W. T. Nugraha, M. Pradipta, P. Pramono, A. S. Soekarno, B. Kusuma
{"title":"Identifikasi Morfologi Mikroflora pada Saluran Pencernaan Itik Magelang","authors":"W. T. Nugraha, M. Pradipta, P. Pramono, A. S. Soekarno, B. Kusuma","doi":"10.31186/jspi.id.16.2.142-147","DOIUrl":"https://doi.org/10.31186/jspi.id.16.2.142-147","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui mikroflora yang terdapat pada saluran pencernaan itik magelang. Sampel itik magelang didapatkan pada lokasi peternakan pemeliharaan semi-intensif/umbaran di Kecamatan Secang, Magelang. Pengambilan isolat didapatkan dari sekum dan isi sekum itik magelang. Data yang diambil dalam penelitian ini adalah warna koloni, bentuk koloni, bentuk tepian koloni, bentuk sel, motilitas, pembentukan spora dan pewarnaan gram. Analisis data yang digunakan menggunakan analisis deskriptif. Berdasarkan hasil pengamatan morfologi yang telah dilakukan, dari seluruh isolat memiliki warna koloni putih susu mengkilat, bentuk bacil, bentuk tepian rata, non-motil, produksi CO2 negatif, cat gram positif dan produksi spora negatif. Kesimpulan yang didapatkan dari penelitian ini yaitu hasil isolasi bakteri yang didapatkan dalam saluran pencernaan itik magelang adalah bakteri gram positif. Sehingga diperlukan uji lanjut untuk mengetahui potensi kandidat probiotik.","PeriodicalId":33136,"journal":{"name":"Jurnal Sain Peternakan Indonesia","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-06-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"42763435","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Penganruh Penambahan Virgin Coconut Oil, Minyak Ikan dan Minyak Zaitun dalam Pengencer Tris terhadap Kualitas Semen Cair Babi Landrace","authors":"A. B. Lawa, T. M. Hine, W. Nalley","doi":"10.31186/jspi.id.16.2.135-141","DOIUrl":"https://doi.org/10.31186/jspi.id.16.2.135-141","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan untuk menemukan kombinasi pengencer dan antioksidan terbaik dalam pengencer tris dalam mempertahankan kualitas semen cair babi landrace. Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap dengan 4 perlakuan: P0 (tris kuning telur), P1 (tris kuning telur + VCO 6%), P2(tris kuning telur + minyak iakan 6%) dan P3(tris kuning telur + minyak zaitun 12%) dengan 5 kali ejakulat dari 3 ekor ternak babi Landrace jantan berumur 3-4 tahun. Semen segar yang ditampung dievaluasi secara makrosopis dan mikroskopis kemuadian diencerkan dan holding time selam 2 jam. Setelah holding time kemudian disimpan pada suhu 18-200C dan dievaluasi setiap 8 jam terhadap motilitas, viabilitas dan membran plasma utuh (MPU) hingga motilitas 40%. Hasil penelitian ini disimulkan bahwa kombinasi pengencer dan antioksidan terbaik dalam pengencer tris untuk mempertahankan kualitas semen babi landrace hingga jam ke-56 adalah P3:tris kuning telur + minyak zaitun 12% (T-KT + MZ) karena memiliki presentasi motilitas (44.00±1.41%), viabilitas (54.78±1.50%) dan MPU (55.66±1.64%) yang tertinggi dibandingkan dengan kombinasi pengencer lainyan.","PeriodicalId":33136,"journal":{"name":"Jurnal Sain Peternakan Indonesia","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-06-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"45092510","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
R. Aprilia, L. D. Mahfudz, Dwi Sunarti, S. Kismiati
