{"title":"DAMPAK KEGIATAN KOMERSIAL TERHADAP TINGKAT PELAYANAN JALAN AHMAD YANI KOTA SUKABUMI","authors":"Achmad Fauzan Iscahyono, Yustira Yulindar","doi":"10.26623/ijsp.v4i1.6709","DOIUrl":"https://doi.org/10.26623/ijsp.v4i1.6709","url":null,"abstract":"Pertumbuhan kendaraan di Kota Sukabumi dari tahun ke tahun selalu mengalami peningkatan, sedangkan kapasitas jalan yang tersedia tidak berubah atau tidak berkembang. Oleh karena itu, sering terjadi kemacetan di beberapa ruas jalan, terutama pada jalan yang berada pada pusat aktivitas perekonomian. Hampir setiap hari, kondisi Jalan Ahmad Yani terjadi kemacetan. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dampak lalu lintas yang ditimbulkan oleh kegiatan komersial di Jalan Ahmad Yani, Kota Sukabumi, sehingga akan diketahui tingkat pelayanan jalan pada ruas jalan tersebut. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis kuantitatif dengan melakukan analisis kondisi lalu lintas yang berpedoman pada Pedoman Kapasitas Jalan Indonesia 2014 (PKJI), analisis tingkat pelayanan jalan yang berpedoman pada Peraturan Menteri Perhubungan No. KM 14 Tahun 2006, dan melakukan perbandingan kondisi saat ini dengan asumsi tanpa adanya dampak kegiatan komersial di Jalan Ahmad Yani Kota Sukabumi. Hasil dari penelitian ini adalah nilai VCR Jalan Ahmad Yani mencapa 0,9 serta memiliki tingkat pelayanan jalan dengan nilai E atau dapat dikatakan arus tidak stabil, terhambat dengan tundaan yang tidak dapat ditolerir. Selain itu, berdasarkan hasil proyeksi menggunakan analisis do-nothing, diketahui bahwa diproyeksikan jumlah kendaraan yang terus meningkat setiap 5 tahunselama 20 tahun yang akan mendatang","PeriodicalId":332774,"journal":{"name":"Indonesian Journal of Spatial Planning","volume":"38 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-04-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"116067260","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"IDENTIFIKASI KAWASAN STRATEGIS KECAMATAN TUNTANG KABUPATEN SEMARANG","authors":"Imam Rofii, Agnesia Putri K","doi":"10.26623/ijsp.v4i1.6814","DOIUrl":"https://doi.org/10.26623/ijsp.v4i1.6814","url":null,"abstract":"Dalam Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 16 Tahun 2019 Tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 6 Tahun 2010 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2009-2029, Kabupaten Semarang juga terdapat kawasan yang berfungsi PKN Kedung Sepur yaitu yang melayani Kota Semarang Kawasan Perkotaan Ungaran dan Kawasan Strategis Ekonomi Ungaran-Bawen. Selain itu juga terdapat Kawasan Industri Strategis Provinsi di Kabupaten Ungaran berupa Kawasan Peruntukan Industri. Peraturan Daerah Kabupaten Semarang Nomor 9 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Semarang mengamanatkan adanya fungsi kawasan strategis ekonomi yang salah satu perwujudannya adalah dengan menyusun rencana terperinci kawasan untuk dijadikan dasar dan pedoman dalam pengembangan kawasan strategis tersebut. Melihat perencanaan spasial untuk Kabupaten Semarang yang didasarkan pada rencana tata ruang baik nasional, provinsi maupun kabupaten maka perlu ada konsep yang lebih detail untuk dapat mengimplementasikan amanat peraturan tersebut sebagai bagian dari rencana pembangunan di kabupaten yang harus berpedoman pada dokumen perencanaan yang telah ditetapkan. Pengembangan kawasan strategis ekonomi Kabupaten Semarang untuk Kecamatan Tuntang diharapkan menjadi bagian dari implementasi prioritas pembangunan yang tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) untuk terus mengoptimalkan peran wilayah perbatasan dan pinggiran dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi wilayah dan kesejahteraan masyarakat secara umum.","PeriodicalId":332774,"journal":{"name":"Indonesian Journal of Spatial Planning","volume":"53 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-04-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"126082147","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Pola Keterkaitan Perubahan Distribusi Kepadatan Vegetasi dengan Penggunaan Lahan DAS Pesisir, Case Study : DAS Garang","authors":"B. Sudarmanto, Edy Susilo, Imam