Thayyibah Nazlatul Ain, S. W. Auvaria, Dyah Ratri Nurmaningsih
{"title":"Estimation of the Global Warming Potential (GWP) in the Scenario of Domestic Waste Management in Sukabumi City","authors":"Thayyibah Nazlatul Ain, S. W. Auvaria, Dyah Ratri Nurmaningsih","doi":"10.29122/jtl.v23i2.4919","DOIUrl":"https://doi.org/10.29122/jtl.v23i2.4919","url":null,"abstract":"ABSTRAK \u0000Potensi pemanasan global disebabkan oleh beberapa aktivitas manusia, salah satunya pengelolaan sampah. Pengelolaan sampah menghasilkan potensi pemanasan global dari proses pengangkutan dan pengolahan yang berhubungan dengan material, kebutuhan energi dan hasil sampling dari keseluruhan prosesnya. Dampak lingkungan dari pengelolaan sampah sering kali tidak dipertimbangkan. Hal tersebut akan berpengaruh pada penerapan regulasi untuk mengelola sampah secara holistik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui skenario terbaik dengan potensi pemanasan global yang paling rendah dari pengelolaan sampah rumah tangga dengan mempertimbangkan dampak lingkungan dari proses pengelolaanya terutama yang berhubungan dengan potensi pemanasan global. Penelitian ini menggunakan pendekatan penilaian daur hidup atau LCA menurut ISO 14040:2006 dengan unit fungsional 1 ton sampah rumah tangga. Kategori dampak dibatasi hanya untuk analisis potensi pemanasan global dari ketiga skenario yang ditentukan berdasarkan tujuan dan definisi. Metode analisis dampak (LCIA) menggunakan Center of Environmental Science Leiden University Impact Assessment (CML-IA) dengan software SimaPro program versi 9.1. Hasil penelitian menunjukan bahwa skenario terbaik dengan potensi pemanasan paling rendah yang dianalisis dengan pendekatan LCA adalah skenario 2 dengan 5,0 × 10-6 kg CO2-eq, sedangkan skenario 0 adalah 1,21 × 10-5 kg CO2-eq dan skenario 1 adalah 6,0001 kg CO2-eq. Maka, pengelolaan sampah rumah tangga terbaik dengan dampak paling kecil adalah pengelolaan dengan skenario 2, meliputi: pemilahan sampah, komposting rumah tangga, penyaluran ke bank sampah, dan pengangkutan residu ke TPA.\u0000Kata kunci: Potensi pemanasan global, Pengelolaan sampah domestik, Penilaian daur hidup\u0000ABSTRACT\u0000Global warming potential is caused by several human activities, waste management is one of them. Municipal waste management releases the global warming potential from transportation and treatment processes related to the material, energy needs, and byproducts. Often, environmental impact from domestic waste management is not considered. Therefore, it will affect the implementation of regulation in handling solid waste holistically. This research aimed to produce the best scenario with the lowest global warming potential for domestic waste management. This research used Life Cycle Assessment (LCA) approach according to ISO 14040:2006 with the functional unit of 1 ton of domestic waste. The impact category was observed and limited on global warming potential (GWP) by analyzing three scenarios based on goals and scope definition. The LCIA method used was the Center of Environmental Science Leiden University Impact Assessment (CML-IA) using SimaPro program version 9.1. The results show, the best scenario with the lowest GWP based on the LCA approach is scenario 2 with 5.60 × 10-6 kg CO2-eq. While, scenario 0 is 1.21 × 10-5 kg CO2-eq and scenario 1 is 6.0001 kg CO2-eq. Therefore, the best scenario with t","PeriodicalId":31853,"journal":{"name":"Jurnal Sains Teknologi Lingkungan","volume":"3 2","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-07-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"72491366","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Kajian Potensi Air Tanah pada Formasi Vulkanik di Kecamatan Prambanan, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah","authors":"Erik Febriarta, Septian Vienastra, Gilang Arya Dipayana, Zulfahmi Sitompul, Ajeng Larasati","doi":"10.29122/jtl.v23i2.4716","DOIUrl":"https://doi.org/10.29122/jtl.v23i2.4716","url":null,"abstract":"The presence of groundwater in volcanic rock formations is generally found in aquifer lithology in the form of loose deposits. The groundwater potential can be obtained by using the resistivity data approach. The purpose of this study was to determine the potential of aquifer parameters in volcanic formations on the middle slope of Mount Merapi in Prambanan District, Klaten