{"title":"Penggunaan Tepung Limbah Roti Dalam Ransum Terhadap Performa Ayam Broiler","authors":"Hera Dwi Triani, Rini Elisia, I. Siddiq","doi":"10.32530/jlah.v2i2.132","DOIUrl":"https://doi.org/10.32530/jlah.v2i2.132","url":null,"abstract":"Limbah roti cukup potensial untuk digunakan dalam ransum broiler karena mengandung gross energi yang cukup tinggi (4217 Kkal/kg). Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh pemberian tepung limbah roti sebagai pengganti jagung dalam ransum terhadap performa ayam broiler. Penelitian ini menggunakan broiler berumur sehari atau DOC sebanyak 24 ekor yang dipelihara selama 4 minggu. Pakan terdiri dari jagung, dedak, tepung limbah roti dan konsentrat. Alat yang digunakan seperti : kandang panggung sebanyak 2 petak, tiap petak berukuran 1m x 1m yang berisi 12 ekor broiler dan dilengkapi dengan tempat pakan, tempat minum dan lampu. Penelitian dilakukan secara eksperimen dengan membandingkan dua perlakuan melalui uji T yang terdiri dari 2 perlakuan dari 2 jenis ransum yaitu : ransum J : konsentrat + dedak padi + jagung dan ransum R : konsentrat + dedak padi + tepung limbah roti. Kedua jenis ransum (ransum J dan R) masing-masing diberikan kepada 2 kelompok ayam, masing-masing kelompok terdiri dari 12 ekor ayam. Parameter yang diamati adalah konsumsi ransum, pertambahan bobot badan, konversi ransum dan mortalitas. Hasil penelitian menunjukan terdapat pengaruh yang nyata lebih tinggi (P<0,05) terhadap pertambahan bobot badan pada ransum perlakuan yang menggunakan jagung. Konsumsi ransum dan konversi ransum secara rataan juga menunjukkan perlakuan menggunakan jagung menghasilkan angka konsumsi lebih tinggi dan konversi ransum lebih rendah. Penggunaan tepung limbah roti dalam ransum broiler belum mampu memberikan hasil yang sama dengan ransum yang menggunakan jagung terhadap performa broiler yang meliputi konsumsi ransum, pertambahan bobot badan dan konversi ransum.","PeriodicalId":423931,"journal":{"name":"Journal of Livestock and Animal Health","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-08-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"133651809","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Fahri Husaini Nasution, Yunilas Yunilas, T. H. Wahyuni
{"title":"Sinergisme Fungi Selulolitik Berbasis Limbah Jagung Sebagai Bioaktivator Pakan Berserat","authors":"Fahri Husaini Nasution, Yunilas Yunilas, T. H. Wahyuni","doi":"10.32530/jlah.v2i2.50","DOIUrl":"https://doi.org/10.32530/jlah.v2i2.50","url":null,"abstract":"Tujuan penelitian ini adalah menguji kemampuan sinergisme fungi selulolitik asal limbah jagung untuk dikonsorsiumkan sebagai bioaktivator pakan berserat. Isolate fungi selulolitik yang dikonsorsiumkan merupakan hasil isolasi dari limbah tanaman jagung yaitu isolate JB (Aspergillus sp.), JC (Fusarium sp.), JD (Aspergillus sp), JE (Rizoctonia sp.). Parameter yang diamati adalah sinergisme fungi selulolitik yang dikonsorsiumkan pada medium padat, pola interaksi antara fungi yang dikonsorsiumkan pada medium padat dan sinergisme fungi selulolitik yang dikonsorsiumkan pada medium cair (cocktail inokulum). Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari konsorsium isolate fungi selulolitik diperoleh 5 pasangan isolat fungi selulolitik yang dapat bersinergi dan 1 pasangan tidak dapat bersinergi. Pola pertumbuhan yang terbentuk bersifat Mutual Intermingling (pasangan isolate JB vs JC dan JB vs JD), Partial Intermingling (pasangan isolate JB vs JE; JC vs JD; dan JD vs JE); dan Inhibition at touching point (pasangan isolate JC vs JE). Sinergisme fungi selulolitik yang dikonsorsiumkan pada medium cair (cocktail inokulum) menunjukkan tingkat pertumbuhan yang berfluktuatif seiring bertambahnya waktu fermentasi. Kesimpulan: dari 5 pasangan isolat fungi selulolitik yang dikonsorsiumkan diperoleh 1 pasang isolate yang tidak dapat bersinergis, dan sinegisme antara fungi membentuk pola interaksi yang bervariatif. Pertumbuhan fungi selulolitik pada medium cair berfluktuatif dan menunjukkan tingkat pertumbuhan optimum pada hari ke-3.","PeriodicalId":423931,"journal":{"name":"Journal of Livestock and Animal Health","volume":"45 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-08-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"121878878","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Silase Komplit Pelepah Kelapa Sawit dan Indigofera sp. dengan Probiotik MOIYL Terhadap Performa Sapi PO","authors":"Yunilas Yunilas, Mulya Fauzia, I. Sembiring","doi":"10.32530/JLAH.V2I1.47","DOIUrl":"https://doi.org/10.32530/JLAH.V2I1.47","url":null,"abstract":"Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh silase komplit pelepah kelapa sawit dan Indigofera sp. menggunakan probiotik MOIYL (mikroorganisme indigenous YL) terhadap performa Sapi Peranakan Ongole. Metode penelitian menggunakan rancangan acak lengkap (RAL), 4 perlakuan dengan 2 ulangan. Perlakuan meliputi P1= 20% Silase Komplit dengan probiotik MOIYL + 80% Konsentrat, P2= 40% Silase Komplit dengan probiotik MOIYL + 60% Konsentrat, P3= 60% Silase Komplit dengan probiotik MOIYL + 40% Konsentrat, P4= 80% Silase Komplit dengan probiotik MOIYL + 20% Konsentrat. Parameter yang diamati adalah konsumsi ransum, pertambahan bobot badan, dan konversi ransum. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian silase komplit berbasis pelepah kepala sawit dan Indigofera sp. menggunakan probiotik MOIYL memberikan pengaruh yang sangat nyata (P<0.01) terhadap konsumsi pakan, pertambahan bobot badan, dan konversi ransum. Silase komplit berbasis pelepah kelapa sawit dan Indigofera sp. menggunakan probiotik MOIYL dapat meningkatkan konsumsi pakan, pertambahan bobot badan dan menurunkan konversi ransum. Penggunaan silase komplit yang semakin tinggi dapat menurunkan penggunaan bahan pakan konsentrat seperti dedak padi, bungkil kedelai dan bungkil inti sawit, yang berpengaruh terhadap efisiensi ransum.","PeriodicalId":423931,"journal":{"name":"Journal of Livestock and Animal Health","volume":"21 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-02-22","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"125634774","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Pengaruh Naungan Terhadap Kandungan Bahan Kering, Protein Kasar, Serat Kasar, Lemak Kasar Rumput Ruzi (Brachiaria ruziziensis)","authors":"R. Rahmawati","doi":"10.32530/JLAH.V2I1.44","DOIUrl":"https://doi.org/10.32530/JLAH.V2I1.44","url":null,"abstract":"Padang penggembalaan saat ini terjadi alih fungsi menjadi lahan pertanian dan pemukiman, sehingga padang rumput maupun lahan untuk penanaman Hijauan Makanan Ternak (HMT) semakin berkurang. Di Kabupaten Aceh Tengah penggunaan lahan umumnya didominasi oleh perkebunan kopi dan hutan pinus, sehingga penanaman HMT dapat dilakukan di bawah naungan tanaman kopi dan hutan pinus. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh naungan terhadap kandungan nutrisi rumput ruzi yakni kandungan bahan kering, protein kasar, serat kasar dan lemak kasar. Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok non faktorial dengan perlakuan 4 level dan 3 ulangan. Perlakuan intensitas cahaya dihitung berdasarkan formula tingkat kejarangan dan warna sarlon yaitu PN0: Kontrol (tanpa naungan). PN1: Naungan menggunakan sarlon setara dengan naungan 40%. PN2: Naungan menggunakan sarlon setara dengan naungan 60%. PN3: Naungan menggunakan sarlon setara dengan naungan 80%. Kandungan BK dan PK pada naungan 0 % sampai naungan 60 % memberikan hasil yang tidak berbeda nyata. Kandungan SK perlakuan tanpa naungan dan naungan 40 % memberikan pengaruh yang sama. Hasil yang terendah didapatkan pada perlakuan naungan 40%. Kandungan lemak menurun seiring dengan kerapatan naungan tapi menunjukkan pengaruh yang tidak berbeda nyata. Pertumbuhan dan kandungan rumput ruzi masih baik ditanam pada naungan sarlon sampai 60%.","PeriodicalId":423931,"journal":{"name":"Journal of Livestock and Animal Health","volume":"35 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-02-22","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"125053362","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Kadar Kolesterol dan Kualitas Telur Itik Lokal Menggunakan Tangkai dan Daun Talas Liar dalam Ransum","authors":"Z. Suhaemi, P. Jefri","doi":"10.32530/JLAH.V2I1.45","DOIUrl":"https://doi.org/10.32530/JLAH.V2I1.45","url":null,"abstract":"Produk ternak dengan kandungan rendah Kolesterol, akan meningkatkan kualitas produk tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk melihat manfaat penggunaan talas liar sebagai salah satu bahan ransum, terhadap produksi telur itik lokal dan kandungan kolesterol darah dan telur. Sebagai perlakuan adalah level penggunaan Tepung Tangkai dan Daun Talas (TTDT) sebanyak 5 level (0%; 5%; 10%; 15% dan 20%). Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap dengan 4 kali ulangan. Perlakuan diberikan kepada 80 ekor itik masa bertelur umur 19 minggu hingga 27 minggu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa makin meningkat pemberian TTDT, akan meningkatkan berat telur, produksi telur dan menurunkan konversi ransum (P<0,01) sampai level 10%. Demikian juga dengan kandungan total kolesterol darah dan kuning telur nyata berkurang (P<0,05), sampai level 20%. Penggunaan TTDT sampai level 10% dapat meningkatkan berat dan produksi telur, dan penggunaan sampai level 20% menurunkan kandungan kolesterol darah dan kuning telur, guna menciptakan sumber bahan pangan hewani yang rendah kolesterol.","PeriodicalId":423931,"journal":{"name":"Journal of Livestock and Animal Health","volume":"30 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-02-21","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"123469466","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Karakteristik Permen Jeli Susu Kambing yang Ditambahkan Berbagai Konsentrasi Jus Kulit Buah Naga Merah (Hylocereus polyrhizus)","authors":"Yannisa Pertiwi, A. Sandra, A. A. Putra","doi":"10.32530/jlah.v2i1.46","DOIUrl":"https://doi.org/10.32530/jlah.v2i1.46","url":null,"abstract":"Pengaruh penambahan jus kulit buah naga merah (Hylocereus polyrhizus) terhadap kualitas jeli susu kambing telah diteliti. Jus tersebut disiapkan dengan menghomogenkan kulit buah naga merah dan air pada rasio 4:1. Berbagai jenis konsentrasi jus kulit buah naga merah terhadap konsentrasi susu yaitu 0, 2, 4, 6, dan 8 % telah ditambahkan pada formulasi permen jeli. Setelah dimasak, kadar air, pH, dan warna (L*, a, b*) sampel diuji. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa penambahan jus kulit buah naga merah meningkatkan kadar air sampel, sedangkan pH sampel menurun secara signifikan. Pada saat yang sama, lightness (L*) dan yellowness (b*) sampel menurun, tetapi redness (a*)–nya meningkat. Kesimpulannya, 8% kulit buah naga merah berkontribusi dalam menghasilkan redness yang lebih pekat, sehingga dapat menjadi pilihan zat pewarna untuk menghasilkan warna yang menarik pada pembuatan permen jeli susu kambing.","PeriodicalId":423931,"journal":{"name":"Journal of Livestock and Animal Health","volume":"126 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-02-21","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"133029415","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Pengaruh Pemberian Infusa Daun Bangun-Bangun (Coleus amboinicus, Lour) Terhadap Performa Broiler","authors":"Nelzi Fati, R. Siregar, Ulva Mohtar Lutfi","doi":"10.32530/JLAH.V2I1.42","DOIUrl":"https://doi.org/10.32530/JLAH.V2I1.42","url":null,"abstract":"Penelitian ini untuk mengetahui pengaruh pemberian infusa daun bangun-bangun terhadap performa ayam pedaging. Metode yang digunakan Rancangan Acak Lengkap (RAK) dengan 5 (lima) perlakuan dan 4 (empat) ulangan, metode yang digunakan Rancangan Acak Lengkap RAL). Setiap unit percobaan ditempati oleh lima ekor ayam. Penelitian ini menggunakan lima taraf perlakuan infusa daun bangun-bangun (Coleus amboinicus, Lour) dalam air minum dan empat ulangan. Perlakuan A1 = 0% infusa daun bangun-bangun, perlakuan A2 = 0,5% infusa daun bangun-bangun, A3 = 1% infusa daun bangun-bangun, A4 = 1,5% infusa daun bangun-bangun, dan A5 = 2% infusa daun bangun-bangun. Pemberian infusa daun bangun-bangun dalam air minum tidak signifikan (P> 0,05) pada pertambahan bobot badan, konsumsi, dan konversi pakan. Disimpulkan dari penelitian ini: pemberian infusa daun bangun-bangun dapat ditoleransi hingga 2% dalam hal berat badan, konsumsi ransum dan konversi ransum. Penambahan bobot tertinggi diperoleh pada pemberian 2% infusa dalam air minum.","PeriodicalId":423931,"journal":{"name":"Journal of Livestock and Animal Health","volume":"17 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-02-21","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"125789083","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Penggunaan Mesin Penebar Pakan Untuk Efisiensi Waktu dan Biaya Tenaga Kerja di Peternakan Ayam Petelur","authors":"J. Putra, Suliha Suliha","doi":"10.32530/JLAH.V1I1.13","DOIUrl":"https://doi.org/10.32530/JLAH.V1I1.13","url":null,"abstract":"Telur merupakan produk pangan asal hewan yang sangat diminati oleh berbagai kalangan masyarakat karena mengandung zat-zat nutrisi yang baik untuk tubuh manusia dengan harga yang relatif murah. Para peternak ayam petelur kecil dan menengah sering terkendala dengan menajemen pemeliharaan, terutama yang berkaitan dengan tenaga kerja. Proses pemberian pakan membutuhkan waktu dan biaya tenaga kerja yang cukup besar. Permasalahan tersebut dapat diatasi dengan cara menggunakan berbagai teknologi terbaru dibidang peternakan. Perusahaan ayam petelur yang sudah mapan biasanya telah menggunakan teknologi dalam menjalankan usahanya terutama dalam manajemen pemeliharaan. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai Mei 2015 di peternakan ayam petelur CV. Gunung Nago, Kelurahan Balai Gadang, Kecamatan Koto Tangah, Padang (Sumbar). Tujuan penelitian ini untuk mengetahui efisiensi waktu dan biaya dari penggunaan mesin penebar pakan dibandingkan dengan cara manual. Pengambilan data primer menunjukkan hasil bahwa penggunaan mesin penebar pakan dengan populasi ± 15.000 ekor dapat menghemat waktu tenaga kerja dari 351 menit/hari menjadi 44 menit/hari (efisiensi waktu sebesar 62,4%). Penggunaan mesin juga menghasilkan produksi yang lebih baik dengan produksi rata-rata harian 87,1 % dan penggunaan mesin penebar pakan juga menghemat biaya