{"title":"Pemanfaatan Sinbiotik Ekstrak Inulin Umbi Gembili dengan Lactobacillus plantarum terhadap Kualitas Interior Telur Itik Pengging","authors":"R. Aprilia, L. D. Mahfudz, Dwi Sunarti, S. Kismiati","doi":"10.31186/jspi.id.16.2.186-193","DOIUrl":"https://doi.org/10.31186/jspi.id.16.2.186-193","url":null,"abstract":"Tujuan penelitian adalah mengetahui pengaruh penambahan sinbiotik ekstrak inulin umbi gembili (EIUG) dengan lactobacillus plantarum terhadap kualitas interior telur itik Pengging. Materi yang digunakan 100 ekor itik Pengging betina tua berumur 75 minggu bobot badan rata-rata 1.467 90,86 g. Rancangan yang digunakan Rancangan Acak Lengkap 4 perlakuan dan 5 ulangan. Perlakuan adalah T0 = pakan kontrol, T1 = pakan kontrol + sinbiotik 1,0% = 1,5 ml/150 g ransum, T2 = pakan kontrol + sinbiotik 1,5 % = 2,25 ml/150 g ransum, T3 = pakan kontrol + sinbiotik 2,0 % = 3 ml/150 g ransum. Parameter yang diamati indeks kuning telur, haugh unit, warna kuning telur dan pH putih telur. Data dianalisis menggunakan analisis ragam dengan uji F. Hasil penelitian menunjukkan penambahan sinbiotik tidak berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap kualitas interior telur meliputi, indeks kuning telur, haugh unit, warna kuning telur dan pH putih telur. Kesimpulan penelitian ini adalah pemanfaatan sinbiotik dari EIUG dengan bakteri Lactobaillus plantarum sampai level 2% = 3 ml/150 g ransum tidak efektif, karena ternak itik Pengging umurnya sudah tua sehingga tidak mampu meningkatkan Indeks Kuning Telur, Haugh Unit, Warna Kuning Telur dan pH putih telur.","PeriodicalId":33136,"journal":{"name":"Jurnal Sain Peternakan Indonesia","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-06-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"45546530","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Pengelolaan Sumber Daya Genetik Kambing sebagai Potensi Biologik dan Nilai Ekonomi","authors":"S. Rusdiana, U. Adiati","doi":"10.31186/jspi.id.16.2.222-227","DOIUrl":"https://doi.org/10.31186/jspi.id.16.2.222-227","url":null,"abstract":"Tujuan penelitian untuk mengetahui pengelolaan sumber daya genetik kambing sebagai potensi biologik dan nilai ekonomi. Penelitian dilakukan di kandang percobaan Ciawi-Bogor 2018. Penelitian menggunakan kambing PE 35 ekor, betina 30 ekor dan jantan 5 ekor. Kambing AN 35 ekor, betina 30 ekor dan jantan 5 ekor. Metoda analisa data dilakukan secara deskriprif, kuantitatif dan analisis ekonomi. Hasil penelitian menunjukkan, rata-rata bobot badan kawin kambing betina PE s 40,71±9,94 kg dan kambing betina AN43,10±12,13 kg. Rata-rata bobot badan kambing betina PEsetelah beranak 41,84±9,18 kg dan rata-rata bobot badan kambing betina AN setelah beranak 42,81±9,42kg. Produksi anak kambing jantan PE 26,48%. Sedangkan anak kambing betina PE 22,22%. Anak kambing jantan AN 28,79%, sedangkan anak kambing betina AN 24,24%. Keuntungan dari usaha kambing PE Rp.17.730.000/tahun R/C 1,52. Keuntunagn dari usaha kambing AN Rp.16.126.670/tahun R/C 1,44. Kambing PE dan kambing AN dapat dipelihara selama >5 tahun, kambing PE dan AN dapat berproduksi susu dan daging serta dapat beranak 2 kali dalam 1.5 tahun, dan secara ekonomi usaha kambing layak diusahakan.","PeriodicalId":33136,"journal":{"name":"Jurnal Sain Peternakan Indonesia","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-06-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"48696743","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Efek Perbedaan Dataran terhadap Kualitas Litter Closed House Ayam Broiler","authors":"A. S. Hasibuan, L. .. Mahfudz, T. A. Sarjana","doi":"10.31186/jspi.id.16.2.171-179","DOIUrl":"https://doi.org/10.31186/jspi.id.16.2.171-179","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji efek ketinggian dataran yang berbeda terhadap kualitas litter ayam broiler yang dipelihara pada kandang closed house . Materi yang digunakan adalah peternakan ayam broiler yang dipelihara di kandang closed house pada dataran tinggi, sedang dan rendah dengan standard operation procedure (SOP) yang sama. Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan 3 perlakuan dan 8 ulangan. Perlakuan yang diberikan yaitu: kandang di dataran rendah 0-400 Mdpl (Meter di atas permukaan laut) (T1), kandang di dataran sedang 400-700 Mdpl (Meter di atas permukaan laut) (T2), dan kandang di dataran tinggi >700 Mdpl (Meter di atas permukaan laut) (T3). Parameter yang diuji meliputi kadar amonia, kadar air, suhu dan pH litter, serta footpad dermatitis (FPD). Data diolah dengan analisis ragam dengan uji F pada taraf signifikansi 5%, apabila ada pengaruh perlakuan diuji lanjut dengan uji wilayah ganda Duncan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perbedaan dataran berpengaruh nyata (P 0,05). Perbedaan dataran berpengaruh nyata (P 0,05) terhadap kadar amonia litter dan FPD pada umur 28 hari. Simpulan dari penelitian ini adalah kualitas litter paling buruk berada pada dataran tinggi sedangkan paling baik pada dataran rendah dilihat dari beberapa aspek yaitu kadar amonia, kadar air, pH dan FPD pada ayam broiler.","PeriodicalId":33136,"journal":{"name":"Jurnal Sain Peternakan Indonesia","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-06-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"43766704","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
E. Triyannanto, S. Rahmatulloh, D. Astuti, T. W. Putra, H. I. Diqna, S. Fauziah
{"title":"Pengaruh Perbedaan Kemasan Primer pada Kualitas Fisik-Kimia, Mikrobiologi serta Sensoris Daging Ayam Frozen Utuh pada Suhu-18°C","authors":"E. Triyannanto, S. Rahmatulloh, D. Astuti, T. W. Putra, H. I. Diqna, S. Fauziah","doi":"10.31186/jspi.id.16.2.123-129","DOIUrl":"https://doi.org/10.31186/jspi.id.16.2.123-129","url":null,"abstract":"Daging ayam adalah bahan pangan yang bernilai gizi tinggi yang memerlukan waktu simpan panjang melalui inovasi kemasan. Usaha untuk meningkatkan kualitas daging ayam dilakukan melalui perlakuan pengemasan primer untuk mengurangi kerusakan produk daging. Percobaan ini dilakukan untuk mempelajari pengaruh perbedaan ketebalan kemasan primer terhadap mutu fisik-kimia, mikrobiologi, serta sensoris daging ayam beku utuh pada -18°C. Penggunaan 3 ketebalan plastik primer berbeda yakni T1 (65 µm), T2 (75 µm), dan T3 (105 µm). Hasil penelitian menunjukkan parameter uji fisik tidak berbeda nyata (P>0,05), nilai pH berkisar antara 5,78-6,08; daya ikat air 36,28-38,44%; susut masak 100,29-270,3%; dan keempukan 1,3-2,9 mm/ 50 gr. Analisis proksimat secara rata-rata menunjukkan bahwa komposisi kimia air T1-T3 berkisar pada 73,4-74,2%; protein 16,3-22,4%; lemak 3,9-6,06%; serta kolagen 1,32-1,98%. Protein dan lemak dalam hal ini tidak berbeda nyata diantara perlakuan (P>0,05). Analisa mikrobiologi menunjukkan nilai 1.4-1,55 × 10 6 CFU. Sedangkan uji sensoris menunjukkan nilai uji rasa sebesar 1,64-2,18; warna 1,91-2,18; tekstur 1,77-2,14; tekstur juicy 1,95-2,09; kekenyalan 1,45-2,36; serta daya terima sebesar 2,00. Keseluruhan parameter sensoris menunjukkan hasil yang tidak berbeda nyata (P>0,05). Data preliminari ini dapat digunakan untuk penelitian lebih lanjut terkait ayam beku utuh.","PeriodicalId":33136,"journal":{"name":"Jurnal Sain Peternakan Indonesia","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-06-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"48809440","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Potensi