{"title":"Standardization of specific and non-specific parameters of sambiloto (Andrographis paniculata. Burm.f) ethanol extract as standardized herbal medicine","authors":"Heldi Candra, Indri Ayu Ningsih, C. Bat","doi":"10.36490/journal-jps.com.v6i3.187","DOIUrl":"https://doi.org/10.36490/journal-jps.com.v6i3.187","url":null,"abstract":"Menemukan metrik nonspesifik dan spesifik seperti kadar air, kadar abu, susut kering, kadar ekstrak larut air, dan kadar ekstrak etanol adalah tujuan dari penelitian ini. Mempelajari cara membuat simplisia Sambiloto yang baik dan akurat adalah tujuannya. sesuai standar farmakope herbal edisi kedua tahun 2017. Mengetahui metabolit sekunder simplisia sambiloto dan jumlah etanol yang larut dalam tanaman tersebut. Penelitian ini menggabungkan metodologi observasional dengan pendekatan kualitatif dan kuantitatif.Tanaman sambiloto (Andrographis paniculata. Burm.f.) yang tumbuh di pekarangan rumah warga di Kavling Sungai Lekop, Desa Sungai Lekop, Kecamatan Sagulung, Kota Batam, dijadikan sebagai subjek penelitian. Temuan menunjukkan bahwa metabolit sekunder termasuk tanin, alkaloid, saponin, terpenoid, dan flavonoid hadir dalam ekstrak Sambiloto. Ekstrak kental sambiloto diperoleh sebesar 5 ml dari ekstrak 500 ml nilai parameter non spesifik dan spesifik uji kadar air sambiloto sebesar 9%, abu total 10%, susut pengeringan 18,5%, ekstrak larut etanol 8%, dan ekstrak larut air 12,96%, uji parameter yang spesifik dan tidak spesifik memenuhi syarat farmakope herbal tahun 2017, hasil penelitian menunjukkan simplisia sambiloto memenuhi persyaratan sebagai obat herbal terstandar.","PeriodicalId":50090,"journal":{"name":"Journal of Pharmacy and Pharmaceutical Sciences","volume":"23 1","pages":""},"PeriodicalIF":2.7,"publicationDate":"2023-07-20","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"73960022","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":4,"RegionCategory":"医学","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
M. Efendi, D. R. Gusti, Annisa Dhita Syahrial, Mesa Sukmadani Rusdi
{"title":"Evaluation of Coffee Mistletoe Leaf Ethanol Extract on Burn Healing Activity on White Male Rat","authors":"M. Efendi, D. R. Gusti, Annisa Dhita Syahrial, Mesa Sukmadani Rusdi","doi":"10.36490/journal-jps.com.v6i3.72","DOIUrl":"https://doi.org/10.36490/journal-jps.com.v6i3.72","url":null,"abstract":"Luka bakar merupakan jenis luka yang dapat disebabkan oleh panas (api, cairan/lemak panas, uap panas), radiasi, listrik, atau bahan kimia. Daun benalu kopi (Loranthus ferrugineus Roxb.) merupakan salah satu jenis tumbuhan yang mengandung senyawa metabolit sekunderpost-test-only, seperti flavonoid, tannin, saponin, alkaloid, dan fenolik, yang berperan dalam efek penyembuhan luka bakar. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode penelitian eksperimental dengan pendekatan desain Rancangan Acak Lengkap (RAL) dan post-test only control group design. Sebanyak 25 ekor tikus dibagi menjadi lima kelompok perlakuan, yang terdiri dari kelompok kontrol positif (gel Bioplacenton), kelompok kontrol negative (vaseline flavum), serta tiga kelompok perlakuan yang diobati dengan ekstrak etanol daun benalu, yaitu 5% (P1), 10% (P2), dan 15% (P3). Aktivitas penyembuhan luka bakar dan kandungan hidroksiprolin diamati sebagai parameter hasil. Data disajikan sebagai rata-rata ± SD dan dianalisis menggunakan uji ANOVA satu arah. Selanjutnya, dilakukan uji peringkat berganda Duncan untuk menentukan perbedaan yang signifikan. Tingkat signifikansi p<0,05 digunakan untuk menentukan hasil yang signifikan secara statistik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak etanol daun benalu kopi memiliki efek sebagai pengobatan luka bakar, dengan konsentrasi terbaik ditemukan pada konsentrasi 15%, yang memiliki persentase