{"title":"Kajian Eksegetikal Amanat Agung menurut Matius 28:18-20","authors":"Susanto Dwiraharjo","doi":"10.46929/graciadeo.v1i2.8","DOIUrl":"https://doi.org/10.46929/graciadeo.v1i2.8","url":null,"abstract":"The Great Commission is an integral part of the life of believers. This is the message of Christ for all citizens of the kingdom of God. It is called the Great Commission that does not mean its position is more important than other parts of the Bible. But this has demands that every believer must do. On the other hand it can be confirmed that the Great Commission is nothing but the pulse of the believer. In Matthew 28: 18-20, discussions about the Great Commission can be divided into three main parts. These three parts stand to support one another, and refer to the central theme of the Great Commission. First, the Great Commission is based on the authority of the Father bestowed on Christ. Second, the Great Commission is a continuous activity that is always inherent in the lives of believers. When the Great Commission is sustained by the ability or inclusion of Christ. These three things are the essence or essence of the interpretation of the Great Commission in the daily life of believers. \u0000 \u0000 \u0000Abstrak \u0000Amanat Agung adalah bagian integral hidup orang percaya. Ini adalah amanat Kristus bagi semua warga kerajaan Allah. Disebut Amanat Agung itu bukan berarti kedudukannya lebin penting dari bagian lain di dalam Alkitab. Namun ini memiliki tuntutan yang harus dilakukan oleh setiap orang percaya. Di sisi lain dapat dipertegas bahwa Amanat Agung tidak lain adalah denyut nadi orang percaya. Dalam Matius 28:18-20, pembahasan tentang Amanat Agung dapat dibagi ke dalam tiga bagian utama. Ketiga bagian ini berdiri untuk saling menopang satu dengan yang lain, dan mengacu pada tema sentral tentang Amanat Agung. Pertama, Amanat Agung itu didasarkan pada otoritas Bapa yang dilimpahkan kepada Kristus. Kedua, Amanat Agung itu merupakan aktivitas berkesinambungan yang selalu melekat dalam hidup orang percaya. Ketika Amanat Agung itu ditopang oleh abilitas atau penyertaan Kristus. Ketiga hal ini merupakan hakekat atau intisari dari intepretasi Amanat Agung dalam hidup harian orang percaya.","PeriodicalId":113383,"journal":{"name":"JURNAL TEOLOGI GRACIA DEO","volume":"15 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-01-18","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"114306693","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Hambatan Guru dan Pelayanan Sekolah Minggu di Gereja Kristen Jawa Jebres Surakarta","authors":"Tanto Kristiono, Deo Putra Perdana","doi":"10.46929/GRACIADEO.V1I2.9","DOIUrl":"https://doi.org/10.46929/GRACIADEO.V1I2.9","url":null,"abstract":"Children will later continue the baton of church service. They will be responsible for the condition of the church in the future. Sunday schools are present as church institutions to prepare them to become candidates for church leaders. The Church needs people who are willing to become Sunday school teachers. The fact is that it is not easy to become a Sunday school teacher, they must understand and learn about the various competencies that must be possessed to become a good teacher and servant of God. This study was conducted to obtain empirical evidence about the effect of teacher barriers on the motivation for Sunday school services in Jebres Javanese Christian Church Surakarta. The population in this study were GKJ Jebres Surakarta Sunday school teachers, totaling 20 people. In the study used data collection techniques that are considered suitable, namely questionnaire (questionnaire). In this study, the independent variables are barriers to Sunday school teachers, while the dependent variable is the motivation of Sunday school services at