{"title":"STRUKTUR JENIS DAN UKURAN IKAN Siganus. Spp PADA EKOSISTEM PADANG LAMUN DI TELUK MACCINI BAJI, PULAU TANAKEKE, KABUPATEN TAKALAR","authors":"Sri Panda Sari, Budimawan Budimawan, Y. L. Nafie","doi":"10.20956/JIKS.V5I1.7037","DOIUrl":"https://doi.org/10.20956/JIKS.V5I1.7037","url":null,"abstract":"Ikan Siganus merupakan ikan herbivora yang hidup di padang lamun sebagai tempat asuhan, pembesaran, dan tempat mencari makan. Namun, Informasi tentang ikan Siganus di padang lamun Teluk Maccini Baji, Pulau Tanakeke, Kabupaten Takalar masih terbatas. Tujuan penelitian ini yaitu untuk menentukan struktur jenis dan ukuran ikan Siganus di Teluk Maccini Baji, Pulau Tanakeke, Kabupaten Takalar, dan mengetahui kondisi lamun yang meliputi kerapatan, persen tutupan dan dominansi jenis lamun. Penelitian ini dilakukan mulai bulan Juni sampai dengan Desember 2019. Stasiun sampling dipilih berdasarkan tipe ekosistem padang lamun dari arah luar teluk ke arah dalam teluk yaitu stasiun Lamun-Karang, Lamun-Lamun, dan Lamun-Mangrove. Pada masing-masing stasiun, ditentukan luasan 50x100 m untuk pengambilan sampel ikan sebanyak delapan kali ulangan (hauling), dengan menggunakan gill net (panjang 50 meter; lebar 50 cm; ukuran mata jaring 1,5 inci) yang ditarik dengan perahu motor. Pengambilan data lamun juga dilakukan di dalam setiap stasiun. Tiga transek garis diletakkan dalam masing-masing stasiun dengan interval 50 meter. Sepanjang transek garis, dilakukan pengamatan lamun di dalam kuadran 50x50cm, sebanyak 6 kuadran dengan interval 10 meter. Jumlah keseluruhan ikan Siganus yang ditemukan sebanyak 51 ekor yang umumnya tergolong remaja. Komposisi jenis ikan Siganus yang ditemukan pada lokasi penelitian yaitu S. canaliculatus, S. guttatus, S. punctatus, S. spinus, dan S. virgatus. Kerapatan lamun total berkisar antara 668 ind/m2. hingga 1595 ind/m2, dengan penutupan lamun berkisar 36,4% hingga 56,9%. Komposisi jenis lamun yang ditemukan pada lokasi penelitian ini yaitu Cymodocea rotundata, Enhalus acoroides, Halophila ovalis, Syringodium isoetifolium, dan Thalassia hemprichii","PeriodicalId":55804,"journal":{"name":"Jurnal Ilmu Kelautan Spermonde","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-07-15","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"48247672","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Shinta Werorilangi, Alfian Noor, M. Samawi, A. Faizal, Akbar Tahir
{"title":"SEBARAN SPASIAL LOGAM Pb, Cd, Cu, Zn DAN FRAKSI GEOKIMIA DI SEDIMEN PERAIRAN PANTAI KOTA MAKASSAR","authors":"Shinta Werorilangi, Alfian Noor, M. Samawi, A. Faizal, Akbar Tahir","doi":"10.20956/JIKS.V5I1.7029","DOIUrl":"https://doi.org/10.20956/JIKS.V5I1.7029","url":null,"abstract":"Perairan pantai Kota Makassar, termasuk dua muara sungai yang mengapit, yaitu Sungai Jeneberang dan Sungai Tallo banyak mendapat inputan logam dari badan sungai dan dari daratan utama, berupa limbah industri dan limbah perkotaan. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan distribusi spasial konsentrasi Pb, Cd, Cu, dan Zn serta fraksi bioavailable di sedimen perairan pantai Kota Makassar. Penelitian dilakukan di wilayah perairan pantai Kota Makassar, mulai dari muara Sungai Jeneberang hingga muara Sungai Tallo. Pengukuran logam dilakukan pada sedimen berukuran < 63 μm. Spesiasi logam pada fraksi sedimen ditentukan dengan metode Community Bureau of Reference (BCR) Three-steps Sequential method yang menghasilkan fraksi exchangeable dan acid soluble, reducible, serta oxidisable. Interpolasi sebaran spasial logam di sedimen dilakukan dengan menggunakan teknik Sistem Informasi Geografis (SIG) yaitu block kriging (BK) dengan program Arc