Regency. The characteristics and thickness of the aquifer lithology can be determined by using the resistivity data approach which is correlated with rock material. Potential groundwater aquifer parameters were obtained from pump test measurements to determine the value of transmitivity (T) and value of permeability (K). The resistivity value is measured with a value range of 3 –75 ohm m which is interpreted by the aquifer lithology of loose material in the form of sand with fine to coarse grain sizes. The average thickness of the aquifer lithology is 80 m with free aquifer properties. Potential aquifer parameters in the form of transmitivity (T) of 330.6 m2/day and the value of permeability (K) of 8.03 m/day with an average aquifer thickness of 10 m. This value belongs to the category of high aquifer productivity potential.\u0000Keywords: Aquifers, Discharge, Groundwater, Permeability, Resistivity, Transmissivity\u0000 \u0000Abstrak\u0000Keterdapatan air tanah pada formasi vulkanik secara umum terdapat di litologi akuifer berupa endapan lepas-lepas. Potensi air tanah tersebut dapat diperoleh dengan pendekatan data resistivitas. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahu potensi parameter akuifer pada formasi vulkanik di lereng tengah Gunung Merapi di Kecamatan Prambanan, Kabupaten Klaten. Untuk mengetahui karakteristik dan tebal litologi akuifer menggunakan pendekatan data resistivitas yang dikorelasikan dengan material batuan. Potensi parameter akuifer air tanah diperoleh dari pengukuran uji pompa untuk mengetahui Nilai transmisivitas/keterusan (T) dan nilai permeabilitas/kelulusan (K). Nilai resistivitas terukur dengan rentang nilai 35–75 ohm m yang diinterpretasikan dengan litologi akuifer material lepas-lepas berupa pasir dengan ukuran butir halus hingga kasar. Ketebalan rata-rata litologi akuifer sebesar 80 m dengan sifat akuifer bebas. Potensi parameter akuifer berupa nilai transmisivitas/keterusan (T) sebesar 330,6 m2/hari dan nilai permeabilitas/kelulusan (K) sebesar 8,03 m/hari dengan ketebalan akuifer rata-rata 10 m. Nilai tersebut termasuk pada katagori potensi produktivitas akuifer tinggi.\u0000Kata kunci: Air tanah, Akuifer, Permeabilitas, Resistivitas, Transmisivitas","PeriodicalId":31853,"journal":{"name":"Jurnal Sains Teknologi Lingkungan","volume":"62 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-07-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"86010965","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
J. Jayanudin, R. S. Lestari, M. Luthfi, Maulana Suyuti
{"title":"Modifikasi Pupuk Urea Pelepasan Terkendali dan Pengaruhnya terhadap Lingkungan","authors":"J. Jayanudin, R. S. Lestari, M. Luthfi, Maulana Suyuti","doi":"10.29122/jtl.v23i2.5262","DOIUrl":"https://doi.org/10.29122/jtl.v23i2.5262","url":null,"abstract":"Controlled release urea fertilizer is one solution to increase the efficiency of nutrient absorption by plants and is more environmentally friendly. The aims of this study was to determine the yield and water absorption of controlled release urea fertilizer and analyze the content of nitrate, nitrite, and ammonia as environmental pollution parameters. Controlled release urea fertilizer was prepared using the emulsion crosslinking method with chitosan as the matrix. Urea was dissolved in chitosan then added in oil and stirred to form an emulsion. Next, glutaraldehyde saturated toluene (GST) as a crosslinker was dripped slowly and then continuously stirred for 2 hours. Urea loaded-chitosan microspheres (controlled release urea fertilizer) were dried and analyzed. Furthermore, the yield, water absorption, and analysis of nitrate, nitrite, and ammonia from the released urea was determined. Controlled release urea fertilizer obtained yield was 91.3–97.28%, water absorption of 78.87–91.61%. Analysis of nitrate, nitrite, and ammonia from the study concluded that urea fertilizer contained in chitosan microspheres is more environmentally friendly.