{"title":"Kajian Tingkat Kebisingan di Kawasan Rumah Sakit RSUD Sidoarjo di Masa Pandemi","authors":"Maritha Nilam Kusuma, Dita Risti Fadhilah","doi":"10.29122/jtl.v23i2.4448","DOIUrl":"https://doi.org/10.29122/jtl.v23i2.4448","url":null,"abstract":"Noise in the hospital has a negative impact on patients. According to the data obtained, the patient category is most affected by high noise levels, namely 31% reporting that elderly men are the most affected, while around 27% indicate that elderly women are the most affected, then 14% think that children are the most affected by noise. The impact can be in the form of reduced sleep time and disruption in the treatment process. Therefore, an analysis of the noise level in the hospital is carried out along with its mitigation as noise management in Sidoarjo Hospital. This noise level measurement was carried out for five days using a Sound Level Meter (SLM) measuring instrument with four sampling points. Then calculate the equivalent noise level (Leq), then calculate the daytime noise level (Ls), and finally do the mapping using Surfer software and recommend noise level mitigation in the hospital. The results showed that the noise level still exceeds the quality standard. On Wednesday, the noise level value is 69.59–76.21 dBA, Thursday 68.7–77 dBA, Friday 68–70.89 dBA, Saturday 72.91–79.68 dBA, and Sunday 70–74.73 dBA. Recommendations for mitigating noise reduction in hospitals are with the planting Durante repens, Casia siamea, Heliconia sp., and Vermenia obtusifolia.\u0000Keywords: Noise, Mitigation, Mapping\u0000ABSTRAK\u0000Kebisingan di rumah sakit memberikan dampak negatif terhadap pasien. Menurut data yang didapatkan kategori pasien yang paling terpengaruh oleh tingginya tingkat kebisingan yaitu 31% melaporkan bahwa pria lanjut usia adalah yang paling terpengaruh, sementara sekitar 27% menunjukkan bahwa wanita lansia adalah yang paling terpengaruh, lalu 14% menganggap bahwa anak-anak adalah yang paling terpengaruh oleh kebisingan. Dampak yang ditimbulkan dapat berupa berkurangnya waktu tidur dan terganggu dalam proses pengobatan. Oleh karena itu, dilakukan analisis tingkat kebisingan di rumah sakit beserta mitigasinya sebagai pengelolaan kebisingan di RSUD Sidoarjo. Pengukuran kebisingan dilakukan selama lima hari menggunakan Sound Level Meter (SLM) dengan empat titik sampling. Selanjutnya mengukur tingkat kebisingan ekuivalen (Leq), tingkat kebisingan siang hari (Ls), dan yang terakhir dilakukan pemetaan menggunakan software Surfer. Hasil dari pemetaan tersebut dapat direkomendasikan mitigasi tingkat kebisingan di rumah sakit. Hasil penelitian menunjukkan pada tanggal 13–17 Mei 2020 tingkat kebisingan 69,59–76,21 dBA, hari Kamis 68,7–77 dBA, hari Jumat 68–70,89 dBA, hari Sabtu 72,91–79,68 dBA, dan hari Minggu 70–74,73 dBA. Hal tersebut menunjukkan bahwa tingkat kebisingan masih melebihi baku mutu. Rekomendasi untuk mitigasi penurunan kebisingan di rumah sakit adalah dengan penanaman pohon Durante repens, Casia siamea, Heliconia sp., dan Vermenia obtusifolia.\u0000Kata kunci: Kebisingan, Pemetaan, Mitigasi","PeriodicalId":31853,"journal":{"name":"Jurnal Sains Teknologi Lingkungan","volume":"22 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-07-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"79002787","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Karakteristik Biobriket dari Kotoran Sapi dengan Kulit Durian","authors":"A. Radityaningrum, B. Harnawan","doi":"10.29122/jtl.v23i2.4730","DOIUrl":"https://doi.org/10.29122/jtl.v23i2.4730","url":null,"abstract":"Cow manure derived biobriquette was an alternative fuel from organic materials. Cow manure contained high calorific value which was potential to be a biobriquette material. Durian bark waste was potential as a mixture material. Variation of material composition affected the biobriquette characteristics. This study aimed to investigate the biobriquette characteristics from the main material of cow manure with the mixture material of durian bark. Total mass of biobriquette materials and adhesive was 43 g, which consisted of cow manure and durian bark (90%) and adhesive material (10%). The material composition was varied in accordance to the percentage of the total mass. Tested parameters were moisture content, ash content, volatile matter, fixed