R. Z. Islami, N. P. Indriani, I. Susilawati, H. K. Mustafa, S. Nurjannah, U. H. Tanuwiria
{"title":"EVALUASI PRODUKSI DAN KECERNAAN BAHAN KERING RUMPUT LAPANG DAN RUMPUT GAJAH","authors":"R. Z. Islami, N. P. Indriani, I. Susilawati, H. K. Mustafa, S. Nurjannah, U. H. Tanuwiria","doi":"10.24843/pastura.2021.v11.i01.p07","DOIUrl":"https://doi.org/10.24843/pastura.2021.v11.i01.p07","url":null,"abstract":"Rumput lapang dan rumput gajah merupakan hijauan makanan ternak yg sering diberikan pada ternakruminansia. Penelitian bertujuan untuk mengevaluasi produksi dan kecernaan bahan kering dari rumputlapang dan rumput gajah. Penelitian dilakukan secara eksperimental menggunakan RAL. Peubah yang diamatimeliputi berat segar, berat kering, dan kecernaan bahan kering rumput yang berasal dari 10 ulangan kuadratrumput lapang dan 10 ulangan rumput gajah. Data yang diperoleh dianalisis statistik dengan uji t yangdigunakan untuk mengetahui perbedaan rataan produksi dan kecernaan. Hasil penelitian menunjukkan produksi BS rumput lapang lebih baik dari rumput gajah (256,35 g vs 220,93 g), sedangkan produksi BK (37,58 g vs 46,62 g) dan kecernaan BK (47,46% vs 57,01%) rumput lapang lebih rendah dibanding rumput gajah. \u0000Kata kunci: rumput, produksi, kecernaan bahan kering","PeriodicalId":53328,"journal":{"name":"Pastura Journal of Tropical Forage Science","volume":"28 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-10-16","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"87390329","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"PRODUKSI HIJAUAN Indigofera zollingeriana YANG DIPUPUK MENGGUNAKAN FUNGI MIKORIZA ARBUSKULA PADA TANAH PASCA TAMBANG BATUBARA","authors":"Vio Lidya Wati, Suharlina - -, Imam Sanusi","doi":"10.24843/pastura.2021.v11.i01.p03","DOIUrl":"https://doi.org/10.24843/pastura.2021.v11.i01.p03","url":null,"abstract":"Lahan bekas pertambangan batubara merupakan tanah marginal yang dapat dimanfaatkan sebagailahan tanaman pakan. Salah satu hijuan leguminosa yang berpotensi tumbuh di daerah marginal adalahIndigofera zollingeriana. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian FungiMikoriza Arbuskula (FMA) terhadap produktivitas tanaman Indigofera zollingeriana pada tanah pascatambang batubara. Penelitian menggunakan rancangan acak lengkap dengan 5 perlakuan yaitu 0 g FMA,8 g FMA, 16 g FMA, 24 g FMA, 32 g FMA, dengan 5 ulangan. Peubah yang diamati meliputi profil daun,tinggi tanaman, dan produksi bahan kering daun dan tajuk. Data yang diperoleh dianalisis menggunakananalisis sidik ragam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tanaman Indigofera zollingeriana yang diberiFMA memiliki profil daun yang lebih hijau. Pemberian FMA menunjukkan pengaruh nyata terhadap produksi daun dan tajuk tetapi tidak berbeda nyata terhadap tinggi tanaman. Tanaman Indigofera zolllingeriana yang diberi FMA sebagnyak 16 g menunjukkan, produksi daun dan produksi tajuk yang lebih baik dibandingkan tanpa inokulasi FMA dan perlakuan lainnya. \u0000Kata kunci: fungi mikoriza arbuskula, Indigofera zollingeriana, tanah pasca tambang batubara","PeriodicalId":53328,"journal":{"name":"Pastura Journal of Tropical Forage Science","volume":"42 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-10-16","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"74277736","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"PERTUMBUHAN INDIGOFERA (Indigofera zollingeriana) SETELAH PEMANGKASAN DI LAHAN GAMBUT","authors":"A. Ali, M. Poniran, R. Misrianti","doi":"10.24843/pastura.2021.v11.i01.p08","DOIUrl":"https://doi.org/10.24843/pastura.2021.v11.i01.p08","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pertumbuhan dan produksi segar biomasa Indigofera zollingerianayang tumbuh di lahan gambut bertipe saprik pada umur 2, 3 dan 4 bulan setelah pemangkasan. Rancangan yang digunakan pada penelitian ini