{"title":"PEMANFAATAN PUPUK BIOORGANIK PLUS UNTUK MENINGKATKAN PRODUKSI PADI METODE SRI","authors":"Rita Erlinda, Nelson Elita, Eddy Susiawan","doi":"10.32530/jaast.v3i1.93","DOIUrl":"https://doi.org/10.32530/jaast.v3i1.93","url":null,"abstract":"Program Kemitraan Masyarakat (PKM) penerapan budidaya padi metode SRI dengan teknologi bioorganik plus dilakukan pada Kelompok Tani (K.T) Sakinah dan Kelompok Tani (K.T) Sejahtera di Jorong Ganting Taram dengan tujuan untuk mengatasi permasalahan petani yang berbudidaya padi dengan sistem konvensional yaitu rendahnya kuantitas produksi dan pendapatan yang disebabkan oleh tingginya pemakaian bibit dan pupuk anorganik, kurangnya pemahaman pemanfaatan kotoran dan urin sapi menjadi kompos biooganik plus dan pupuk cair organik (POC), pertengkaran akibat perebutan air, serangan hama dan penyakit serta pembakaran jerami. Metode pelaksanaan PKM adalah dengan memberikan penyuluhan, pelatihan, pembuatan demplot dan evaluasi pada setiap kegiatan. Materi pada penyuluhan yaitu cara mengatasi masalah budidaya padi dengan sistem konvensional dan beralih ke metode SRI. Kegiatan pelatihan yaitu: perbanyakan massal Trichoderma harzianum dan Pseudomonas fluorescents serta pembuatan pupuk bioorganik plus dan pupuk organik cair. Demplot dilakukan di lahan kedua kelompok tani. Hasil pelatihan diaplikasikan dengan budidaya padi metode SRI. Hasil pengamatan di K.T Sejahtera dan K.T Sakinah dengan budidaya padi metode SRI diperoleh data yaitu : tinggi tanaman 117-128 cm, jumlah anakan 47-50, jumlah malai/rumpun 36-42, jumlah gabah/malai 101-110 butir, bobot 1000 butir 21,0-21,2 gram dan produksi/ha 8,4810,88 ton. Pada sistem konvensional diperoleh data yaitu : tinggi tanaman 90-93 cm, jumlah anakan 30-31, jumlah malai/rumpun 24-27, jumlah gabah/malai 76-80 butir, bobot 1000 butir 19,5-19,8 gram dan produksi/ha 3,95-4,75 ton. Hasil analisa finansial B/C pada metode SRI dan konvensional adalah 2,95-4,45 dan 0,18-0,43. Kesimpulannya pemberian pupuk bioorganik plus pada tanaman padi metode SRI mampu meningkatkan pertumbuhan vegetatif dan generatif tanaman padi.","PeriodicalId":33922,"journal":{"name":"Journal of Applied Agricultural Science and Technology","volume":"22 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-02-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"86186807","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"ANALISA SISTEM PEMINDAI 3D BERBASIS KINECT TECHNOLOGY PADA KOMPONEN MESIN PERTANIAN","authors":"H. Hendra","doi":"10.32530/jaast.v3i1.103","DOIUrl":"https://doi.org/10.32530/jaast.v3i1.103","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan untuk melakukan analisa terhadap sistem pemindai 3D untuk komponen mesin peralatan pertanian menggunakan teknologi kinect. Pemanfaat teknologi kinect ini diharapkan mampu memindai dan mengambil gambar komponen-komponen mesin pertanian secara 3D. Analisa yang digunakan adalah untuk mengetahui tingkat akurasi kinect dalam memindai komponen mesin pertanian. Pemindai 3D ini menggunakan teknologi kinect sebagai sesor utama. Kinect terdiri dari sensor infra red, sensor depth image coms dan sensor color image CMOS. Semua sensor kinect memindai obyek secara 3D dan kemudian diproses oleh processor kinect. Hasil proses tersebut dilanjutkan ke perangkat lunak pada pemroses data sehingga mengasilkan file hasil pemindaian dalam bentuk 3D. Hasil pengujian pada komponen dengan ukuran yang berbeda-beda menunjukan bahwa komponen dengan ukuran dibawah diameter 7,5 dan tinggi 10 cm tidak mampu dipindai. Komponen dengan ukuran diatas diameter 10 cm dan tinggi 15 cm dapat dipindai dengan akurasi yang cukup baik.","PeriodicalId":33922,"journal":{"name":"Journal of Applied Agricultural Science and Technology","volume":"5 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-02-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"74885612","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