View. Sebaran logam sangat ditentukan oleh input atau sumber dari daratan dimana sebaran spasial logam Pb, Cd, Cu, dan Zn di sedimen meningkat ke arah utara pantai Kota Makassar. Sebaran spasial fraksi 1 (terlarut dalam asam, acid reducible) logam Pb dan Cu tidak berbanding lurus dengan sebaran konsentrasi totalnya di sedimen. Sedangkan sebaran spasial fraksi 1 logam Cd dan Zn berbanding lurus dengan sebaran konsentrasi totalnya di sedimen.","PeriodicalId":55804,"journal":{"name":"Jurnal Ilmu Kelautan Spermonde","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-07-15","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"42252916","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"SPESIES TUMBUHAN ASLI, INTRODUKSI DAN INVASIF DI PULAU BARRANGCADDI SULAWESI SELATAN","authors":"Dody Priosambodo, Khairul Amri, Mahatma Lanuru","doi":"10.20956/JIKS.V5I1.7036","DOIUrl":"https://doi.org/10.20956/JIKS.V5I1.7036","url":null,"abstract":"Penelitian tentang inventarisasi spesies tumbuhan di pulau Barrangcaddi yang berpenduduk padat telah dilakukan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui jenis-jenis tumbuhan asli, tumbuhan introduksi dan tumbuhan invasif di Pulau Barrangcaddi. Kegiatan sampling dilakukan dengan metode purposive sampling. Data diambil dengan mencatat semua spesies tumbuhan yang ditemukan selama penjelajahan di pulau Barrangcaddi. Seluruh sampel di foto. Sampel tumbuhan yang tidak diketahui namanya, di ambil bagian-bagiannya, kemudian dikoleksi dan diidentifikasi di laboratorium Ilmu Lingkungan dan Kelautan, Departemen Biologi, Fakultas MIPA, Universitas Hasanuddin. Identifikasi sampel menggunakan buku: An Annotated Check-List of The Vascular Plants of The South China Sea and Its Shores oleh Turner et al. (2000) dan Mangrove Guidebook for Southeast Asia oleh Wim Giesen et al. (2007) untuk spesies hutan pantai; Tropical flowering plants: a guide to identification and cultivation oleh Kirsten Albrecht Llamas (2003) untuk spesies tanaman hias dan tanaman budidaya/introduksi serta Nonnative Invasive Plants of Pacific Coast Forest. A Field Guide for Identification oleh Gray et al. (2011) dan Guide to The Naturalized and Invasive Plants of Southeast Asia oleh Arne Witt (2017) untuk spesies tumbuhan invasif. Dari hasil penelitian di pulau Barrangcaddi tercatat sebanyak 142 spesies tumbuhan dari 51 suku. Sebagian besar didominasi oleh tanaman hias dan budidaya (introduksi) dengan 103 spesies dari 42 suku diikuti spesies asli (native species) dengan jumlah 29 spesies dari 19 suku. Spesies invasif tercatat paling sedikit dengan jumlah 10 spesies dari 5 suku. Sebagian besar tutupan vegetasi dari spesies asli telah hilang akibat alih fungsi lahan menjadi permukiman.","PeriodicalId":55804,"journal":{"name":"Jurnal Ilmu Kelautan Spermonde","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-07-15","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"46117819","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"TECHNICAL AND CARTOGRAPHY STUDY OF DELIMITATION MANAGEMENT LIMITS AREA OF THE SEA CENTRAL SULAWESI PROVINCE AND NORTH MALUKU","authors":"A. Kurniawan","doi":"10.20956/JIKS.V5I1.7035","DOIUrl":"https://doi.org/10.20956/JIKS.V5I1.7035","url":null,"abstract":"As one of the countries that have a regional autonomy policy, Indonesia gives authority to regional governments to implement and manage the wealth of natural resources in the region, including the potential and wealth of marine resources. The basic juridical area in carrying out natural resource management which is the authority of the regions is set out in Law No. 23 of 2014 which is a revision of the previous Law, namely Law