adalah rancangan acak kelompok (RAK) yang terdiri dari 3 perlakuan dan 4 kelompok. Perlakuan adalah biomasa indigofera yang dipanen pada umur 2 bulan (2B), 3 bulan (3B) dan umur 4 bulan (4B). Data hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin tua umur pemangkasan maka panjang ranting, jumlah daun, rasio daun/ranting, produksi segar dan kandungan bahan kering indigofera semakin meningkat. Panjang ranting indigofera pada 2B, 3B dan 4B berturut-turut adalah 52,23 cm, 99.01 cm dan 132,12 cm. Jumlah daun indigofera pada 2B yaitu 1.648,1 helai, kemudian meningkat pada 3B yaitu 4.424,8 helai dan pada 4B yaitu 11.310,1 helai. Persentase daun meningkat dari 31,7% (2B) menjadi 44% (4B), sedangkan persentase ranting menurun dari 68,3% (2B) menjadi 56% (4B). Rataan produksi segar tanaman indigofera per pohon pada 2B, 3B, dan 4B berturut-turut yaitu 542,7 g/pohon, 1.173,9 g/pohon, dan 2.858,8 g/pohon. Kandungan bahan kering indigofera pada 2B yaitu sebesar 13,25%, pada 3B yaitu 14,76%, dan pada 4B yaitu 15,76%. Berdasarkan data hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa Indigofera zollingeriana dapat tumbuh dengan baik pada tanah gambut tipe saprik. Produksi tertinggi biomasa Indigofera zollingeriana berdasarkan hasil penelitian ini adalah pada umur 4 bulan setelah pemangkasan. \u0000Kata kunci: Indigofera zollingeriana, gambut, umur pertumbuhan kembali","PeriodicalId":53328,"journal":{"name":"Pastura Journal of Tropical Forage Science","volume":"52 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-10-16","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"73655430","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Huge Fajri Al - Fath, N. M. Witariadi, N. Kusumawati
{"title":"PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN INDIGOFERA (Indigofera zollingeriana) DAN KELOR (Moringa oleifera Lam) PADA DOSIS PUPUK BIOURIN BERBEDA","authors":"Huge Fajri Al - Fath, N. M. Witariadi, N. Kusumawati","doi":"10.24843/pastura.2021.v11.i01.p10","DOIUrl":"https://doi.org/10.24843/pastura.2021.v11.i01.p10","url":null,"abstract":"Penelitian bertujuan untuk mendapat informasi tentang pertumbuhan dan hasil tanaman indigofera(Indigofera zollingeriana) dan kelor (Moringa oleifera Lam) pada dosis pupuk biourin berbeda. Penelitiandilaksanakan di Rumah Kaca, Stasiun Penelitian Sesetan, Fakultas Peternakan, Universitas Udayanaselama 12 minggu. Rancangan yang digunakan adalah rancangan acak lengkap (RAL) polasplit plot. Main plot/petak utama yaitu jenis tanaman terdiri dari tanaman indigofera (Indigofera zollingeriana) dan kelor (Moringa oleifera Lam). Subplot/anak petak yaitu dosis pupuk biourin terdiri dari: 0 l ha-1 (D0), 2.500 l ha-1 (D1), 5.000 l ha-1 (D2), 7.500 l ha-1 (D3) dan 10.000 l ha-1 (D4). Terdapat 10 kombinasi perlakuan dan diulang sebanyak 3 kali sehingga terdapat 30 unit percobaan. Variabel yang diamati adalah tinggi tanaman, jumlah daun, jumlah bintil akar, jumlah cabang, berat kering daun, berat kering batang, berat kering akar, berat kering total hijauan, nisbah berat kering daun dengan berat kering batang, nisbah berat kering total hijauan dengan berat kering akar (top root ratio) dan luas daun per pot. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi interaksi antara jenis tanaman dengan dosis pupuk biourin terhadap variabel tinggi tanaman, jumlah cabang, dan berat kering batang. Jenis tanaman indigofera (Indigofera zollingeriana) memberikan pertumbuhan dan hasil yang lebih baik dibandingkan dengan kelor (Moringa oleifera Lam). Pemberian pupuk biourin dapat meningkatkan pertumbuhan dan hasil pada kedua jenis tanaman. Pemupukan biourin dengan dosis 10.000 l ha-1 menghasilkan pertumbuhan dan hasil lebih tinggi. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa terjadi interaksi antara jenis tanaman dengan dosis pupuk biourin terhadap variabel tinggi tanaman, jumlah cabang, dan berat kering batang dan dosis 10.000 l ha-1 menunjukkan pertumbuhan dan hasil yang terbaik. \u0000Kata kunci: biourin, hasil, Indigofera zollingeriana, Moringa oleifera Lam, pertumbuhan","PeriodicalId":53328,"journal":{"name":"Pastura Journal of Tropical Forage Science","volume":"131 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-10-16","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"75486520","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI HIJAUAN LEGUM POHON Indigofera zollingeriana SEBAGAI HIJAUAN PAKAN STRATEGIS DI PULAU LOMBOK","authors":"Y. Sutaryono, Harjono -, M. -, Ryan Aryadin Putra","doi":"10.24843/pastura.2021.v11.i01.p01","DOIUrl":"https://doi.org/10.24843/pastura.2021.v11.i01.p01","url":null,"abstract":"Penelitian bertujuan untuk mengetahui pertumbuhan dan produksi Indigofera dengan interval pemotonganberbeda yang dibudidayakan di Pulau Lombok. Penelitian dirancang dengan rancangan acakkelompok (RAK) dengan 3 kelompok interval pemotongan yaitu 30, 45 dan 60 hari setelah potong paksa. Pemotongan paksa dilakukan pada ketinggian 50 cm di atas tanah pada 11 minggu setelah tanam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pertumbuhan Indigofera 30, 45 dan 60 hari setelah pemotongan berturut-turut adalah 89,2, 120,0 dan 161,0 cm. Sedangkan laju pertumbuhan tanaman sebesar 7,96, 10,47 dan 13,89 cm/minggu. Pembentukan percabangan pada minggu pertama sebanyak 5,0 cabang/pohon dan tumbuh signifikan menjadi 25,0 cabang/pohon setelah 4 minggu. Pembentukan cabang mencapai 40 cabang pada 60 hari setelah pemotongan paksa. Kondisi ini menunjukkan bahwa tanaman tetap tumbuh dengan cepat dan tepat meskipun tanaman ditebang. Produksi Indigofera tertinggi diperoleh pada interval pemotongan 60 hari (864,40gram/pohon) diikuti dengan peningkatan bahan kering dan bahan organik, tetapi kadar protein menurun secara signifikan. Disimpulkan bahwa Indigofera merupakan tanaman potensial yang dapat dikembangkan dan dimanfaatkan sebagai sumber pakan ternak andalan di Pulau Lombok. \u0000Kata kunci: produksi hijauan, Indigofera zollingeriana, interval pemotongan, pertumbuhan","PeriodicalId":53328,"journal":{"name":"Pastura Journal of Tropical Forage Science","volume":"71 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-10-16","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"87215064","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"MORFOLOGI DAN PRODUKSI BIOMASSA Chloris gayana cv. Callide, DAN Megathyrsus maximus cv. Gatton PADA TAHUN PERTAMA PENANAMAN DI YOGYAKARTA","authors":"Nafiatul Umami, N. Suseno","doi":"10.24843/pastura.2021.v11.i01.p02","DOIUrl":"https://doi.org/10.24843/pastura.2021.v11.i01.p02","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan mengetahui karakter morfologi dan produksi biomasa Chloris gayana cv. Callidedan Megathyrsus maximus cv. Gatton yang diintroduksi di Yogyakarta pada tahun pertama penanaman.Tanaman tersebut ditanam dengan menggunakan biji dalam plot ukuran 2x2 m dengan cara menebar bijidan masing-masing spesies ditanam dengan 5 replikasi. Data yang diamati meliputi karakter morfologi,produksi biomasa, kadar bahan kering dan bahan organik. Data yang diperoleh dianalisis secara deskripsidan dengan metode t-test. Rumput yang diintroduksi merupakan tanaman perennial. Pertumbuhan tanamanmenunjukkan pertumbuhan yang baik. Morfologi tanaman normal sesuai karakter kedua tanaman ini. Chloris gayana cv. Callide memiliki produksi hijauan kering 25,21 ton/ha/ tahun pada tahun pertama (kadar BK 19,70% dan kadar BO 88,20%). Megathyrsus maximus cv. Gatton memiliki produksi hijauan kering 32,44 ton/ha/tahun pada regrowth kedua (kadar BK 19,85% dan kadar BO 88,18%). Berdasarkan penelitian dapat disimpulkan bahwa Megathyrsus maximus cv. Gatton memiliki produksi biomassa lebih tinggi dari Chloris gayana cv. Callide. \u0000Kata kunci: Chloris gayana, Megathyrsus maximus, morfologi, perennial, produksi biomassa, regrowth","PeriodicalId":53328,"journal":{"name":"Pastura Journal of Tropical Forage Science","volume":"88 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-10-16","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"86514720","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
