{"title":"Features and themes of poetry in KOPI (komunitas puisi Indonesia) facebook group","authors":"S. Santoso, Indri Wahyuni, Wayan Artika","doi":"10.22219/KEMBARA.V7I1.15845","DOIUrl":"https://doi.org/10.22219/KEMBARA.V7I1.15845","url":null,"abstract":"Going along with the development of technology, literary disciplines also have been developing. Cyber literature becomes popular in this digitalization era which explores the existence of the internet as the medium. One of the large cyber literary communities on Facebook is KOPI (Komunitas Puisi Indonesia) with 64 thousand members. Due to the insufficient research analyzing poetry in the Facebook group, this research analyzed the features of poetry and the themes of poetry in KOPI (Komunitas Puisi Indonesia). Descriptive and qualitative approaches were used in this research. Observation and documentation were used as the techniques in data collecting. The observation was done by reviewing the group’s situation and the documentation is done by reviewing the poetry collections that had been uploaded in this research from the beginning until the middle of February 2021. The data analysis techniques used Miles and Huberman techniques which include: (1) data reduction, (2) data serving, and (3) conclusion/verification withdrawal. The results of this research showed that the dominant poetry features were image illustration and the themes that were used by KOPI group members in writing poetry included the physical themes, moral themes, social themes, egoic themes, divine themes. Physical theme with the most widely used type of love. It can be concluded that the physical theme with the type of “love” is the choice of the theme that the author most favors.","PeriodicalId":328065,"journal":{"name":"KEMBARA Journal of Scientific Language Literature and Teaching","volume":"81 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-04-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"124455860","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Mitos kecantikan dan fenomena hijrah dalam novel Metropop Belok Kiri Langsing karya Achi TM","authors":"Tania Intan","doi":"10.22219/KEMBARA.V7I1.15614","DOIUrl":"https://doi.org/10.22219/KEMBARA.V7I1.15614","url":null,"abstract":"Ideologi patriarki mengintimidasi perempuan dengan jalan yang terorganisir melalui berbagai bidang kehidupan, termasuk cara mendefinisikan konsep ‘cantik’. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap bentuk-bentuk mitos kecantikan, cara kerja, dan dampaknya pada perempuan, serta fenomena hijrah, sebagai tema sekunder, yang ditampilkan di dalam novel metropop Belok Kiri Langsing (2020) karya Achi TM. Penelitian ini menerapkan metode deskriptif, sedangkan pendekatan yang digunakan adalah kritik sastra feminis. Data berupa kata, frasa, dan kalimat dikumpulkan dengan teknik simak catat setelah melalui pembacaan tertutup. Data selanjutnya dikategorisasi, diinterpretasi, dan dianalisis dengan teori-teori yang relevan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mitos kecantikan diciptakan oleh patriarki untuk mengontrol tubuh perempuan. Mitos kecantikan dapat menguat dalam masyarakat, selain karena selalu disosialisasikan, juga karena ambivalensi karakter perempuan yang tidak puas dengan tubuhnya. Mitos kecantikan pun membawa dampak pada imaji ideal perempuan, pelecehan tubuh, dan kompetisi intraseksual, yang membuatnya terus menerus terdiskriminasi dan terobsesi pada tubuh. Sementara itu, fenomena hijrah secara tidak langsung melahirkan mitos kecantikan baru berupa standar ‘perempuan islami’. Dari penelitian ini, terungkap adanya persepsi masyarakat patriarkis yang tidak utuh tentang idealisasi perempuan dan tubuhnya. Kecantikan fisik berupa tubuh langsing yang disosialisasikan sebagai sesuatu yang ideal tidak seharusnya mengikat