carbon, calorific value, flame duration, and compressive strength value. Biobriquette quality standards were based on the Minister of Energy and Mineral Resources Regulation Number 047 of 2006 and SNI Number 1/6235/2000. Parameters of moisture content, ash content, and calorific value were the parameters that determined the highest quality of biobriquettes. The results showed that the highest quality of biobriquettes met the standards in the Minister of Energy and Mineral Resources Regulation Number 047 of 2006 and SNI Number 1/6235/2000. Biobriquettes with a composition of 20% cow manure, 70% durian skin, and 10% adhesive resulted in the highest quality with 0.90% of water content, 0.38% of ash content, 0.52% of volatile matter, 98.40% of fixed carbon, 4,912.11 Cal/g of the calorific value, and 79 minutes of flaming duration.\u0000Keywords: Biobriquette, Cow manure waste, Durian bark\u0000ABSTRAK\u0000Biobriket kotoran sapi merupakan bahan bakar alternatif yang berasal dari bahan organik. Nilai kalor kotoran sapi yang tinggi berpotensi sebagai bahan biobriket. Sampah kulit durian potensial untuk dijadikan bahan campuran biobriket. Variasi komposisi bahan biobriket berpengaruh terhadap karakteristik biobriket. Penelitian ini bertujuan untuk menginvestigasi karakteristik biobriket dari bahan utama kotoran sapi dengan bahan campuran kulit durian. Total massa kotoran sapi, kulit durian dan perekat untuk pembuatan biobriket adalah 43 gram , dengan komposisi 90% berupa bahan kotoran sapi dan kulit durian, serta 10% merupakan perekat. Komposisi bahan divariasikan sebagai persentase terhadap total massa. Parameter uji pada biobriket meliputi kadar air, kadar abu, volatile matter, fixed carbon, nilai kalor, lama nyala, dan nilai kuat tekan. Kualitas biobriket menggunakan standar berdasarkan Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Nomor 047 Tahun 2006 dan SNI Nomor 1/6235/2000. Parameter uji kadar air, kadar abu, dan nilai kalor menjadi parameter penentu kualitas biobriket terbaik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakteristik terbaik biobriket telah memenuhi standar pada Peraturan Menteri ESDM Nomor 047 Tahun 2006 dan SNI Nomor 1/6235/2000. Biobriket dengan komposisi 20% kotoran sapi, 70% kulit durian, 10% per","PeriodicalId":31853,"journal":{"name":"Jurnal Sains Teknologi Lingkungan","volume":"9 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-07-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"88104804","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Yoga Bangun Nugroho, Anie Yulistyorini, Mujiyono Mujiyono
{"title":"Evaluasi Kinerja Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) PT. Wahana Kreasi Hasil Kencana (WKHK) Tangerang","authors":"Yoga Bangun Nugroho, Anie Yulistyorini, Mujiyono Mujiyono","doi":"10.29122/jtl.v23i2.5108","DOIUrl":"https://doi.org/10.29122/jtl.v23i2.5108","url":null,"abstract":"Industry in Indonesia is currently increasing both in terms of technology and diversity. However, industries ocated near the rivers tends to dispose of their wastewater into the river bodies which causes water pollution. PT. Wahana Kreasi Hasil Kencana (PT KHK) Tangerang is a metal coating industry that produces heavy metal wastewater. The wastewater has been processed in the wastewater treatment plant (WWTP) but has not met the discharge standard yet. The study aims to examine the process performance of wastewater treatment in an existing condition and in the addition of a biochemical oxidation process. The results showed that the existing a lower concentrations of Pb, TSS, Ni, Zn, Cu, BOD, and COD. While the addition of biochemical oxidation process by adding microorganisms (Microplus) revealed high effectivity in decreasing the concentration of the wastewater. The addition of microorganisms into WWTP proved that heavy metal concentration in the effluent was removed. The efficiency of the removal was 78%, 63%, 80%, 61%, 78%, 62% and for Ni, Zn, CN, Cu, Pb, and BOD respectively, but the COD removal was approximately COD 53%. Furthermore, statistical analysis showed that pH has also influenced the removal of BOD and TSS up to 95.3% and 75.6% respectively, while Ni, Zn, Cu, and Pb concentration was not affected by pH.