Rofii","doi":"10.26623/ijsp.v3i2.6138","DOIUrl":"https://doi.org/10.26623/ijsp.v3i2.6138","url":null,"abstract":"The diversity and density of vegetation is key in managing sedimentation throughout the watershed, especially in the central and downstream regions. Measures of vegetation diversity and density that can be used are the Normalized Difference Vegetation Index (NDVI) which is a measure of vegetation greenness (chlorophyll levels), Normalized Difference Water Index (NDVI) to measure vegetation wetness levels, and soil adjusted vegetation index (SAVI) for low canopy vegetation cover. For watersheds that stretch long to downstream or coastal areas, the measure of land diversity needs to be supplemented by using the Normalized Difference Built-Up Index (NDBI) indicator that is useful for land use planning. Information on this vegetation index can be obtained by processing a satellite imagery map. The benefits of processing vegetation indexes in watershed management are becoming increasingly important in the era of climate change, especially with regard to efforts to harmonization of relationships between environmental elements that include the diversity of the interests of the resident population. That's why this research was done in order to find the link between natural factors including the impacts of climate change and humans. The test began by looking for changes in the NDVI, NDWI, SAVI, and NDBI indexes from the last 5 years with the Global Indicator Spatial Association (GISA) analysis using Moran's I Global Index, followedby looking for the association with the pattern of population change and the percentage of the area of the settlement. The results showed a link between moran's I Global index change pattern of population change and the spread of residential developments. The tendency of the distribution of this settlement area is an important point in analyzing the influence of its dispersal patterns in a watershed so that the continued impact of potential erosion and sedimentation triggered will be the main consideration in watershed management.","PeriodicalId":332774,"journal":{"name":"Indonesian Journal of Spatial Planning","volume":"19 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-01-09","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"116064144","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"PENGARUH PENGGUNAAN LAHAN TERHADAP KINERJA JALAN di PEREMPATAN JALAN WOLTER MONGINSIDI","authors":"Widya Ineuke Citra Pramesti, Wahjoerini Wahjoerini","doi":"10.26623/ijsp.v3i2.5359","DOIUrl":"https://doi.org/10.26623/ijsp.v3i2.5359","url":null,"abstract":"Perempatan Jl. Wolter Monginsidi merupakan jalan kolektor sekunder yang terletak di wilayah Kelurahan Pedurungan Tengah. Masalah yang terjadi terkait kemacetan yang terjadi pada waktu prime time (pagi 06.30-07.30) dan (sore 16.30-17.30), hilangnya bahu jalan, serta adanya parkir liar dibeberapa sarana perdagangan dan jasa.Tujuan dalam penelitian ini untuk mengetahui pengaruh penggunaan lahan terhadap kinerja jalan di perempatan Jalan Wolter Monginsidi. Metode penelitian yang digunakan yaitu kuantitatif dan menggunakan analisis regresi linear. Dilihat dari Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Semarang Tahun 2011-2031, sarana perempatan Jalan Wolter Monginsidi tidak salah dan sudah sesuai. Pada jam puncak pagi dan sore, tingkat pelayanan jalan termasuk kategori B (stabil), jam non puncak siang kategori A (bebas). Besar pengaruh penggunaan lahan 0,473, dalam artian arah pengaruh variabel X terhadap Y akan bertambah dan tidak berkurang pengaruhnya meskipun hanya 1%. Dalam pembangunan tata guna lahan atau pemanfaatan ruang daerah/ perkotaan, pemerintah perlu memperhatikan daya dukung lingkungannya. Perencanaan mendatang bisa menerapkan vertical building yang dimana tidak memakan banyak lahan. Pembatasan penggunaan jalan dari pemerintah dimana kolektor sekunder seharusnya menghubungkan kawasan sekunder kedua dengan kawasan sekunder kedua atau sekunder kedua dengan sekunder ketiga, tetapi perempatan Jalan Wolter Monginsidi ini seakan penggunaannya seperti jalan nasional.","PeriodicalId":332774,"journal":{"name":"Indonesian Journal of Spatial Planning","volume":"49 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-01-09","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"128742892","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Muhammad Rizal Fernandita Pamungkas, Anindya Putri Tamara
