{"title":"Analisis Perbedaan Empati Anak Usia Dini Ditinjau Berdasarkan Jenis Kelamin di TK A di Kecamatan Purwakarta","authors":"Karisya Aprilliani, Jojor Renta Maranatha, Risty Justicia","doi":"10.58836/jpma.v14i1.16842","DOIUrl":"https://doi.org/10.58836/jpma.v14i1.16842","url":null,"abstract":"<p>Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk menganalisis perbedaan empati anak usia dini di tinjau berdasarkan jenis kelamin di TK A di Kecamatan Purwakarta. Partisipan dalam penelitian ini adalah anak usia dini dengan kriteria 5-6 tahun di TK di Kecamatan Purwakarta berjumlah 7 orang anak perempuan dan 7 orang anak laki-laki. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini mengunakan observasi dan dokumentasi. Data yang telah dikumpulkan kemudian di analisis menggunakan analisis data model Milles dan Huberman. Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat perbedaan empati anak usia dini ditinjau berdasarkan jenis kelamin di Kecamatan Purwakarta yang dimana anak perempuan memiliki empati lebih tinggi dari pada anak laki-laki atau anak perempuan memiliki empati lebih baik dari pada anak laki-laki.</p><p> </p>","PeriodicalId":500668,"journal":{"name":"Jurnal Penelitian Medan Agama","volume":"22 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-06-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"135155804","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Konsep Kebahagiaan menurut Ibnu Sina","authors":"Amir Reza Kusuma, Rakhmad Agung Hidayatullah","doi":"10.58836/jpma.v14i1.14175","DOIUrl":"https://doi.org/10.58836/jpma.v14i1.14175","url":null,"abstract":"<p>Kebahagiaan menurut Ibnu Sina menarik untuk di bahas karena diperoleh melalui banyaknya ilmu pengetahuan dan bisa diamalkan melalui akal mustafad. Banyak para tokoh mencoba menguraikan keberadaannya. Namun dalam kajian tersebut, ada anggapan para filosof Muslim dalam menguraikan masalah hanya menyalin ulang dari para filosof Yunani. Hal ini dijelaskan oleh salah satu tokoh filosof Muslim, yaitu Ibnu Sina. Ia menjelaskan pembahasan dalam filsafat Islam yang berasaskan wahyu berbeda dengan Barat yang berasaskan rasio dan empiris.Kajian ini studi literatur dengan menggunakan metode diskriptif-analisis. Dalam pembahasan ini penulis menghasilkan kesimpulan penting. Pertama, Konsep kebahagiaan Ibnu Sina berbeda dengan Barat. menurut Ibnu Sina jiwa mendapatkan kenikmatan dan kesengsaran di hari akhir. Ibnu Sina membaginya menjadi beberapa kategori. Pertama, jiwa sempurna karena ilmu dan amal. ilmu akan menjadi pondasi untuk mengukuhkan kehidupan manusia. aksi berpikir dan berkembang dalam mencapai tingkatannya hingga mencapai tingkat akal <em>mustafad </em>yang siap untuk memancarkan hal-hal rasional</p>","PeriodicalId":500668,"journal":{"name":"Jurnal Penelitian Medan Agama","volume":"28 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-06-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"135155886","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Telaah Atas Ijtihad Umar Bin Khaṭṭab Perspektif Maqāṣid Al-Syarī'ah","authors":"Amir Sahidin","doi":"10.58836/jpma.v14i1.16553","DOIUrl":"https://doi.org/10.58836/jpma.v14i1.16553","url":null,"abstract":"<p>In the course of Islamic law, there were several issues of muamalat that were not found in law at the time of the Prophet, so the companions made ijtihad to find them. In fact, not infrequently the laws set by the companions seemed to contradict the teachings of the Prophet. As ijtihad was carried out by Umar bin Khaṭṭab in several ways such as: aborting the had punishment for adulterers, aborting the punishment for cutting off the hands of thieves, stopping giving zakat to <em>mu'allaf</em>, not dividing spoils of war between Muslim soldiers. Regarding some of these ijtihad, many people praised Umar's intelligence in grounding Islamic law. However, there are also some scholars who make Umar the pioneer of sharia deconstruction. This article attempts to examine Umar's ijtihad with the <em>maqāṣid al-syarī'ah</em> approach. Through research of the type of library research with a descriptive-analytic approach, it can be concluded that, <em>first:</em> Umar's ijtihad in some of the above cases did not actually deconstruct Islamic law, but because of his intelligence and foresight in seeing the factors that could hinder the implementation of these lawsuits. <em>Second: </em>Umar bin Khaṭṭab saw the <em>naṣ</em> textually and contextually in a balanced way, without annulling the existing <em>naṣ</em>.</p>","PeriodicalId":500668,"journal":{"name":"Jurnal Penelitian Medan Agama","volume":"20 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-06-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"135359428","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}