembuatan tawas skala pilot","authors":"K. Hidayat, H. Husaini, Suganal Suganal","doi":"10.30556/JTMB.VOL14.NO3.2018.151","DOIUrl":"https://doi.org/10.30556/JTMB.VOL14.NO3.2018.151","url":null,"abstract":"Limbah atau ampas bauksit hasil pencucian belum termanfaatkan dengan optimal dan hanya menimbulkan pencemaran lingkungan, padahal kandungan berharga yang ada di dalamnya seperti alumina masih bisa diolah menjadi koagulan (tawas atau PAC). Tawas dapat dihasilkan melalui proses digesting bauksit dengan menggunakan asam sulfat. Percobaan pembuatan tawas ini menggunakan ampas pencucian bauksit asal Meliau, Kalimantan Barat, berupa undersize rotary drum scrubber (RDS) yang berukuran +60 mesh dan sudah mengalami penggerusan sampai -150 mesh. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan kondisi optimum proses pembuatan tawas skala pilot. Proses ini dimulai dengan proses reduksi bauksit dengan ball mill , dilanjutkan dengan pelarutan bauksit dengan asam sulfat dalam sebuah reaktor pada suhu 100 o C. Filtrat yang dihasilkan direduksi kandungan besinya dengan diuapkan, sehingga menjadi tawas. Setelah dilakukan optimasi pembuatan tawas, kondisi terbaik yang diperoleh pada pembuatan tawas dari ampas adalah untuk berat ampas sebesar 50 kg dibutuhkan asam sulfat sebesar 120,89 kg dan air 3,62 kg yang menghasilkan persen ekstraksi Al 2 O 3 98,62% pada kondisi suhu 100 o C, dengan waktu 1 jam .","PeriodicalId":118039,"journal":{"name":"Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara","volume":"56 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-09-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"121720467","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Transformasi mineral pirolusit pada temperatur tinggi","authors":"Solihin Solihin, Aditya Wibawa","doi":"10.30556/JTMB.VOL14.NO3.2018.682","DOIUrl":"https://doi.org/10.30556/JTMB.VOL14.NO3.2018.682","url":null,"abstract":"Mangan adalah unsur penting yang digunakan oleh beberapa industri a.l. sebagai unsur pemadu dalam industri baterai dan baja khusus. Reduksi merupakan tahap yang sangat penting dalam proses pengolahan mangan. Tujuan dari penelitian ini untuk menyelidiki perilaku reduksi konsentrat mangan yang berasal dari Sumbawa. Konsentrat mangan ini mengandung pirolusit dan kuarsa. Pemanasan campuran konsentrat mangan dan batubara menghasilkan senyawa Mn 3 O 4 yang stabil sampai temperatur 700°C. Menurunnya tekanan parsial reduktor pada temperatur 800°C menyebabkan Mn 3 O 4 teroksidasi kembali menjadi Mn 2 O 3 yang stabil sampai temperatur 1100°C. Selama pemanasan, kuarsa diperkirakan mengalami perubahan struktur kristal menjadi silika nonkristalin. Akhirnya, silika nonkristalin tersebut bereaksi dengan mangan oksida pada temperatur 1200°C membentuk mangan silikat.","PeriodicalId":118039,"journal":{"name":"Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara","volume":"4 2","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-09-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"133003830","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Suliestyah Suliestyah, Edy Jamal Tuheteru, Pancanita Novi Hartami
{"title":"Pengaruh ukuran butir batubara dan komposisi batubara-ZnCl2 pada daya serap karbon aktif terhadap logam Fe, Cu dan Zn dalam limbah cair","authors":"Suliestyah Suliestyah, Edy Jamal Tuheteru, Pancanita Novi Hartami","doi":"10.30556/jtmb.Vol14.No3.2018.149","DOIUrl":"https://doi.org/10.30556/jtmb.Vol14.No3.2018.149","url":null,"abstract":"Percobaan pembuatan karbon aktif berbahan baku batubara dengan variasi ukuran butir 10, 20, 40, 60, 80, dan 100 mesh telah dilakukan. Aktivasi kimia menggunakan ZnCl 2 dengan komposisi 70% batubara - 30% ZnCl 2 dan 60% batubara - 40% ZnCl 2 dengan karbonisasi pada temperatur 500°C selama 1 jam. Contoh batubara diambil dari PT.Tambang Batubara Bukit Asam unit Penambangan Tanjung Enim Sumatera Selatan, lokasi penambangan Bangko. Pembuatan karbon aktif bertujuan untuk mempelajari potensi aplikasinya sebagai adsorben logam pada limbah cair. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa bilangan iodin tertinggi adalah 1298 mg/g pada produk karbon aktif yang dibuat dengan komposisi 60% batubara - 40% ZnCl 2 dengan ukuran butir batubara 60 mesh. Uji daya serap karbon aktif terhadap logam Fe pada limbah cair dengan konsentrasi awal 33,05 ppm menunjukkan serapan hingga 99%. Pada konsentrasi awal Cu 25,15 ppm, daya serap logam Cu hingga 50,89% sedangkan pada konsentrasi awal Zn 49,15 ppm menunjukkan serapan hingga 78,07%. Besarnya bilangan Iodin pada karbon aktif tidak menjamin tingginya daya serap karbon aktif terhadap logam, melainkan bergantung pada jenis logam dan konsentrasi awal logam tersebut. Untuk logam Cu, semakin tinggi bilangan iodin semakin tinggi pula daya serap karbon aktif. Secara umum serapan logam Fe, Cu dan Zn oleh karbon aktif produk penelitian ini mengikuti persamaan Isotermal Freundlich dalam proses isotermal. Berdasarkan Isotermal Freundlich, untuk serapan logam Fe dengan konsentrasi awal 33,05 ppm diperoleh kapasitas adsorpsi 21,2 mg/g dengan energi adsorpsi 28,388 KJ/mol. Untuk serapan logam Cu dengan konsentrasi awal 25,15 ppm mempunyai kapasitas adsorpsi 0,0043 mg/g dengan energi adsorpsi 26,532 KJ/mol dan untuk serapan logam Zn dengan konsentrasi awal 49,15 ppm mempunyai kapasitas adsorpsi 0,086 mg/g dengan energi adsorpsi 27,642 KJ/mol.","PeriodicalId":118039,"journal":{"name":"Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara","volume":"49 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-09-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"116611329","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Abu batubara dan pemanfaatannya: Tinjauan teknis karakteristik secara kimia dan toksikologinya","authors":"R. Damayanti","doi":"10.30556/JTMB.VOL14.NO3.2018.966","DOIUrl":"https://doi.org/10.30556/JTMB.VOL14.NO3.2018.966","url":null,"abstract":"Pemenuhan kebutuhan energi di Indonesia masih didominasi oleh bahan bakar fosil seperti minyak, gas ataupun batubara. Sampai dengan 2050 diperkirakan kontribusi batubara sebagai sumber energi masih mencapai 31%. Pembangunan PLTU 35 GW merupakan salah satu solusi pemenuhan kebutuhan energi. Konsekuensinya abu batubara akan banyak terbentuk dan ditimbun apabila tidak bisa dimanfaatkan. Berdasarkan kondisi ini pemanfaatan abu batubara secara masif perlu diupayakan dengan tetap mempertimbangkan statusnya sebagai limbah B3. Penelitian terkait pemanfaatan abu batubara berikut penunjangnya sudah dilakukan di Puslitbang Teknologi Mineral dan Batubara sejak tahun 2000 namun penelitian ini masih dilakukan pada skala laboratorium karena percobaan di lapangan perlu waktu dan perizinan yang cukup lama. Berdasarkan karakterisasi percontoh yang diambil dari PLTU di Jawa Barat, Jawa Timur, Sumatera dan Kalimantan diketahui bahwa abu batubara ada yang bersifat asam dan basa serta memiliki kandungan logam berat seperti Fe, Mn, Pb, Cu, Zn, Ni, Cr, dan Co. Beberapa pengujian untuk melihat sifat keterlindian logam-logam berat dan sifat toksik secara kimia dan biologi menunjukkan bahwa percontoh abu batubara dapat dikategorikan sebagai bukan limbah B3 (kandungan logam-logam berat tersebut dalam lindiannya lebih kecil dari yang ditetapkan) dan bersifat hampir tidak toksik (dengan nilai 10.000 15.000 ppm). Pengujian laboratorium menunjukkan tidak terjadi pelindian logam berat yang signifikan, terbukti bahwa logam-logam berat dalam abu batubara pada pengujian spesiasi terdistribusi pada fraksi oksida dan residu yang secara kimia menbuat logam-logam tersebut tidak mudah terlindi. Implementasi di lapangan dengan perencanaan pemantauan yang baik dan benar, kolaborasi dengan KLHK perlu dilakukan agar pemanfaatan limbah yang aman untuk lingkungan dapat direalisasikan.","PeriodicalId":118039,"journal":{"name":"Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara","volume":"5 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-09-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"127288755","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Analisis rantai nilai besi baja di Indonesia","authors":"I. Suherman, Ridwan Saleh","doi":"10.30556/JTMB.VOL14.NO3.2018.696","DOIUrl":"https://doi.org/10.30556/JTMB.VOL14.NO3.2018.696","url":null,"abstract":"Peningkatan nilai tambah (PNT) sebagaimana diamanatkan dalam UU RI No. 4/2009, bertujuan untuk memberikan keuntungan bagi seluruh pemangku kepentingan, baik bagi perusahaan tambang, industri hilir, masyarakat dan pemerintah. Potensi pasar produk olahan berbasis besi baja baik secara global maupun nasional, belum bisa dimanfaatkan secara optimal. Kebutuhan domestik masih banyak yang dipenuhi dari impor, upaya pengolahan dan pemurnian bijih besi di dalam negeri masih menghadapi permasalahan sehingga masih banyak mata rantai industri hulu-hilir yang terputus. Penelitian ini bertujuan memetakan rantai pasokan beserta aliran produknya dan kaitannya dengan identifikasi permasalahan, menganalisis perkembangan produk dalam rantai nilai, menganalisis