\u0000Keywords: Chemical oxidation, Electroplating, Heavy metals, Wastewater\u0000ABSTRAK\u0000Industri di Indonesia saat ini telah berkembang pesat baik dalam hal teknologi maupun keanekaragamannya. Namun, ada kecenderungan industri yang berlokasi dekat aliran sungai membuang limbah cairnya ke badan sungai sehingga menyebabkan pencemaran. PT. Wahana Kreasi Hasil Kencana (PT WKHK) Tangerang merupakan salah satu industri pelapisan logam yang menghasilkan limbah cair logam berat. Limbah cair logam berat tersebut diolah pada instalasi pengolahan air limbah (IPAL) yang fluennya belum memenuhi baku mutu air limbah. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji proses kinerja pengolahan limbah cair pada IPAL PT WKHK Tangerang pada kondisi eksisting dan dengan penambahan proses pengolahannya. Penambahan proses pengolahan air limbah logam berat yang dilakukan adalah proses oksidasi biokimia. Hasil yang didapatkan dari hasil observasi ini adalah IPAL PT WKHK belum optimal dalam mereduksi konsentrasi Pb, TSS, Ni, Zn, Cu, BOD, dan COD sehingga belum memenuhi baku mutu. Sedangkan penambahan proses pengolahan biologi setelah unit intermediated basin dinilai cukup efektif dalam menurunkan konsentrasi limbah logam berat tersebut. Dibandingkan dengan kondisi eksisting, penambahan proses oksidasi biokimia dapat mereduksi lebih banyak konsentrasi logam berat pada efluen air limbah. Penambahan mikroorganisme pada pengolahan air limbah logam berat terbukti efektif dalam mereduksi konsentrasi dengan efisiensi 78%, 63%, 80%, 61%, 78%, 62% dan untuk parameter Ni, Zn, CN, Cu, Pb, dan BOD, sedangkan reduksi COD sebesar 53%. Analisis statistik menunjukkan adanya pengaruh pH terha","PeriodicalId":31853,"journal":{"name":"Jurnal Sains Teknologi Lingkungan","volume":"84 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-07-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"82069666","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Tanggung Jawab Sosial, Ekonomi, dan Lingkungan PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (PT ITP) melalui Program Reduce, Reuse, Recycle, dan Recovery Kantong Semen","authors":"Erna Lestianingrum, Nobon Nobon, Teguh Ariyanto","doi":"10.29122/jtl.v23i2.5279","DOIUrl":"https://doi.org/10.29122/jtl.v23i2.5279","url":null,"abstract":"PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (PT ITP) Unit Palimanan has performed efforts to reduce, reuse, recycle, and recovery (4R) of cement bags as an attempt to utilize resources in efficient manners. In this study, the 4R program was evaluated to gain information on the impacts of the program in social, economic and environmental benefit as a part of corporate responsibility to the community and the environment. The study was conducted by analyzing data of cement bags and other non-hazardous wastes from 2016–2020, both generated and utilized in the 4R program. The evaluation results show that the reduction program of replacing 3-ply cement bags with 2-ply cement bags is dominantly able to reduce the tonnage of cement bag waste (up to 3,000 tons/year). The reuse, recycle, and recovery programs for cement bags to produce handicrafts and Refuse-Derived Fuel (RDF) was able to contribute up to 20% of the total tonnage of the 4R program. The cement bag reduction program (replacement of 3-ply paper with 2-ply) has environmental and economic benefits for the company. Reuse, recycle, and recovery programs for cement bags are able to provide wider benefits not only for the company and the environment but also for the community. The 4R program reduced emissions to an average of 1,404 tons of CO2/year, where the dominant contribution came from the reduction effort of replacing 3-ply paper with 2-ply.\u0000Keywords: Cement bag, Reduce, Reuse, Recycle, Recovery\u0000ABSTRAK\u0000PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (PT ITP) Unit Palimanan melakukan upaya reduce, reuse, recycle, dan recovery (4R) terhadap kantong semen yang dihasilkan sebagai upaya penggunaan sumber daya secara efisien. Upaya 4R dievaluasi dampak manfaat secara sosial, ekonomi dan lingkungan sebagai bentuk tanggung jawab perusahaan kepada masyarakat dan lingkungan. Studi dilakukan dengan menganalisis data kantong semen perusahaan dan limbah non bahan beracun berbahaya (non-B3) lainnya dari tahun 2016–2020, baik yang dihasilkan maupun dimanfaatkan dalam program 4R. Hasil evaluasi menunjukkan bahwa program reduksi berupa