{"title":"BOOKLET SPINAL ANESTESI MENURUNKAN TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN SECTIO CAECAREA","authors":"Sukariaji, Surantana, Sutejo, A. Prayogi","doi":"10.32419/JPPNI.V2I2.85","DOIUrl":"https://doi.org/10.32419/JPPNI.V2I2.85","url":null,"abstract":"ABSTRAKTindakan operasi sectio caecarea dapat menimbulkan gangguan potensial maupun aktual pada integritas pasien yang dapat membangkitkan reaksi terhadap stres fisiologis maupun psikologis sehingga dibutuhkan suatu penangan untuk menurunkan tingkat kecemasan melalui pendidikan kesehatan tentang spinal anestesi kepada pasien section caecarea pada preanestesi dengan menggunakan booklet. Tujuan penelitian: Mengetahui pengaruh pemberian pendidikan kesehatan menggunakan booklet spinal anestesi terhadap kecemasan pada pasien sectio caecarea. Metode: Jenis penelitian quasi experiment without control group. Jumlah responden 24 orang yang dipilih dengan menggunakan purposive sampling. Instrumen menggunakan kuesioner APAIS (Amsterdam Preoperative Anxiety and Information Scale) yang telah diuji validitas 0,840-0849 dan reliabilitas (a 0,852) pada 102 orang. Pengambilan data tanggal 12 November-17 Desember 2016 di RSUD Dr. Tjitrowardojo Purworejo, Jawa Tengah. Analisis data menggunakan ujipaired t-test. Hasil: Sebagian besar responden mengalami cemas berat sebelum menjalani anestesi (79,2%). Setelah diberikan pendidikan kesehatan, lebih dari setengah responden mengalami kecemasan ringan (62,5%). Skor rata-rata sebelum intervensi adalah 21,38 dan setelah intervensi adalah 11,58. Hasil paired t-test menunjukkan ada penurunan secara signifikan tingkat kecemasan dari sebelum ke setelah pemberian pendidikan kesehatan. Simpulan: Pendidikan kesehatan menggunakan booklet spinal anestesi dapat digunakan untuk melengkapi intervensi yang sudah ada di rumah sakit dan perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan menggunakan kelompok kontrol dan jumlah sampel yang lebih besarKata Kunci: booklet, kecemasan, sectio caecarea, pendidikan kesehatan.SPINAL ANESTHESIA BOOKLETS REDUCEANXIETYLEVELS IN PATIENTS WITH CAESAREAN SECTIONABSTRACTCaesarean section surgery may result in potential and actual disorders in the integrity of patients which can generate a reaction to physiological and psychological stress so that a treatment is needed to reduce anxiety levels through health education about spinal anesthesia to patients with caesarean section in preanesthesia care using a booklet. Objective: To identify the effect of giving health education using spinal anesthesia booklets on anxiety in patients with caesarean section. Methods: This study belongs to a quasi-experiment without control group. The number of respondents was 24 people taken by using purposive sampling. The study used an instrument in the form of APAIS (Amsterdam Preoperative Anxiety and Information Scale) questionnaire of which validity and reliability had been tested by 0.840-0849 and (a 0,852) respectively in 102 people. Data were collected on 12 November 2016-17 December 2016 at Dr. Tjitrowardojo Hospital, Purworejo, Central Java. Data were analyzed using paired t-test. Results: Most respondents (79.2%) experienced severe anxiety before undergoing anesthesia. After being given health education, more than half o","PeriodicalId":356951,"journal":{"name":"Jurnal Persatuan Perawat Nasional Indonesia (JPPNI)","volume":"25 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-08-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"114918573","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Pengaruh Penggantian Kateter Intravena dan Set Infus Terhadap Terjadinya Phlebitis","authors":"N. Widani","doi":"10.32419/jppni.v3i1.98","DOIUrl":"https://doi.org/10.32419/jppni.v3i1.98","url":null,"abstract":"ABSTRAKPemasangan infus adalah prosedur umum pada pasien di rumah sakit dimana komplikasi yang umum terjadi adalah phlebitis. Tujuan penelitian: menganalisis pengaruh penggantian kateter intravena (iv) dan set infus terhadap kejadian phlebitis. Metode: penelitian kuantitatif, desain Kohort, sampel sebanyak 247 diambil secara purposif, pasien dewasa yang terpasang infus perifer dirawat di RS Sint Carolus Jakarta pada Bulan November 2016.. Dilakukan pengamatan tusukan infus sejak pemasangan sampai pencabutan oleh peneliti dan dua orang asisten. Data dikumpulkan dengan melihat rekam medis untuk melihat karakteristik pasien dan lembar