{"title":"Media sosial, komunikasi pembangunan, dan munculnya kelompok-kelompok berdaya","authors":"Pajar Hatma Indra Jaya","doi":"10.24198/jkk.v8i2.16469","DOIUrl":"https://doi.org/10.24198/jkk.v8i2.16469","url":null,"abstract":"Setiap tahun pemerintah telah mengeluarkan banyak dana untuk program pemberdayaan masyarakat, namun hasilnya belum banyak memunculkan kelompok-kelompok berdaya, apalagi menurunkan angka kemiskinan. Meskipun demikian di Yogyakarta ada beberapa komunitas yang muncul, tumbuh, dan berkembang dalam kegiatan pemberdayaan masyarakat. Salah satu komunitas berdaya tersebut adalah kelompok Mina Julantoro di Kecamatan Gedungkiwo yang mampu mengelola selokan kotor menjadi destinasi wisata. Penelitian ini bertujuan untuk mencari tahu bagaimana proses munculnya kegiatan pemberdayaan masyarakat di kelompok tersebut. Metode penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif, data dikumpulkan melalui observasi, wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukan bahwa proses muncul dan berkembangnya pemberdayaan di kelompok Mina Julantoro terjadi karena proses peniruan dari video tentang keberhasilan program pengelolaan selokan di Singosaren Bantul yang viral dan menyebar secara cepat di media sosial. Keberhasilan program selokan bersih di Dusun Singosaren Bantul memengaruhi munculnya kegiatan serupa di tempat lain. Media sosial menjadi saluran komunikasi pembangunan dalam penyebaran gagasan positif sehingga memunculkan gerakan masyarakat untuk melakukan peniruan. Proses pemberdayaan melalui media sosial dimulai dengan pendokumentasian dalam bentuk video yang kemudian dikomunikasikan ke masyarakat luas dengan cara diunggah di YouTube dan diviralkan di grup WhatsApp. Tayangan tersebut membuat masyarakat tertarik untuk melihat, berkunjung, belajar, dan meniru. Ketika masyarakat telah mempunyai semangat dan gagasan pembangunan dari media sosial maka penyuluh pembangunan tinggal berperan sebagai enabler (pemungkin) untuk menjadi broker dan menjalankan peran teknis.","PeriodicalId":31891,"journal":{"name":"Jurnal Kajian Komunikasi","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-12-26","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"49397603","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Pengelolaan kecemasan dan ketidakpastian dalam komunikasi mahasiswa di kampus IAIN Pontianak","authors":"Ibrahim Ibrahim","doi":"10.24198/jkk.v8i2.19620","DOIUrl":"https://doi.org/10.24198/jkk.v8i2.19620","url":null,"abstract":"Berada dalam situasi yang baru, berasal dari latar belakang kebudayaan yang berbeda, dan dihadapkan pada satu pengalaman dan harapan tertentu, seringkali memunculkan rasa cemas (kecemasan) dan tidak menentu (ketidak-pastian) dalam komunikasi. Akibatnya pun, seringkali proses komunikasi dan pemaknaan pesan yang mindfulness sulit didapatkan secara maksimal. Karena itu penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengelolaan kecemasan dan ketidak-pastian dalam komunikasi antar mahasiswa Jurusan KPI IAIN Pontianak, terkait dengan proses dan pemaknaan pesan yang mindfulness antarbudaya. Dengan pendekatan kualitatif dan metode deskriptif, peneliti menggunakan lembar korespondensi sebagai teknik utama pengumpulan datanya, didukung dengan FGD dan observasi terhadap proses interaksi antar mahasiswa dalam perkuliahan di kelas. Hasil penelitian ini mendapati bahwa proses komunikasi dan pemaknaan pesan yang mindfulness berdasarkan konsep pengelolaan kecemasan dan ketidakpastian antarbudaya berlaku dalam pengalaman komunikasi mahasiswa IAIN Pontianak. Secara spesifik, kajian ini menemukan; 1) kecemasan dan ketidak-pastian terjadi dalam proses komunikasi dan pemaknaan pesan pada awal-awal pertemuan kelas; 2) proses komunikasi dan pemaknaan pesan dalam situasi cemas dan