kinerja rantai industri, serta dampaknya terhadap perekonomian nasional. Dengan demikian upaya peningkatan keterkaitan industri hulu dan hilir besi baja melalui program PNT, sebagaimana yang diamanatkan dalam UU No.4 Tahun 2009 dapat berjalan sebagaimana yang telah ditetapkan. Pendekatan penelitian dilakukan melalui survei langsung maupun tidak langsung. Hasil penelitian menunjukkan pada rantai industri hulu, yaitu rantai pengolahan bijih besi menjadi sponge iron masih ada tantangan inovasi teknologi yang berbahan baku bijih besi berkadar rendah. Pada rantai industri hilir, yaitu rantai industri baja kasar/ semi finished product perkembangannya mengandalkan bahan baku sponge iron impor. Apabila tantangan tersebut dapat diatasi dan investasi dapat terealisasi, maka pada 2020, diperkirakan akan tercipta total nilai ekonomi sekitar USD 15,632 miliar, nilai tambah USD 1,707 miliar, dan serapan tenaga kerja sekitar 90.898 orang. Kontribusi terhadap perekonomian nasional dapat mendongkrak Produk Domestik Bruto sekitar 0,203%.","PeriodicalId":118039,"journal":{"name":"Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara","volume":"13 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-09-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"128044361","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Analisis penentuan harga jual batubara PT Berau Coal untuk pembangkit listrik tenaga uap mulut tambang Lati","authors":"I. Suherman, Bambang Yunianto","doi":"10.30556/JTMB.VOL14.NO2.2018.189","DOIUrl":"https://doi.org/10.30556/JTMB.VOL14.NO2.2018.189","url":null,"abstract":"Perusahaan batubara dalam hal menjual batubara harus mengikuti peraturan yang dikeluarkan oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral yang kewenangannya ada di bawah Direktorat Jenderal Mineral dan Batubara. PT Berau Coal sejak 2003 menjual batubara berupa reject coal kepada Pembangkit Listrik Tenaga Uap Mulut Tambang Lati di Kabupaten Berau, Kalimantan Timur. Berdasarkan kajian Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Mineral dan Batubara, harga jual batubara tersebut ditetapkan sebesar USD 0,85 per ton atau senilai bagi hasil bagian pemerintah, dengan pertimbangan untuk memajukan daerah. Dengan berjalannya waktu, cadangan reject coal perusahaan tambang tersebut semakin tipis. Di samping itu, penggunaan reject coal untuk pembangkit listrik menimbulkan permasalahan bagi boiler . Untuk memenuhi kebutuhan pembangkit listrik tersebut, sebagai alternatif digunakan batubara non reject coal yang tersedia di pasar batubara. Harga batubara untuk steam (thermal) coal ditetapkan berdasarkan Harga Patokan Batubara. Kondisi tersebut menjadi kendala, khususnya untuk periode 2012-2015, yaitu belum adanya kesepakatan harga jual beli dari kedua belah pihak. Berdasarkan analisis, harga tersebut tidak ekonomis bagi pembangkit listrik tersebut (PT Indo Pusaka Berau) maupun PT PLN. Di lain pihak, berdasarkan simulasi cash flow PT Indo Pusaka Berau, jika harga batubara senilai bagian pemerintah, biaya produksi lebih ekonomis, tetapi tidak sesuai lagi dengan peraturan. Untuk mencari win-win solution terhadap persoalan tersebut, maka berdasarkan Pasal 2 dan 3 Peraturan Direktur Jenderal Mineral dan Batubara Nomor 1348.K/30/DJB/2011, bahwa harga batubara untuk pembangkit listrik mulut tambang dengan kalori lebih besar atau sama dengan 3.000 kkal/kg gar dapat dijual dengan harga di bawah Harga Patokan Batubara dengan menyampaikan kajian. Berdasarkan hasil analisis diperoleh satu harga alternatif, yaitu USD 19,96 per ton.","PeriodicalId":118039,"journal":{"name":"Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara","volume":"117 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-05-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"132023470","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Mochamad Muslim Taufiq, Irvan Sophian, Nur Khoirullah, Zulfialdi Zakaria