observasi dan VIP score (Visual infusion phlebitis score). Uji statistik yang digunakan adalah kendall-tau-C dan kendall-tau-B dengan tingkat kemaknaan p<0,05. Hasil: Kejadian phelebitis 5,3%. Analisis bivariate Kendal’s tau C menunjukkanada hubungan pemberian terapi iv bolus (p=0,03), lama pemasangan kateter iv (p=0,00) terhadap terjadinya phlebitis (p<0,05). Uji regresi logistik didapatkan variabel independen memberikan kontribusi kejadian phlebitis sebesar 24,5%. Uji probabilitas disimpulkan responden yang tidak diganti tusukan infus rutin dan set drip secara rutin berisiko phlebitis sebesar 100%. Diskusi: Hasil penelitian ini menyimpulkan pentingnya penggantian kateter intravena perifer dan penggantian set infus untuk pemberian terapi drip secara rutin untuk mencegah terjadinya phlebitis. Kesimpulan: penelitian lebih lanjut menganalisis faktor risiko phlebitis di luar faktor yang telah diteliti seperti faktor tetesan dan ketrampilan perawat dalam pemasangan infus.Kata kunci: Kateter Intravena, phlebitis, set infusEFFECT OF REPLACEMENT OF INTRAVENOUS CATHETER AND INFUSION SET ON PHLEBITIS ABSTRACTInfusion is a common procedure in patients in hospitals in which the most common complication is phlebitis. Objective: To analyze the effect of the replacement of intravenous catheter (iv) and infusion set on the incidence ofphlebitis. Methods: This research is quantitative with cohort design. 247 samples were takenpurposively, consisting of adult patients receiving peripheral infusions treated at Saint Carolus Hospital of Jakarta in November 2016. The researcher and two assistants observed infusion punctures from insertion until extraction. Data were collected by reading medical records to see patient characteristics and observation sheets and VIP (Visual infusion phlebitis) score. The statistical test used Kendall’ tau-C and Kendall’s tau-B with a significance level of p <0.05. Results: the incidence of phlebitis was 5.3%. The results of bivariate analysis using Kendal’s tau-C showed that there was a correlation between iv bolus therapy (p=0.03), iv catheter insertion time (p=0.00) to incidence of phlebitis (p<0.05). The logistic regression test found that the independent variables contributed to the incidence of phlebitis by 24.5%. the probability test concluded that respondents whose infusion puncture and set drip were n","PeriodicalId":356951,"journal":{"name":"Jurnal Persatuan Perawat Nasional Indonesia (JPPNI)","volume":"5 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-08-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"130972189","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Self-effiacy Ibu dalam Memberikan ASI Eksklusif di Institusi Pendidikan Kesehatan Yogyakarta","authors":"Hesti Widuri, Wiwin Lismidiati, Sumarni Dw","doi":"10.32419/JPPNI.V3I2.102","DOIUrl":"https://doi.org/10.32419/JPPNI.V3I2.102","url":null,"abstract":"ABSTRAKLatar Belakang: Self efficacy ibu menyusui merupakan salah satu kunci keberhasilan pemberian ASI. Banyaknya tempat kerja yang dirasakan oleh ibu bekerja belum menyediakan ruang laktasi dan fasilitas serta kebijakan untuk ibu bekerja yang menyusui Institusi Pendidikan Kesehatan di wilayah Kotamadya Yogyakarta. Kemungkinan kendala lainnya adalah jauhnya jarak tempat kerja dan waktu cuti bagi ibu bekerja. Tujuan: Mengekplorasi self-efficacy menyusui pada ibu bekerja. Metode: Desain penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Populasi dalam penelitian ini adalah ibu-ibu yang memiliki anak usia 0-6 bulan yang bekerj a di Institusi Kesehatan di Wilayah Kotamadya Yogyakarta. Jumlah sample sebanyak 6 informan inti dan 1 informan pendukung, dengan tehnik purposive sampling. Instrument dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri, alat perekam, alat tulis, pedoman wawancara mendalam, dan lembar observasi, dengan waktu wawancara dilakukan selama 25-30 menit, yang dilaksanakan antara bulan Oktober- November 2016. Data dianalisis dengan tahapan teori . Hasil: Ditemukan lima tema yaitu adanya harapan dan motivasi ibu dalam memberikan ASI eksklusif, perlunya persiapan & ketrampilan yang dimiliki ibu, kesulitan fisik yang dialami ibu, beban psikologis yang dialami ibu, keterbatasan waktu & fasilitas yang dirasakan ibu bekerja dalam memberikan ASI eksklusif. Kesimpulan: Ibu bekerja dalam memberikan ASI eksklusif, mengalami hal-hal yang menyenangkan dan hal-hal yang kurang