penggantian kantong semen 3-ply menjadi 2-ply secara dominan mampu mengurangi tonase sampah kantong semen yang dihasilkan (hingga 3.000 ton/tahun). Program reuse, recycle, dan recovery kantong semen untuk memproduksi barang kerajinan dan Refuse-Derived Fuel (RDF) mampu menyumbang pemanfaatan hingga 20% dari total tonase program 4R yang dilakukan. Program reduksi kantong semen (penggantian kantong semen 3-ply menjadi 2-ply) memberikan manfaat bagi lingkungan dan ekonomi bagi perusahaan. Sedangkan, program reuse, recycle, dan recovery kantong semen mampu memberikan manfaat yang lebih luas tidak hanya bagi perusahaan dan lingkungan tetapi juga bagi masyarakat. Program 4R yang dilakukan mampu mereduksi emisi hingga rerata 1.404 ton CO2/tahun di mana program yang berkontribusi secara dominan adalah penggantian kertas 3-ply menjadi 2-ply.\u0000Kata kunci: Kantong semen, Reduce, Reuse, Recycle, Recovery","PeriodicalId":31853,"journal":{"name":"Jurnal Sains Teknologi Lingkungan","volume":"8 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-07-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"73169258","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Kesuburan Perairan dan Komunitas Fitoplankton Danau Toba di Wilayah Kecamatan Ajibata Kabupaten Toba Samosir","authors":"Y. S. Garno","doi":"10.29122/jtl.v23i2.5104","DOIUrl":"https://doi.org/10.29122/jtl.v23i2.5104","url":null,"abstract":"In order to determine the waters fertility and Phytoplankton abundance of Lake Toba in the Ajibata District, and to compare them with other sub-districts in Lake Toba, this study was conducted. The research was conducted by in-situ observation and sampling for laboratory analysis according to ISO 5667-6:2014 and ISO 5667-3:2012 procedures. This study revealed that the waters of Lake Toba in the District of Ajibata contain total dissolved inorganic nitrogen (nitrite-N, nitrate-N and NH4-N) dissolved 0.158–0.290 mg/l; and total phosphate 0.040–0.060 mg/l. This indicates that the waters are already included in fertile waters. These waters are inhabited by at least 24 types of phytoplankton which are included in 4 classes, namely Bacillariophyceae (11 sp.), Chlorophyceae (8 sp.), Cyanophyceae (3 sp.) and Dinophyceae (2 sp.). Even though they are fertile waters, when compared to the waters of Lake Toba in other sub-districts, the concentration of inorganic nitrogen and total phosphate is still much lower. This study also revealed that the presence of floating net cage (KJA) greatly affected the concentration of dissolved nitrogen and phosphate as well as the abundance of phytoplankton in the vicinity. This study did not show a positive correlation between nutrient concentration and abundance of phytoplankton where waters with higher nutrient concentrations did not always have a higher abundance of phytoplankton.\u0000Keywords: Toba, Water ferlitity, Phytoplankton, Abundance\u0000ABSTRAK\u0000Dalam rangka mengetahui kesuburan perairan dan komunitas fitoplankton Danau Toba di wilayah Kecamatan Ajibata, dan perbandingannya dengan wilayah kecamatan lain di Danau Toba penelitian ini dilakukan. Penelitian dilakukan dengan pengamatan in-situ dan pengambilan sampel untuk analisis laboratorium sesuai prosedur ISO 5667-6:2014 dan ISO 5667-3:2012. Penelitian ini mengungkapkan bahwa perairan Danau Toba di Wilayah Kecamatan Ajibata mengandung total nitrogen anorganik (nitrit-N, nitrat-N dan NH4-N) terlarut 0,158–0,290 mg/l; dan total fosfat 0,040–0,060 mg/l. Hal ini mengisyaratkan bahwa perairan tersebut sudah terasuk perairan yang subur. Perairan tersebut dihuni oleh paling sedikit 24 jenis fitoplankton yang termasuk dalam 4 kelas yakni Bacillariophyceae (11 sp.), Chlorophyceae (8 sp.), Cyanophyceae (3 sp.) dan Dinophyceae (2 sp.). Meskipun termasuk perairan yang subur namun jika dibandingkan dengan perairan Danau Toba di wilayah kecamatan lain konsentrasi nitrogen anorganik dan total fosfat tersebut masih jauh lebih kecil. Penelitian ini juga mengungkapkan bahwa keberadaan keramba jaring apung (KJA) sangat berpengaruh terhadap konsentrasi nitrogen dan fosfat terlarut serta kelimpahan fitoplankton disekitarnya. Penelitian ini tidak menunjukkan adanya korelasi positif antara konsentrasi hara dan kelimpahan fitoplankton dimana perairan dengan konsentrasi hara yang lebih tinggi tidak selalu memiliki kelimpahan fitoplankton yang lebih tinggi.