GKJ Jebres Surakarta. The collected data will be analyzed using correlation test and simple regression analysis at a significance level of 5%. The results showed that there was a very strong correlation between the obstacles of Sunday school teachers and the motivation of Sunday school services in Jebres Javanese Christian Church. The results also show that the constraints of Sunday school teachers have a significant effect on the motivation of Sunday school services in Jebres Javanese Christian Church. \u0000 \u0000 \u0000Abstrak \u0000Anak-anak nantinya akan meneruskan tongkat estafet pelayanan gereja. Merekalah yang akan bertanggung jawab dengan kondisi gereja di masa mendatang. Sekolah minggu hadir sebagai lembaga gereja guna mempersiapkan mereka untuk menjadi calon pemimpin gereja. Gereja membutuhkan orang-orang yang bersedia menjadi guru sekolah minggu. Faktanya tidak mudah untuk menjadi seorang guru sekolah minggu, mereka harus memahami dan belajar tentang berbagai kompetensi yang harus dimiliki untuk menjadi seorang guru sekaligus pelayan Tuhan yang baik. Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh bukti empiris tentang pengaruh hambatan-hambatan guru terhadap motivasi pelayanan sekolah minggu di Gereja Kristen Jawa Jebres Surakarta. Populasi dalam penelitian ini adalah guru-guru sekolah minggu GKJ Jebres Surakarta yang berjumlah 20 orang. Dalam penelitian digunakan tehnik pengumpulan data yang dianggap cocok, yakni angket (kuesioner). Dalam penelitian ini variabel bebasnya adalah hambatan-hambatan guru sekolah Minggu, sedangkan yang menjadi variabel terikat adalah motivasi pelayanan sekolah Minggu di GKJ Jebres Surakarta. Data yang terkumpul akan dianalisis dengan menggunakan uji korelasi dan analisis regresi sederhana pada tingkat signifikansi sebesar 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat korelasi yang sangat kuat sekali antara hambatan-hambatan guru sekolah Minggu dengan motivasi pelayanan sekolah Minggu di ","PeriodicalId":113383,"journal":{"name":"JURNAL TEOLOGI GRACIA DEO","volume":"34 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-01-18","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"116140747","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Trilogi Persaudaraan yang Rukun Menurut Mazmur 133: Sebuah Nasehat, Dasar, dan Berkat","authors":"Bimo Setyo Utomo","doi":"10.46929/graciadeo.v1i2.15","DOIUrl":"https://doi.org/10.46929/graciadeo.v1i2.15","url":null,"abstract":"Psalm 133 is known as one of the 15 Songs of Ascents and specifically this Psalm teaches about the importance of living in a harmonious brotherhood for the people of Israel in the context of God's people. In essence, Psalm 133 contains a trilogy which are: advice, foundation, and blessing regarding harmonious brotherhood. There are two depictions used by the Psalmist in this section to teach about harmony; first oil for the ordination of Imam Aaron and second, the dew from Mount Hermon. These two things were formulated by the psalmist to teach also the purpose of harmony, that God's blessings could be poured out on His people. God's blessing can be in the form of success, well-being or the tranquility of life in a long period of time that will certainly benefit the lives of His people. \u0000 \u0000 \u0000Abstrak \u0000Mazmur 133 dikenal sebagai salah satu dari 15 nyanyian ziarah (Songs of Ascents) dan secara spesifik Mazmur ini mengajarkan pentingnya hidup dalam persaudaraan yang rukun bagi orang Israel dalam konteks umat Allah. Secara garis besar, Mazmur 133 memuat sebuah trilogi yakni sebuah nasehat, dasar, dan berkat mengenai persaudaraan yang rukun. Ada dua penggambaran yang dipakai oleh Pemazmur dalam bagian ini untuk mengajarkan tentang kerukunan, yaitu minyak untuk penahbisan Imam Harun dan juga