tidak-pasti berlangsung dalam tahapan-tahapan tertentu; 3) pengelolaan kecemasan dan ketidak-pastian dalam komunikasi mahasiswa dijalankan dalam bentuk penerimaan dan adaptasi, atau penolakan dan menghindari; 4) proses pemaknaan pesan yang mindfulness antarbudaya berlangsung dalam berbagai varian, bahkan sangat beragam mengikuti pengalaman budaya yang berbeda.","PeriodicalId":31891,"journal":{"name":"Jurnal Kajian Komunikasi","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-12-26","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"47020197","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Riris Loisa, G. G. Sukendro, M. G. Yoedtadi, Lusi Savitri, R. Oktavianti
{"title":"Memori kolektif para kontributor berita wilayah pasca konflik dan peliputan keberagaman","authors":"Riris Loisa, G. G. Sukendro, M. G. Yoedtadi, Lusi Savitri, R. Oktavianti","doi":"10.24198/jkk.v8i2.26190","DOIUrl":"https://doi.org/10.24198/jkk.v8i2.26190","url":null,"abstract":"Pemberitaan keberagaman di dalam media konvergen belum banyak dijadikan kajian akademik. Artikel ini, bertujuan untuk membahas tentang pertimbangan para kontributor berita dari wilayah pasca konflik menjalankan tugasnya ketika meliput berita keberagaman untuk diberitakan di dalam media konvergen. Artikel ini merupakan luaran penelitian yang dilakukan dari perspektif teori normatif, dengan metode studi kasus mix-method. Penelitian dilakukan 2 (dua) tahap, tahap pertama berupa analisis isi terhadap berita-berita keberagaman di dalam akun resmi video share YouTube dari 2 (dua) media berita yang paling banyak diakses di Indonesia pada tahun 2018 versi Alexa.com, dilanjutkan dengan wawancara mendalam dengan para jurnalis kontributor media konvergen di wilayah pasca konflik, Ambon dan Aceh. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa berdasarkan analisis isi, berita mengenai keberagaman wilayah pasca konflik di akun resmi YouTube dari kedua media yang diteliti pada tahun 2018 sangat rendah. Sementara dari wawancara mendalam, disimpulkan bahwa salah satu faktor yang melatarbelakangi rendahnya pemberitaan keberagaman tersebut adalah kehati-hatian para jurnalis pasca konflik dalam meliput peristiwa keberagaman dikarenakan memori kolektif traumatis akan dampak konflik dan pemberitaan konflik. Memori kolektif traumatik yang membuahkan kehati-hatian para kontributor di wilayah pasca konflik, patut menjadi pembelajaran bagi para kontributor berita di wilayah lain dalam memberitakan isu keberagaman, agar terhindar dari pengalaman traumatik yang dapat muncul sebagai dampak dari pemberitaan.","PeriodicalId":31891,"journal":{"name":"Jurnal Kajian Komunikasi","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-12-26","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"44371683","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Reaktualisasi mahasiswa diaspora Indonesia dalam menjaga identitas budaya bangsa di Benua Australia","authors":"Joshua Fernando, R. Marta, R. Hidayati","doi":"10.24198/jkk.v8i2.25219","DOIUrl":"https://doi.org/10.24198/jkk.v8i2.25219","url":null,"abstract":"Setiap tahun semakin banyak mahasiswa Indonesia yang memilih untuk melanjutkan pendidikan di luar negeri. Penyebaran mahasiswa Indonesia terjadi hampir di seluruh benua seperti Asia, Amerika, Eropa, dan Australia. Diaspora Indonesia merupakan julukan bagi warga Indonesia yang berada di luar negeri. Penelitian ini bertujuan untuk melihat konstruksi dimensi kultural Hofstede menurut prespektif mahasiswa Indonesia yang melanjutkan studi di Benua Australia. Pengalaman terpenting ketika mahasiswa Indonesia di luar negeri sebagai representatif bangsa atau disebut dengan istilah “diaspora” memasuki wilayah baru, sehingga menjadi tantangan untuk menjaga identitas bangsa dalam berinteraksi dengan kultur baru. Penelitian ini menggunakan metode fenomenologi berdasarkan pengalaman mahasiswa Indonesia selama berkomunikasi dengan sistem di Benua Australia, kemudian menggunakan paradigma dialektis yang merupakan kombinasi kognitif dan intrepretif di elaborasi dengan teori Dimensi Kultural prespektif Hostede. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa sebagai mahasiswa diaspora di Australia dapat mempertahankan dan merefleksikan identitas bangsa dengan baik. Mahasiswa Indonesia juga terus meningkatkan kapasitas diri untuk dapat diterapkan saat mereka kembali di Indonesia guna modal kapasitas untuk membangun bangsa setelah kembali dari studinya di Benua Australia. Rekomendasi penelitian ini mendorong diaspora Indonesia untuk selalu mampu menjaga identitas bangsa dengan baik dan belajar mengenai budaya yang baik dan secara akademik komunikasi lintas budaya bisa menjadi jembatan untuk adaptasi mahasiswa Indonesia selama berada di benua Australia.","PeriodicalId":31891,"journal":{"name":"Jurnal Kajian Komunikasi","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-12-26","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"42922364","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Kunto Adi Wibowo, Detta Rahmawan, Azman Hamdika Syafaat
{"title":"Efikasi politik dan jenjang partisipasi politik pemilih pemula","authors":"Kunto Adi Wibowo, Detta Rahmawan, Azman Hamdika Syafaat","doi":"10.24198/jkk.v8i2.26433","DOIUrl":"https://doi.org/10.24198/jkk.v8i2.26433","url":null,"abstract":"Partisipasi politik pemilih pemula secara teoritis memiliki beragam bentuk dan saluran. Sementara di Indonesia, dalam hal ini Komisi Pemilihan Umum Indonesia memiliki fokus pada peningkatan partisipasi politik electoral terutama pada kelompok pemilih pemula. Terkait dengan hal tersebut, maka penelitian ini melakukan studi mengenai partisipasi politik dari Civic Voluntarism Model (CVM) terutama aspek efikasi politik sebagai prediktor utama partisipasi politik pemilih pemula. Selain itu, penelitian ini juga melakukan penyelidikan terkait jenjang partisipasi dari perspektif risiko, sumber daya, dan fokus intervensi institusi politik di Indonesia. Pengumpulan data dilakukan secara tatap muka dan daring kepada 406 mahasiswa Universitas Padjadjaran dari tanggal 28 Mei 2019 sampai dengan 16 Juli 2019. Setelah pengumpulan data selesai dilakukan, selanjutnya penelitian ini menggunakan analisis regresi mediasi dengan efikasi politik sebagai prediktor dan partisipasi politik secara daring, luring, serta memilih pada pemilu 2019 secara berurutan merupakan mediator dan efek. Hasil penelitian mendemonstrasikan bahwa efikasi politik tidak memprediksi partisipasi memilih secara langsung. Efikasi politik memprediksi partisipasi politik daring, dan partisipasi politik daring selanjutnya memprediksi partisipasi politik luring, namun partisipasi politik luring tidak memprediksi partisipasi memilih pada pemilu 2019. Selanjutnya, isu praktis dan akademis terkait partisipasi politik dan konsolidasi demokrasi didiskusikan dalam bagian akhir dari artikel ini.","PeriodicalId":31891,"journal":{"name":"Jurnal Kajian Komunikasi","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-12-26","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"45313416","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Analisis konvergensi simbolik dalam media sosial youth group terkait kasus COVID-19 di Indonesia","authors":"S. S. Indriani, Ditha Prasanti","doi":"10.24198/jkk.v8i2.27271","DOIUrl":"https://doi.org/10.24198/jkk.v8i2.27271","url":null,"abstract":"Pada awal tahun 2020, Organisasi Kesehatan Dunia mengumumkan COVID-19 sebagai pandemi yang mengejutkan dunia. Virus yang menular dan berbahaya ini melumpuhkan sebagian besar negara di dunia. Paparan