penyembuhan sebesar 62,5%, meskipun efektivitasnya tidak melebihi kelompok kontrol positif (72,48%). Kandungan hidroksiprolin pada kelompok ekstrak daun benalu kopi menunjukkan perbedaan yang signifikan dibandingkan dengan kelompok kontrol negatif, terutama pada kelompok P1 (53,62±6,52 μg/mL), dan secara statistik tidak berbeda dengan kontrol positif (64,34±6,02 μg/mL). Pada kelompok P2 dan P3, kandungan hidroksiprolin mengalami peningkatan namun tidak mencapai nilai yang signifikan. Aktivitas penyembuhan luka ini disebabkan oleh kandungan senyawa kimia yang efektif dalam ekstrak, seperti fenolik, saponin, flavonoid, dan alkaloid. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengidentifikasi dan memahami komponen tambahan ini serta mekanisme aksinya dalam proses penyembuhan.","PeriodicalId":50090,"journal":{"name":"Journal of Pharmacy and Pharmaceutical Sciences","volume":"23 1","pages":""},"PeriodicalIF":2.7,"publicationDate":"2023-07-19","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"81988435","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":4,"RegionCategory":"医学","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Isolasi Dan Karakterisasi Bakteri Endofit Tanaman Pepaya (Carica papaya L.) Serta Aktivitasnya Sebagai Antibakteri","authors":"Irwandi, Lola Azyenela, Hera Purnama Sari, Epi Supri Wardi, Diza Sartika","doi":"10.36490/journal-jps.com.v6i3.82","DOIUrl":"https://doi.org/10.36490/journal-jps.com.v6i3.82","url":null,"abstract":"Bakteri endofit adalah jenis bakteri yang hidup secara simbiosis di dalam jaringan tanaman inang dan memiliki kemampuan untuk menghasilkan senyawa bioaktif yang sama dengan tanaman inangnya, termasuk sebagai agen antibakteri. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengisolasi dan menguji aktivitas antibakteri dari bakteri endofit yang berasal dari tanaman Carica papaya, serta melakukan identifikasi molekuler menggunakan gen 16S rRNA terhadap isolat bakteri dengan aktivitas antibakteri terbesar. Sebanyak enam isolat bakteri endofit berhasil dipisahkan melalui proses penyucian. Melalui identifikasi mikroskopis menggunakan pewarnaan gram, semua isolat bakteri endofit tersebut tergolong dalam bakteri gram positif. Hasil pengujian aktivitas antibakteri menunjukkan bahwa keenam isolat bakteri endofit tanaman papaya memiliki kemampuan untuk menghambat pertumbuhan bakteri Escherichia coli, namun tidak terhadap bakteri Staphylococcus aureus. Diameter rata-rata zona hambat terhadap bakteri Escherichia coli adalah sebagai berikut: RB1: 9,35 mm; RB2: 9,4 mm; RB3: 9,15 mm; CB1: 9,1 mm; CB2: 9,2 mm; CB3: 8,8 mm; FB1: 8,45 mm; FB2: 8,75 mm; dan FB3: 8,6 mm. Semua isolat bakteri endofit tanaman papaya memiliki zona hambat yang dikategorikan sebagai lemah. Isolat bakteri RB2, yang memiliki aktivitas antibakteri terbesar, teridentifikasi secara molekuler sebagai Bacillus cereus.","PeriodicalId":50090,"journal":{"name":"Journal of Pharmacy and Pharmaceutical Sciences","volume":"202 1","pages":""},"PeriodicalIF":2.7,"publicationDate":"2023-07-19","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"91116370","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":4,"RegionCategory":"医学","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Evaluasi tingkat pengetahuan pasien terhadap penggunaan obat diabetes mellitus tipe II dirawat jalan rumah sakit Advent Medan","authors":"Windi Darantika, Rena Meutia","doi":"10.36490/journal-jps.com.v6i3.180","DOIUrl":"https://doi.org/10.36490/journal-jps.com.v6i3.180","url":null,"abstract":"Salah satu aspek terpenting dalam hidup adalah kesehatan, terutama sekarang banyak orang yang menderita berbagai penyakit, salah satunya diabetes melitus. