Widya BalinaPub Date : 2019-12-31DOI: 10.53958/wb.v4i2.35
Kusjuniati Kusjuniati
{"title":"“Kesejahteraan Sosial Islami” Sebuah Pemikiran Ekonomi Islam Imam Al-Ghazali","authors":"Kusjuniati Kusjuniati","doi":"10.53958/wb.v4i2.35","DOIUrl":"https://doi.org/10.53958/wb.v4i2.35","url":null,"abstract":"AbstrakPemikiran sosioekonomi Al-Ghazali berakar dari sebuah konsep yang dia sebut sebagai fungsi kesejahteraan sosial islami. Seluruh karya Al-Ghazali memiliki konsep maslahat atau kesejahteraan sosial atau utilitas (kebaikan bersama). Imam Al-Ghazali mengidentifikasi semua masalah baik yang berupa masalih ( utilitas, manfaat ) maupun mafasid (disutilitas, kerusakan) dalam meningkatkan kesejahteraan sosial. Kesejahteraan (maslahah) dari suatu masyarakat tergantung kepada pencarian dan pemeliharaan lima tujuan dasar, yakni agama(al- dien), hidup atau jiwa (nafs), keluarga atau keturunan (nasl), harta atau kekayaan (mal) dan intelek atau akal (aql). Al-Ghazali menitikberatkan bahwa sesuai tuntuan wahyu, tujuan utama kehidupan umat manusia adalah untuk mencapai kebaikan di dunia dan di akhirat (maslahat al-din wa al-dunya) Kelima kebutuhan tersebut tidak akan terpenuhi dengan baik bila orientasi semua orang hanya terfokus pada kehidupan akhirat. Oleh karenanya melakukan aktivitas ekonomi merupakan sebuah keharusan bagi setiap orang bila mereka menginginkan keselamatan baik di dunia maupun akhirat. \u0000AbstractAl-Ghazali's socioeconomic thinking has its roots in a concept which he calls an Islamic social welfare function. All of Al-Ghazali's works have the concept of maslahat or social welfare or utility (the common good). Imam Al-Ghazali identified all the problems in the form of masalih (utility, benefits) and mafasid (disutility, damage) in improving social welfare. The welfare ( maslahah) of a society depends on the search and maintenance of five basic objectives, namely religion ( al-dien) , life or soul (nafs), family or offspring (nasl), wealth or wealth (mal) and intellect or reason (aql) ).Al-Ghazali emphasized that according to the revelation, the main purpose of human life is to achieve good in the world and in the hereafter (maslahat al-din wa al-duny a) These five needs will not be fulfilled properly if everyone's orientation is only focused on life hereafter. Therefore doing economic activity is a must for everyone if they want salvation both in the world and the hereafter.","PeriodicalId":338625,"journal":{"name":"Widya Balina","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-12-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"129682765","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Widya BalinaPub Date : 2019-12-31DOI: 10.53958/wb.v4i2.36
Novena Ade Fredyarini Soedjiwo
{"title":"Implementasi Mata Kuliah PAR (PARTICIPATORY ACTION RESEARCH) di TPQ AL-MAGFIROH Denpasar Bali","authors":"Novena Ade Fredyarini Soedjiwo","doi":"10.53958/wb.v4i2.36","DOIUrl":"https://doi.org/10.53958/wb.v4i2.36","url":null,"abstract":"AbstrakSebagai tugas akhir mata kuliah PAR, mahasiswa melakukan penelitian langsung ke lapangan untuk mengimplementasikan keilmuan yang telah didapat terpada masyarakat. Mereka melakukan penelitian di TPQ AL-Magfiroh di Denpasar. Kondisi TPQ yang terletak di Mushola Al-Magfiroh telah berdiri sejak tahun 2019 dengan jumlah peserta didik 145 siswa. Penelitian ini menggunakan acuan teori Zuber dan pendekatan metode PAR, dengan tahapan observasi, pengumpulan data, monitoring/aksi, dan evaluasi. PAR bersifat transformatif dan memberdayakan komunitas lokus penelitian, sehingga menghasilkan program kerja, yaitu mengajar di TPQ tersebut dengan metode Yanbua dan bersama wali murid memberikan semangat pada siswa berupa buku dan alat tulis, padakegiatan kenaikan jilid. Evaluasi penelitian adalah menemukan kondisi kelas kurang kondusif dan kurangnya tenaga pengajar. Sebagai bahan tindaklanjut, mengkondisikan penambahan dan meningkatkan kualitas tenaga pengajar. \u0000Abstract \u0000As a final assignment for PAR subject, students have done conduct research directly into the field to implement the knowledge they