\u0000Kata kunci: Toba, Kesuburan, Fitoplan","PeriodicalId":31853,"journal":{"name":"Jurnal Sains Teknologi Lingkungan","volume":"110 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-07-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"81673781","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Penyisihan Nitrogen dengan Proses Anammox Menggunakan Lumpur Muara Penjalinan Kota Padang sebagai Inokulum","authors":"Faldi Lulrahman, Shinta Silvia, Z. Zulkarnaini","doi":"10.29122/jtl.v23i2.5284","DOIUrl":"https://doi.org/10.29122/jtl.v23i2.5284","url":null,"abstract":"The purpose of this study was to analyze nitrogen removal by anaerobic ammonium oxidation (anammox) process using sludge from Muara Penjalinan Padang as an inoculum in a filter bioreactor (FtBR). The configuration of FtBR consisted of a housing filter with an effective volume of 1,500 mL and a string wound filter cartridge of 0.5 µm as a carrier for the growth of anammox bacteria. The artificial wastewater was made using seawater containing ammonium and nitrite with a concentration of 70 mg-N/L, which was delivered to the reactor continuously with a hydraulic retention time (HRT) of 24 hours. Influent and effluent samples were collected once-twice a week to analyze the concentration of ammonium, nitrite, and nitrate, based on Nessler, spectrophotometry, and UV screening methods. Process anammox takes place in FtBR based on the average ratio of ?NO2--N/?NH4+-N and ?NO3--N / ?NH4+-N of 0.986 dan 0.239. The nitrogen removal performance was calculated based on the ammonium conversion efficiency (ACE), nitrogen removal efficiency (NRE), nitrogen loading rate (NLR), and nitrogen removal rate (NRR). After operating the reactor for 143 days, the nitrogen removal of ACE, NRE, and NRR were 20.268%, 16. 872%, and 0.026 kg-N/m3·d at NLR 0.1804 kg-N/m3·d.\u0000Keywords: Anammox, Filter bioreactor, Muara Penjalinan, Seawater, Sludge\u0000ABSTRAK\u0000Anaerobic ammonium oxidation (anammox) merupakan penyisihan amonium menjadi gas nitrogen menggunakan nitrit sebagai penerima elektron dan berkontribusi dalam penyisihan nitrogen di lautan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis penyisihan nitrogen melalui proses anammox menggunakan lumpur Muara Penjalinan Kota Padang sebagai inokulum pada filter bioreactor (FtBR). Konfigurasi FtBR terdiri atas housing filter dan string wound filter cartridge sebagai media lekat untuk pertumbuhan biomassa anammox yang dioperasikan secara kontinu dengan hydraulic retention time (HRT) 24 jam pada suhu ambien. Limbah artifisial dibuat menggunakan air laut yang dengan menambahkan 70 mg-N/L amonium dan nitrit masing-masingnya yang dipompakan ke reaktor secara kontinu. Pengambilan sampel influen dan efluen dilakukan satu hingga dua kali dalam seminggu untuk pengukuran konsentrasi amonium, nitrit dan nitrat berdasarkan metode Nessler, spektrofotometri, dan skrining spektrofotometri ultraviolet. Proses anammox berlangsung dalam reaktor berdasarkan rasio ?NO2--N/?NH4+-N dan ?NO3--N / ?NH4+-N sebesar 0,986 dan 0,239 yang mendekati stoikiometri reaksi anammox. Setelah operasional reaktor selama 143 hari didapatkan kinerja penyisihan nitrogen maksimal ammonium conversion efficiency (ACE), nitrogen removal efficiency (NRE) dan nitrogen removal rate (NRR) berturut-turut 20,268%, 16,872% dan 0,026 kg-N/m3.h pada nitrogen loading rate (NLR) 0,1804 kg-N/m3.h.\u0000Kata kunci: Anammox, Filter bioreactor, Muara Penjalinan, Air laut, Lumpur","PeriodicalId":31853,"journal":{"name":"Jurnal Sains Teknologi Lingkungan","volume":"17 3 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-07-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"83216128","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Pemanfaatan Limbah Spent Bleaching Earth (SBE) untuk Beton Ringan sebagai Material Konstruksi yang Ramah Lingkungan","authors":"Agung Sumarno, A. Prasetyo","doi":"10.29122/jtl.v23i1.4766","DOIUrl":"https://doi.org/10.29122/jtl.v23i1.4766","url":null,"abstract":"ABSTRACT Lightweight concrete as a non-structural construction material to replace brick is commonly used because it has a lighter mass and is more practical in installation. This research utilizes Spent Bleaching Earth (SBE) waste as a substitute for sand in the manufacture