A. Widyasanti, I. H. Utami, Ade Moetangad Kramadibrata, Totok Herwanto
{"title":"UJI KINERJA DAN ANALISIS EKONOMI UNIT PENGGILING PADI (COMPACT RICE MILLING CRM-10) (STUDI KASUS DI PT. BUMR (BADAN USAHA MILIK RAKYAT) PANGAN TERHUBUNG PASIRHALANG, SUKARAJA, KABUPATEN SUKABUMI)","authors":"A. Widyasanti, I. H. Utami, Ade Moetangad Kramadibrata, Totok Herwanto","doi":"10.32530/JAAST.V3I1.56","DOIUrl":"https://doi.org/10.32530/JAAST.V3I1.56","url":null,"abstract":"Unit Penggiling Padi (Compact Rice Milling–CRM 10) belum memiliki spesifikasi teknis dan nilai ekonomis, karena itu uji kinerja dan analisis ekonomi mesin ini perlu dilakukan agar mesin siap dipasarkan kepada masyarakat pengguna. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan uji kinerja dan analisis ekonomi pada mesin CRM–10. Analisis Deskriptif digunakan untuk pengukuran, pengamatan, perhitungan, analisis, pengujian, dan mengevaluasi kinerja mesin dan tingkat kelayakan ekonominya. Hasil uji kinerja pada varietas Inpago 5 dan Inpari 4 berturut-turut menunjukkan bahwa mesin memiliki kapasitas penggilingan 897,63 kg/jam dan 1003,2 kg/jam, efisiensi penggilingan 78,33% dan 65%, kebutuhan daya 28,2 kW dan 28,9 kW, energi spesifik 112,7 kJ/kg dan 107,7 kJ/kg, dengan tingkat kebisingan mesin di bawah ambang batas yaitu 87,23 dan 87,3 dB, serta rendemen penggilingan 68,5% dan 62,9%. Sedang dari hasil analisis ekonomi mesin CRM berturut-turut, telah memenuhi kriteria dengan NPV > 0 yaitu Rp 413.768.068 dan Rp 466.299.086, dengan nilai IRR 16,32% dan 18,0% , BC ratio > 1 dengan nilai 1,17 dan 1,19, serta periode pengembalian modal tercapai pada tahun ke-3.","PeriodicalId":33922,"journal":{"name":"Journal of Applied Agricultural Science and Technology","volume":"12 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-02-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"89773269","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Sardino Sardino, Hari Andi Ilham, Adek Saputra, Rully Syahta, Fithra Herdian, J. Jamaluddin
{"title":"Rancang Bangun Alat Panjat Kelapa Portable","authors":"Sardino Sardino, Hari Andi Ilham, Adek Saputra, Rully Syahta, Fithra Herdian, J. Jamaluddin","doi":"10.32530/jaast.v2i2.47","DOIUrl":"https://doi.org/10.32530/jaast.v2i2.47","url":null,"abstract":"Pemanjatan kelapa umumnya dilakukan secara tradisional yaitu dengan memanjat pohon kelapa secara langsung tanpa menggunakan alat. Pemanjatan secara langsung mempunyai resiko kecelakaan yang besar, karena tidak adanya pengaman saat memanjat. Untuk mengatasi masalah tersebut dirancang sebuah alat panjat kelapa portable yang aman, nyaman dan mudah dioperasikan karena dilengkapai dengan safety belt. Alat ini bekerja melalui efek jeratan pada pohon kelapa Berdasarkan pengujian yang dilakukan, didapatkan hasil kecepatan pemanjatan dengan alat panjat kelapa portable ini adalah 0.27 meter/detik, kecepatan pemetikan 3 detik/buah dan biaya pokok alat Rp. 8,02 /meter. Dengan alat ini pemanjat lebih bebas menggunakan kedua tangan dalam membersihkan tajuk kelapa dan pemetikannya karena tubuh kita ditopang/ditahan oleh safety belt. Secara umum alat ini efektif digunakan untuk melakukan pemanjatan kelapa.","PeriodicalId":33922,"journal":{"name":"Journal of Applied Agricultural Science and Technology","volume":"19 