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada hubungan antara pengetahuan pasien tentang penggunaan obat Diabetes Melitus tipe II dan tingkat pengetahuan pasien di RS Advent Medan. Studi ini memiliki desain cross-sectional dan bersifat deskriptif-analitik. Data dikumpulkan secara prospektif melalui kuesioner. Data juga dikumpulkan dari rekam medis pasien diabetes tipe II yang menjalani rawat jalan di Rumah Sakit Advent di Medan. Hasil penelitian ini akan menganalisis pengetahuan pasien tentang penggunaan obat diabetes melitus tipe II di poliklinik rawat jalan RS Advent Medan. Umur, tingkat pendidikan, jangka waktu pengobatan, pekerjaan, jenis kelamin, riwayat diabetes melitus, dan pengetahuan umum tentang diabetes melitus adalah semua informasi yang dimasukkan ke dalam daftar ini. Hasil penelitian berdasarkan tingkat pengetahuan dari 100 responden menunjukkan bahwa 42 responden (42%) memiliki tingkat pengetahuan baik, 50 responden (50%) memiliki tingkat pengetahuan cukup baik, dan 8 responden (8%) memiliki tingkat pengetahuan kurang baik. Diharapkan peneliti akan melakukan penelitian lebih lanjut dengan parameter yang berbeda.","PeriodicalId":50090,"journal":{"name":"Journal of Pharmacy and Pharmaceutical Sciences","volume":"36 1","pages":""},"PeriodicalIF":2.7,"publicationDate":"2023-07-18","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"75318806","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":4,"RegionCategory":"医学","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Pemanfaatan Ekstrak Etanol Kulit Buah Naga Merah (Hylocereus polyrhizus) Dalam Sediaan Krim Lulur Sebagai Pelembab Alami Kulit","authors":"Indra Ginting, Muhammad Andry","doi":"10.36490/journal-jps.com.v6i3.179","DOIUrl":"https://doi.org/10.36490/journal-jps.com.v6i3.179","url":null,"abstract":"Pendahuluan: Kulit buah naga merah (Hylocereus polyrhizus) mengandung senyawa flavonoid, vitamin A, C, E dan polifenol yang dapat dijadikan sebagai sumber antioksidan alami untuk menangkal radikal bebas sehingga memberikan efek melembabkan pada kulit. Tujuan: untuk membuat sediaan krim lulur dari ekstrak etanol kulit buah naga merah dengan konsentrasi 1%, 3%, dan 5%. Metode: Penelitian ini dilakukan secara eksperimental. Pengujian evaluasi sediaan meliputi uji organoleptik, uji homogenitas, uji daya sebar, uji iritasi, uji stabilitas (cycling test), dan uji efektivitas kelembaban dari sediaan krim lulur. Hasil: Semua sediaan memiliki tekstur semisolid, dengan aroma vanilla dan warna yang berbeda pada tiap formula yaitu warna putih pada formula blanko, warna krim pada F1 (1%), warna krim kecoklatan pada F2 (3%), dan warna coklat muda pada F3 (5%). Semua sediaan yang diperoleh homogen dan tidak mengiritasi kulit. pH dari semua sediaan memenuhi persyaratan dengan nilai pH 5,7-5,9. Daya sebar dari semua sediaan memenuhi persyaratan dengan daya sebar sebesar 5,6-5,9. Pada uji stabilitas cycling test pada sediaan tidak ada perubahan yang signifikan. Hasil pengujian efektivitas kelembaban menunjukkan bahwa sediaan krim lulur F3 yang memiliki peningkatan kadar air yang paling tinggi pada kulit dari sediaan F0, F1 dan F2 yaitu sebesar 29,4% pada minggu 4 setelah pemakaian sediaan. Kesimpulan: ekstrak kulit buah naga merah dapat diformulasikan sebagai sediaan krim lulur yang mampu memberikan efek untuk melembabkan pada kulit dan telah memenuhi persyaratan evaluasi fisik.","PeriodicalId":50090,"journal":{"name":"Journal of Pharmacy and Pharmaceutical Sciences","volume":"48 1","pages":""},"PeriodicalIF":2.7,"publicationDate":"2023-07-14","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"74958823","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":4,"RegionCategory":"医学","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
S. Salman, Sudewi Sudewi, Jazilul Amira, Meutia Indriana