{"title":"PENENTUAN LOKASI ALTERNATIF TPA REGIONAL MENGGUNAKAN MODEL SMCE DI KABUPATEN SUKOHARJO","authors":"Muhammad Rizal Fernandita Pamungkas, Anindya Putri Tamara","doi":"10.26623/ijsp.v3i2.6025","DOIUrl":"https://doi.org/10.26623/ijsp.v3i2.6025","url":null,"abstract":"<span class=\"s20\"><span class=\"bumpedFont20\">Urbanisasi yang cepat berkontribusi pada peningkatan timbulan sampah. Timbulan sampah perkotaan merupakan permasalahan kritis dalam hal kesehatan masyarakat. </span></span><span class=\"s20\"><span class=\"bumpedFont20\">Sebagian besar pengelolaan sampah di Indonesia masih menggunakan metode open dumping maupun sanitary landfill. </span></span><span class=\"s20\"><span class=\"bumpedFont20\">Perkembangan wilayah perkotaan surakarta berdampak pada peningkatan volume sampah. Kabupaten Sukoharjo memiliki tempat pembuangan akhir Mojorejo </span></span><span class=\"s20\"><span class=\"bumpedFont20\">namun diperkirakan tidak akan mampu menampung volume sampah pada masa yang akan datang. Konsep tempat pembuangan akhir regional dapat menjadi solusi pengelolaan sampah terpadu perkotaan. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan lokasi alternatif tempat pembuangan akhir regional di perkotaan surakarta. Metode penelitian yang digunakan adalah metode spatial multi criteria evaluation berbasis sistem informasi geografis untuk menentukan lokasi ideal pengembangan tempat pembuangan akhir regional. Metode spatial multi criteria evalution telah banyak digunakan untuk membantu menentukan lokasi ideal. Hasil penelitian ini menunjukkan 19,27% dari total luas wilayah Kabupaten Sukoharjo sangat sesuai untuk pengembangan lokasi tempat pembuangan akhir regional. Penelitian ini menunjukkan penggunaan spatial multi criteria evaluation dapat membantu para pemangku kepentingan untuk menentukan lokasi ideal tempat pembuangan akhir berdasarkan kriteria-kriteria tertentu.</span></span>","PeriodicalId":332774,"journal":{"name":"Indonesian Journal of Spatial Planning","volume":"126 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-01-09","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"132024421","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"KAJIAN TINGKAT KELAYAKAN SANITASI LINGKUNGAN PERMUKIMAN MLATIBARU KOTA SEMARANG","authors":"Nur Sukma, Andarina Aji Pamurti","doi":"10.26623/ijsp.v3i2.5751","DOIUrl":"https://doi.org/10.26623/ijsp.v3i2.5751","url":null,"abstract":"Mlatibaru is one of the settlements located in the District of East Semarang which has an unfavorable environment so it needs to get a lot of attention and handling. A clean and healthy environment can be influenced by the behavior of people living within the scope of that environment. The lack of environmental health in the Mlatibaru settlement is not only influenced by community behavior, but also influenced by several factors such as a less than optimal sanitation system, namely the drainage system (waste water), clean water, solid waste, and waste management, which can reduce the feasibility of the system. sanitation and cause environmental pollution. Because the availability of the sanitation system does not have to run properly, there will always be problems. Where as a result, besides being able to reduce the feasibility of sanitation, it can also cause environmental pollution such as tidal flooding. The purpose of this study is to examine the sanitation conditions such as the drainage system (wastewater), clean water, solid waste, and waste management as well as how the level of sanitation in the Mlatibaru settlement area is. This study uses quantitative methods. With the method of data collection observation, interviews, questionnaires, and documentation. The results of the study of the feasibility level of sanitation in Mlatibaru settlements are the drainage system (wastewater) which is included in the moderate level, clean