Bawang Putih (Alium sativum) dan Lactobacillus acidophilus sebagai Sinbiotik untuk Meningkatkan Performans Ayam Broiler","authors":"T. Puspitaningrum, L. D. Mahfudz, M. H. Nasoetion","doi":"10.31186/jspi.id.16.2.210-214","DOIUrl":"https://doi.org/10.31186/jspi.id.16.2.210-214","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji penggunaan kombinasi ekstrak bawang putih ( Alium sativum ) dengan Lactobacillus acidophilus sebagai sinbiotik yang diberikan pada ayam broiler untuk meningkatkan performans ayam broiler. Percobaan dilakukan menggunakan 144 ekor ayam broiler unsexed strain Cobb 500, umur 7 hari dengan bobot awal 218,49±8,87 g. Ransum basal yang digunakan terdiri dari jagung, tepung ikan, bungkil kedelai, dedak, dan premix. Rancangan yang digunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan 3 perlakuan dan 8 ulangan. Setiap unit percobaan terdiri dari 6 ekor ayam broiler. Data dianalisis ragam (ANOVA) dengan uji F untuk mengetahui pengaruh perlakuan. Apabila terdapat pengaruh perlakuan nyata dilanjutkan uji berjarak Duncan. Perlakuan yang diberikan yaitu T0=(ransum basal), T1= (ransum basal + sinbiotik 2 ml/kg), T2= (ransum basal + sinbiotik 4 ml/kgParameter yaitu; konsumsi ransum, pertambahan bobot badan (PBB), dan konversi ransum. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan 4ml sinbiotik (T2) kombinasi bawang putih ( Alium sativum ) dan Lactobacillus acidophilus dalam ransum dapat meningkatkan konsumsi ransum dan PBB, sementara konversi ransum semakin menurun (P<0,05). Dapat disimpulkan bahwa penambahan 4ml (T2) sinbiotik dari kombinasi ekstrak bawang putih dan Lactobacillus acidophilus meningkatkan performans ayam broiler.","PeriodicalId":33136,"journal":{"name":"Jurnal Sain Peternakan Indonesia","volume":"163 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-06-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"41299860","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Penggunaan Tepung Azolla (Azolla microphylla) dalam Ransum terhadap Organ Pencernaan Ayam Kampung Super","authors":"B. Herlina, R. Novita","doi":"10.31186/jspi.id.16.2.215-221","DOIUrl":"https://doi.org/10.31186/jspi.id.16.2.215-221","url":null,"abstract":"Penelitian tersebut memiliki tujuan untuk mengetahui Penggunaan Tepung Azolla microphylla dalam Ransum Terhadap Organ Pencernaan Ayam Kampung Super. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Universitas Musi Rawas Kota Lubuklinggau dari bulan Maret sampai dengan Mei 2020. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode Eksperimental dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang disusun secara non faktorial, terdiri dari 6 taraf perlakuan dengan 4 kali ulangan sehingga diperoleh 24 unit percobaan, setiap unit percobaan (tiap kandang) diisi 3 ekor ayam kampung super. Sehingga pada penelitian ini diperlukan 72 ekor ayam kampung super (DOC). Adapun perlakuan dalam penelitian ini yaitu : 1) P0 = 100% pakan tanpa Azolla, 2) P1 = 20/o Tepung Azolla microphylla dalam Ransum, 3) P2 = 40/o Tepung Azolla microphylla dalam Ransum, 4) P3 = 6% Tepung Azolla microphylla dalam Ransum, 5) P4 = 8% Tepung Azolla microphylla dalam Ransum, 6) P5 = 10% Tepung Azolla microphylla dalam Ransum. Dari hasil analisis data secara statistik diketahui bahwa Pengunaan Tepung Azolla microphylla dalam Ransum terhadap Organ Pencernaan Ayam Kampung Super memberikan pengaruh tidak nyata.","PeriodicalId":33136,"journal":{"name":"Jurnal Sain Peternakan Indonesia","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-06-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"46170000","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