{"title":"studi penggunaan pewarna kopigmentasi biji kesumba keling (Bixa orellana L.) Dan Angkak Merah Dalam Formulasi Suspensi Parasetamol","authors":"S. Salman, Sudewi Sudewi, Jazilul Amira, Meutia Indriana","doi":"10.36490/journal-jps.com.v6i3.64","DOIUrl":"https://doi.org/10.36490/journal-jps.com.v6i3.64","url":null,"abstract":"Pendahuluan; Kesumba keling (Bixa orellana L.) merupakan tanaman yang berasal dari benua Amerika, yang banyak dibudidayakan didaerah tropis dan subtropis. Angkak merah merupakan beras putih yang telah mengalami proses fermentasi dari beras dan kapang (Monascus Purpereus). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kopigmentasi biji kesumba keling (Bixa orellana L.) dan angkak merah dalam bentuk ekstrak etanol dapat diformulasi sebagai pewarna kedalam suspensi parasetamol yang pada konsentrasi tertentu dapat menghasilkan warna yang memenuhi syarat dan mampu memberikan kestabilan warna. Metode; Penelitian ini menggunakan metode eksperimental, menggunakan bahan uji biji kesumba keling (Bixa orellana L.) dan angkak merah dengan perbandingan 1:2 memakai cara maserasi menggunakan penyari etanol 96%, diformulasi kedalam sediaan suspensi parasetamol konsentrasi 0,25%, 0,50%, 0,75%, serta blanko. Pemeriksaan mutu fisik sediaan mencakup, pemeriksaan organoleptis, penentuan pH sediaan, pengamatan stabilitas sediaan terhadap penyimpanan, dan uji viskositas. Hasil; Hasil penelitian menunjukkan bahwa biji kesumba keling (Bixa Orellana L.) dan angkak merah dalam bentuk ekstrak etanol dapat diformulasikan sebagai pewarna kedalam sediaan suspensi parasetamol. Sediaan suspensi parasetamol kopigmentasi ekstrak etanol biji kesumba keling (Bixa orellana L.) dan angkak merah dengan perbandingan 1:2 merupakan sediaan yang stabil dan memiliki rentang pH 4,1-4,4 dan pH setelah cycling test 4,0-4,3. Memiliki warna yang berbeda untuk tiap konsentrasi yang dikandung dengan viskositas 102,0-136,0 dPa.s. Sediaan suspensi parasetamol formula I dengan konsentrasi 0,25% menghasilkan warna merah(+), sediaan formula II dengan konsentrasi 0,50% menghasilkan warna merah (++), sediaan formula III dengan konsentrasi 0,75% menghasilkan warna merah (+++) dan sediaan blanko berwarna putih.","PeriodicalId":50090,"journal":{"name":"Journal of Pharmacy and Pharmaceutical Sciences","volume":"14 1","pages":""},"PeriodicalIF":2.7,"publicationDate":"2023-07-13","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"79353165","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":4,"RegionCategory":"医学","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Martina G. Laloan, Douglas N. Pareta, Selvana S. Tulandi, Yessie K. Lengkey, C. N. Sambou
{"title":"Test of the effectiveness of white goroho banana weevil extract gel preparation (Musa acuminafe, sp) against the healing of white rat burns (Rattus nornvegicus)","authors":"Martina G. Laloan, Douglas N. Pareta, Selvana S. Tulandi, Yessie K. Lengkey, C. N. Sambou","doi":"10.36490/journal-jps.com.v6i3.184","DOIUrl":"https://doi.org/10.36490/journal-jps.com.v6i3.184","url":null,"abstract":"Natural wealth has a variety of herbal plants, plants that are included in it efficacious as medicine. Traditional medicine, is an ingredient or herb that is usually used as traditional medicine and is used to accelerate the healing of diseases, one of the plants used to accelerate wound healing is the white goroho banana weevil (Musa acuminafe, sp). This study aimed to determine the effectiveness of banana weevil gel preparations against healing burns in white rats (Rattus norvegicus). The test animals used were 15 rats. A burn of 2.5 cm was made on the back of the mouse using metal coins. The method used in this study is in the form of laboratory experiments. This study used a Complete Randomized Design (RAL) consisting of 5 treatments, including 1 negative control, 1 positive control (bioplacenton), and 3 stratified