menyenangkan. Hal menyenangkan yang mereka rasakan adalah adanya harapan, motivasi, memiliki persiapan, dan ketrampilan. Sedangkan hal-hal yang kurang menyenangkan adalah adanya masalah fisik, kondisi psikologis, minimalnya support sistem, kurangnya fasilitas, dan keterbatasan waktu bersama bayinya.Kata Kunci: Self-Efficacy, ibu bekerja, ASI eksklusifMother’s Self-Efficacy in Exclusive Breastfeeding at Health Education Institution in Yogyakarta ABSTRACTBackground: Self efficacy of breastfeeding mothers is one of the keys to the success of breastfeeding. Working mothers still thinks that many workplaces do not provide lactation rooms and facilities as well as policies for working mothers who breastfeed at the Health Education Institutions in Yogyakarta Municipality. Another possible obstacle is distance of workplace and leave time for working mothers. Objective: To explore self-efficacy of breastfeeding in working mothers. Methods: The research is qualitative with phenomenological approach. The population was mothers who had children aged 0-6 months who worked at the Health Institutions in Yogyakarta Municipality. The number of samples was 6 key informants and 1 supporting informant, whom were taken using with purposive sampling. The instruments of the research included researcher, recording devices, stationery, in-depth interview guidelines, and observation sheets, with the interview duration of25-30 minutes, which was held between October-November 2016. Da","PeriodicalId":356951,"journal":{"name":"Jurnal Persatuan Perawat Nasional Indonesia (JPPNI)","volume":"31 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-08-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"115515656","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Eka Malfasari, Yeni Devita, Fitry Erlin, Indah Ramadania
{"title":"Lingkungan Rumah Sakit dan Tingkat Kecemasan Mahaiswa Saat Melakukan Praktek Klinik","authors":"Eka Malfasari, Yeni Devita, Fitry Erlin, Indah Ramadania","doi":"10.32419/jppni.v2i2.89","DOIUrl":"https://doi.org/10.32419/jppni.v2i2.89","url":null,"abstract":"AbstrakMahasiswa keperawatan mempunyai pengalaman kecemasan ketika melakukan praktik klinik di rumah sakit. Kecemasan yang sangat parah bisa menyebabkan penurunan perfoma dan bisa membahayakan pasien. Walaupun mahasiswa sudah mempersiapkan diri dengan baik, namun ternyata terdapat beberapa faktor yang dapat menyebabkan kecemasan, termasuk lingkungan rumah sakit. Tujuan penelitian: Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat apakah terdapat hubungan antara lingkungan rumah sakit dengan kecemasan mahasiswa keperawatan. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif menggunakan desain deskriptif korelasi dan menggunakan pendekatan cross sectional. Sampel penelitian ini berjumlah 73 responden yang merupakan mahasiswa keperawatan yang sedang menjalankan praktik klinik di rumah sakit. Pengambilan sampel menggunakan accidental sampling dan data diambil selama bulan Juli 2017. Variabel kecemasan dalam penelitian ini diukur menggunakan DASS 21 dengan mengambil bagian kecemasan sedangkan kuesioner untuk variabel lingkungan rumah sakit adalah rancangan peneliti dan telah dilakukan uji validitas dan reliabilitasnya. Penelitian ini menggunakan analisis chi square. Hasil: Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara lingkungan rumah sakit dengan kecemasan mahasiswa keperawatan (p value=0,045). Rekomendasi: Penelitian ini merekomendasikan untuk melanjutkan penelitian untuk mengatasi kecemasan mahasiswa saat melakukan praktik klinik di rumah sakit.Kata kunci: kecemasan, lingkungan rumah sakitHOSPITAL ENVIRONMENT AND ANXIETY LEVEL IN STUDENTS WHEN DOING CLINICAL PRACTICESAbstractNursing students have experiences of anxiety when doing clinical practices in a hospital. Very severe anxiety can decrease performance and endanger patients. Although students have prepared themselves well, there are several factors causing anxiety, including hospital environment. Objective: This research aims to identify the correlation between hospital environment and anxiety in nursing students. Methods: This research is a quantitative research using descriptive correlation design and using cross sectional approach. The samples were 73 respondents who were nursing students conducting clinical practices in the hospital. Samples were taken using accidental sampling and data was collected during July 