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-08-15","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"86308501","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Kajian Sosiologi Perilaku Konservasi dengan Wanatani Wilayah Semi Arid Khatulistiwa (Studi Kasus: di Kecamatan Amarasi, NTT)","authors":"Rinda Yanti, H. Ibrahim","doi":"10.32530/JAAST.V2I2.46","DOIUrl":"https://doi.org/10.32530/JAAST.V2I2.46","url":null,"abstract":"Kecamatan Amarasi, NTT berdasarkan letak garis lintangnya terletak di daerah khatulistiwa beriklim tropis dengan tipologi lahan kering beriklim kering (ekosistem semi arid). Tulisan ini menganalisis pengelolaan wanatani di Amarasi dalam perilaku konservasi lahan. Secara konvensional kajian sosiologi menjelaskan tentang hubungan antarmanusia, tetapi belum banyak memasukan variabel lingkungan sebagai bahan kajian. Minimnya kajian sosiologi lingkungan mendorong penulis untuk menghadirkan artikel ini. Tujuan penulisan adalah menganalisis aspek sosial, khususnya perilaku konservasi yang mendukung pengelolaan wanatani berkelanjutan sehingga kesejahteraan petani meningkat dan lingkungan hidup tetap lestari. Penelitian dilakukan dengan pendekatan kuantitatif dan analisis deskriptif berdasarkan metode survei. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 6 dari 7 indikator kelembagaan memiliki kategori kurang (85.71%). Hal ini menggambarkan bahwa belum optimalnya dukungan sosial khususnya aspek kelembagaan menyebabkan pengelolaan wanatani di Amarasi belum berkelanjutan. Perilaku konservasi (Y) secara nyata dipengaruhi oleh frekuensi penyuluhan (X2). Temuan ini mengindikasikan bahwa penyuluhan yang sering dilakukan dapat meningkatkan pengetahuan dan motivasi masyarakat untuk melakukan konservasi lahan. Sedangkan pengetahuan (X1), dan motivasi (X3) tidak berpengaruh nyata, artinya kedua variabel bebas tersebut aktif jika adanya frekuensi penyuluhan yang intensif tentang wanatani.","PeriodicalId":33922,"journal":{"name":"Journal of Applied Agricultural Science and Technology","volume":"85 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-08-15","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"84030488","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Veronice Veronice, Helmi Helmi, Henmaidi Henmaidi, Ernita Arif
{"title":"Pengembangan Kapasitas petani dan Kelembagaan di Kawasan Pertanian melalui Pendekatan Pengelolaan Pengetahuan (Knowledge Management)","authors":"Veronice Veronice, Helmi Helmi, Henmaidi Henmaidi, Ernita Arif","doi":"10.32530/JAAST.V2I2.38","DOIUrl":"https://doi.org/10.32530/JAAST.V2I2.38","url":null,"abstract":"Kegiatan Pengembangan Kapasitas petani kecil dan kelembagaannya merupakan bagian dari proses penyebaran tahapan inovasi, yang membutuhkan sumber daya yang memadai diperlukan untuk dapat menciptakan inovasi. Sumber daya ini dapat berupa teknologi, dukungan keuangan, pemimpin inovatif, termasuk sumber daya manusia dengan kompetensi yang sesuai. Kondisi ini menjadi ide untuk dieksplorasi dalam penelitian ini, \"mengapa inovasi yang diberikan belum sepenuhnya diterapkan oleh petani kecil dan apa yang terjadi dengan pengembangan kapasitas petani kecil dan kelembagaan saat ini\"?. Dalam hal ini, pendekatan manajemen pengetahuan dapat berperan dalam mendukung dan mempercepat proses inovasi di bidang pertanian Penelitian ini dilakukan melalui tinjauan jurnal terdahulu, data primer dan sekunder serta studi pendahuluan.Data primer diperoleh melalui informan kunci yang terdiri dari petani, penyuluh, pedagang input, pedagang hasil, tokoh masyarakat dan pejabat pemerintah Data dikumpulkan dari Oktober2015 hingga Juni 