\u0000Keywords: Controlled release urea, Chitosan, Environmentally friendly, Emulsion crosslinking, Fertilizer \u0000ABSTRAK\u0000Pupuk urea pelepasan terkendali merupakan salah satu solusi untuk meningkatkan efisiensi penyerapan nutrisi oleh tanaman dan lebih ramah lingkungan. Tujuan penelitian ini adalah menentukan yield dan daya serap air dari pupuk urea pelepasan terkendali dan analisis kandungan nitrat, nitrit, dan amonia sebagai parameter pencemaran lingkungan. Pupuk urea pelepasan lambat dibuat menggunakan metode crosslink emulsi dengan kitosan sebagai matriksnya. Urea dilarutkan dalam larutan kitosan kemudian dimasukkan ke dalam minyak dan diaduk untuk membentuk emulsi. Selanjutnya, glutaraldehyde saturated toluene (GST) sebagai crosslinker diteteskan secara perlahan dan terus diaduk selama 2 jam. Kitosan mikrosfer berisi urea (pupuk urea pelepasan terkendali) dikeringkan dan dianalisis. Selanjutnya, menentukan yield, daya serap air, dan menganalisis nitrat, nitrit, dan amonia dari hasil urea yang rilis. Pupuk urea pelepasan terkendali diperoleh yield sebesar 91,3–97,28%, daya serap air sebesar 78,87–91,61% . Analisis nitrat, nitrit, dan amonia dari pupuk menyimpulkan bahwa pupuk urea pelepasan terkendali lebih ramah lingkungan.\u0000Kata kunci: Urea pelepasan terkendali, Kitosan, Ramah lingkungan, Crosslink emulsi, Pupuk","PeriodicalId":31853,"journal":{"name":"Jurnal Sains Teknologi Lingkungan","volume":"1 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-07-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"82947348","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Pengaruh Penggunaan Teknologi Ulir Filter dan Geoisolator pada Produksi Garam Rakyat di Kabupaten Indramayu","authors":"Mutiara Salsabiela, J. Prayitno","doi":"10.29122/jtl.v23i2.4976","DOIUrl":"https://doi.org/10.29122/jtl.v23i2.4976","url":null,"abstract":"The choice of technology in the production of salt is one of the key factors to obtain higher productivity. Salt farmers in Indramayu Regency have been utilizing a combination of filtration thread technology (TUF) and Geoisolator to increase the quantity and quality of their salt production. The aim of this study was to ascertain the impact of TUF and Geoisolator utilization compared to the traditional method on salt production in Indramayu in 2015 using descriptive analysis. The result of this study shows that TUF and Geoisolator technology produces salt which met the national standard (in accordance with SNI; free from impurities and heavy metal contaminants), and higher productivity than traditional technology. The productivity of TUF and Geoisolator was ± 140 tons/ha, while that of the traditional was ± 92.23 tons/ha, or an increase of 151.8%. The selling price of salt per unit of weight increased with better salt quality. The salt price of TUF and Geoisolator was in the range of 450,000–650,000 IDR / ton (Grade I), while the traditional was in the range of 130,000–450,000 IDR / ton (Grade II). Although the investment cost of the TUF and Geoisolator was 82.2% larger than the traditional, and the operating cost also increased by 42%, the revenue from salt sales increased up to 104.7%. Thus, with higher productivity and quality, total income of salt farmers per unit of area was also higher. With higher investment cost, BEP of the TUF and Geoisolator was longer than the traditional (27 and 21 months, respectively). This result indicates that TUF and Geoisolator technology is a good alternative for improving the economy and welfare of salt farmers.\u0000Keywords: TUF, Geoisolator, Salt production, Salt farming, Indramayu\u0000ABSTRAK\u0000Pemilihan teknologi produksi garam merupakan faktor penting dalam meningkatkan produktivitas garam. Petambak garam di Kabupaten Indramayu telah menggunakan kombinasi Teknologi Ulir Filter (TUF) dan Geoisolator untuk meningkatkan hasil produksi secara kualitas maupun kuantitas. Tujuan kajian ini adalah untuk mengetahui besaran pengaruh penggunaan teknologi TUFG terhadap produksi garam pada tahun 2015 dibandingkan dengan teknologi tradisional, berdasarkan analisis deskriptif dari hasil observasi, wawancara/kuesioner, dan pengumpulan data sekunder. Hasil kajian menunjukkan bahwa penggunaan TUFG menghasilkan garam sesuai standar SNI dengan produksi dan mutu yang lebih baik (terbebas dari kandungan impuritas dan cemaran logam berat) daripada teknologi tradisional. Penggunaan TUFG menghasilkan produktivitas ± 140 ton/ha sedangkan teknologi tradisional menghasilkan ± 92,23 ton/ha, atau terjadi peningkatan sebesar 151,8%. Mutu yang lebih baik membuat harga jual produk per satuan berat menjadi lebih tinggi. Harga jual garam TUFG yang termasuk Kualitas Produksi I (KP I) berkisar antara Rp450.000,- – Rp650.000,- per ton, sedangkan harga jual garam teknologi tradisional yang termasuk KP II adalah antara Rp130.000,- – Rp450.000,- per ton. ","PeriodicalId":31853,"journal":{"name":"Jurnal Sains Teknologi Lingkungan","volume":"80 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-07-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"76864645","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