No. 32 of 2004. Local governments have the right to conduct the management of marine resources with an area of 12 miles drawn from the position of the baseline towards the Indonesian archipelago waters. One segment of the sea area management boundary that needs to be resolved is in the Maluku sea region, namely Central Sulawesi Province and North Maluku. This study aims to provide an alternative sea level management line between Central Sulawesi and North Maluku Provinces. The method used to produce the boundaries of marine management areas is the Equidistance Principles method (equal distance) using the basepoint to basepoint. The results show that the lines produced through the boundary withdrawal process using the basepoint to basepoint approach look different when compared to the sea boundary lines that are on the national marine environment map","PeriodicalId":55804,"journal":{"name":"Jurnal Ilmu Kelautan Spermonde","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-07-15","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"46109875","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"CHARACTERISTICS OF PHYSICAL PROPERTIES OF WOOD POWDER COMPOSITES AND BAGASSEAS CONSTRUCTION MATERIALS OF SHIP","authors":"E. Y. Sari, P. Nasution, Fajri Ramdhan","doi":"10.20956/JIKS.V5I1.7038","DOIUrl":"https://doi.org/10.20956/JIKS.V5I1.7038","url":null,"abstract":"Parameters for measuring the physical properties on this research are divided into three elements, including measurement of weight, water absorption, and density. This research was conducted from January to March 2018 to determine the physical properties of wood powder composites and bagasse. The manufacturing and testing process refers to the ASTM and JIS standards. Weight and density testing refer to the ASTM D 792 standard while the water absorption test refers to the JIS A5908 standard. The results showed that the density of wood powder was 0.4175 gr / cm3, and the bagasse was 0.3125 gr / cm3. Then, fiber absorption in units of volume to water and resin were 16.88% and 13.75% respectively. The results showed that the largest water absorption was found in composite wood powder 60% and bagasse 40%, which was 13.47%, and for the highest density values found in wood powder composites as much as 80% or 1,078.29 kg / m3","PeriodicalId":55804,"journal":{"name":"Jurnal Ilmu Kelautan Spermonde","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-07-15","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"48981003","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"SEBARAN DAN KONDISI EKOSISTEM PERAIRAN DI PULAU PANAMPEANG POLEWALI MANDAR","authors":"Muh Isman, Rani, A. Haris, A. Faizal","doi":"10.20956/JIKS.V5I1.7028","DOIUrl":"https://doi.org/10.20956/JIKS.V5I1.7028","url":null,"abstract":"Ekosistem pesisir seperti mangrove, lamun dan terumbu karang akan mengalami kerusakan dapat diakibat oleh faktor abiotik dan gangguan akibat manusia (anropogenik). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis, sebaran dan kondisi ekosistem di pulau panampeang Polewali Mandar. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai Desember 2018 pada Pulau Panampeang di Kecamatan Binuang Kabupaten Polewali Mandar Sulawesi Barat. Sampling Mangrove menggunakan plot berukuran 10 m x 10 m mempunyai Empat stasiun pengamatan dengan Tiga kali pengulangan setiap stasiun dengan jarak pengulangan 5 m. Sampling pengambilan data padang dengan estimasi penutupan lamun dilakukan dengan cara membentangkan transek garis sepanjang 100 m dan menempatkan kuadran 0,5 x 0,5 m2 dengan kisi-kisi pada interval jarak 20 meter. Transek ini dilakukan pada lokasi yang memiliki