media tentang virus menyebabkan berbagai spekulasi dan asumsi tentang virus. Diskusi tentang virus menjadi terhangat yang diperbincangkan oleh berbagai kalangan dalam segala bentuk media massa, termasuk sebuah komunitas dalam media sosial. Sekelompok remaja dalam group WhatsApp bernama Monster Rabbits’ yang juga menjadikan kasus ini sebagai salah satu topik yang selalu diperbincangkan. Tujuan penelitian adalah mengungkapkan tema diskusi mereka, mengungkap rantai tema yang terbentuk dalam kelompok terkait dengan kasus COVID-19, dan untuk mengenali budaya obrolan mereka dalam kelompok. Teori konvergensi simbolik menjadi teori yang relevan untuk mendukung penelitian ini. Penelitian dilakukan dengan pendekatan kualitatif menggunakan metode etnografi virtual. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara offline-online, observasi, dan studi dokumentasi. Hasilnya menunjukkan bahwa tema yang terbentuk adalah tentang kesadaran mereka akan virus. Rantai yang terbentuk dalam percakapan dimulai dengan kasus COVID-19 di mana mereka mendapatkan sebagian besar informasi, perasaan mereka tentang hal itu, dan langkah-langkah untuk mencegah diri mereka sendiri dalam pengananan virus. Bagian terakhir dari diskusi adalah tema-tema yang mengungkap rantai fantasi yang memperdebatkan bagaimana virus dapat muncul di tempat pertama dan menyebar ke seluruh dunia. Budaya obrolan yang ditunjukkan dalam kelompok terdiri dari empat kategori, yaitu; penggunaan bahasa sehari-hari, penggunaan stiker yang difasilitasi oleh aplikasi, penggunaan screen shoot gambar dari situs web lain, dan penggunaan bahasa campuran antara Indonesia dan Inggris.","PeriodicalId":31891,"journal":{"name":"Jurnal Kajian Komunikasi","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-12-26","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"48676273","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Konsep “Parigeuing” dalam konteks kepemimpinan dan komunikasi politik berdasarkan naskah Sunda kuno","authors":"R. Permana, E. Sumarlina, U. Darsa","doi":"10.24198/jkk.v8i2.25671","DOIUrl":"https://doi.org/10.24198/jkk.v8i2.25671","url":null,"abstract":"Pada naskah-naskah Sunda kuno terdapat konsep “parigeuing”. Naskah-naskah yang memuat konsep “Parigeuing” tersebut adalah Amanat Galunggung (AG), Fragmen Carita Parahyangan (FCP), Sanghyang Hayu (SH), dan Sanghyang Siksakanda ‘Ng Karesian (SSK). Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap kearifan lokal kepemimpinan Sunda yang disebut “Parigeuing” yang tertera dalam naskah-naskah Sunda kuno abad ke-16 M. Metode penelitian deskriptif analisis, diimplementasikan untuk mendeskripsikan data yang ada dalam naskah Sunda kuno. Selain itu, digunakan pula metode kajian kritik teks, kajian budaya, dan komunikasi politik, untuk mengkaji dan menganalisis kandungan isi naskah, sesuai dengan bahasan yang berkaitan dengan konsep “Parigeuing” dalam konteks kepemimpinan dan komunikasi politik. Sumber data primer berupa empat buah edisi teks naskah Sunda kuno abad ke-16 M dan terjemahannya dalam Bahasa Indonesia. Hasil yang didapat berkaitan dengan konsep kepemimpinan dan komunikasi politik dari keempat naskah dimaksud, pada dasarnya sejalan. Berdasarkan naskah SH, seorang pemimpin yang ideal harus menjiwai “Tiga Rahasia” yang terdiri dari lima bagian dalam lima belas karakter yang harus terinternalisasi dalam diri seorang pemimpin, dan menjalankan prinsip “Astaguna”. Pemimpin ideal dalam naskah SSK, harus memiliki sifat “Dasa Prasanta”, yang di dalam dirinya sudah melekat karakter kepemimpinan “Pangimbuhning Twah”. Dalam teks naskah FCP, antara ketiganya harus menjiwai karakternya masing-masing. Prebu harus “ngagurat batu”, Rama harus “ngagurat lemah”, dan Resi harus “ngagurat cai”. Selain itu, pemimpin