water is included in the high feasible level, solid waste is included in the low feasible level, and waste management is included in the moderate feasible level. So in this case, it is necessary for the community to have an active role in improving the quality of sanitation provision to continue to improve the health of the residential environment.","PeriodicalId":332774,"journal":{"name":"Indonesian Journal of Spatial Planning","volume":"51 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-01-09","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"132442663","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"EFEKTIVITAS RUANG TERBUKA PUBLIK DI KELURAHAN BRUMBUNGAN KOTA SEMARANG","authors":"Andarina Aji Pamurti","doi":"10.26623/ijsp.v3i2.5996","DOIUrl":"https://doi.org/10.26623/ijsp.v3i2.5996","url":null,"abstract":"Ruang Terbuka Publik merupakan ruang terbuka yang mampu mewadahi keperluan aktivitas masyarakat sebagai tempat pertemuan dan interaksi sosial yaitu berupa taman atau lapangan olah raga. Pada setiap kelurahan diperlukan taman atau lapangan olahraga sebagai pelayanan kebutuhan kegiatan penduduk di area terbuka. Di Kelurahan Brumbungan Kota Semarang terdapat 2 ruang terbuka publik yaitu Taman Nada dan Taman Kartun. Taman Nada adalah taman tematik yang menggunakan tema not nada sedangkan Tamah Kartun menggunakan konsep desain tema tokoh kartun dan diaplikasikan pada landmark dan keseluruhan desain taman. Taman Nada dan Taman Kartun tersebut tergolong dalam ruang terbuka aktif karena dipergunakan masyarakat untuk beraktivitas sosial dan berekreasi. Tujuan penelitian ini yaitu mengetahui tingkat efektivitas ruang terbuka publik yang berada di Kelurahan Brumbungan dengan melakukan penilaian pada setiap variabel dengan menggunakan variabel keamanan, kenyamanan, pencapaian, livability/kehidupan, dan image/citra dengan menggunakan metode deskriptif kuantitatif. Hasil penelitian ini adalah Taman Nada memiliki tingkat efektivitas kategori SEDANG dan Taman Kartun memiliki tingkat efektivitas kategori SEDANG. Perlu dilakukan perbaikan dan penambahan fasilitas yang belum ideal atau belum tersedia. Ruang terbuka publik tersebut memiliki manfaat dalam segi sosial, ekonomi dan ekologis.","PeriodicalId":332774,"journal":{"name":"Indonesian Journal of Spatial Planning","volume":"15 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-01-09","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"115023406","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"KAJIAN DAMPAK KEBIJAKAN RELOKASI PKL BANTARAN KALI ES SAWAH BESAR KOTA SEMARANG TERHADAP KONDISI SOSIAL DAN EKONOMI PEDAGANG","authors":"A. Setiawan, Hendrianto Sundaro","doi":"10.26623/ijsp.v3i2.6109","DOIUrl":"https://doi.org/10.26623/ijsp.v3i2.6109","url":null,"abstract":"Kajian Dampak Kebijakan Relokasi PKL Bantaran Kali Es Sawah Besar Kota Semarang Terhadap Kondisi Sosial dan Ekonomi Pedagang. Upaya pemerintah Kota Semarang dalam melakukan penataan PKL di Bantaran Kali Es Sawah Besar merupakan salah satu tujuan dari program normalisasi sungai Banjir Kanal Timur (BKT). Normalisasi tersebut ditandai dengan adanya aktivitas merapikan sungai, tidak hanya di dalam dan di pinggir (DAS dan sempadan) akan tetapi juga di sisi kanan dan kiri sungai yang ditempati oleh PKL. Pelaksanaan program relokasi PKL sebagai salah satu upaya normalisasi sungai BKT yang dilakukan dinilai mendapatkan hambatan dari warga dan para pedagang yang terdampak relokasi seperti terjadinya penolakan dan menganggap bahwa lokasi relokasi kurang strategis untuk berdagang sehingga para pedagang enggan menempati lokasi relokasi yang sudah disiapkan pemerintah sebelumnya. Selain itu, adanya kebijakan publik melalui program relokasi PKL yang dilakukan pemerintah juga memberikan dampak terhadap kehidupan sosial dan ekonomi PKL. Menurut para PKL kebijakan relokasi hanya fokus terhadap keberhasilan proyek normalisasi sungai BKT dan Kali Es saja sedangkan untuk kehidupan para PKL setelahnya kurang mendapat perhatian. Tujuan dari penelitian yang akan dilakukan adalah untuk mengetahui dampak kebijakan pemerintah terkait penaataan atau relokasi PKL di Bantaran Kali Es Sawah