I. R. Rahim, Evi Aprianti, Faizal Arya Samman, Sutami Suparmin
{"title":"Potential Utilization of PT Vale Indonesia Tbk Slag as An Alternative Energy Source","authors":"I. R. Rahim, Evi Aprianti, Faizal Arya Samman, Sutami Suparmin","doi":"10.29122/jtl.v23i2.5095","DOIUrl":"https://doi.org/10.29122/jtl.v23i2.5095","url":null,"abstract":"ABSTRAK\u0000Potensi pertambangan nikel di Indonesia tersebar dari Pulau Sulawesi, Maluku, dan Papua dengan sumber daya dan cadangan biji nikel laterit sebesar 4,2 milyar ton. Dampak negatifnya adalah dihasilkan limbah dari pengolahan bijih nikel yaitu terak (slag) dalam jumlah besar dan jika tidak dilakukan pengelolaan dengan baik, maka akan mengancam lingkungan sekitar pertambangan. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan analisis SWOT kelayakan terak nikel yang dihasilkan oleh PT. Vale Indonesia Tbk menjadi sebuah produk energi alternatif dalam bentuk baterai dengan metode mengambil sampel terak dari ke-5 lokasi pada Tempat Penyimpanan Sementara (TPS) Delaney, PT Vale Indonesia Tbk. Selanjutnya, sampel terak dihaluskan sampai mencapai ukuran 100 mesh dan diberikan empat perlakuan elektrolit yaitu kering, air distilasi, hidrogen klorida (HCl), dan natrium hidroksida (NaOH). Setiap sampel terak yang telah diberikan perlakuan selanjutnya dimasukkan ke dalam wadah (sel) dengan ukuran 10x10x2 sentimeter kemudian memasukkan plat elektroda tembaga (Cu) dan seng (Zn) pada sisi sel yang berlawanan. Eksperimen terhadap 20 sel baterai menghasilkan data tegangan rata-rata tertinggi sebesar 1,28 Volt dengan arus rata-rata tertinggi sebesar 57,34 miliAmpere. Perlakuan yang paling efektif adalah dengan penambahan natrium hidroksida (NaOH) ke dalam baterai terak. Unsur yang berpengaruh dalam menghasilkan tegangan dan arus tertinggi adalah besi (Fe) dan senyawa oksida sulfat (SOx). Sel baterai terbukti dapat menyimpan energi listrik sebesar 0,1–24 kali arus dan tegangan awal melalui proses pengecasan sehingga disimpulkan bahwa baterai terak dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi alternatif untuk alat elektronik berdaya rendah.\u0000Kata kunci: Terak nikel, Energi alternatif, Limbah, Baterai terak, Vale Indonesia\u0000ABSTRACT\u0000Nickel mining potential in Indonesia spreads from Sulawesi Island, Maluku, and Papua with resources and reserves of nickel laterite of 4.2 billion tons. The negative impact is that large amounts of waste are generated from nickel ore processing, namely slag and if not managed properly, it will threaten the environment around the mining. This study aims to conduct a SWOT (Strenght, Weakness, opportunity, Treat) analysis of the feasibility of nickel slag produced by PT. Vale Indonesia Tbk becoming an alternative energy production in the form of batteries by taking samples of slag from five locations at the Delaney Temporary Storage (TPS) of PT Vale Indonesia Tbk. Furthermore, the slag sample was pulverized until it reached a size of 100 mesh and given four electrolyte treatments; Dry, distilled water, hydrogen chloride (HCl), and sodium hydroxide (NaOH). Each slag sample that has been treated is then put into a container (cell) with a size of 10x10x2 centimeters then inserts the copper (Cu) and zinc (Zn) electrode plates on the opposite side of the cell. Experiments on 20 battery cells resulted in the highest average voltage data of 1.28 Volts with the","PeriodicalId":31853,"journal":{"name":"Jurnal Sains Teknologi Lingkungan","volume":"9 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-07-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"90677949","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Arip Rahman, Lismining Pujiyani Astuti, Andri Warsa, Agus Arifin Sentosa