ekosistem padang lamun dan pengambilan data ekosistem terumbu karang dilakukan dengan menggunakan metode RRA (Rapid Reef Assessment). Hasil penelitian jenis mangrove yang ditemukan pada pulau-pulau kecil Polewali Mandar yaitu Rhizophora mucronata, Avicennia alba dan Sonneratia alba. Secara umum kondisi kerapatan mangrove sangat padat. Secara umum kondisi tutupan lamun baik dan secara umum kondisi penutupan karang hidup (live coral) rusak buruk","PeriodicalId":55804,"journal":{"name":"Jurnal Ilmu Kelautan Spermonde","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-07-15","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"48181195","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Syafiuddin Syafiuddin, Muhammad Asri, A. Niartiningsih
{"title":"SINTASAN DAN PERTUMBUHAN JUWANA KUDA LAUT (Hippocampus barbouri) PADA SISTEM AIR MENGALIR DENGAN PERGANTIAN VOLUME AIR YANG BERBEDA","authors":"Syafiuddin Syafiuddin, Muhammad Asri, A. Niartiningsih","doi":"10.20956/JIKS.V5I1.7032","DOIUrl":"https://doi.org/10.20956/JIKS.V5I1.7032","url":null,"abstract":"Salah satu upaya yang dilakukan untuk mengurangi tingkat eksploitasi kuda laut yang tinggi adalah melakukan kegiatan pembiakan kuda laut serta upaya mengembalikan hewan laut di alam bebas oleh orang-orang pulau tetapi tanpa proses adaptasi. Upaya dilakukan untuk mengadaptasi biota air dengan mengelola kualitas air selama pemeliharaan dengan sistem resirkulasi, sistem konvensional, dan sistem air yang mengalir. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan kelangsungan hidup dan pertumbuhan kuda laut yang dikelola menggunakan sistem aliran melalui perubahan perlakuan volume air yang berbeda. Hasil penelitian ini diharapkan menjadi bahan informasi untuk pengembangan dan pelestarian demi restocking kuda laut. Penelitian ini dilakukan dari September hingga Oktober 2018 di Pulau Lantang Peo, Kepulauan Tanakeke, Kabupaten Takalar. Analisis kualitas air dilakukan di Laboratorium Kualitas Air Departemen Perikanan, Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan, Universitas Hasanuddin, Makassar. Pemeliharaan remaja kuda laut dilakukan dengan menggunakan sistem air yang mengalir dipertahankan selama 28 hari. Hasil analisis varian satu arah menunjukkan bahwa perubahan volume air yang berbeda tidak memiliki efek (P> 0,05) pada kelangsungan hidup dan pertumbuhan remaja rumput laut tetapi memiliki efek (P <0,05) pada pertumbuhan Berat kuda laut remaja","PeriodicalId":55804,"journal":{"name":"Jurnal Ilmu Kelautan Spermonde","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-07-15","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"45249622","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"SERAPAN KARBON LAMUN Thalassia hemprichii PADA BEBERAPA KEDALAMAN","authors":"Supriadi Mashoreng, Sheryl Alprianti, Wasir Samad, Rantih Isyrini, Dwi Fajriati Inaku","doi":"10.20956/JIKS.V5I1.7031","DOIUrl":"https://doi.org/10.20956/JIKS.V5I1.7031","url":null,"abstract":"Ekosistem padang lamun merupakan ekosistem yang umum ditemukan di Kepulauan Spermonde, salah satunya adalah Gusung Bonebatang. Lamun mempunyai kemampuan menyerap karbon untuk proses fotosintesis sehingga berpotensi dalam mitigasi perubahan iklim. Penelitian dilakukan pada bulan Agustus 2017 untuk membandingkan penyerapan karbon oleh jenis Thalassia hemprichii pada beberapa kedalaman perairan. Sampel lamun diambil pada daerah subtidal, kemudian daun lamun dibersihkan dari sedimen dan epifit. Metode perubahan oksigen digunakan untuk mengestimasi serapan karbon. Sebanyak 1 tunas T. hemprichii diinkubasi menggunakan botol kaca bening 70 ml. Inkubasi dilakukan pada jam 09.00-12.00 WITA pada