dan menyudutkan perempuan.","PeriodicalId":328065,"journal":{"name":"KEMBARA Journal of Scientific Language Literature and Teaching","volume":"8 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-04-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"124010800","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Dwifungsi tuturan oposisi dalam masyarakat bersosiokultur Jawa","authors":"Fauzan Fauzan","doi":"10.22219/KEMBARA.V7I1.16407","DOIUrl":"https://doi.org/10.22219/KEMBARA.V7I1.16407","url":null,"abstract":"Kemunculan tindak tutur oposisi dalam wacana rembuk desa tidak terhindarkan, bahkan dalam tataran tertentu menghasilkan dwifungsi tuturan oposisi. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan fungsi tuturan oposisi dan daya pragmatik tuturan oposisi dalam rembuk desa. Sesuai dengan tujuan tersebut, penelitian ini adalah ethno-pragmatics study yang dilaksanakan di sebuah kelurahan di kota Malang, Jawa Timur, Indonesia. Dihadiri oleh kurang lebih 30 orang warga pada tingkat RW dan 50 perwakilan warga dalam rapat Rencana Pengembangan Desa, rembuk desa ini dilaksanakan selama 120 menit, dan peneliti menjadi partisipan observer sebagai unsur akademisi dengan institusi berlokasi pada kelurahan tersebut. Data yang diperoleh selama observasi didokumentasikan dalam bentuk audiovisual yang ditranskripsikan dan dicatat dalam bentuk fieldnote untuk dianalisis sesuai dengan metode padan dan agih. Untuk melengkapi data, interview dilakukan secara mendalam. Temuan dari penelitian ini adalah adanya dwifungsi tuturan oposisi yang meliputi (1) tindak tutur oposisi menolak sekaligus mengeluh, (2) tindak tutur oposisi menolak sekaligus membentak, (3) tindak tutur oposisi menuntut sekaligus membentak, dan (4) tindak tutur oposisi menuntut sekaligus menyindir. Sementara itu, daya pragmatik yang muncul sebagai akibat munculnya dwifungsi tuturan oposisi meliputi (1) melaksanakan, (2) menyetujui (3) membujuk, (4) menggerutu, (5) menyanggah dan (6) berkonfrontasi. Kedua temuan tersebut menunjukkan bahwa ada pergeseran nilai dalam sosiokultural Jawa. Akan tetapi, pergeseran tersebut masih memperhatikan empan papan dan tidak berlaku sepenuhnya. Pemahaman terhadap pergeseran pola komunikasi masyarakat Jawa beserta pola tindak tutur oposisi ini dapat berimplikasi terhadap upaya meminimalisasi terjadinya konflik dalam tuturan.","PeriodicalId":328065,"journal":{"name":"KEMBARA Journal of Scientific Language Literature and Teaching","volume":"29 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-04-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"127897044","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Anak Agung Ayu Dian Andriyani, I. Santika, Yusuf Muflikh Raharjo
{"title":"Daya tindak perlokusi pengguna instagram dalam unggahan bertema Covid-19","authors":"Anak Agung Ayu Dian Andriyani, I. Santika, Yusuf Muflikh Raharjo","doi":"10.22219/KEMBARA.V7I1.15543","DOIUrl":"https://doi.org/10.22219/KEMBARA.V7I1.15543","url":null,"abstract":"Tindak perlokusi merupakan respons dari mitra tutur akibat adanya suatu tindakan. Artinya hasil tindakan seseorang memungkinkan adanya daya pengaruh terhadap mitra tutur. Penelitian ini bertujuan menemukan makna tindak perlokusi followers terhadap hasil unggahan bertema Covid-19 milik akun Kemenkes_ri. Sumber data penelitian bukan berasal dari dialog natural peserta tutur yang bersifat semuka, melainkan pertemuan maya melalui teknologi digital di media sosial yaitu, instagram. Data primer yang digunakan adalah respons para followers terhadap hasil unggahan dari Kemenkes-ri. Penelitian ini menggunakan metode simak bebas libat cakap dengan teknik pengumpulan data yaitu, mendokumentasi, membaca, dan mencatat setiap komentar hasil unggahan pemilik akun @kemenkes_ri bertemakan Covid 19 selama 6 bulan. Pendekatan padan