D. Handayani, Wenny Ayunisa, Winda Nawfetrias, Juwartina, Ida Royani
{"title":"POTENSI HASIL BEBERAPA AKSESI LAMTORO SEBAGAI SUMBER HIJAUAN MAKANAN TERNAK (HMT)","authors":"D. Handayani, Wenny Ayunisa, Winda Nawfetrias, Juwartina, Ida Royani","doi":"10.24843/PASTURA.2021.V10.I02.P02","DOIUrl":"https://doi.org/10.24843/PASTURA.2021.V10.I02.P02","url":null,"abstract":"Lamtoro (Leucaena leucocephala L.) merupakan salah satu pakan berserat yang digunakan untuk memenuhikebutuhan pakan ternak dengan edible portion berupa daun dan batang muda. Setiap daerah memilikikeragaman morfologi serta potensi hasil lamtoro yang berbeda. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahuipotensi beberapa aksesi lamtoro sebagai hijauan makanan ternak berdasarkan keragaan morfologi sertabobot edible portion. Penelitian disusun dalam rancangan acak kelompok (RAK) dengan tiga taraf perlakuanaksesi lamtoro (NTT, Yogyakarta, Serpong) dan delapan ulangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwaperlakuan aksesi lamtoro berpengaruh nyata terhadap parameter tinggi tanaman, bobot basah dan bobotkering edible portion. Berdasarkan keragaan morfologi tanaman diketahui bahwa aksesi Serpong dapatdigunakan sebagai sumber HMT untuk pemberian pakan dengan bantuan manusia, sedangkan aksesi NTT dan Yogyakarta berpotensi sebagai HMT untuk ternak gembalaan.Kata kunci: aksesi lamtoro, HMT, potensi hasil","PeriodicalId":53328,"journal":{"name":"Pastura Journal of Tropical Forage Science","volume":"50 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-05-20","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"86478024","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
S. Sowmen, R. Sriagtula, I. Martaguri, Mardhiyetti Mardhiyetti, Q. Aini
{"title":"PENGARUH PEMUPUKAN FOSPOR DAN INOKULASI FUNGI MIKORIZA ARBUSKULAR (FMA) TERHADAP PERTUMBUHAN SORGUM MUTAN BMR PADA ULTISOL","authors":"S. Sowmen, R. Sriagtula, I. Martaguri, Mardhiyetti Mardhiyetti, Q. Aini","doi":"10.24843/pastura.2019.v09.i01.p08","DOIUrl":"https://doi.org/10.24843/pastura.2019.v09.i01.p08","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemupukan fospor dan inokulasi mikoriza terhadap pertumbuhan Sorgum Mutan BMR pada tanah ultisol. Rancangan Percobaan yang digunakan adalah rancangan acak lengkap (RAL) pola faktorial dengan 2 faktor yaitu faktor mikoriza yang terdiri dari M0: tanpa inokulasi mikoriza, dan M1: inokulasi dengan mikoriza, dan faktor pemupukan fosfor yang terdiri dari P0: tanpa pupuk fospat, P1: Rock Phospat (45 kg P2O/ha), dan P2: TSP (45 kg P2O5/ha), dengan 5 ulangan. Peubah yang diukur adalah tinggi tanaman, jumlah daun, panjang dan lebar daun, serta diameter batang. Analisis ragam menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh interaksi dan pengaruh faktor tunggal terhadap pertumbuhan sorgum BMR pada tanah ultisol. Hasil penelitian mendapatkan tinggi tanaman sorgum mutan BMR berkisar antara 130,15-157,4cm, jumlah daun berkisar antara 7,6-8,6 lembar, panjang daun berkisar antara 54,18-65,03cm, lebar daun berkisar antara 2,683,75cm, dan diameter batang berkisar antara 0,63 0,83cm. Sorgum mutan BMR berpotensi untuk dikembangkan sebagai tanaman pakan pada tanah ultisol. \u0000Kata kunci: mikoriza, rock phospat, sorgum BMR, TSP, ultisol","PeriodicalId":53328,"journal":{"name":"Pastura Journal of Tropical Forage Science","volume":"30 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-10-24","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"88363412","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