ideal pun harus menjauhi “Opat Paharaman” dan “Catur Buta”. Seluruh karakter pemimpin dalam konsep Parigeuing tersebut dapat diwujudkan dalam komunikasi politik yang efektif dan bernilai.","PeriodicalId":31891,"journal":{"name":"Jurnal Kajian Komunikasi","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-12-26","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"48243870","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Riset aksi partisipatif: Festival kebudayaan menghadapi intoleransi","authors":"Justito Adiprasetio, Andika Vinianto","doi":"10.24198/jkk.v8i1.19914","DOIUrl":"https://doi.org/10.24198/jkk.v8i1.19914","url":null,"abstract":"Indonesia saat ini mengalami ancaman gelombang intoleransi yang memprihatinkan, berbagai fakta lapangan seperti penyerangan tokoh agama, rumah ibadah dan berbagai persekusi, serta studi-studi pendahulu menunjukkan permasalahan tersebut. Mengacu pada strategi yang diterapkan oleh UNESCO, terdapat beberapa hal yang dapat dilakukan untuk melawan gejala intoleransi yaitu dengan meningkatkan pengetahuan melalui pendidikan berbasis multikulturalitas dan pluralisme, peningkatan kesadaran individu dan solusi lokal lain yang bersifat akar rumput. Ketiganya dapat dirangkum melalui pengadaan kegiatan kebudayaan: festival. Festival di berbagai negara, kerapkali digunakan untuk menanamkan nilai-nilai keberagaman: multikulturalisme dan pluralisme. Studi ini dengan menggunakan metodologi riset aksi partisipatif dan dikombinasikan dengan etnografi berupaya untuk menyusun pilot-project festival yang mempromosikan semangat toleransi. Partisipan dari penelitian ini adalah 600 mahasiswa yang berasal dari 5 program studi di Fakultas Ilmu Komunikasi (Fikom), Universitas Padjadjaran, yang sebelumnya telah mendapatkan mata kuliah Komunikasi Lintas Budaya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa festival kebudayaan adalah sarana yang tepat untuk mengembangkan visi multikulturalisme dan pluralisme sekaligus menggeser narasi-narasi esensialisme kebudayaan. Riset ini membuktikan bahwa festival secara spesifik dapat ditargetkan untuk menyebarkan nilai-nilai toleransi, apabila memang partisipannya dilibatkan secara utuh dan berkesinambungan. Keberhasilan penyelenggaraan festival kebudayaan di Fikom menjadi jawaban dan pengejawantahan bahwa sangat mungkin festival-festival sejenis dapat diselenggarakan di tempat lain dengan tujuan yang sama, dan terutama menyasar generasi muda.","PeriodicalId":31891,"journal":{"name":"Jurnal Kajian Komunikasi","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-06-22","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"48225013","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Encep Dulwahab, Yeni Huriyani, Asep Saeful Muhtadi
{"title":"Strategi komunikasi terapeutik dalam pengobatan korban kekerasan seksual","authors":"Encep Dulwahab, Yeni Huriyani, Asep Saeful Muhtadi","doi":"10.24198/jkk.v8i1.21878","DOIUrl":"https://doi.org/10.24198/jkk.v8i1.21878","url":null,"abstract":"Tindak kekerasan seksual setiap tahunnya mengalami peningkatan, baik daerah perkotaan maupun pedesaan, menunjukkan kondisi yang memprihatinkan. Berbagai strategi dilakukan dalam mengatasi kekerasan seksual pada korban agar bisa segera pulih. Strategi yang dipakai di antaranya mempraktikkan komunikasi terapeutik para relawan dan pendamping dalam melakukan rehabilitasi para para korban kekerasan seksual. Dengan menggunakan metode studi kasus, teknik pengumpulan data wawancara mendalam dan observasi, penelitian ini bertujuan untuk mencari tahu tentang strategi komunikasi terapeutik yang dilakukan tim relawan dalam pengobatan korban kekerasan seksual. Penelitian ini menghasilkan beberapa catatan penting mengenai strategi komunikasi terapeutik yang dilakukan tim relawan dan