of lightweight concrete using the Non-Autoclaved Aerated Concrete (NAAC) method with variations in the addition of Al as aerating compounds (0.20% and 0.25% by mass of cement). The NAAC method was chosen because the process is more energy-efficient when compared to the Autoclaved Aerated Concrete (AAC) method. The alkalinity of this lightweight concrete mixture is controlled by adding lime to a certain amount. In the sample with an Al content of 0.20%, the minimum density results were obtained 785.95 kg/m3 (B0A) and a maximum of 1,313.73 kg/m3 (B5A). In contrast, Al content of 0.25% the minimum density results was obtained 781.37 kg/m3 (B0B) and maximum 1,256.89 kg/m3 (B5B). Measurement of water absorption in the sample with an Al content of 0.20% obtained a minimum result of 2.51% (B5A) and a maximum of 40.74% (B0A). Meanwhile, the sample with an Al content of 0.25% obtained a minimum yield of 2.91% (B5B) and a maximum of 43.97% (B0B). Compressive strength calculation of concrete with 28 days old in a sample with an Al content of 0.20%, a minimum result of 1.15 MPa (B0A) and a maximum of 2.95MPa (B5A) is obtained, whereas for a sample with an Al content of 0.25%, a minimum result of 0.77 MPa (B0B) and a maximum of 2.43 Mpa (B5B) is obtained. The flexural strength of lightweight concrete, aged 28 days in samples with 0.20% Al content, obtained a minimum result of 0.67 MPa (B0A) and a maximum of 1.31 MPa (B3A). In contrast, samples with an Al content of 0.25% obtained a minimum of 0.73 MPa (B0B) and a maximum of 1.28 MPa (B3B). Keywords : Lightweight concrete, NAAC, Spent Bleaching Earth, Ecofriendly ABSTRAK Pemanfaatan beton ringan sebagai material konstruksi non struktural pengganti batu bata merah sudah sangat umum digunakan karena memiliki massa yang lebih ringan dan lebih praktis dalam pemasangan. Penelitian ini memanfaatkan limbah Spent Bleaching Earth (SBE) sebagai pengganti pasir dalam pembuatan beton ringan menggunakan metode Non Autoclaved Aerated Concrete (NAAC) dengan variasi penambahan senyawa pengaerasi Al (0,20% dan 0,25% berat semen). Metode NAAC dipilih karena prosesnya lebih hemat energi bila dibandingkan dengan metode Autoclaved Aerated Concrete (AAC). Alkalinitas campuran beton ringan ini dikontrol dengan penambahan kapur sampai jumlah tertentu. Pada sampel dengan kadar Al 0,20% diperoleh hasil densitas minimal 785,95 kg/m3 (B0A) dan maksimal 1.313,73 kg/m3 (B5A) sedangkan pada kadar Al 0,25% diperoleh hasil densitas minimal 781,37 kg/m3 (B0B) dan maksimal 1.256,89 kg/m3 (B5B). Pengukuran penyerapan air pada sampel dengan kadar Al 0,20% diperoleh hasil minimal 2,51% (B5A) dan maksimal 40,74% (B0A), sedangkan pada sampel dengan kadar Al 0,25% diperoleh ","PeriodicalId":31853,"journal":{"name":"Jurnal Sains Teknologi Lingkungan","volume":"76 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-01-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"79961529","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Y. Ciawi, I. G. S. Pariartha, Ayub Benny Kristianto
{"title":"Treatment of Mixer Truck Wash Water of a Ready-mix Concrete Batching Plant Using a Low Cost Modified Sand Filter","authors":"Y. Ciawi, I. G. S. Pariartha, Ayub Benny Kristianto","doi":"10.29122/jtl.v23i1.5023","DOIUrl":"https://doi.org/10.29122/jtl.v23i1.5023","url":null,"abstract":"ABSTRAK\u0000Pembangunan infrastruktur dan perumahan membutuhkan beton dalam jumlah besar, yang sebagian dipasok oleh pabrik beton siap pakai. Tingginya kebutuhan air dan produksi air limbah oleh industri ini menyebabkan masalah lingkungan yang signifikan. Sebuah pabrik beton di Bali mengolah air limbahnya dengan lima kolam sedimentasi sederhana yang dilengkapi dengan saringan ijuk antar kolam dan kemudian air hasil olahan dibuang ke hutan bakau di sekitarnya. Meskipun nilai Chemical Oxygen Demand (COD) telah diturunkan dari 316,149 mg/L menjadi 146 mg/L, air limbah ini masih berpotensi merusak biota hutan bakau. Padahal, air bisa didaur ulang untuk membersihkan peralatan atau bahkan menjadi air proses. Penelitian ini bertujuan merancang proses pengolahan yang sederhana dan murah beserta peralatannya. Air limbah yang berasal dari bak pengendapan di pabrik beton siap pakai diolah di laboratorium menggunakan tawas tetapi hasilnya tidak memuaskan sehingga dipilih metode fisika dengan menggunakan