pragmatik untuk menganalisis data yang telah diklasifikasikan guna mengelompokkan data berupa teks yang mengandung daya perlokusi. Metode analisis data adalah metode padan pragmatik didukung oleh konteks situasi. Hasil penelitian menemukan dua jenis respons baik positif maupun negatif dengan makna tindak perlokusi sangat bervariasi. Respons positif bentuk (1) apresiasi, (2) dukungan serta (3) harapan terhadap kebijakan dan kegiatan pemerintah, sedangkan respons negatif mengandung (1) kekecewaan, (2) kemarahan, (3) kekesalan, (4) pertanyaan rasa kurang percaya terhadap kebijakan pemerintah dalam menangani Covid-19 di Indonesia. Berbagai respons terlihat mewakili aspirasi rakyat kepada pemerintah untuk lebih sigap dalam menangani kasus Covid-19 di Indonesia.","PeriodicalId":328065,"journal":{"name":"KEMBARA Journal of Scientific Language Literature and Teaching","volume":"32 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-04-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"126392078","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Struktur kalimat interogatif bahasa Jawa pada film “Tilik” karya Wahyu Agung Prasetyo: Analisis X-Bar","authors":"Habib Habib, Regita Sekar Arrum, Jemima Jannah Darla Putri, S. Sumarlam","doi":"10.22219/KEMBARA.V7I1.15935","DOIUrl":"https://doi.org/10.22219/KEMBARA.V7I1.15935","url":null,"abstract":"Kalimat interogatif bertujuan untuk mengharapkan adanya jawaban secara verbal. Penerapan interogatif dalam bahasa Jawa (BJ) bersifat umum, namun struktur sintaksisnya berbeda dengan bahasa lain. Konsep yang ditekankan dalam BJ adalah perubahan peran dan adanya komplemen dalam bentuk strukturalnya. Artikel ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menyusun struktur kalimat tanya dengan teori X-Bar. Data yang digunakan berupa tuturan interogatif tokoh dalam film pendek berjudul “Tilik” karya Wahyu Agung Prasetyo. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik observasi dan catat. Data diidentifikasi dan diklasifikasikan ke dalam jenis kalimat interogatif dan dianalisis dengan menerapkan teori X-Bar. Hasil penelitian menunjukkan (1) pertanyaan ya-tidak dan pertanyaan penyugguhan memiliki karakter total dengan pola FI absolut. Hal ini disebabkan karena jenis pertanyaan ya-tidak dan pertanyaan aktual memiliki kesamaan yaitu meminta pembenaran dari mitra tutur. (2) Jenis interogatif meminta jawaban suatu unsur, menanyakan alasan, dan meminta pendapat tersebar sebagian dengan pola pendistribusian pada FPm dan FI. Secara mutlak interogatif meminta pendapat berada pada pola FPm dengan ciri FPm Spesifier FP berada di awal kalimat. Ketiga jenis pertanyaan tersebut memiliki karakter parsial disebabkan karena penutur hanya menekankan pada bagian yang penting namun dapat mewakili keseluruhan pertanyaan. Berdasarkan hasil temuan tersebut, dapat disimpulkan bahwa penggunaan interogatif dalam film “Tilik” terdiri dari bentuk parsial dan total yang terdistribusikan dengan pola X-Bar FPm+Spes+I+Komp dan I+Spes+Komp.","PeriodicalId":328065,"journal":{"name":"KEMBARA Journal of Scientific Language Literature and Teaching","volume":"258 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-04-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"132048309","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
A. Basid, Argha Zidan Arzaqi, Ali Makhfud Afiyanto