2017. The anxiety variable was measured using DASS 21 by taking the anxiety section. Questionnaire for hospital environment variable was made by researcher and its validity and reliability had been tested. Data were analyzed using chi square. Results: The results of this research indicated that there was a significant correlation between hospital environment and anxiety in nursing students with p value=0.045. Conclusion: This research recommends that further research should be conducted to overcome anxiety in students when conducting clinical practices in the hospital.Keywords: Anxiety, hospital environment","PeriodicalId":356951,"journal":{"name":"Jurnal Persatuan Perawat Nasional Indonesia (JPPNI)","volume":"60 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-08-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"116259156","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"PERSEPSI MAHASISWA KEPERAWATAN TENTANG PASIEN STANDAR OSCE DI INSTITUSI PENDIDIKAN DI YOGYAKARTA","authors":"Sunika Eka Puspasuci, T. Harjanto","doi":"10.32419/JPPNI.V3I2.104","DOIUrl":"https://doi.org/10.32419/JPPNI.V3I2.104","url":null,"abstract":"ABSTRAKObjective Structured Clinical Examination (OSCE) merupakan salah satu metode evaluasi keterampilan klinik mahasiswa keperawatan. OSCE juga digunakan dalam blok 4.5 CCNS (Comprehensive Clinical Nursing Skills) yang bertujuan untuk mempersiapkan mahasiswa memasuki tahap pembelajaran klinik. Pembentukan OSCE sebagai metode penilaian membutuhkan beberapa persiapan diantaranya mempersiapkan pasien standar. Pasien standar berperan sebagai pasien OSCE. Penggunaan pasien standar dalam OSCE sangat diperlukan agar mahasiswa terbiasa untuk berinteraksi dengan pasien sesungguhnya di klinik. Tujuan Penelitian: Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi persepsi dan pengalaman mahasiswa tentang penggunaan pasien standar Objective Structured Clinical Examination blok 4.5 tahun ajaran 2014/2015 di Program Studi Ilmu Keperawatan FKKMK UGM. Metode: Penelitian ini dirancang menggunakan desain kualitatif deskriptif eksploratif. Dua belas mahasiswa pendidikan profesi Program Studi Ilmu Keperawatan FKKMK UGM periode September 2015-Oktober 2016 yang telah mengikuti blok 4.5 CCNS diwawancara tentang pengalaman mereka saat berinteraksi dengan pasien standar. Teknik wawancara mendalam menggunakan semi terstruktur sehingga pewawancara dapat mengembangkan pertanyaan. Data yang terkumpul dianalisis dengan menggunakan teknik content analysis. Hasil: Terdapat tiga tema utama yang menggambarkan persepsi dan pengalaman mahasiswa tentang penggunaan pasien standar yaitu 1) persepsi mahasiswa tentang penggunaan pasien standar dengan dua kategori: pemahaman tentang peran pasien standar dan tipe pasien standar; 2) pengalaman berinteraksi dengan pasien standar: pengalaman yang bermanfaat, realistik dan kurang realistik; 3) Kinerja pasien standar digambarkan dengan penampilan dan respon pasien standar saat ujian OSCE. Kesimpulan: Penggunaan pasien standar saat OSCE blok 4.5 di PSIK FKKMK UGM membantu mahasiswa dalam menggambarkan kondisi klinik sebenarnya.Kata kunci: Mahasiswa keperawatan, OSCE, pasien standar, pembelajaran klinik, sarjana keperawatanPERCEPTION OF NURSING STUDENTS ON STANDARDIZED PATIENTS IN OSCE AT EDUCATIONAL INSTITUTION IN YOGYAKARTAABSTRACTObjective Structured Clinical Examination (OSCE) is one evaluation method to measure nursing students ’ clinical skills. OSCE also utilized in block 4.5 CCNS (Comprehensive Clinical Nursing Skills) in purpose to prepare student before following clinical rotation nursing education. OSCE as an assessment method requires some arrangements, including preparation of a standardized patients. Standardized OSCE patients necessary to accustom student’s interaction with real patients at the clinical setting. Objective: This study aimed to explore students ’perceptions and experiences during OSCE block 4.5 using standardized patients in the 2014/2015 academic year at School of Nursing Faculty of Medicine Public Health and Nursing Universitas Gadjah Mada. Methods: This study designed in an exploratory descriptive qualitative resear","PeriodicalId":356951,"journal":{"name":"Jurnal Persatuan Perawat Nasional Indonesia (JPPNI)","volume":"2 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-08-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"127297201","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Hubungan Harga Diri dan Komunikasi Terapeutik Mahasiswa Profesi Keperawatan","authors":"Kristofora Erma Kurniawati, T. Harjanto","doi":"10.32419/JPPNI.V2I3.91","DOIUrl":"https://doi.org/10.32419/JPPNI.V2I3.91","url":null,"abstract":"ABSTRAKTujuan Penelitian: Praktik klinik keperawatan memiliki stresor tinggi yang dapat mempengaruhi harga diri mahasiswa. Komunikasi terapeutik merupakan skill mendasar dan penting dalam mencegah kesalahan medis dan memberikan pelayanan optimal terhadap pasien. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui hubungan skor harga diri dan skor komunikasi terapeutik mahasiswa profesi di Program Studi Ilmu Keperawatan, Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan, Universitas Gadjah Mada. Metode: Jenis penelitian ini adalah kuantitatif korelasional dengan rancangan cross-sectional dengan subyek 60 mahasiswa profesi. Pengambilan data dilakukan selama 1 bulan. Harga diri diukur dengan Kuesioner State Self-Esteem Scale dan komunikasi terapeutik dengan checklist observasi. Hasil penelitian dianalisis dengan Uji Pearson. Hasil: Harga diri sebagian besar responen berada pada kategori rendah atau kurang dari rata-rata (53,4%). Komunikasi terapeutik sebagian besar responden berada pada kategori kurang (86,7%). Uji korelasi skor harga diri dan skor komunikasi terapeutik menghasilkan r=0,057 dan p=0,664. Diskusi: Sebagian responden memiliki harga diri rendah, hal ini disebabkan responden baru tiga minggu mengikuti pendidikan profesi sehingga dalam proses adaptasi dan proses menumbuhkan harga diri. Skor komunikasi terapeutik yang kurang pada sebagian besar responden disebabkan responden terfokus pada tindakan keperawatan untuk menghindari kesalahan. Hasil korelasi skor harga diri dan skor komunikasi terapeutik dalam penelitian ini tidak mendukung adanya hubungan antara skor harga diri dan skor komunikasi terapeutik. Hasil ini disebabkan komunikasi terapeutik tidak hanya ditentukan oleh faktor internal, namun juga faktor eksternal serta perbedaan jenis tindakan keperawatan yang memiliki kesulitan yang berbeda dan perbedaan ruang rawat inap. Kesimpulan: Tidak ada hubungan antara harga diri dan komunikasi terapeutik.Kata Kunci: harga diri, komunikasi terapeutik, mahasiswa profesi keperawatan, pasienCORRELATION BETWEEN SELF-ESTEEM AND THERAPEUTIC COMMUNICATION OF STUDENTS OF PROFESSIONAL NURSING PROGRAM, FACULTY OF MEDICINE, UNIVERSITAS GADJAH MADA WITH PATIENTS AT RSUP Dr. SARDJITO YOGYAKARTAABSTRACTObjective: Nursing clinical practice has high stressors that may affect student self-esteem. Therapeutic communication is a basic and important skill in preventing medical errors and providing optimum services to patients. This research aims to identify the correlation between self-esteem scores and therapeutic communication scores in students in Nursing Professional Program, Faculty of Medicine, Public Health, and Nursing, Universitas Gadjah Mada. Methods: This research is quantitative correlational using cross-sectional design with the subjects of 60 professional students. Data were collected for 1 month. Self-esteem was measured by using State Self-Esteem Scale Questionnaire and therapeutic communication was measured using an observation checklist. The data w","PeriodicalId":356951,"journal":{"name":"Jurnal Persatuan Perawat Nasional Indonesia (JPPNI)","volume":"31 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-08-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"123053161","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Pengaruh Relaksasi Religius terhadap Penurunan Tingkat Insomnia pada Lansia Di PSLU Bondowoso","authors":"Trisna Vitaliati","doi":"10.32419/JPPNI.V2I1.80","DOIUrl":"https://doi.org/10.32419/JPPNI.V2I1.80","url":null,"abstract":"ABSTRAKTujuan penelitian: Penelitian ini bertujuan untuk mengidenfikasi pengaruh relaksasi religius terhadap penurunan tingkat insomia di PSLU Bondowoso. Metode: Metode penelitian yang digunakan ialah quasi experimental dengan pendekatan pre-post test control group design menggunakan instrumen Insomnia Rating Scale, dilakukan pada kelompok intervensi (n=31) dan kelompok kontrol (n=31). Analisis data dilakukan secara univariat dan bivariat. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan skor rerata perubahan tingkat insomnia pada kelompok intervensi maupun kelompok kontrol. Pada hasil uji Mann Whitney didapatkan nilai p-value=0,021 sehingga dapat disimpulkan bahwa terapi relaksasi religius berpengaruh secara signifikan terhadap penurunan tingkat insomnia pada lansia. Diskusi: Relaksasi religius akan membuat seseorang merasa tenang sehingga kemudian menekan kerja saraf simpatis dan mengaktifkan kerja sistem saraf parasimpatis. Perlakuan relaksasi religius cukup efektif untuk memperpendek waktu dari mulai merebahkan tubuh hingga tertidur dan mudah memasuki tidur. Hal ini membuktikan bahwa relaksasi religius yang dilakukan dapat membuat lebih relaks sehingga kesulitan ketika mengawali tidur dapat diatasi dengan perlakuan ini. Kesimpulan: Teknik relaksasi religius efektif menurunkan tingkat insomnia pada lansia sehingga program ini disarankan dapat diterapkan pada lansia sebagai bagian dari program kesehatan lansia.Kata Kunci: insomnia, lansia, relaksasi religius.EFFECT OF RELIGIUS RELAXATION ON DECREASING INSOMNIA LEVEL IN THE ELDERLY AT PSLU BONDOWOSOABSTRACTObjective: This study aims to identify the effect of religious relaxation on decreasing insomnia level at PSLU Bondowoso. Methods: This study was quasi-experimental with pre-posttest control group design using Insomnia Rating Scale and was conducted on intervention group (n=31) and control group (n=31). Data were analyzed using univariate and bivariate. Results: The results of the study indicated the average score of changes in insomnia levels in intervention group and control group. The results ofMann-Whitney test indicated p-value=0.021 so it could be concluded that religious relaxation therapy significantly affected the decrease in insomnia levels in the elderly. Discussion: Religious relaxation will make a person feel calm, which will then press the work of sympathetic nervous and activate the work of the parasympathetic nervous system. The treatment of religious relaxation is effective to shorten the time from lying down to falling asleep and easily entering into sleep. This proves that religious relaxation can make a person more relaxed so that difficulty when initiating sleep can be overcome by this treatment. Conclusion: Religious relaxation technique is effective in decreasing insomnia levels in the elderly so that this program is recommended to be applied in the elderly as a part of elderly health program.Keywords: insomnia, elderly, religious relaxation","PeriodicalId":356951,"journal":{"name":"Jurnal Persatuan Perawat Nasional Indonesia (JPPNI)","volume":"79 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-08-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"133684401","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Ami Novianti Subagya, Wenny Artanty, Elsi Dwi Hapsari
{"title":"Hubungan Harga Diri dengan Kualitas Hidup Wanita Menopause","authors":"Ami Novianti Subagya, Wenny Artanty, Elsi Dwi Hapsari","doi":"10.32419/JPPNI.V2I3.94","DOIUrl":"https://doi.org/10.32419/JPPNI.V2I3.94","url":null,"abstract":"ABSTRAKLatar Belakang: Penurunan harga diri wanita menopause akan memengaruhi kualitas hidupnya. Namun demikian masih sedikit informasi yang menjelaskan hubungan harga diri dengan kualitas hidup wanita menopause. Tujuan: Mengetahui hubungan antara harga diri dengan kualitas hidup wanita menopause di Dusun Jogonalan Kidul Kasihan Bantul. Metode: Penelitian non eksperimen dengan rancangan penelitian cross sectional. Penelitian dilaksanakan pada Agustus-September 2011. Sebanyak 61 wanita menopause di Dusun Jogonalan Kidul Kasihan Bantul dipilih secara proporsional sampling. Semua wanita menopause yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi penelitian dimasukkan ke dalam sampel penelitian. Data dikumpulkan menggunakan kuesioner Menopause Rating Scale (MRS), Rosenberg Self Esteem Scale (RSES) dan World Organization Quality of Live-Bref (WHOQOL-BREF). Ketiga kuesioner menggunakan versi Indonesia yang telah diuji validitas dan reliabilitasnya. Analisis data menggunakan Spearman Rank. Hasil: Lebih dari setengah responden (65,67%) memiliki harga diri tinggi. Keluhan yang paling banyak dirasakan oleh responden adalah keluhan rasa tidak nyaman pada otot dan persendian (77,05%). Hasil uji statistik menunjukkan bahwa harga diri memiliki hubungan yang bermakna (p<0,05) dengan semua domain kualitas hidup yaitu hubungan positif yang kuat (r=0,839) untuk domain fisik, (r=0,826) untuk domain psikologi, (r=0,822) untuk domain hubungan sosial, (r=0,643) untuk domain lingkungan. Kesimpulan: Ada hubungan antara harga diri dengan kualitas hidup wanita menopause di Dusun Jogonalan Kidul Kasihan Bantul. Lebih dari setengah responden memiliki harga diri tinggi. Untuk itu, penyuluhan pada aspek psikologis tetap harus ditingkatkan dan perlu dukungan dari petugas kesehatan lain.Kata kunci: harga diri, kualitas hidup, wanita menopauseCORRELATION BETWEEN SELF-ESTEEM AND QUALITY OF LIFE IN MENOPAUSAL WOMENABSTRACTBackground: A decline in self-esteem of menopausal women will affect their life quality. However, there is only a little information that explains the correlation between self-esteem and quality of life in menopausal women. Objective: To identify the correlation between self-esteem and quality of life in menopausal women at Jogonalan Kidul Hamlet, Kasihan, Bantul. Methods: This research is non-experimental with cross sectional design. It was conducted in August-September 2011. 61 menopausal women in Jogonalan Kidul Hamlet, Poor Bantul were selected through proportional sampling. All menopausal women who met the inclusion and exclusion criteria were included in the research sample. Data were collected using Menopause Rating Scale (MRS) questionnaires, Rosenberg Self Esteem Scale (RSES) and Quality of Live- Breve World Organization (WHOQOL-BREF). The three questionnaires were in Indonesian version of which validity and reliability had been tested. Data were analyzed using Spearman’s Rank. Results: More than half of respondents (65.67%) had high self-esteem. Complaints th","PeriodicalId":356951,"journal":{"name":"Jurnal Persatuan Perawat Nasional Indonesia (JPPNI)","volume":"139 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-08-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"128236155","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Hubungan Ketersediaan Sarana untuk Ketrampilan Mahasiswa dengan Kecemasan Menghadapi Ujian Skills Laboratorium","authors":"Yulifah Salistia Budi, Shanti Wardaningsih","doi":"10.32419/JPPNI.V2I3.95","DOIUrl":"https://doi.org/10.32419/JPPNI.V2I3.95","url":null,"abstract":"ABSTRAKLatar Belakang: Pembelajaran laboratorium adalah bagian penting dari proses pendidikan yang kompleks untuk mempersiapkan kemampuan mahasiswa dalam melakukan ketrampilan saat menghadapi ujian skills laboratorium. Masalah dalam pembelajaran laboratorium yaitu mahasiswa tidak melakukan redemonstrasi karena kurang motivasi dan meremehkan, kurang keberanian mahasiswa untuk mencoba, merasa sudah tahu, anggapan keterampilan yang dipelajari kurang menantang, waktu yang terbatas, serta keterbatasan alat praktek. Kondisi tersebut dapat memengaruhi kemampuan skill mahasiswa saat ujian ketrampilan laboratorium yang nantinya akan memengaruhi psikologis mahasiswa. Tujuan penelitian: untuk mengetahui bagaimana hubungan ketersediaan sarana sebagai penunjang ketrampilan mahasiswa dengan kecemasan menghadapi ujian skills laboratorium. Metode: Penelitian ini menggunakan metode penelitian gabungan model sekuensial eksplanatori, yang melibatkan mahasiswa, dosen dan laboran. Data dianalisis dengan uji statistik Kruskal Wallis, dilanjutkan dengan analisis kualitatif secara manual dengan pengkategorian makna final kemudian disimpulkan dari kedua analisis tersebut. Hasil: Hasil penelitian secara kuantitatif dengan uji statistik Kruskal Wallis didapatkan hubungan yang tidak signifikan pada ketrampilan mahasiswa dengan kecemasan mahasiswa program studi (prodi) Diploma III Keperawatan dalam menghadapi ujian skills laboratorium. Hasil uji kualitatif didapatkan empat tema yaitu ketersediaan alat, efektifitas dalam praktek, kecukupan sumber dan metode untuk menurunkan kecemasan. Diskusi: meskipun keberadaan sarana atau alat sebagai sumber belajar dan keefektifan mahasiswa saat praktikum dipandang kurang mendukung ketrampilannya, tetapi mahasiswa mampu mengendalikan kecemasan yang mereka alami. Simpulan: kecemasan mahasiswa berada pada tingkat ringan, tidak terdapat hubungan antara ketersediaan sarana untuk ketrampilan mahasiswa dengan kecemasan dalam menghadapi ujian skills laboratorium.Kata kunci: cemas, mahasiswa keperawatan, ujian skills laboratorium, sarana laboratoriumRELATIONSHIP BETWEEN AVAILABILITY OF FACILITIES FOR STUDENT SKILLS WITH ANXIETY IN FACING LABORATORY SKILLS EXAMINATION: A MIXED METHODS STUDYABSTRACTBackground: Laboratory skills is an important part of a complex educational process order to ability of students in