kolam sedimentasi dan saringan pasir lambat yang dimodifikasi, dan berhasil menurunkan nilai COD sebesar 82,83% pada pH 12,27 dan mendaur ulang 84% air limbah atau 26,7% kebutuhan air total industri ini. \u0000Kata kunci: pengolahan air limbah, beton siap pakai, desain bangunan, daur ulang air\u0000 \u0000ABSTRACT\u0000Infrastructure and housing developments require vast quantities of concrete, which are supplied by the ready-mix concrete (RMC) batching plant. This industry's high water demand and wastewater generation have caused significant environmental problems. An RMC batching plant in the southern part of Bali produces liquid waste, which is disposed of into the surrounding mangrove forests after being treated using five sequential unlined wash water ponds and palm fibre. Although the COD value has been decreased from 316.149 mg/L of untreated wastewater to 146 mg/L after treatment, this still has the potential to harm the mangrove biota. On the other hand, the water can still be reclaimed for cleaning purposes or even incorporated into process water. The work aims to design a low cost and simple wastewater recycling process and equipment. Wastewater was collected from the existing settling basin at the RMC batching plant and treated in the laboratory. It was found that the chemical treatment of wastewater using alum did not produce satisfactory results; therefore, a physical method was chosen by employing a sedimentation pond and a modified slow sand filter. It removed 82.83% of the COD at pH 12.270 and reclaimed 84% wash water or 26.7% of total water needed for this industry.\u0000Keywords: wastewater treatment, ready-mix concrete, building design, water recycles","PeriodicalId":31853,"journal":{"name":"Jurnal Sains Teknologi Lingkungan","volume":"31 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-01-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"87116117","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Fernando Christofer, Sioratna Puspita Sari, Katrina Sapulette, Melisa Anggayni, Elisabeth Hutagalung, Wahyu Irawati
{"title":"Mikorizoremediasi: Asosiasi Fungi Mikoriza Arbuskula dalam Meningkatkan Kemampuan Penyerapan Logam pada Tanaman Hiperakumulator di Lahan Pertambangan","authors":"Fernando Christofer, Sioratna Puspita Sari, Katrina Sapulette, Melisa Anggayni, Elisabeth Hutagalung, Wahyu Irawati","doi":"10.29122/jtl.v23i1.4584","DOIUrl":"https://doi.org/10.29122/jtl.v23i1.4584","url":null,"abstract":"ABSTRACT\u0000Post-mining land has the characteristics of hard soil and toxic because it has been contaminated by heavy metal wastes, such as As, B, Cd, Cu, Hg, Mo, Ni, Pb, Se, and Zn. This condition makes it unplantable and dangerous for the survival of living things, so it requires reclamation to restore its condition. One practical solution that applies as the reclamation is using mycorrhizoremediation technology. This technology utilizes the association of hyperaccumulator plants with arbuscular mycorrhizal fungi to absorb metals in post-mining land. This paper aims to examine the mechanism and increase metal absorption ability in hyperaccumulator plants associated with the fungi in post-mining land. The method used in this research was the literature review method. The results of this study are the secondary data that successfully proves the use of mycorrhizoremediation as one of the solutions from the post-mining land reclamation effort. Arbuscular mycorrhizal fungi had the potential to increase the ability and effectiveness of metal absorption in hyperaccumulator plants. It helps plants expand the root absorption area by absorbing heavy metals, water, and other nutrients by colonizing plant roots. Further research is suggested to assess the effectiveness of hyperaccumulator plant vegetation density associated with the fungi in a post-mining area.