I. Prihantoro, A. Anandia, A. Aryanto, M. A. Setiana, P. Karti
{"title":"THE ADAPTATION LEVEL OF ALFALFA (MEDICAGO SATIVA L.) THAT IRRADIATED WITH GAMMA RAYS ON A FIELD SCALE","authors":"I. Prihantoro, A. Anandia, A. Aryanto, M. A. Setiana, P. Karti","doi":"10.24843/pastura.2019.v09.i01.p01","DOIUrl":"https://doi.org/10.24843/pastura.2019.v09.i01.p01","url":null,"abstract":"Alfalfa (Medicago sativa L.) a high nutritious and palatability legume for ruminant. Constrain of alfalfa availability in Indonesia are due to the plant adaptability in tropical environment. Aim of the study was to measure the adaptation level of alfalfa that irradiated with gamma rays on a field scale. The study consisted of four types of plant sources, mutation plants with different gamma ray levels (0Gy, 200Gy, 300Gy and 400Gy). Plant tillers was analyzed with a complete randomized design with 3 replications, 20 plants per replication. Growth capability, leaf color, flowering time and pest attack level were analyzed descriptively. The results showed that alfalfa irradiated with 300 Gy significantly (p<0.05) produced highest tillers. Irradiated 300 Gy plant gave better result on growth capability, flowering capability, and number of not attack plant from pests. The higher level of gamma ray irradiation showed the changed in leaf color levels from dark green to light green. \u0000Keywords: alfalfa (Medicago sativa L.), mutation, gamma ray irradiation, field scale","PeriodicalId":53328,"journal":{"name":"Pastura Journal of Tropical Forage Science","volume":"7 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-09-24","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"81579413","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"THE EFFICIENCY OF WATER UTILIZATION ON VARIOUS THE LOCAL GRASSES WITH DIFFERENT WATER LEVELS","authors":"I. N. B. Paramartha, A. Trisnadewi, M. Duarsa","doi":"10.24843/pastura.2019.v09.i01.p10","DOIUrl":"https://doi.org/10.24843/pastura.2019.v09.i01.p10","url":null,"abstract":"This study aims to determine the efficiency of water utilization in the local grasses of Axonopus compressus, Paspalum conjugatum, and Oplismenus burmanni with different water levels. The study was conducted in the Laboratory of Greenhouse, Faculty of Animal Husbandry Udayana University, Denpasar. Completely randomized design of 3 × 3 nested patterns was used in this study with a type of grass treatment: Axonopus compressus, Paspalum conjugatum, Oplismenus burmanni, and water levels i.e 100% field capacity (KL) (K1), 75% (KL) (K2), and 50% (KL) (K3) thus there are 9 treatment combinations namely PK1, PK2, PK3, OK1, OK2, OK3, AK1, AK2, dan AK3. Each treatment combination was repeated four times so there were 36 research pots. The variables observed were efficiency of water utilization, growth, production and growth characteristics. The results show that Paspalum conjugatum grass has the highest responsiveness on the efficiency of water utilization at giving different water levels compared to grass Axonopus compressus and Oplismenus burmanni. This study concluded that there was an increase in water utilization efficiency at the provision of 75% KL (K2) moisture content on grass Axonopus compressus and Paspalum conjugatum, whereas in grass Oplismenus burmanni the provision of different water content had no effect on improving water utilization efficiency. \u0000Key words: Axonopus compressus, Paspalum conjugatum, Oplismenus burmanii, water content, water utilization efficiency","PeriodicalId":53328,"journal":{"name":"Pastura Journal of Tropical Forage Science","volume":"52 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-09-24","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"75952382","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}