embun dari Gunung Hermon. Dua hal ini dirumuskan oleh pemazmur untuk mengajarkan pula mengenai tujuan dari sebuah kerukunan, yakni supaya berkat Allah dapat dicurahkan kepada umat-Nya. Berkat Tuhan dapat berupa keberhasilan, kesejahteraan atau kesentosaan hidup dalam kurun waktu yang panjang yang pasti bermanfaat bagi kehidupan umat-Nya.","PeriodicalId":113383,"journal":{"name":"JURNAL TEOLOGI GRACIA DEO","volume":"10 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-01-18","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"114969181","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"The Implications of Matthew 15: 21-28 to Christian Teacher Multicultural Problems","authors":"Esther Yunita Dewi","doi":"10.46929/graciadeo.v1i2.7","DOIUrl":"https://doi.org/10.46929/graciadeo.v1i2.7","url":null,"abstract":"The reality of the plurality of the Indonesian nation is the reason for the occurrence of multicultural problems in society, including in the educational environment, both occurring for teachers and students. The method used in this research is descriptive analysis method, research that tries to describe by interpreting the consequences that are happening. While the type of research used is qualitative by conducting literature studies, a study of biblical texts in Matthew 15: 21-28, and field studies. The results of the study are: first, the teacher needed to increase knowledge about multicultural and multicultural education. Second, developing creative attitudes in learning. Third, have an open attitude. Fourth, have an attitude of exemplary, and fifth have the attitude of seeing other people who are different from themselves as images of God.","PeriodicalId":113383,"journal":{"name":"JURNAL TEOLOGI GRACIA DEO","volume":"37 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-01-18","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"114394938","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Kajian Eksegetikal tentang Kelahiran Baru Menurut Yohanes 3:1-8","authors":"J. Kurniawan","doi":"10.46929/graciadeo.v1i1.17","DOIUrl":"https://doi.org/10.46929/graciadeo.v1i1.17","url":null,"abstract":"Secara teologis, ada dua macam kelahiran, pertama adalah kelahiran fisik atau natural melalui orang tua yang berdosa. Kedua adalah kelahiran spiritual yang biasa disebut kelahiran baru yang dikerjakan oleh Roh Kudus secara spiritual, dan memberikan kehidupan baru kepada orang berdosa. Kelahiran baru adalah anugerah Allah yang tidak mungkin dapat ditolak, setiap orang yang telah dilahirkan baru dari Roh Kudus pasti akan datang kepada Kristus. Kelahiran baru adalah penyatuan antara manusia dengan Kristus. Di dalam kehidupan yang baru, orang yang telah dilahir barukan itu memiliki persekutuan yang intim bersama Kristus, mereka dikenal dan dikasihi Allah. Iman di dalam Yesus Kristus menghasilkan kelahiran baru dan pertobatan. Orang-orang yang telah dilahir barukan tidak akan pernah kehilangan keselamatannya. Bahkan mengalami kedewasaan rohani dengan ditandai kesanggupan menerapkan buah Roh dalam kehidupannya.","PeriodicalId":113383,"journal":{"name":"JURNAL TEOLOGI GRACIA DEO","volume":"90 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-12-14","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"133407918","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Kehendak Bebas Manusia Menurut Augustine dan Calvin dalam Kaitannya dengan Kedaulatan Allah","authors":"Murni H. Sitanggang","doi":"10.46929/GRACIADEO.V1I1.20","DOIUrl":"https://doi.org/10.46929/GRACIADEO.V1I1.20","url":null,"abstract":"Konsep kehendak bebas (free will) dalam kaitannya dengan karya penyelamatan Allah terhadap manusia yang berdosa merupakan bahan perdebatan yang tiada habisnya. Artikel ini memberikan perbandingan dari dua pandangan yang berbeda tentang kehendak bebas, yaitu Augustine dan Calvin. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah komparasi dengan pendekatan kualitatif literatur. Kesimpulan yang diambil dari penelitian ini adalah: kedaulatan ilahi tidak menghilangkan kehendak bebas manusia, sebaliknya, ketetapan Allah jangan dianggap sebagai penolakan (overriding) terhadap kehendak bebas manusia. Kedaulatan Allah tersebut jangan dipahami sebagai kuasa untuk membuat kita takut, melainkan hendaknya direspons dengan rasa aman, kepercayaan, terima kasih dan sukacita","PeriodicalId":113383,"journal":{"name":"JURNAL TEOLOGI GRACIA DEO","volume":"35 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-12-14","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"125209325","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Integritas Seorang Pendidik","authors":"S. Sukarna","doi":"10.46929/graciadeo.v1i1.18","DOIUrl":"https://doi.org/10.46929/graciadeo.v1i1.18","url":null,"abstract":"Nilai kekristenan sudah mulai pudar, perkataan dan perbuatan yang dilakukan orang kristen sudah tidak ada bedanya dengan yang dilakukan orang yang bukan kristen. Bahkan tidak sedikit orang kristen yang memiliki kecenderungan menanggalkan atau menyembunyikan identitas kekristenannya supaya ia bisa masuk dan menjadi sama dengan dunia, dengan harapan ia bisa diterima secara utuh oleh dunia. Profesi pendidik, adalah profesi yang mulia. Di China, seorang pendidik dihargai setara dengan penghargaan yang diberikan kepada orang tua dan raja atau penguasa, bahkan seorang guru dihargai lebih tinggi dari penghargaan yang diberikan kepada seorang ayah, ibu, dan raja. Tetapi pada saat ini sepertinya telah terjadi “pergeseran nilai dan budaya” sehingga seorang guru atau pendidik tidak lagi dihormati seperti jaman dahulu, banyak guru telah kehilangan kharismanya sebagai seorang pendidik bangsa. Sifat keteladanan guru yang sudah dicontohkan oleh Sang Guru Agung, yaitu Yesus Kristus sangat sedikit didapatkan pada guru-guru kristen pada jaman ini. Integritas sebagai seorang guru kristen yang semula merupakan teladan hidup bagi murid-murid dan masyarakat sekitar, saat ini kurang tercermin lagi di dalam hidup keseharian para guru, baik di lingkungan sekolah, maupun dalam masyarakat luas.","PeriodicalId":113383,"journal":{"name":"JURNAL TEOLOGI GRACIA DEO","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-12-14","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"128490835","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Komparasi Eskatologi Injil Lukas dengan Injil Sinoptik Lainnya","authors":"E. C. Wijaya","doi":"10.46929/graciadeo.v1i1.21","DOIUrl":"https://doi.org/10.46929/graciadeo.v1i1.21","url":null,"abstract":"“Komparasi Eskatologi Injil Lukas dengan Injil Sinoptik Lainnya,” adalah subyek penelitian memberikan eksplanatori mengenai pemikiran-pemikiran teologis dari Lukas selaku penulis Injil Lukas dan Kisah Para Rasul, khususnya yang membahas tentang pemikiran-pemikiran atau pengajaran mengenai doktrin akhir zaman (eskatologi) yang dikomparasikan dengan Injil Matius dan Injil Markus, sebagai serangkaian kelompok dari Injil Sinoptik. Adanya kemiripan kata-kata, dan urutan bahkan isi/peristiwa yang hampir sama di antara ketiganya, serta kepentingan daripada doktrin akhir zaman, memberikan keunikan bagi masing-masing Injil, secara khusus bagi Injil Lukas itu sendiri. Disamping bermaksud untuk menyatakan keunikan dan perbedaan dari Injil Lukas dibandingkan dengan Injil Sinoptik lainnya, penelitian ini juga bermaksud memberikan informasi atau penjelasan mengenai hal-hal yang memiliki koherensi dan relevansi dengan doktrin akhir zaman yang dimaksud dalam subyek penelitian ini, di antaranya seperti perlunya menyentuh tulisan Lukas dalam Kisah Para Rasul, dan pembahasan mengenai