performing skills when facing a laboratory skills examination. A problem in laboratory learning is that students do not perform re-demonstration because they lack motivation and underestimate, are afraid to try, think they already know, think that skills are less challenging, have limited time, and equipment is limited. These conditions may affect the ability of student’s skills during the laboratory skills examination which will later affect their psychology. Objective: To identify the relationship between the availability of facilities to support student skills with anxiety in facing the laboratory skills examination. Methods: This resear","PeriodicalId":356951,"journal":{"name":"Jurnal Persatuan Perawat Nasional Indonesia (JPPNI)","volume":"50 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-08-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"121436151","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Faktor Deteksi Dini Kanker Serviks Metode IVA pada Wanita Usia Subur","authors":"Nur Asni Arti","doi":"10.32419/JPPNI.V2I2.87","DOIUrl":"https://doi.org/10.32419/JPPNI.V2I2.87","url":null,"abstract":"ABSTRAKMeningkatnya kejadian kanker serviks terutama disebabkan masih rendahnya perilaku wanita usia subur (WUS) untuk deteksi dini kanker serviks. Salah satu upaya pemerintah untuk mendeteksi kanker serviks secara dini adalah melalui metode inspeksi visual asam asetat (IVA). Cakupan IVA di Desa Payageli sangat rendah sebesar 2,8%, masih di bawah target nasional (80%). Tujuan penelitian: Menganalisis hubungan pendidikan dan pengetahuan dengan deteksi dini kanker serviks metode IVA pada WUS di Desa Payageli, Kecamatan Sunggal, Kabupaten Deli Serdang. Metode: Penelitian ini merupakan studi analitik dengan metode potong lintang yang dilaksanakan dari bulan Februari sampai Juni 2016. Cara pemilihan sampel ialah probability sampling dengan jumlah sampel sebanyak 65 orang wanita usia 20-45 tahun. Pengumpulan data menggunakan kuesioner yang disusun oleh peneliti dan telah diuji validitas dan reliabilitasnya. Data dianalisis dengan uji chi square. Hasil: Penelitian menunjukkan bahwa secara statistik faktor pendidikan dan pengetahuan berhubungan dengan deteksi dini kanker serviks metode IVA dengan nilai p0,05. Variabel pendidikan merupakan variabel yang paling dominan berhubungan dengan deteksi dini kanker serviks metode IVA. Diskusi: Rendahnya pengetahuan dapat memengaruhi WUS untuk melakukan deteksi dini kanker serviks. Kesimpulan: Peran petugas kesehatan untuk lebih aktif melakukan penyuluhan atau memberikan KIE (komunikasi, informasi, edukasi) kepada WUS tentang deteksi dini kanker serviks dengan metode IVA.Kata Kunci: IVA, kanker serviks, deteksi diniFACTORS RELATED TO EARLY DETECTION OF CERVICAL CANCER USING IVA METHOD AY PAYAGELI VILLAGE, SUNGGAL , DELI SERDANGABSTRACTThe increasing incidence of cervical cancer is primarily caused by low behavior of women of reproductive age towards early detection of cervical cancer One of the government’s efforts to detect cervical cancer early is through a visual inspection with acetic acid (VIA) method. The coverage of VIA at Payageli Village is very low by 2.8%, which is below the national target of 80%. Objective: To analyze the correlation of education and knowledge with early detection of cervical cancer using VIA method in women of reproductive age in Payageli Village, Sunggal Subdistrict, Deli Serdang Regency. Methods: This research is an analytic study using a cross sectional method which was conductedfrom February to June 2016. Samples were taken using probability sampling with a sample size of 65 women aged 20-45 years. Data were collected through in-depth interviews using questionnaires that was made by the researcher and its validity and reliability had been tested. Data was analyzed using chi square test. Results: The research indicated that statistically the factors of education and knowledge correlated with early detection of cervical cancer using VIA method with p value of <0.05. the education variable was the most dominant variables correlated with early detection of cervical cancer using VIA me","PeriodicalId":356951,"journal":{"name":"Jurnal Persatuan Perawat Nasional Indonesia (JPPNI)","volume":"3 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-08-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"115456823","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}