kedalaman 50, 100, 150, 200 dan 250 cm dengan masing-masing 5 kali ulangan setiap kedalaman. Sebelum inkubasi, dilakukan pengukuran konsentrasi oksigen terlarut di perairan sebagai kandungan oksigen awal. Pengukuran oksigen di dalam botol bening kembali dilakukan setelah inkubasi. Selain oksigen terlarut, dilakukan juga pengukuran konsentrasi bikarbonat pada awal dan akhir inkubasi. Sebagai kontrol, inkubasi juga dilakukan pada air laut (mengandung fitoplankton) dengan 5 kali ulangan. Daun lamun yang telah digunakan untuk pengamatan serapan karbon diukur luasnya dengan cara men-scan daun lamun dan dianalisis menggunakan software Imaje-J. Selanjutnya dilakukan pengeringan menggunakan oven dan ditimbang untuk mengetahui biomassa keringnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa serapan karbon per tunas berkisar antara 0,928-1,476 mgCO2/tunas/jam, per biomassa berkisar 10,647-25,745 mgCO2/gbk/jam, dan per luas daun berkisar 0,010-0,024 mgCO2/cm2/jam. Serapan karbon tertinggi didapatkan pada kedalaman 200 cm, baik serapan karbon per tunas, biomass maupun luas daun.","PeriodicalId":55804,"journal":{"name":"Jurnal Ilmu Kelautan Spermonde","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-07-15","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"46945959","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Muhammad Hamsir, Al furkan, Fajar Izas, Adiyaat Ridho Agam, F. Jaya
{"title":"CONDITION OF CORAL REEF, SEAGRASS AND MANGROVE IN TOURISM GARDEN OF TIWORO STRAIT, WEST MUNA REGENCY, SOUTHEAST SULAWESI","authors":"Muhammad Hamsir, Al furkan, Fajar Izas, Adiyaat Ridho Agam, F. Jaya","doi":"10.20956/JIKS.V4I2.7064","DOIUrl":"https://doi.org/10.20956/JIKS.V4I2.7064","url":null,"abstract":"The biodiversity of the Tiworo Strait Conservation Area (KKLD) was highly potential to be developed. However, in recent years, potential utilization has begun to lead to environmental destruction due to the use of destructive fishing gear. Therefore, biophysical studies were needed to give an overview and outlook about the area in order to provide information on the condition of coral reefs, reef fish, mangrove, sea grass, scare/endemic biota and socioeconomic conditions as well as the cause of aquatic ecosystems destruction. The method used to collect the data in the field is by undertaking observation, interview, and literature study method. Observation of coral cover and benthos used was by Point Intercept Transect (PIT) method while for the reef fish, the method used was a visual water census (UVC). Quadratic transect method was used for observation of sea grass and mangrove ecosystem. Meanwhile, the socio-economic condition is done by interview survey technique. The observation result shows the coral condition of the Tiworo Straits KKLD was in the medium category with the mean percentage of live coral of 46%. The lowest percentage of live coral was located at Station 1 of Mandike Island (18%), and the highest was at the Indo Island Station (76%), which is categorized as very good. The number of individual reef fish is 1.217 individuals / m2, and benthos type that dominates was sea urchin. The highest density of mangrove trees was 4000 trees/ha and the lowest was 200 trees/ha. The types of sea grasses observed were Thallasia hemprichi and Ehalus acroides. People, in general, have a livelihood as a fisherman with gill net fishing gear and fishing platform.","PeriodicalId":55804,"journal":{"name":"Jurnal Ilmu Kelautan Spermonde","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-04-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"43329165","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}