{"title":"Case grammar in film “the Professor and the Madman” based on Charles J. Fillmore’s Perspective","authors":"A. Basid, Argha Zidan Arzaqi, Ali Makhfud Afiyanto","doi":"10.22219/KEMBARA.V7I1.15870","DOIUrl":"https://doi.org/10.22219/KEMBARA.V7I1.15870","url":null,"abstract":"The sentences spoken by the actors in the dialogue contained in the film “the Professor and the Madman” consist of a variety of structures that form a grammatical construction, so that the sentences can be understood and the dialogue can run well and smoothly. In the context of Charles J. Fillmore’s case grammar, the various structures that form a grammatical construction in a sentence are called modality and proposition. In a line with that background, the purposes of the research are: (1) to reveal the modality in film “the Professor and the Madman” based on the perspective of Charles J. Fillmore; (2) to describe the proposition in film “the Professor and the Madman” based on the perspective of Charles J. Fillmore. This research is qualitative, descriptive and literary research. The data source in this research is film “the Professor and the Madman” directed by P.B. Shemran. The data collection techniques in this research use watching, reading-listening and taking note. The data analysis techniques consist of three stages, namely: (1) choosing and classifying data based on modality and its forms; and proposition and its forms; (2) illustrating and writing down case grammar elements and their forms on the table, explaining them sequentially and interpreting them based on Charles J. Fillmore’s perspective; and (3) conducting the induction of interpretation summary to obtain substantive and formative conclusions. The results are: (1) modality has types, including tense: past, present and future; mode: desiderative, imperative, indicative, and interrogative; negation: no and not; adverb: frequency, manner, degree, quantity, and explanatory; (2) there are several types of proposition. They are agentive case (A): first personal pronoun, second pronoun, and third pronoun; experiential case (E): verb (basic) and verb (modal); instrumental case (I): noun and sense; objective case (O): human and thing; source case (S): noun phrase and noun; goal case (G): human and place; locative case (L): area, part of house, and office; time case (T): part of the day, year, and century; collateral case (C): with + noun; and benefactive case: for + noun. Based on the results of this research, it can be concluded that if a sentence is viewed from the case grammar theory, then it must have an inner structure consisting of modality and or proposition. Modality and proposition consist of types and each of types has the various forms.","PeriodicalId":328065,"journal":{"name":"KEMBARA Journal of Scientific Language Literature and Teaching","volume":"8 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-04-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"116776059","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Pendidikan karakter dalam film animasi Riko The Series produksi garis sepuluh","authors":"Rizqy Dwi Rahmayanti, Yarno Yarno, R. Hermoyo","doi":"10.22219/kembara.v7i1.15139","DOIUrl":"https://doi.org/10.22219/kembara.v7i1.15139","url":null,"abstract":"Penguatan karakter sangat penting bagi anak-anak karena ini merupakan peletakan pondasi karakter yang mampu membawa anak tumbuh dengan baik di masa depan. Penelitian ini bertujuan menganalisis, dan mendeskripsikan nilai-nilai pendidikan karakter dalam film animasi Riko The Series produksi Garis Sepuluh. Penelitian deskriptif kualitatif ini menggunakan teknik analisis konten atau isi (content analysis). Sumber data dalam penelitian ini berupa film animasi Riko The Series Produksi Garis Sepuluh yang ditayangkan di platform Youtube. Data dalam penelitian ini berupa kata, frasa, kalimat, dan adegan tokoh. Data dikumpulkan dengan teknik simak catat. Analisis data menggunakan konsep Miles dan Huberman dengan tiga tahap. Pertama, reduksi data yang meliputi langkah menyeleksi, meringkas, dan mengklasifikasi data. Kedua, penyajian data sesuai dengan klasifikasi fokus penelitian. Ketiga, pembuatan simpulan berdasarkan data yang telah dikumpulkan sesuai dengan fokus penelitian. Hasil analisis menunjukkan bahwa Riko memiliki karakter unggul atau baik (good character). Karakter tersebut meliputi (1) religius, (2) rasa ingin tahu tinggi, (3) kerja keras, (4) kreatif, (5) mandiri, (6) menghargai prestasi, dan (7) tanggung jawab. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa karakter-karakter unggul tersebut bisa digunakan untuk penguatan pendidikan karakter bagi anak di masa pandemi Covid-19. Diperlukan proses panjang, pengetahuan, contoh, praktik, dan pembiasaan dalam proses penguatan karakter.","PeriodicalId":328065,"journal":{"name":"KEMBARA Journal of Scientific Language Literature and Teaching","volume":"10 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-04-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"124491311","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Pengembangan model buku ajar digital keterampilan menyimak berdasarkan pendekatan autentik","authors":"Handrianus Dwianot Momang","doi":"10.22219/KEMBARA.V7I1.16202","DOIUrl":"https://doi.org/10.22219/KEMBARA.V7I1.16202","url":null,"abstract":"Kebutuhan pembelajaran keterampilan menyimak di kelas umumnya mengarah pada kebutuhan akan buku ajar yang mengakomodasi materi, tugas dan penilaian. Situasi ini memungkinkan peneliti untuk mengembangkan buku ajar menyimak dengan pendekatan autentik. Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan model buku ajar keterampilan menyimak berdasarkan pendekatan autentik. Penelitian ini termasuk dalam desain penelitian pengembangan. Adapun langkah-langkah pengembangan terdiri dari (1) analisis kebutuhan pembelajaran, (2) desain produk, (3) penilaian ahli, (4) revisi berdasarkan hasil penilaian ahli, (5) uji coba lapangan, (6) revisi produk final. Teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti terdiri dari observasi, studi dokumen, wawancara dan angket. Hasil penelitian menunjukan bahwa (1) Pembelajaran Keterampilan Menyimak membutuhkan buku ajar yang mengakomodasi tujuan pembelajaran, materi ajar, tugas, penilaian dan media yang dapat digunakan secara mandiri; (2) desain produk yang dikembangkan mengacu anatomi buku ajar, dan pendekatan autentik serta menggunakan bantuan aplikasi flipbook maker; (3) hasil penilaian ahli isi dan ahli media terhadap produk yang dikembangkan masuk dalam kategori “sangat baik” dengan rerata 3,62 dari penilaian ahli isi, dan rerata 3,83 dari penilaian ahli media (4) revisi produk dari penilaian ahli isi mengarah pada kesalahan penggunaan ejaan, sedangkan revisi produk dari penilaian ahli media mengarah pada pengaturan kontrol audio; (5) hasil uji coba lapangan pada mahasiswa berada dalam kategori “sangat baik”, dengan perolehan nilai rata-rata sebesar 3,4; (6) revisi produk berdasarkan uji coba lapangan mengarah pada penggunaan gambar sampul dan variasi warna dalam buku ajar. Berdasarkan hasil yang diperoleh, peneliti menyimpulkan bahwa produk penelitian ini layak dan dapat digunakan sebagai alternatif buku ajar dalam pembelajaran keterampilan menyimak.","PeriodicalId":328065,"journal":{"name":"KEMBARA Journal of Scientific Language Literature and Teaching","volume":"94 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-04-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"131569480","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Gaya kebahasaan Rahmat Djoko Pradopo dalam antologi “Geguritan Abang Mbranang”","authors":"B. Setyawan, Kundharu Saddhono","doi":"10.22219/KEMBARA.V6I2.13618","DOIUrl":"https://doi.org/10.22219/KEMBARA.V6I2.13618","url":null,"abstract":"Geguritan merupakan salah satu karya sastra Jawa yang memiliki keunikan dalam aspek kebahasaan. Hal ini tidak terlepas dari gaya kebahasaan masing-masing pengarang yang berbeda-beda. Hal tersebut menjadi salah satu objek yang menarik untuk dikaji menjadi sebuah penelitian khususnya tentang gaya bahasa dengan pendekatan stilistika. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menjelaskan ciri khas kepengarangan Rahmat Djoko Pradopo dalam antologi Geguritan Abang Mbranang. Pendekatan yang digunakan adalah stilistika, yaitu suatu ilmu yang membahas mengenai gaya bahasa dalam karya sastra. Sumber data penelitian diambil dari teks geguritan dalam antologi Geguritan Abang Mbrang yang berjudul Wis Tuwa, Uluk Salame Srengenge, dan Para Mitrane Wengi. Teknik analisis data menggunakan teknik content analysis dan analisis interaktif. Dari hasil analisis ditemukan bahwa dalam antologi tersebut terdapat penggunaan kata kongkret dan kata konotatif untuk mengungkapkan isi dari masing-masing geguritan. Penggunaan bahasa figuratif juga sangat intens. Dalam antologi tersebut ditemukan penggunaan majas (1) personifikasi, (2) simile, (3) metafora, dan (4) hiperbola. Pengarang juga menggunakan citraan untuk memberikan gambaran nyata kepada pembaca, diantaranya adalah citraan (1) pengelihatan, (2) pendengaran, (3) penciuman, dan (4) gerak. Dari sekian gaya bahasa pengarang, dapat diketahui bahwa penggunaan majas personifikasi dan citraan gerak sangat dominan dalam ciri kepengarangan Rahmat Djoko Pradopo terlihat dalam beberapa karyanya yang termuat di antologi Geguritan Abang Mbranang.","PeriodicalId":328065,"journal":{"name":"KEMBARA Journal of Scientific Language Literature and Teaching","volume":"118 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-10-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"121961112","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Pengaruh fish bowl technique terhadap kemampuan menganalisis teks negosiasi siswa kelas X SMA Negeri 1 Tanjungbalai","authors":"Meilina Suryani Sagala, Trisnawati Hutagalung","doi":"10.22219/KEMBARA.V6I2.14014","DOIUrl":"https://doi.org/10.22219/KEMBARA.V6I2.14014","url":null,"abstract":"Fish bowl merupakan proses menyediakan cara kreatif untuk memasukkan publik dalam sebuah diskusi kelompok kecil. Teknik ini dapat membantu membawa transparasi dalam proses pengambilan keputusan dan meningkatkan kepercayaan dan pemahaman. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan pengaruh Fish Bowl Technique Terhadap Kemampuan Menganalisis Teks Negosiasi. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa Kelas X SMA Negeri 1 Tanjungbalai tahun pembelajaran 2019/2020 terdiri dari 8 kelas dengan jumlah siswa 282 orang. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan teknik purposiv sampling. Sampel yang diambil adalah kelas X IS- 1 berjumlah 35 siswa. Metode dalam penelitian ini adalah metode eksperimen dengan desain one group pre-test post-test. Nilai rata-rata pree-test siswa yaitu sebeleum menerapkan fish bowl technique sebesar 61,79, dengan kategori cukup belum memenuhi KKM, dan nilai rata-rata post-test siswa yaitu sesudah menerapkan fish bowl technique sebesar 81,72, dengan kategori baik sudah memenuhi KKM. Berdasarkan hasil analisis, diperoleh bahwa data berdistribusi normal. Setelah dilakukan perhitungan, perhitungan thitung> ttabel yaitu 5,19>2,032, sehingga hipotesis nihil (Ho) ditolak dan hipotesis alternatif (Ha) diterima. Jadi dapat disimpulkan bahwa fish bowl technique berpengaruh positif terhadap kemampuan menganalisis teks negosiasi siswa kelas X SMA Negeri 1 Tanjungbalai. Oleh karena itu, penerapan fish bowl technique direkomendasikan untuk menjadi salah satu referensi model pembelajaran yang dapat digunakan guru untuk menciptakan variasi pembelajaran dan meningkatkan kemampuan serta hasil belajar siswa.","PeriodicalId":328065,"journal":{"name":"KEMBARA Journal of Scientific Language Literature and Teaching","volume":"176 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-10-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"123764443","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}