concentrations, namely 5% concentration gel, 10% concentration gel and 15% concentration gel with 3 repetitions each. The treatment is carried out for 14 days. The results of measuring wound diameter in rats based on the results showed that banana weevil extract gel concentration of 15% provided a healing effect more effective than other extracts.","PeriodicalId":50090,"journal":{"name":"Journal of Pharmacy and Pharmaceutical Sciences","volume":"56 1","pages":""},"PeriodicalIF":2.7,"publicationDate":"2023-07-13","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"89115070","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":4,"RegionCategory":"医学","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Formulasi sediaan body lotion dari ekstrak etanol buah bit (Beta vulgaris L.) sebagai pelembab kulit dan antioksidan","authors":"Tri Putri Ananda, Yessi Febriani, Sudewi Sudewi","doi":"10.36490/journal-jps.com.v6i3.51","DOIUrl":"https://doi.org/10.36490/journal-jps.com.v6i3.51","url":null,"abstract":"Pendahuluan; Antioksidan adalah molekul yang dapat mencegah kerusakan sel oleh radikal bebas. Buah bit (Beta vulgaris L.) diketahui memiliki kandungan flavonoid yang bersifat antioksidan. Penelitian ini bertujuan untuk menguji aktivitas antioksidan dan efek pelembab kulit tanpa iritasi kulit pada produk yang diformulasikan sebagai body lotion dari ekstrak etanol buah bit (Beta vulgaris L.) pada konsentrasi tertentu. Metode; Penelitian ini dilakukan dengan metode eksperimen dengan menggunakan bahan uji buah bit (Beta vulgaris L.) yang diperoleh dengan cara merendam ekstrak etanol 96% yang dibuat dalam sediaan body lotion dengan konsentrasi 1.5%, 2%, 2.5% dan blank sample. Pengujian sampel dan preparat berupa skrining fitokimia, uji homogenitas, uji pH inokulum, uji tipe emulsi, uji stabilitas inokulum, uji iritasi, uji kadar air dan uji aktivitas antioksidan. Hasil; Hasil penelitian menunjukkan bahwa body lotion berbahan dasar bit (Beta vulgaris L.) merupakan sediaan homogen dengan emulsi M/A dan memiliki kisaran pH segera setelah sediaan 6,2 - 6,3 dan pH setelah uji siklus adalah 6,2 - 6.3. Formula dengan konsentrasi 2,5% (F3) mampu memberikan kelembapan pada kategori basah dengan tingkat pemulihan 27,74% lebih rendah dibandingkan dengan losion tangan sejenis yang dioleskan pada bagian basah dengan tingkat pemulihan sebesar 28,18%. Ekstrak etanol buah bit pada konsentrasi 2,5% (F3) memiliki nilai IC50 sebesar 118,101 µg/mL yang menunjukkan kelas antioksidan sedang, sedangkan ekstrak etanol buah bit memiliki nilai IC50 sebesar 36,869 µg/mL yang tergolong antioksidan yang sangat kuat. Semua komposisi tubuh berdasarkan ekstrak etanol bit tidak mengiritasi kulit.","PeriodicalId":50090,"journal":{"name":"Journal of Pharmacy and Pharmaceutical Sciences","volume":"29 1","pages":""},"PeriodicalIF":2.7,"publicationDate":"2023-07-13","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"72849622","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":4,"RegionCategory":"医学","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Formulation of carrotle (Daucus carota L.) scrub cream as anti-aging","authors":"Fahma Shufyani, Muhammad Andry, R. E. Tarigan","doi":"10.36490/journal-jps.com.v6i3.177","DOIUrl":"https://doi.org/10.36490/journal-jps.com.v6i3.177","url":null,"abstract":"Pendahuluan: Wortel terkenal dengan kandungan beta karoten yang sangat tinggi pada buahnya disertai dengan kandungan vitamin lain yaitu vitamin B dan vitamin E. Peran vitamin E pada kulit meliputi sebagai antioksidan, menjaga kelembapan kulit, perlindungan terhadap sinar matahari, serta proses penyembuhan luka. Sebagai antioksidan alami, vitamin E mampu menangkal radikal bebas dan molekul oksigen. Tujuan: Untuk mengetahui sari wortel (Daucus carota L.) dapat diformulasikan