tenaga kerja dari Rp 3.600.000 menjadi 2.466.000 dengan efisiensi biaya sebesar 31,5%.","PeriodicalId":423931,"journal":{"name":"Journal of Livestock and Animal Health","volume":"79 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-12-05","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"122946426","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Program Pencahayaan Melalui Tirai Kandang Untuk Meningkatkan Produksi Telur Parent Stock Broiler","authors":"Yora Yulia Syafrita, Elfiyani Elfiyani","doi":"10.32530/jlah.v1i1.14","DOIUrl":"https://doi.org/10.32530/jlah.v1i1.14","url":null,"abstract":"Perusahaan pembibitan ayam sering dihadapkan pada situasi dimana ayam tidak mampu berproduksi secara optimal, sehingga perusahaan – perusahaan selalu dituntut untuk melakukan perbaikan manajemen secara terus-menerus. Dari permasalahan tersebut ada sebuah manajemen alternatif yang dapat digunakan untuk meningkatkan produksi telur ayam yaitu dengan program pencahayaan melalui penurunan tirai untuk meningkatkan produksi telur parent stock broiler. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan tingkat produksi parent stock broiler dengan program pencahayaan yang berbeda. Hen day production (HDP) yang dihasilkan dengan program pencahayan melalui penurunan tirai 1/5 bagian pada produksi 50% menghasilkan produksi telur lebih tinggi dengan rata – rata persentase HDP 82,71%, jika dibandingkan dengan program pencahayaan penurunan tirai keseluruhan menghasilkan produksi lebih rendah dengan rata-rata persentase HDP 68,12%, begitu juga dengan program pencahayaan tanpa penurunan tirai menghasilkan produksi lebih rendah dengan rata – rata persentase HDP 67,68%.","PeriodicalId":423931,"journal":{"name":"Journal of Livestock and Animal Health","volume":"209 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-12-05","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"122594940","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Pemanfaatan Jerami Jagung Yang Diinokulasi Fungi Trichoderma sp. Sebagai Pakan Kambing Kacang Dengan Tambahan Daun Gamal","authors":"Rosi Fitriani, Ulva Mohtar Lutfi","doi":"10.32530/jlah.v1i1.29","DOIUrl":"https://doi.org/10.32530/jlah.v1i1.29","url":null,"abstract":"Produktivitas sebagian besar ditentukan oleh ketersediaan pakan. Populasi ternak terus bertambah karena itu juga dibutuhkan pakan lebih. Pemberian pakan yang berkelanjutan dan kualitas yang memadai adalah salah satu faktor penentu kesuksesan pertanian. Pemanfaatan pakan lokal secara optimal yaitu sebuah teknologi, menggunakan jerami jagung yang diolah dengan bantuan Trichoderma sp. Kambing kontrol diberi pakan jerami jagung 60% dan daun gamal 40% serta penambahan saka dan mineral sebanyak 2%. Kambing perlakuan pakan yang diberikan adalah jerami jagung yang diinokulasi Trichoderma sp. 60 %, daun gamal 40 %. Berdasarkan hasil pengamatan, dengan pemberian jerami jagung fermentasi Gliricidia daun 60% + 40% menghasilkan rata-rata PBB 95,2 g / ekor / hari sedangkan kambing kontrol menghasilkan rata-rata 35,7 gram PBB / ekor / hari. Berdasarkan pelaksanaan penelitian ini, kambing dengan fermentasi R / C ratio 1,34 dan perlakuan kambing dan kontrol 0,9. Ini berarti bahwa perlakuan ini cukup baik untuk dikembangkan dan diimplementasikan untuk menghasilkan keuntungan sebesar 34%.","PeriodicalId":423931,"journal":{"name":"Journal of Livestock and Animal Health","volume":"35 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-12-02","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"115729790","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}