2016.Studi pendahuluan ini mengidentifikasi kelompok petani dan kelembagaan penyuluhan di Kecamatan Lembah Gumanti Kabupaten Solok Provinsi Sumatera Barat. Hasil analisis menunjukkan masih banyaknya kelompok petani yang berada pada kelas kelompok tani pemula yaitu di Nagari Alahan Panjang (53 persen), nagari Salimpek (64 persen), nagari Sungai Nanam (61 persen), dan nagari Aie Dingin (62,5 persen) serta jumlah penyuluh yang belum ideal untuk Kecamatan Lembah Gumanti. Berdasarkan temuan di atas, kapasitas petani kecil dan kelembagaandapat terwujud pada peningkatan usaha dan kehidupan petani di kawasan pertanian melalui pendekatan Manajemen Pengetahuan .","PeriodicalId":33922,"journal":{"name":"Journal of Applied Agricultural Science and Technology","volume":"146 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-08-15","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"77925328","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Analisis Tingkat Produksi dan Tingkat Kelayakan Usaha Tani Tembakau (Nicotiana Tabacum) di Nagari Baruah Gunung Kecamatan Bukit Barisan Kabupaten Limapuluh Kota","authors":"Sefrimon Sefrimon","doi":"10.32530/jaast.v2i2.45","DOIUrl":"https://doi.org/10.32530/jaast.v2i2.45","url":null,"abstract":"Tembakau merupakan tanaman perkebunan jangka pendek, sehingga petani akan mudah beralih usahatani lain jika harga komoditi ini kurang menguntungkan. Selain itu persoalan yang dihadapi petani tembakau adalah petani hanya bertindak sebagai price taker (penerima harga) dalam pemasaran tembakau dan lemahnya konsolidasi kelembagaan yang ada sehingga tidak mampu untuk membantu petani merubah posisinya sebagai price maker (pembuat harga). Kecamatan Bukit Barisan adalah sebuah Kecamatan di Kabupaten Limapuluh Kota yang memiliki luas 394,85 km2 dan terdiri dari 5 nagari. Kecamatan Bukit Barisan merupakan salah satu sentra produksi tembakau jenis tembakau payakumbuh cukup tinggi yaitu 14,40 ton/ha dibandingkan kecamatan lainnya. Salah satu nagari penghasil tembakau terbesar di kecamatan Bukit Barisan adalah nagari Baruah Gunung. Pengelolaan tembakau rakyat kurang intensif dibandingkan penanganan oleh perkebunan besar swasta atau perkebunan negara. Teknik budidaya dan teknologi tradisional, input tidak optimal dan sejumlah faktor tidak terkontrol lain seperti iklim, merupakan masalah utama peningkatan produksi tembakau rakyat seperti di nagai tempat penelitian. Produktivitas tembakau rakyat rendah disebabkan ketersediaan benih tidak murni dan manipulasi agronomis bersifat tradisional. Penelitian ini juga menggunakan metode survey, yaitu penyelidikan yang diadakan untuk memperoleh fakta-fakta dari gejala-gejala yang ada dan mencari keterangan-keterangan secara faktual tentang sosial ekonomi petani. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, menunjukkan bahwa: Rata-rata tingkat produksi tembakau petani sebesar 308,38 kg. Tingkat kelayakan Usahatani tembakau : R/C = 329.705.000/232.381.657 = 1.42. R/C > 1, berarti usahatani tersebut layak untuk dilanjutkan.","PeriodicalId":33922,"journal":{"name":"Journal of Applied Agricultural Science and Technology","volume":"1 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-08-15","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"83118822","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
O. O. O. Womsiwor, Nurmaini Nurmaini, Afdal Zikri, H. Hendra, A. Amrizal, Yudistira Yudistira, F. Batubara
