Nurmalia Zakaria, Hakim Bangun, Azizah Vonna, Frida Oesman, Zahratun Khaira, Fara Fajriana
{"title":"PENGARUH PENGGUNAAN POLIMER HPMC DAN POLIVINIL PIROLIDON TERHADAP KARAKTERISTIK FISIK TRANSDERMAL PATCH NATRIUM DIKLOFENAK","authors":"Nurmalia Zakaria, Hakim Bangun, Azizah Vonna, Frida Oesman, Zahratun Khaira, Fara Fajriana","doi":"10.56690/jskd.v1i2.21","DOIUrl":"https://doi.org/10.56690/jskd.v1i2.21","url":null,"abstract":"Natrium diklofenak adalah salah satu obat anti inflamasi non-steroid (NSAID) yang mengalami first pass effect metabolism dan menyebabkan terjadinya iritasi lambung. Efek yang tidak diinginkan tersebut dapat dinindari dengan memformulasikan natrium diklofenak menjadi sediaan transdermal patch. Transdermal patch adalah sediaan topikal berbentuk koyo dimana bahan obat mampu mengalami penetrasi melintasi jaringan kulit dan obat tersedia secara sistemik. Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh penggunaan Hidroxi propyl Methyl Cellulosa (HPMC) dan Polivinil Pirolidon (PVP) sebagai basis terhadap karakteristik fisik sediaan. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Farmasi Akademi Analis Farmasi dan Makanan Banda Aceh, Laboratorium Farmasi Fisik Universitas Sumatera Utara dan Laboratorium Teknologi Akademi Farmasi Pemerintah Aceh, pada bulan November 2020-Februari 2021. Metode penelitian bersifat eksperimental dimana formula menggunakan dua jenis polimer HPMC (FA) dan PVP (FB), dengan parameter uji karakteristik fisik meliputi organoleptis, ketebalan, keseragaman bobot, daya tahan lipat, pH, dan kelembaban. Hasil penelitian menunjukan adanya pengaruh dari penggunaan HPMC dan PVP terhadap karakteristik fisik sediaan yaitu bentuk patch FA memiliki permukaan yang kering, sedangka patch FB memiliki permukaan yang basah dan lengket. Nilai karakteristik fisik FA lebih kecil dibandingkan FB meliputi ketebalan, keseragaman bobot, daya tahan lipat, pH dan persen kelembaban, tetapi kedua formula memiliki karakteristik fisik yang memenuhi kriteria persayaratan pacth. \u0000Kata Kunci : HPMC, Polivinil Pirolidon (PVP), Transdermal Patch Natrium Diklofenak, Karakteristik Fisik","PeriodicalId":106594,"journal":{"name":"Jurnal Sains dan Kesehatan Darussalam","volume":"45 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-12-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"116924826","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"UJI KUANTITATIF VITAMIN C PADA SAYURAN HIJAU AKIBAT PEMANASAN SECARA SPEKTROFOTOMETRI UV- Vis","authors":"Rizki Andalia, Raihannaton, Vera Ulfa","doi":"10.56690/jskd.v1i2.13","DOIUrl":"https://doi.org/10.56690/jskd.v1i2.13","url":null,"abstract":"Penelitian tentang uji kuantitati vitamin C pada sayuran yang telah mengalami pemanasan telah dilakukan, yang bertujuan untuk menentukan kadar vitamin C pada sayuran segar akibat proses pemanasan. Metode yang digunakan adalah metode spektrofotometri UV-Vis pada panjang gelombang maksimum 265 nm. Kadar vitamin C pada sayuran segar seperti Sawi, Kacang Panjang, Bayam, Kangkung dan Brokoli masing-masing sebesar 0,013 mg/g; 0,015 mg/g; 0,023 mg/g; 0,020 mg/g dan 0,020 mg/g. Sedangkan kadar vitamin C dari masing-masing sayuran yang telah direbus berturut – turut sebesar 0,012 mg/g; 0.008; 0 mg/g; 0,004 mg/g; 0,013 mg/g. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada sayuran yang telah mengalami pemanasan (rebus) terjadi penurunan kadar vitamin C. Kadar vitamin C pada sayuran segar lebih tinggi dibandingkan dengan kadar vitamin C pada sayuran yang telah mengalami pemanasan. \u0000Kata Kunci : vitamin C, sayuran, spektrofotometri UV-Vis.","PeriodicalId":106594,"journal":{"name":"Jurnal Sains dan Kesehatan Darussalam","volume":"42 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-12-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"125595054","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"ANALISIS KANDUNGAN NATRIUM SIKLAMAT PADA MINUMAN TEH POCI YANG DIJUAL DI KECAMATAN BAITURRAHMAN KOTA BANDA ACEH","authors":"Elfariyanti, Rizki Andalia, Nuri Alfalah","doi":"10.56690/jskd.v1i2.20","DOIUrl":"https://doi.org/10.56690/jskd.v1i2.20","url":null,"abstract":"Siklamat adalah pemanis buatan yang diizinkan untuk dikonsumsi berdasarkan Permenkes no 033 tahun 2012. Peraturan Kepala BPOM RI NO 4 Tahun 2014 menetapkan bahwa konsumsi zat ini per hari maksimal 11 mg/Kg Berat Badan. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk untuk mengetahui kandungan natrium siklamat pada minuman teh poci yang dijual di Kecamatan Baiturrahman kota Banda Aceh dan mengetahui kadarnya. Penelitian ini dilakukan di laboratorium Akafarma Banda Aceh menggunakan metode gravimetri. Sampel dalam penelitian ini adalah 5 teh poci yang dijual di Kecamatan Baiturrahman kota Banda Aceh yang diambil secara totally sampling. Hasil Penelitian didapatkan bahwa kelima sampel yang diuji yaitu positif mengandung natrium siklamat dengan kadar sampel A-E berturut-turut sebesar 14.73 mg/ BB, 10.34 mg/ BB.4.69 mg/ BB; 9.87 mg/ BB; dan 8.30 mg/ BB. Hal ini dapat disimpulkan bahwa kadar natrium siklamat pada sampel A tidak memenuhi persyaratan BPOM, sedangkan sampel B, C, D dan E masih memenuhi persyaratan BPOM. \u0000 Kata Kunci : Teh Poci, Natrium Siklamat, Gravimetri","PeriodicalId":106594,"journal":{"name":"Jurnal Sains dan Kesehatan Darussalam","volume":"18 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-12-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"121126241","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"UJI DAYA HAMBAT EKSTRAK ETANOL JAHE PUTIH (ZINGIBER OFFICINALE AMARUM) TERHADAP BAKTERI STAPHYLOCOCUS AUREUS","authors":"Yuni Dewi Safrida, Rista Rafliza","doi":"10.56690/jskd.v1i2.17","DOIUrl":"https://doi.org/10.56690/jskd.v1i2.17","url":null,"abstract":"Jahe putih dapat dijadikan sebagai obat tradisional yang dapat dimanfaatkan untuk menghangatkan tubuh, meredakan batuk, dan penyakit infeksi. Jahe putih ini memiliki kandungan kimia seperti flavonoid yang mampu menghambat bakteri. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui daya hambat ekstrak etanol jahe putih terhadap pertumbuhan bakteri staphylococcus aureus pada konsentrasi 25%, 50%, 75%, dan 100%. Penelitian ini dilakukan di laboratirium Analis Farmasi dan Makanan Banda Aceh, pada tanggal 8,10,-12 Maret 2021. Metode penelitian yang digunakan adalah eksperimental secara Difusi Disk. Sampel yang digunakan adalah jahe putih yang diperoleh dari pasar Lambaro dengan teknik pengambilan secara purposive sampling dengan kriteria jahe yang memiliki rimpang dengan isi berwarna putih dan lembut. Hasil penelitian menunjukan bahwa daya hambat yang didapatkan pada konsentari 25% yaitu 7 mm, 50% yaitu 9 mm, 75% yaitu 10 mm dan 100% yaitu 13 mm. Ekstrak etanol jahe putih mampu menghambat pertumbuhan staphylococcus aureus yang tertingi pada konsentrasi 100% yaitu 13 mm termasuk kedalam kategori kuat, sedangkan konsentrasi 75%, 50% dan 25% termasuk kategori sedang. \u0000Kata Kunci : Jahe putih, Staphylococcus Aureus, Uji daya hambat.","PeriodicalId":106594,"journal":{"name":"Jurnal Sains dan Kesehatan Darussalam","volume":"318 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-12-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"122735870","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
H. Hardiana, Fauziah, Azmalina Adriani, Fenti Rahmadan
{"title":"GAMBARAN PENGGUNAAN TUMBUHAN OBAT PADA MASYARAKAT DESA ALUE KECAMATAN PIDIE KABUPATEN PIDIE","authors":"H. Hardiana, Fauziah, Azmalina Adriani, Fenti Rahmadan","doi":"10.56690/jskd.v1i2.14","DOIUrl":"https://doi.org/10.56690/jskd.v1i2.14","url":null,"abstract":"Tumbuhan merupakan sumber daya kekayaan alam Indonesia yang potensial, namun belum banyak dimanfaatkan. Banyak dari jenis tumbuhan yang bisa digunakan untuk obat seperti batang, biji,bunga, buah, kulit batang, daun dan getah. Penggunaan tumbuhan sebagai obat merupakan bagian dari budaya bangsa dan banyak dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai salah satu upaya untuk menanggulangi masalah kesehatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis –jenis tumbuhan, bagian tumbuhan, dan jenis-jenis penyakit yang diobati dengan menggunakan tumbuhan sebagai obat. Jenis penelitian yang dilakukan adalah deskriptif dengan metode survei yaitu melakukan wawancara semi struktual sebanyak 88 responden dengan berpedoman pada kuisioner yang sudah disiapkan. Penelitian dilakukan pada tanggal 25 juni sampai 5 juli 2020 di desa Alue, Kecamatan Pidie, Kabupaten Pidie. Cara pengambilan sampel secara purposive sampling. Hasil penelitian diperoleh bahwa terdapat 28 famili dan 41 jenis tumbuhan obat. Bagian tumbuhan yang paling banyak digunakan adalah daun sebanyak 43 responden, dengan persentase (46.2%), dan yang paling sedikit adalah biji sebanyak 1 reponden, dengan persentase (1,1%), serta jenis penyakit yang diobati menggunakan tumbuhan obat sebanyak 29 jenis penyakit, yang yaitu paling tinggi lambung (18,4%), asam urat (13.3%) dan yang paling rendah asma (1.1%). \u0000 \u0000Kata Kunci : Tumbuhan Obat, Desa Alue, Kabupaten Pidie.","PeriodicalId":106594,"journal":{"name":"Jurnal Sains dan Kesehatan Darussalam","volume":"24 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-12-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"128214742","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}