Besar terhadap kondisi sosial dan ekonomi para pedagang pascarelokasi.","PeriodicalId":332774,"journal":{"name":"Indonesian Journal of Spatial Planning","volume":"37 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-01-09","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"116553536","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"ANALISIS KETERSEDIAAN SARANA DAN PRASARANA PERMUKIMAN KECAMATAN SEMARANG TENGAH","authors":"Wahjoerini Wahjoerini, Rizqy Ridho Prakasa, Andarina Aji Pamurti","doi":"10.26623/ijsp.v3i1.5253","DOIUrl":"https://doi.org/10.26623/ijsp.v3i1.5253","url":null,"abstract":"<div><table cellspacing=\"0\" cellpadding=\"0\"><tbody><tr><td align=\"left\" valign=\"top\"><p class=\"Abstract\"><em>Sarana adalah sesuatu yang beruapa alat yang biasa digunakan untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan sedangkan prasarana adalah segala sesuatu yang biasa digunakan sebagai penunjang utama agar terselenggaranya suatu produksi, sedangkan prasarana adalah kelengkapan dasar fisik suatu lingkungan, kawasan, kota atau wilayah sehingga memungkinkan ruang tersebut berfungsi sebagaimana mestinya. </em></p><p class=\"Abstract\"><em>Meningkatnya penduduk sebanding dengan peningkatan kebutuhan sarana dan prasarana. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui ketersediaan sarana dan prasarana permukiman di Kecamatan Semarang Tengah. Metode yang akan digunakan yaitu menggunakan analisis proyeksi penduduk serta proyeksi sarana dan prasarana. Output yang diharapkan yaitu ketersediaan sarana dan prasarana permukiman di Kecamatan Semarang Tengah. </em></p></td></tr></tbody></table></div>","PeriodicalId":332774,"journal":{"name":"Indonesian Journal of Spatial Planning","volume":"21 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-07-20","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"125805963","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Kajian Ketersediaan Ruang dan Preferensi Masyarakat Dalam Penerapan Konsep Transit Oriented Development (TOD) di Bandara Ahmad Yani","authors":"Akbar Muliatama Wijaya, Rizqy Ridho Prakasa","doi":"10.26623/ijsp.v2i2.4099","DOIUrl":"https://doi.org/10.26623/ijsp.v2i2.4099","url":null,"abstract":"Seiring dengan meningkatnya laju pertumbuhan penduduk dan peningkatan volume kendaraaan yang memenuhi ruang Kota Semarang, permasalahan juga diikuti dengan pertumbuhan kenaikan akan moda transportasi baru yang dapat mempermudah aktivitas dan mobilitas penduduk di kota-kota besar yang kian meningkat diiringi dengan mudahnya akses mendapatkan kendaraan pribadi. Upaya untuk mengatasi kenaikan volume kendaraan yang memenuhi ruang kemacetan Kota Semarang akan dibangun Light Rail Transit (LRT). Rencana pembangunan LRT Kota Semarang dimulai pada tahun 2018 diawali dengan ground breaking. Pengembangan LRT di Kota Semarang tersebut diikuti dengan penerapan konsep Transit Oriented Development (TOD). TOD adalah konsep perencanaan yang mengintegrasikan tata ruang kota yang menyatukan orang, kegiatan, bangunan, dan ruang publik melalui aksesbilitas yang dapat diakses dengan berjalan kaki dan bersepeda serta dapat menghubungkan langsung pada fasilitas transportasi publik. Tujuan penelitian untuk mengetahui ketersediaan ruang yang berada di Bandara Ahmad Yani yang dilalui oleh rute pertama pembangunan LRT di Kota Semarang dan pendapat masyarakat sebagai pelaku utama dalam penerapan TOD dan menghasilkan keluaran dalam bentuk kajian. Dalam penelitian ini membahas aspek spasial dan aspek sosial dalam wilayah studi. Metode yang digunakan adalah analisis deskriptif, analisis spasial, dan analisis hierarki proses. Dalam analisis yang telah dilakukan yaitu analisis ketersediaan ruang dan analisis preferensi masyarakat dalam menentukan prioritas variabel diperoleh bahwa prioritas tertinggi adalah variabel penerangan jalan dan prioritas terendah adalah kepadatan bangunan.","PeriodicalId":332774,"journal":{"name":"Indonesian Journal of Spatial Planning","volume":"14 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-07-20","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"114883764","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}