pendamping, yaitu melakukan komunikasi terapeutik secara bertahap kepada korban, dan setiap tahapannya memiliki tindakan-tindakan yang berbeda, namun tetap berkesinambungan antara tindakan yang satu dengan tindakan yang lainnya. Tahap pertama disebut sebagai tahap prapendampingan dengan melakukan penggalian informasi sebanyak-banyakya mengenai kondisi korban. Penggaliannya dilakukan kepada keluarga dan pihak-pihak yang bisa memberikan informasi akurat, dan setelah terkumpul datanya dilakukan klasifikasi korban. Tahap kedua, yaitu pendampingan, yaitu melakukan pendekatan kepada para korban agar korban terbuka dan percaya pada tim relawan. Tim relawan melakukan cara yang persuasif dan empati pada korban. Tahap ketiga, yaitu pasca pendampingan. Pada tahap ini tim terus melakukan komunikasi sebagai bentuk pemantauan terhadap perkembangan para korban kekerasan seksual. Agar tidak terjadi lagi kekerasan seksual, sebaiknya dilakukan keterbukaan dan keberanian dalam berkomunikasi di lingkungan keluarga maupun lingkungan tempat tinggal, sehingga ada keberanian dari anak yang akan atau menjadi korban kekerasan seksual untuk mengungkapkan apa yang dialaminya.","PeriodicalId":31891,"journal":{"name":"Jurnal Kajian Komunikasi","volume":"1 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-06-22","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"42110297","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Media informasi kesehatan reproduksi bagi remaja disabilitas tunagrahita di Jawa Barat","authors":"Yanti Setianti, Hanny Hafiar, Trie Damayanti, Aat Ruchiat Nugraha","doi":"10.24198/jkk.v7i2.22655","DOIUrl":"https://doi.org/10.24198/jkk.v7i2.22655","url":null,"abstract":"Sudah selayaknya kelompok disabilitas diberikan ruang kesetaraan dalam mendapatkan berbagai layanan publik secara optimal, baik kesehatan, pendidikan, dan pekerjaan. Dalam hal pendidikan khususnya, kelompok disabilitas memperoleh jenjang pendidikan pada jalur sekolah luar biasa (SLB) yang terpisah dari pendidikan formal biasa. Kondisi kelompok disabilitas seringkali dimanfaatkan oleh sebagian masyarakat untuk dieksploitasi menjadi objek kriminalisasi, seperti tindak penipuan dan tindak kekerasan seksual. Penelitian ini bertujuan mendapatkan hasil pelaksanaan komunikasi pendidikan berbasis kesehatan reproduksi bagi kelompok disabilitas (tunagrahita) dalam upaya meminimalisir tindak kekerasan seksual bagi remaja tunagrahita di Jawa Barat melalui media komunikasi komik yang dapat diterapkan secara bertahap dan berkelanjutan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif dan kualitatif dengan jenis studi deskriptif dan teknik pengumpulan data melalui penyebaran angket, observasi, dan studi literatur. Responden penelitian ini melibatkan tokoh pendidikan bidang disabilitas dan orang tua siswa disabilitas di wilayah Jawa Barat. Hasil penelitian menunjukkan media komunikasi berupa komik yang dijadikan panduan bagi guru dan orang tua yang memiliki anak disabilitas tunagrahita dapat dipahami karena mengandung informasi mengenai langkah-langkah mengantisipasi penyalahgunaan seksual pada anak-anak disabilitas melalui isi cerita yang warna-warni dan bergambar. Media komik merupakan sarana yang cukup baik sebagai metode penyampaian pesan mengenai kesehatan reproduksi khususnya dalam dunia pendidikan insklusif. Media komunikasi selain komik yang terdapat di kalangan para orang tua dan sekolah sebaiknya perlu ditingkatkan dari sisi kualitas penyampaian informasi yang berupa media audio visual dalam bentuk film.","PeriodicalId":31891,"journal":{"name":"Jurnal Kajian Komunikasi","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-12-23","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"42674481","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}