Kerajaan Allah dan Kerajaan Sorga serta hal-hal lainnya. Oleh karena itu, untuk mengejawantahkan maksud di atas, maka penulis melaksanakan kajian terhadap beberapa ayat Alkitab dan pandangan para pakar dalam mengadakan pendekatan terhadap ayat-ayat eskatologi yang terdapat dalam ketiga Injil Sinoptik tersebut. Dengan pendekatan tersebut, maka hasil penelitian ini menjelaskan, di antaranya adalah bahwa Lukas menyusun Injilnya serupa dengan Markus, hanya saja terdapat penambahan pemahaman Lukas secara pribadi untuk menekankan nuansa yang berbeda dari tulisannya tersebut. Adapun mengenai istilah Kerajaan Allah dan Kerajaan Sorga, jika Markus dan Lukas konsisten menggunakan frase Kerajaan Allah, sebaliknya Matius menggantinya dengan istilah “Kerajaan Sorga,” meskipun memiliki pengertian yang sama, dengan maksud untuk memberikan pemahaman yang lebih mudah bagi para pembaca asli kitab-kitab tersebut. Di samping itu, ketiga penulis juga menuliskan kedatangan Yesus pada masa yang akan datang sebagai bagian penting dalam pemenuhan janji berkat Kerajaan Allah secara sempurna, sehingga tidak ada keraguan akan masa yang akan datang mengenai kedatangan Kristus kali kedua. \u0000 \u0000\"Comparative Luke's Gospel Eschatology with Other Synoptic Gospels,\" is the subject of an explanatory study of the theological thoughts of Luke as the writer of the Gospel of Luke and Acts of the Apostles, especially those which deal with thoughts or teachings about the end-time doctrine (eschatology) which are compared with the Gospel of Matthew and the Gospel of Mark, as a series of groups from the Synoptic Gospels. The similarity of words, and the order and even the contents / events that are almost the same between the three, as well as the interests of the end-time doctrine, provide uniqueness for each of the Gospels, specifically for the Gospel of Luke itself. Besides intending to express the uniqueness and difference of ","PeriodicalId":113383,"journal":{"name":"JURNAL TEOLOGI GRACIA DEO","volume":"24 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-12-14","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"125618389","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Peran Roh Kudus dalam Kehidupan Orang Percaya Masa Kini","authors":"Asih Rachmani Endang Sumiwi","doi":"10.46929/graciadeo.v1i1.19","DOIUrl":"https://doi.org/10.46929/graciadeo.v1i1.19","url":null,"abstract":"Roh Kudus adalah pribadi ketiga dari Allah Trinitas yang dijanjikan untuk hadir menyertai gereja sebagai pribadi yang melanjutkan karya Tuhan Yesus. Artikel ini bertujuan untuk menunjukkan peran Roh Kudus dalam kehidupan orang percaya. Dengan menggunakan metode analisis topikal atau tematik dengan pendekatan kualitatif pada teks-teks Alkitab, maka didapatkan kesimpulan sebagai berikut: Pertama, Roh Kudus memberi orang percaya kehidupan yang baru. Termasuk dalam karya-Nya memberi kehidupan yang baru adalah kelahiran baru orang Roh Kudus, Roh Kudus mendiami orang percaya, baptisan Roh Kudus, pemeteraian oleh Roh Kudus, adopsi oleh Roh Kudus. Kedua, Roh Kudus membawa orang percaya kepada pengalaman kekudusan. Dalam hal ini Roh Kudus membebaskan orang percaya dari ikatan dosa, Roh Kudus menguduskan orang percaya, Roh Kudus memenuhkan orang percaya, dan Roh Kudus memimpin kepada seluruh kebenaran. Ketiga, Roh Kudus menguatkan orang percaya: Ia menjadi jaminan bagi orang percaya, Ia juga turut berdoa bagi orang percaya. Keempat, Roh Kudus memperlengkapi orang percaya: Ia memberikan karunia-karunia dan menjadikan orang percaya berbuah.","PeriodicalId":113383,"journal":{"name":"JURNAL TEOLOGI GRACIA DEO","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-12-14","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"124475428","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}