Salma Salsabila Ramadanti, Hanifa Mutiara Insani, Zakiya Rodliya, Rahma Alya Hilyati, Eva Tuckyta Sari Sujatna
{"title":"FLOUTING AND VIOLATION OF MAXIMS IN “A MAN CALLED OTTO” MOVIE","authors":"Salma Salsabila Ramadanti, Hanifa Mutiara Insani, Zakiya Rodliya, Rahma Alya Hilyati, Eva Tuckyta Sari Sujatna","doi":"10.24198/jlp.v2i2.51501","DOIUrl":"https://doi.org/10.24198/jlp.v2i2.51501","url":null,"abstract":"The application of the maxim principle can improve the efficiency and effectiveness of the conversations. Grice’s four cooperative principles of maxims allow us to assume that the people having a conversation are working together to create an effective conversation. This research aims to identify the most frequent flouting and violations of maxims committed by the characters in “A Man Called Otto” movie and to determine the factors that cause these flouting and violations. By applying a qualitative approach, the results show that all types of maxims are flouted and violated in the movie. The study argues that the causes of the flouting and violations are lacking of understanding, and avoiding a certain topic, especially on the maxim of quality and relation. Focus on the topic, respond appropriately, and provide accurate and truthful information are the keys to effective and honest communication that remains relevant, coherent, and conducive.","PeriodicalId":516786,"journal":{"name":"Journal of Linguistic Phenomena","volume":"76 3","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2024-01-26","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"140494389","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"PENGGUNAAN VOKATIF NAMA DIRI TERHADAP MITRA TUTUR DALAM TINGKAT TUTUR BAHASA SUNDA","authors":"Wahya Wahya","doi":"10.24198/jlp.v2i2.51922","DOIUrl":"https://doi.org/10.24198/jlp.v2i2.51922","url":null,"abstract":"Penggunaan vokatif nama diri, baik berbentuk utuh maupun penggalan, terhadap mitra tutur dalam tingkat tutur bahasa Sunda dapat terjadi, baik dalam tingkat tutur kode akrab maupun dalam tingkat tutur kode hormat. Demikian pula hubungan yang terdapat di antara penutur dan mitra tutur dalam penggunaan vokatif nama diri tersebut dapat diamati dalam penggunaan tingkat tutur bahasa Sunda. Penelitian ini mencoba mengungkapan masalah di atas. Penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif. Pengumpulan data menggunakan metode simak dengan teknik catat. Metode analisis data menggunakan metode padan, yakni padan referensial dengan pendekatan sosiolinguistik. Sumber data yang digunakan merupakan sumber data tertulis tunggal, yaitu buku fiksi berbahasa Sunda yang berjudul Bentang Hariring (2016) karya Dian Hendrayana. Berdasarkan kriteria data yang ditentukan, dari sumber data yang digunakan tersebut ditemukan 33 data kalimat yang memuat bentuk vokatif nama diri, yakni 18 kalimat termasuk tindak tutur kode akrab dan 15 kalimat termasuk tindak tutur kode hormat. Selanjutnya, hubungan sosial yang terdapat di antara penutur dan mitra tutur pada penggunaan vokatif nama diri dalam tingkat tutur kode akrab dan tingkat tutur kode hormat sebagi berikut. Tingkat tutur kode akrab yang memuat vokatif nama diri utuh dan penggalan terhadap mitra tutur masing-masing memiliki hubungan sosial empat jenis dan satu jenis. Tingkat tutur kode hormat yang memuat vokatif nama diri utuh dan penggalan terhadap mitra tutur masing-masing memiliki hubungan sosial enam jenis dan satu jenis. Hubungan sosial antara penutur dan mitra tutur pada penggunaan vokatif nama diri penggalan, baik pada tingkat tutur kode akrab maupun pada tingkat tutur kode hormat hanya terdapat pada satu hubungan sosial, yaitu pertemanan.","PeriodicalId":516786,"journal":{"name":"Journal of Linguistic Phenomena","volume":"492 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2024-01-19","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"140502676","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"AKRONIM DALAM MEDIA SOSIAL: SUATU KAJIAN MORFOLOGIS","authors":"A. Sofyan, Tajudin Nur, Eka Kurnia","doi":"10.24198/jlp.v2i2.50973","DOIUrl":"https://doi.org/10.24198/jlp.v2i2.50973","url":null,"abstract":"Penelitian ini berjudul, “ Akronim dalam Media Sosial: Suatu Kajian Morfologis”. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif-deskriptif dengan teknik pengumpulan data menggunakan teknik catat. Sumber data yang digunakan adalah surat kabar yang ada di media sosial, yaitu Kompas, Republika, Tempo, dan Pikiran Rakyat. Penganalisisan data menggunakan metode distribusional (metode agih) dengan pendekatan morfologis. Teori yang digunakan pada penelitian ini adalah morfem, silabel, akronim, dan proses morfologis. Masalah yang dikaji dalam penelitian ini adalah pendeskripsian dan proses morfologis akronim nama makanan, nama perilaku, nama perguruan tinggi, dan nama tempat tujuan berkendara dalam media sosial. Berdasarkan analisis data, ditemukan akronim nama makanan sebanyak 5, akronim nama perilaku, 5, akronim nama perguruan tinggi 5, dan akronim nama tempat tujuan berkendara 4. Akronim nama-nama tersebut dapat terbentuk dari paduan fonem awal, paduan silabel pertama, paduan silabel pertama dan kedua, paduan silabel pertama dan ketiga, paduan silabel pertama dengan mengekalkan tiga fonem pada silabel kedua, paduan silabel pertama dengan penghilangan fonem, paduan silabel pertama, kedua, dan ketiga. Morfem yang hadir dalam akronim tersebut dapat berupa paduan morfem tunggal dan paduan morfem tunggal dengan morfem kompleks.","PeriodicalId":516786,"journal":{"name":"Journal of Linguistic Phenomena","volume":"91 2","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2024-01-19","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"140502561","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"STRUKTUR DAN FUNGSI BAHASA DALAM WACANA IKLAN KECANTIKAN BERBAHASA RUSIA DI MEDIA SOSIAL YOUTUBE","authors":"Anggaraeni Purnama Dewi, Siti Hasna Fauziyah Rohmah, Dilla Maharani Putri","doi":"10.24198/jlp.v2i2.51816","DOIUrl":"https://doi.org/10.24198/jlp.v2i2.51816","url":null,"abstract":"Munculnya media sosial dalam kehidupan saat ini, semakin memudahkan masyarakat dalam memeroleh berbagai informasi, yang salah satu informasi tersebut diperoleh melalui tayangan iklan. Salah satu iklan yang muncul di media sosial YouTube adalah iklan produk kecantikan yang umumnya dibutuhkan kaum wanita. Munculnya berbagai iklan perawatan kulit dan wajah di media sosial YouTube ini, menjadikan pihak produsen dan pengiklan harus bersaing ketat dalam menciptakan iklan yang informatif, persuasif, dan tentunya membangun citra positif di kalangan masyarakat. Dengan menggunakan teori struktur wacana iklan dan fungsional bahasa, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan struktur wacana iklan dan fungsi bahasa yang ada pada iklan kecantikan berbahasa Rusia di media sosial YouTube. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan pemaparan deskriptif. Sumber data dalam penelitian ini adalah 3 iklan kecantikan berbahasa Rusia di media sosial YouTube, yaitu iklan pelembab kulit Cerave, iklan perawatan kulit Cetaphil, dan iklan perawatan kulit wajah Librederm Seracin. Hasil penelitian menunjukkan bahwa struktur iklan yang terdapat dalam 3 iklan tersebut terdiri atas bagian utama, yang berisi proposisi berupa keuntungan produk kepada calon konsumen, proposisi untuk membangkitkan rasa ingin tahu yang lebih dari calon konsumen, dan proposisi memberikan komando atau perintah kepada calon konsumen. Adapun bagian penjelas berisi proposisi alasan subjektif dan proposisi alasan objektif, dan bagian penutup. Adapun fungsi bahasa yang dimiliki oleh 3 iklan tersebut adalah fungsi informatif, fungsi persuasif, dan fungsi membangun citra.","PeriodicalId":516786,"journal":{"name":"Journal of Linguistic Phenomena","volume":"50 5","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2024-01-08","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"140512484","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"A CORPUS-BASED STUDY OF REPORTING VERBS IN SHORT ESSAY","authors":"Denisa Nur Febriyanti, Susi Yuliawati","doi":"10.24198/jlp.v2i2.51533","DOIUrl":"https://doi.org/10.24198/jlp.v2i2.51533","url":null,"abstract":"The present research aims to analyze the use of reporting verbs in short essays written by undergraduate students of English major at a university in Indonesia. The study focuses on the frequency analysis of reporting verbs across four semantic categories, namely Argue verbs (e.g., argue, suggest, write, etc.), Find verbs (e.g., find, observe, discover, etc.), Show verbs (show, demonstrate, reveal, etc.) and Think verbs (e.g., think, assume, know, etc.). To achieve this, a mixed-method research design and a corpus-based approach are employed. The results show that the students predominantly use the Think verbs category, followed by Argue, Show, and Find verbs. It suggests that students may focus more on expressing their beliefs and opinions rather than providing evidence or confirming their claims. Moreover, the study highlights the implications of the finding, indicating that the overuse of verbs from the Think verbs category may indicate a lack of evidence-based reasoning in the students’ short essays.","PeriodicalId":516786,"journal":{"name":"Journal of Linguistic Phenomena","volume":"162 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2024-01-08","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"139640553","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}