{"title":"Kemampugalian kuari andesit Gunung Geulis, Kecamatan Jatinangor, Kabupaten Sumedang, Provinsi Jawa Barat","authors":"Mochamad Muslim Taufiq, Irvan Sophian, Nur Khoirullah, Zulfialdi Zakaria","doi":"10.30556/jtmb.vol18.no2.2022.1257","DOIUrl":"https://doi.org/10.30556/jtmb.vol18.no2.2022.1257","url":null,"abstract":"The need for raw material of andesite is increasing along with the development and acceleration of infrastructure in Indonesia. Andesitic rocks can be used as material for constructing sidewalks, building foundations, or in mixing concrete. In andesite mining, it is necessary to analyze appropriate mining methods for a productive, effective and efficient mining activity. This research aims to understand the rock mass classification, excavation ability, and to recommend a slope model for a safe and efficient mining activity. Methods used in this research include geomechanical classification with rock mass rating (RMR), slope mass rating (SMR), and rock excavation ability analysis. Based on this classification, the rock mass in the study area can be categorized as a good rock with RMR value of 69 – 79 and SMR 53° - 65°. Recommendation for mining is by using the ripping-blasting method.","PeriodicalId":118039,"journal":{"name":"Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara","volume":"6 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"1900-01-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"132390344","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Niza Desiana, Ngatijo, M. I. Lagowa, Kontributor Utama, Kontributor Anggota
{"title":"Pengelolaan air limbah tambang dengan metode bioadsorbsi menggunakan karbon aktif tempurung kelapa","authors":"Niza Desiana, Ngatijo, M. I. Lagowa, Kontributor Utama, Kontributor Anggota","doi":"10.30556/jtmb.vol18.no2.2022.1175","DOIUrl":"https://doi.org/10.30556/jtmb.vol18.no2.2022.1175","url":null,"abstract":"Mine wastewater is formed as the impact of mining activities. One of mine wastewater management methods that has not been studied widely is bioadsorption method using coconut shell activated carbon.This research aims to examine the effect of bioadsorption using coconut shell activated carbon on pH, Fe, Mn and TSS concentrations of mine wastewater. The method used was an experimental one with 2 variables, those were concentrations of active carbon and contact time. The results showed that coconut shell activated carbon by 20% H3PO4 contained 98.20% of carbon, 9.75% of moisture, volatile matter of 20.52%, ash of 10.02% and bound carbon of 69.46%. The optimum increasing pH was obtained at the addition of activated carbon concentration of 5 g/L with the contact time of 10 minutes, the final pH was 7.01. The reduction in Fe and Mn concentration happened by applying 5 g/L activated carbon, with contact time 60 and 20 minutes respectively. The Fe concentration became 0.3570 mg/L and Mn 0.0344 mg/L. The optimal TSS reduction was 0.078 mg/L at the addition of 5 g/L activated carbon and contact time of 20 minutes. The coconut shell activated carbon is proven to be able to increase pH and reduce Fe, Mn and TSS concentrations and can be offered as alternative option as bioadsorption material for mine waste water management.","PeriodicalId":118039,"journal":{"name":"Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara","volume":"26 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"1900-01-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"132872968","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Siti Khodijah, Utari Sonya Monica, J. Ersyari, Nur Khoirullah, R. I. Sophian
{"title":"Potensi longsor berdasarkan analisis kinematik pada area low wall PT. Bukit Asam Tbk, site Tanjung Enim, Sumatera Selatan","authors":"Siti Khodijah, Utari Sonya Monica, J. Ersyari, Nur Khoirullah, R. I. Sophian","doi":"10.30556/jtmb.vol19.no2.2023.1363","DOIUrl":"https://doi.org/10.30556/jtmb.vol19.no2.2023.1363","url":null,"abstract":"PT. Bukit Asam Tbk is an open-pit coal mining company in Muara Enim, Soutgh Sumatra. In open-pit mining activities, slope stability analysis is carried out to evaluate the mine in order to create a safe mining process. Several types of slope failure are associated with geological structures. This research was conducted to identify the type of landslides in the low wall area of Pit X PT. Bukit Asam Tbk and determine the slope stability factor based on discontinuity data using the scanline method at 8 observation points that represent the lithology of the low wall area. Methods used in this research is kinematic analysis, slope stability analysis on plane slide types and wedge. Based on the kinematic analysis, it was identified that the Pit X low wall area has the potential for plane and wedge type landslides with a relatively stable slopes.","PeriodicalId":118039,"journal":{"name":"Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara","volume":"38 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"1900-01-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"115970619","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}