sebagai krim lulur sebagai anti-aging serta untuk mengetahui pada konsentrasi berapa yang paling efektif dalam sediaan krim lulur sari wortel (Daucus carota L.) sebagai anti-aging. Metode: Jenis penelitian ini dilakukan secara eksperimental. Penelitian ini meliputi pengumpulan responden, pengukuran kadar air, kehalusan, pori, noda, dan keriput pada kulit responden, pembuatan sari wortel, pembuatan sediaan lulur dari sari wortel dan uji evaluasi sediaan. Hasil: Penggunaan sediaan krim lulur yang mengandung sari wortel (Daucus carota L.) konsentrasi 15% selama 4 minggu menunjukkan perubahan kondisi kulit menjadi lebih baik dengan kadar air meningkat 19,3 menjadi 40 (107,25%), kehalusan kulit yang semakin halus 36,3 menjadi 20,6 (43,25%), pori-pori semakin mengecil 64 menjadi 20,6 (67,81%), banyak noda semakin berkurang 51 menjadi 11,3 (77,97%), kerutan yang semakin berkurang pada kulit responden menjukkan hasil yang lebih baik didapatkan yaitu perubahan kerutan 45 menjadi 13,6 dengan persen pemulihan sebesar (69,77%). Kesimpulan: Kesimpulan dari penelitian ini adalah Sari wortel (Daucus carota L.) dapat diformulasikan sebagai krim Lulur sebagai anti aging.","PeriodicalId":50090,"journal":{"name":"Journal of Pharmacy and Pharmaceutical Sciences","volume":"5 1","pages":""},"PeriodicalIF":2.7,"publicationDate":"2023-07-13","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"83718899","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":4,"RegionCategory":"医学","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Muhammad Andry, Fahma Shufyani, Muhammad Amin Nasution, M. Fadillah, Ika Julianti Tambunan, Firman Rezaldi
{"title":"Skrining Fitokimia Dan Analisis Kadar Kafein Pada Kopi Bubuk Jenis Arabika Di Kota Takengon Menggunakan Spektrofotometri Ultraviolet","authors":"Muhammad Andry, Fahma Shufyani, Muhammad Amin Nasution, M. Fadillah, Ika Julianti Tambunan, Firman Rezaldi","doi":"10.36490/journal-jps.com.v6i3.176","DOIUrl":"https://doi.org/10.36490/journal-jps.com.v6i3.176","url":null,"abstract":"Latar belakang: Kopi merupakan jenis tumbuhan yang mengandung kafein dan dapat diolah minuman lezat. Saat ini kopi menjadi minuman paling disukai masyarakat dunia setelah air dan teh. Tujuan untuk mengetahui kadar kafein pada kopi bubuk arabika yang beredar di pasaran kota takengon tersebut sesuai standar nasional Indonesia (SNI 01-7152-2006). Jenis penelitian ini eksperimental dengan mengambil sampel secara purposive. Metode penelitian yang dilakukan adalah skrining fitokimia, analisa kualitatif, dan spektrofotometri ultraviolet pada panjang gelombang 273 nm. Parameter validasi yaitu Presisi, lineritas, LOD dan LOQ. Hasil dari skrining fitokimia sampel A pada perlakuan uji meyer mendapatkan hasil negatif tetapi yang lainnya positif. Dan pada sampel B semua pengujian mendapatkan hasil positif. Pada ketiga pengujian analisa kualitatif pada sampel A dan B mendapatkan hasil yang positif. Hasil rata-rata analisa kuantitatif pada sampel A sekali minum 11,632 mg dan kadar sehari 34,897 mg. sedangkan pada sampel B kadar sekali minum 6,663 mg dan sehari minum 19,989 mg. Hasil uji Validasi diperoleh linearitas r2 = 0,998, LOD dan LOQ yaitu 0,882 µg/ml dan 2,94 µg/ml, nilai RSD yaitu 1,11%. Kesimpulan, sampel A dan sampel B memenuhi syarat menurut SNI tahun 2006 (50 mg sekali dan 150 mg sehari) dan juga memenuhi syarat menurut farmakope edisi III yaitu dosis maksimum sekali 500 mg dan sehari 1,5 g","PeriodicalId":50090,"journal":{"name":"Journal of Pharmacy and Pharmaceutical Sciences","volume":"1 1","pages":""},"PeriodicalIF":2.7,"publicationDate":"2023-07-13","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"79933870","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":4,"RegionCategory":"医学","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}