have gained in the community. They conducted research at the AL-Magfiroh TPQ in Denpasar. The condition of TPQ which is located in Al- Magfiroh Mosque has been established since 2019 with 145 students. This research uses Zuber's theory reference and PAR method approach, with stages of observation, data collection, monitoring / action, and evaluation. PAR is transformative and empowers the research locus community, so that it produces a work program, which is teaching at the TPQ with the Yanbua method and together with the guardians of students encourages students in the form of books and stationery, on the activities of increasing volumes. The evaluation of the research is finding the condition of the class is less conducive and the lack of teaching staff. As follow-ups are material, condition the addition and increase the quality of the teaching staff.","PeriodicalId":338625,"journal":{"name":"Widya Balina","volume":"187 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-12-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"124742392","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Widya BalinaPub Date : 2019-12-31DOI: 10.53958/wb.v4i2.38
Feri Irawan
{"title":"Analisis Pelaksanaan Akad Pembiayaan Murabahah di Baitul Maal Wat Tamwil Insan Samawa Dalam Perspektif Ekonomi Syariah","authors":"Feri Irawan","doi":"10.53958/wb.v4i2.38","DOIUrl":"https://doi.org/10.53958/wb.v4i2.38","url":null,"abstract":"Abstrak: Dalam pembiayaan murabahah fungsi BMT adalah sebagai penjual barang untuk kepentingan nasabah. Dengan cara membeli barang yang diperlukan nasabah dan kemudian menjualnya kembali kepada nasabah dengan harga jual yang setara dengan harga beli ditambah keuntungan BMT. Dan BMT harus memberitahukan secara jujur harga pokok barang berikut biaya yang diperlukan dan menyampaikan semua hal yang berkaitan dengan pembelian barang kepada nasabah. Disini penulis akan membahas BMT Insan Samawa yaitu mengenai pelaksanaan akad pembiayaan murabahah dalam perspektif ekonomi syariah, ketertarikan penulis ini dikarenakan adanya rasa ingin tahu secara lebih jelas dan lebih rinci tentang pembiayaan dengan akad murabahah di BMT Insan Samawa, dan apakah yang membedakan dalam pelaksanaan pembiayaan dengan akad murabahah di BMT Insan Samawa dengan lembaga keuangan syariah lainya.","PeriodicalId":338625,"journal":{"name":"Widya Balina","volume":"3 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-12-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"125784810","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Widya BalinaPub Date : 2019-12-31DOI: 10.53958/wb.v4i2.39
S. Sudarsono
{"title":"Budaya Organisasi","authors":"S. Sudarsono","doi":"10.53958/wb.v4i2.39","DOIUrl":"https://doi.org/10.53958/wb.v4i2.39","url":null,"abstract":"Budaya organisasi adalah perangkat sistem nilai-nilai (values), keyakinan-keyakian (beliefs), asumsi-asumsi (assumptions), atau sebuah norma yg sudah berlaku, disepakati dan di ikuti sumber daya manusia di sebuah organisasi sebagai prinsip atau pedoman dan pemecahan masalah yang timbul disebuah organisasi. Dalam membangun budaya organisasi tentu masing-masing organisasi apapun jenis dan level organisasi memiliki pengalaman yang berbeda pada beberapa keadaan dan memiliki sebuah persamaan dalam keadaan tertentu. Hal ini, menandakan adanya dinamisasi dalam sebuah organisasi dalam membangun budaya organisasi sebagai pedoman dan prinsip setiap individu di sebuah organisasi dalam menjalankan tugas dan kewajiban masing-masing untuk mensukseskan tujuan organisasi dibangun. Budaya organisasi lahir dari proses panjang di mulai sejak awal pendirian organisasi sampai ke fase pembentukan dan ke fase kesuksesan. Sebuah perjalan panjang terserbut, baik perjalan yang berupa kegagalan dan kesuksesan merupak perjalan yang kemudian dijadikan pijakan dalam membagun budaya organisasi.","PeriodicalId":338625,"journal":{"name":"Widya Balina","volume":"46 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-12-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"127486575","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}