{"title":"Rancang Bangun Mesin Pengupas Dan Pencuci Singkong Tipe Horizontal","authors":"O. O. O. Womsiwor, Nurmaini Nurmaini, Afdal Zikri, H. Hendra, A. Amrizal, Yudistira Yudistira, F. Batubara","doi":"10.32530/JAAST.V2I2.40","DOIUrl":"https://doi.org/10.32530/JAAST.V2I2.40","url":null,"abstract":"Singkong merupakan makanan pokok ketiga setelah padi dan jagung bagi masyarakat indonesia. Tanaman ini dapat tumbuh sepanjang tahun di daerah tropis dan memiliki daya adaptasi yang tinggi terhadap kondisi berbagai tanah. Pada tahun 2011 produksi singkong di Indonesia mencapai 24.044.025 ton, sedangkan pada tahun 2012 meningkat menjadi 24.177.327 ton. Salah satu olahan pangan yang berasal dari singkong adalah keripik singkong. Keripik adalah jenis makanan yang sudah dikenal masyarakat indonesia, baik yang bersifat tradisonal maupun yang sudah berskala industri. Proses pengolahan singkong dimulai dengan proses pengupasan kulit dari singkong tersebut. Proses ini biasa dilakukan dengan cara tradisional. Cara ini mempunyai kelemahan yaitu: resiko kecelakan kerja yang tinggi, kapasitas yang kecil dan membutuhkan waktu yang lama. Penelitian ini bertujuan untuk merancang dan membuat mesin pengupas dan pencuci singkong tipe silinder horizontal. Penelitian ini menghasilkan mesin pencuci dan pengupas kulit singkong dengan memiliki spesifikasi dimensi panjang 146 cm, lebar 113 cm dan tinggi 128 cm. Silinder mempunyai panjang 100 cm dan diameter 60 cm. Uji kinerja dan analisa ekonomi mesin memperlihatkan kapasitas sebesar 310 kg/jam, biaya pokok Rp. 45 kg/jam dan BEP (Break Even Point) sebesar 202.710 kg/tahun.","PeriodicalId":33922,"journal":{"name":"Journal of Applied Agricultural Science and Technology","volume":"8 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-08-15","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"88598313","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Reni Ekawaty, Yonariza Yonariza, E. Ekaputra, A. Arbain
{"title":"Telaahan Daya Dukung dan Daya Tampung Lingkungan Dalam Pengelolaan Kawasan Daerah Aliran Sungai di Indonesia","authors":"Reni Ekawaty, Yonariza Yonariza, E. Ekaputra, A. Arbain","doi":"10.32530/JAAST.V2I2.42","DOIUrl":"https://doi.org/10.32530/JAAST.V2I2.42","url":null,"abstract":"DAS merupakan kawasan yang khas dan mempunyai fungsi yang sangat penting dalam hidrologi. Sekarang ini kawasan DAS di Indonesia telah mengalami kerusakan. Kerusakan ini telah menimbulkan berbagai bencana seperti longsor, erosi dan banjir. Hal ini umumnya disebabkan oleh terjadinya perubahan penggunaan lahan. Bencana alam serta aktivitas manusia juga telah menimbulkan pencemaran pada air sungai. Dewasa ini hampir sebagian besar sungai-sungai di Indonesia telah mengalami pencemaran, bahkan di pulau Jawa pencemaran sungai sudah dalam tahap yang mengkhawatirkan. Perubahan penggunaan lahan dan pencemaran sungai telah melampaui daya dukung dan daya tampung lingkungan. Penyebab dari kerusakan ini antara lain disebabkan oleh pertambahan penduduk, kelembagaan, kemiskinan, pemenuhan kebutuhan hidup masyarakat seperti sandang, pangan dan pemukiman, perkebunan, pertambangan dan partisipasi masyarakat yang sangat rendah dalam melakukan konservasi. Beberapa cara penanggulangan telah dilakukan mulai dari konservasi secara teknis yaitu teras dan guludan, agroforestri, pelibatan masyarakat serta harmonisasi kelembagaan. Namun masih terjadi kerusakan di dalam DAS. Perlu dikaji lebih lanjut akar permasalahan yang sebenarnya sehingga bisa dicari penanggulangan yang tepat.","PeriodicalId":33922,"journal":{"name":"Journal of Applied Agricultural Science and Technology","volume":"2 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-08-15","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"82149663","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}