\u0000Keywords: Arbuscular mycorrhizal fungi, Hyperaccumulator plants, Metal absorption, Mycorizoremediation, Post-mining land\u0000ABSTRAK \u0000Lahan pascatambang memiliki karakteristik tanah yang keras dan bersifat toksik, karena telah tercemar limbah logam berat seperti As, B, Cd, Cu, Hg, Mo, Ni, Pb, Se, dan Zn. Kondisi tersebut membuat lahan pascatambang menjadi lahan yang tidak dapat ditanami tanaman dan berbahaya bagi keberlangsungan makhluk hidup, sehingga memerlukan upaya reklamasi untuk memulihkan kondisi tanah. Salah satu solusi efektif yang dapat digunakan sebagai upaya reklamasi lahan pascatambang adalah dengan menerapkan teknologi mikorizoremediasi. Teknologi tersebut memanfaatkan asosiasi tanaman hiperakumulator dengan fungi mikoriza arbukular untuk menyerap logam yang berada di lahan pascatambang. Makalah ini bertujuan untuk mengkaji mekanisme dan peningkatan kemampuan penyerapan logam pada tanaman hiperakumulator yang berasosiasi dengan fungi mikoriza arbuskula di lahan pascatambang. Metode penulisan makalah ini adalah kajian literatur. Hasil temuan dari makalah ini adalah kumpulan data sekunder yang membuktikan keberhasilan pemanfaatan mikorizoremediasi sebagai salah satu solusi dari upaya reklamasi lahan pascatambang. Fungi mikoriza arbuskula memiliki potensi untuk meningkatkan kemampuan dan efektivitas penyerapan logam pada tanaman hiperakumulator. Fungi mikoriza arbuskula membantu tanaman untuk memperluas wilayah penyerapan akar dalam menyerap logam berat, air, dan unsur hara lainnya dengan mengolonisasi akar tanaman. Kajian berikutnya disarankan dapat mengkaji efektivitas kerapatan vegetasi tanam","PeriodicalId":31853,"journal":{"name":"Jurnal Sains Teknologi Lingkungan","volume":"37 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-01-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"75486836","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
A. M. Fani, Sarkiwan, Feddy Suryanto, Setiyono, Heru Dwi Wahjono, F. Sahwan, S.Bayu Wahyono, R. N. Sopiah
{"title":"Perancangan Sistem Lisimeter untuk Pengujian Biodegradibilitas Sampah Bioplastik","authors":"A. M. Fani, Sarkiwan, Feddy Suryanto, Setiyono, Heru Dwi Wahjono, F. Sahwan, S.Bayu Wahyono, R. N. Sopiah","doi":"10.29122/jtl.v23i1.5129","DOIUrl":"https://doi.org/10.29122/jtl.v23i1.5129","url":null,"abstract":"ABSTRACT\u0000Bioplastics can be tested aerobically and anaerobically using the standard test procedures. ASTM D5338, ASTM D5988, ASTM G21, ASTM D6954, ASTM D6400, and ISO can be used for the aerobic tests, whereas ASTM D5210 or ASTM D5526 can be used for the standard anaerobic tests. The lysimeter system's design test is presented as an alternate biodegradability test technique for testing biodegradable polymers under anaerobic conditions in Indonesian circumstances. The proposed biodegradable plastic test design has the advantage of simulating conditions in a landfill system which is directly exposed to the local weather in anaerobically. The density of the type of waste in the lysimeter is adjusted to the density of the waste in the landfill. The lysimeter is also designed to be easily in the preparation, operation and performance monitoring stages of the lysimeter, as well as monitoring gas production and characterization of plastic. The design of this lysimeter is expected to be used to determine the level of anaerobic plastic biodegradability.\u0000Keywords: lysimeter, biodegradability test, bioplastics\u0000 \u0000ABSTRAK\u0000Metoda uji standar untuk uji bioplastik dapat dilakukan baik secara aerobik maupun anaerobik. Untuk uji secara aerobik dapat dilakukan dengan mengacu kepada ASTM D5338 ASTM D5988; ASTM G21, ASTM D6954, ASTM D6400 dan ISO, sedangkan untuk standar uji anaerobik dapat dilakukan dengan ASTM D5210 atau ASTM D5526. Tujuan dari perancangan sistem lisimeter ini diusulkan sebagai salah satu metode uji biodegradibilitas alternatif untuk uji biodegradable plastic pada kondisi anaerobik sesuai dengan kondisi alam di Indonesia. Kelebihan dari rancangan uji biodegradable plastic yang diusulkan merupakan mimikri dari kondisi di TPA yang terekspos langsung oleh cuaca setempat. Kepadatan sampah di dalam lisimeter disesuaikan mendekati kepadatan sampah di TPA. Lisimeter juga dirancang agar mudah dalam tahap persiapan, pengoperasin maupun pengamatan kinerja lisimeter.serta monitoring produksi gasnya. Diharapkan rancangan lisimeter ini dapat digunakan untuk mengetahui tingkat degradibilitas plastik dalam kondisi anaerobik.\u0000Kata kunci : lisimeter, uji biodegradalitas, bioplastik","PeriodicalId":31853,"journal":{"name":"Jurnal Sains Teknologi Lingkungan","volume":"9 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-01-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"85305734","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}