{"title":"PENGARUH SUDUT KERJA PENGELASAN TERHADAP KEKUATAN LAS PADA LINK ENGINE HANGER TIPE K16","authors":"Jamaludin Permana","doi":"10.31000/mbjtm.v1i1.182","DOIUrl":"https://doi.org/10.31000/mbjtm.v1i1.182","url":null,"abstract":"Pengelasan adalah suatu proses penggabungan logam dimana logam menjadi satu akibat panas las,dengan atau tanpa pengaruh tekanan dan dengan atau tanpa logam pengisi,kerja las adalah menyambung dua bagian logam atau lebih dengan menggunakan energi panas, Proses pengelasan berkaitan dengan lempengan baja yang dibuat dari kristal besi dan karbon sesuai struktur mikronya, dengan bentuk dan arah tertentu. Lalu sebagian dari lempengan logam tersebut dipanaskan hingga meleleh.Kalau tepi lempengan logam itu disatukan, terbentuklah sambungan. Umumnya, pada proses pengelasan juga ditambahkan dengan bahan penyambung seperti kawat atau batang las. Kalau campuran tersebut sudah dingin, molekul kawat las yang semula merupakan bagian lain kini menyatu.Besarnya arus pengelasan yang diperlukan tergantung pada diameter elektroda, tebal bahan yang dilas, jenis elektroda yang digunakan, geometri sambungan, diameter inti elektroda, posisi pengelasan. Daerah las mempunyai kapasitas panas tinggi maka diperlukan arus yang tinggi.Pada standard welding inspection material tipis di lambangkan dengan t1 , dan material tebal di lambangkan dengan t2. Dalam proses pengelasan material pengisi harus memakan sebagian dari tebal material asli 1 dan tebal material asli 2.menunjukkan bahwa titik 1 sampai dengan 3 adalah nilai kekerasan untuk daerah las, nilai rata – ratanya adalah 25.88. Titik ke 4 yang terdapat pada grafik menunjukkan nilai kekerasan dari batas daerah lasan dengan daerah HAZ dengan nilai kekerasannya adalah 24.78 . Titik ke 5 sampai 8 merupakan daerah HAZ yang memiliki nilai rata - rata kekerasan sebesar 38.40 . Titik 9 merupakan batas antara daerah HAZ dengan daerah logam induk yang memiliki nilai kekerasan sebesar 32.96 . Titik 10 sampai 12 merupakan daerah logam induk yang memiliki nilai rata – rata kekerasan sebesar 32.97 . Dari data tabel dan grafik diatas nilai kekerasan tertinggi spesimen dengan variasi sudut pengelasan 30° berada pada daerah HAZ yaitu sebesar 38.94 .","PeriodicalId":431202,"journal":{"name":"Motor Bakar : Jurnal Teknik Mesin","volume":"21 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2017-05-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"114714660","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"PERANCANGAN BEJANA TEKAN KAPASITAS 5 M3 DENGAN TEKANAN DESAIN 10 BAR BERDASARKAN STANDAR ASME 2007 SECTION VIII DIV 1","authors":"R. C. Putra","doi":"10.31000/mbjtm.v1i1.184","DOIUrl":"https://doi.org/10.31000/mbjtm.v1i1.184","url":null,"abstract":"Dalam perancangan tangki bejana tekan, tahap awal yang dilakukan adalah mendefinisikan fungsi tangki bejana tekan tersebut dan juga kapasitas operasi bejana tekan tersebut. Fungsi dan kapasitas akan menentukan dimensi awal tersebut, ditambah dengan fluida akan dapat menentukan tebal dinding minimal yang akan digunakan untuk konstruksi. Perancangan Bejana tekan pada penelitian ini mengikuti standar ASME section VIII Div 1 tahun 2007 karena untuk menghindari kesalahan-kesalahan yang terjadi pada perancangan. Ketebalan awal yang diperoleh setelah disesuaikan dengan tebal pelat yang ada di pasaran pada bagian shell dan head. Setelah itu, pembebanan diberikan sesuai kondisi operasi tersebut. Beban yang diberikan antara lain tekanan internal, berat mati, konsentrasi tegangan, diskontinuitas tegangan pada bagian lubang dan pada bagian pertemuan shell dan head.Dari hasil perancangan didapat tebal dinding shell =10 mm , head = 16 mm, Oleh karena itu, bagian-bagian kritis tersebut perlu mendapatkan perhatian khusus, agar konsentrasi tegangan dan diskontinuitas tegangan yang terjadi tidak mengakibatkan kegagalan pada struktur.","PeriodicalId":431202,"journal":{"name":"Motor Bakar : Jurnal Teknik Mesin","volume":"22 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2017-05-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"125704592","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"RANCANG BANGUN ALAT PENGIRIS BAWANG MERAH KAPASITAS 46 KG JAM","authors":"Yafid Effendi, Fajar Danuriyanto","doi":"10.31000/mbjtm.v1i1.178","DOIUrl":"https://doi.org/10.31000/mbjtm.v1i1.178","url":null,"abstract":"Tanaman bawang merah di Indonesia telah lama diusahakan oleh petani sebagai usaha tani yang bersifat komersil, yang sebagian besar atau seluruh hasil produksinya ditunjukan untuk memenuhi permintaan. Berdasarkan hasil pemantauan Direktoral Jendral Bina Produksi Hortikultura, produksi bawang merah di Indonesia menurut propinsi mengalami fluktuasi yang sangat signifikan selama periode 2009-2013. Dalam pengolahan hasil pertanian banyak pemesinan yang digunakan, diantaranya adalah alat pengiris bawang merah yang digunakan sebagai teknologi yang memudahkan dalam pengolahan bawang merah. Metode yang digunakan adalah studi literatur (kepustakaan), melakukan eksperimen dan melakukan pengamatan tentang alat pengiris bawang merah. Kemudian dilakukan perancangan bentuk dan pembuatan/perangkaian komponen-komponen alat pengiris. Setelah itu, dilakukan pengujian alat dan pengamatan parameter besar daya yang dibutuhkan untuk alat pengiris bawang merah, prinsip kerja alat pengiris bawang merah, dan kapasitas efektif alat pengiris bawang merah. Tujuan penelitian adalah membuat alat pengiris bawang merah yang berdaya kecil dan efektif sehingga dapat mendukung peningkatan hasil produksi irisan bawang merah, yang siap olah (digoreng). Hasil penelitian menunjukkan bahwa alat pengiris bawang merah ini membutuhkan daya sebesar 0,118 Hp untuk mengoperasikannya, dengan prinsip kerja menggunakan piringan berpisau yang akan berputar dan mengiris bawang merah. Kapasitas efektif alat sebesar 46 kg/jam dengan putaran pisau pengiris 431 rpm, dan tebal irisan 1-1,5 mm.","PeriodicalId":431202,"journal":{"name":"Motor Bakar : Jurnal Teknik Mesin","volume":"38 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2017-05-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"125163528","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}