H. Khasanah, D. Silaban, A. Priyono, A. Dinar, L. Nashrullah, G. Syaikhullah
{"title":"Review: Strategi Praktis Penanganan Egg Drop Syndrome pada Ayam Petelur","authors":"H. Khasanah, D. Silaban, A. Priyono, A. Dinar, L. Nashrullah, G. Syaikhullah","doi":"10.31186/jspi.id.16.2.202-209","DOIUrl":"https://doi.org/10.31186/jspi.id.16.2.202-209","url":null,"abstract":"Usaha unggas petelur merupakan usaha yang prospektif karena dapat memenuhi kebutuhan protein hewani dari telur. Rata-rata konsumsi telur adalah 2.152 kg per kapita per minggu. Prospek bisnis yang menjanjikan tersebut tidak dibarengi dengan peningkatan produktivitas ayam petelur. Kondisi tidak normal seperti kasus penyakit unggas akan menjerumuskan pasokan telur hingga turun. Salah satu penyakit yang cukup populer pada unggas petelur adalah Egg Drop Syndrome (EDS). Kajian ini bertujuan untuk mengkaji strategi penanganan EDS pada unggas petelur untuk mencegah penurunan produksi telur. Metode penulisan melalui studi pustaka. Beberapa strategi yang dapat dilakukan peternak untuk mencegah EDS adalah vaksinasi, menjaga sanitasi dan kebersihan lahan tambak, termasuk biosekuriti, dan menggunakan tumbuhan sebagai aditif pakan.","PeriodicalId":33136,"journal":{"name":"Jurnal Sain Peternakan Indonesia","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-06-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"43936931","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Penambahan Nukleotida pada Ransum Broiler yang Dipelihara pada Suhu Lingkungan Berbeda terhadap Performa Organ Imunitas","authors":"R. L. Hakim, L. D. Mahfudz, R. Muryani","doi":"10.31186/jspi.id.16.2.164-170","DOIUrl":"https://doi.org/10.31186/jspi.id.16.2.164-170","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji performa organ imunitas akibat penambahan nukleotida pada ransum ayam broiler yang dipelihara pada kondisi suhu lingkungan yang berbeda. Materi yang digunakan yaitu 165 ekor ayam broiler unsexed berumur 15 hari dengan bobot rata-rata 462,20±9 g (CV 3,95%). Rancangan yang digunakan yaitu rancangan acak lengkap pola faktorial 3×3 dengan 5 ulangan. Faktor utama yaitu penambahan nukleotida, T0= 0g/kg pakan, T1= 0,5g/kg pakan dan T2= 1g/kg pakan, dan faktor kedua yaitu suhu lingkungan, S1=32±1°C, S2=23±1°C dan S3=24 – 34°C. Parameter yang diamati berupa ukuran bobot relatif organ imunitas yaitu bursa fabricius, timus, dan limpa. Data yang diperoleh dianalisis ragam dengan uji F pada taraf 5% untuk mengetahui pengaruh perlakuan. Apabila terdapat pengaruh perlakuan yang nyata dilanjutkan dengan uji beda wilayah ganda Duncan. Hasil penelitian menunjukan tidak adanya (P>0,05) pengaruh interaksi antara suhu lingkungan dengan pemberian level nukleotida. Kondisi suhu lingkungan yang nyamaan berpengaruh nyata (P<0,05) meningkatnya bobot relatif timus, tetapi suhu lingkungan yang panas menurunkan bobot relatif timus dan bursa serta meningkatkan bobot relatif limpa. Simpulan dari penelitian ini adalah pemeliharaan pada suhu lingkungan nyaman mendukung performa organ imunitas dan suhu lingkungan panas menghambat performa organ imunitas.","PeriodicalId":33136,"journal":{"name":"Jurnal Sain Peternakan Indonesia","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-06-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"48523852","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}