{"title":"Prediksi Konsentrasi Klorofil-a Menggunakan Data Citra Satelit Sentinel-2A di Waduk Jatiluhur Kabupaten Purwakarta","authors":"Arip Rahman, Lismining Pujiyani Astuti, Andri Warsa, Agus Arifin Sentosa","doi":"10.29122/jtl.v23i2.5192","DOIUrl":"https://doi.org/10.29122/jtl.v23i2.5192","url":null,"abstract":"Lakes, reservoirs, and rivers are among the most changing ecosystems on the earth’s surface. Chlorophyll-a as the main pigment in phytoplankton is often used to describe the water quality of lake and reservoirs and as an important element that indicates the tropical status of a waters. Spatial and temporal changes in algae blooms in a lake make it difficult to use in situ monitoring. The aim of the study is to predict the concentration of chlorophyll-a in Jatiluhur Reservoirs. The data used in this study were chlorophyll-a data from in situ measurements and satellite data Sentinel-2A. The method to obtain the value of the concentration of chlorophyll-a are an empirical and semi-analytical method. The empirical method is carried out by correlating in situ data with ratio of band 5 (red edge) and band 4 (red) (B5/B4). While the semi-analytical method is carried out by analyzing the Case 2 Regional Coast Colour (C2RCC) algorithm that integration in Sentinel Application Platform (SNAP) software. Correlation between in situ data and prediction of chlorophyll-a data has a strong relationship with the coefficient of determination R2=0.67 (in situ data with ratio prediction data) and R2=0.56 (in situ data with C2RCC prediction data). Based on this, remote sensing data on Sentinel-2A imagery with the application of several algorithms, can be used to support water quality monitoring activities in lakes and reservoirs, especially chlorophyll-a.\u0000Keywords: Chlorophyll-a, Sentinel-2A satellite imagery, Jatiluhur reservoirs, Empirical, Semi-analytical\u0000ABSTRAK\u0000Danau, waduk, dan sungai merupakan salah satu ekosistem yang paling banyak berubah di permukaan bumi. Klorofil-a sebagai pigmen utama fitoplankton sering digunakan untuk menggambarkan kualitas perairan danau dan waduk. Selain itu, klorofil-a merupakan unsur penting yang menandakan status tropik suatu perairan. Perubahan secara spasial dan temporal blooming alga pada suatu danau/waduk membuat sulit untuk melakukan monitoring secara in situ. Penelitian dilakukan untuk memprediksi nilai konsentrasi klorofil-a di Waduk Jatiluhur menggunakan data penginderaan jauh. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data klorofil-a hasil pengukuran in situ dan data citra satelit Sentinel-2A. Metode yang digunakan untuk memprediksi nilai konsentrasi klorofil-a adalah metode empiris dan semi analisis. Metode empiris dilakukan dengan mengkorelasikan antara nilai klorofil-a in situ dengan nilai rasio band 5 (red edge) dan band 4 (red) (B5/B4). Sedangkan metode semi analisis dilakukan dengan analisis algoritma Case 2 Regional Coast Colour (C2RCC) yang terintegrasi pada perangkat lunak Sentinel Application Platform (SNAP). Hasil korelasi antara data in situ dan data prediksi klorofil-a diperoleh hubungan yang kuat dengan koefisien determinasi R2=0,67 (data in situ dengan data prediksi rasio) dan R2=0,56 (data in situ dengan data prediksi C2RCC). Berdasarkan hal tersebut, data penginderaan jauh citra Sentinel-2A dengan ap","PeriodicalId":31853,"journal":{"name":"Jurnal Sains Teknologi Lingkungan","volume":"12 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-07-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"77703590","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Abdul Aziz Setiawan, Sri Sugiarti, Hanies Ambarsari
{"title":"Penggunaan Biofilter untuk Menghilangkan Bau pada Sludge Industri Es Krim","authors":"Abdul Aziz Setiawan, Sri Sugiarti, Hanies Ambarsari","doi":"10.29122/jtl.v23i2.5288","DOIUrl":"https://doi.org/10.29122/jtl.v23i2.5288","url":null,"abstract":"The growing number of industries in Indonesia causes industrial waste to increase. Substances with upleasant smell from industrial waste can pollute the environment. Currently, not many people process and utilize industrial waste in the form of sludge left over from the WWTP process. The biofilter method will be very effective in handling air pollution because it has several advantages, among them are an easy and simple process, low investment and operational costs, and a relatively long operational time. The study began with the manufacture of incubation equipment and biofilter columns, testing the feasibility of the biofilter and incubation column, selecting fillers based on the results of a literature review, sampling fillers, preparing fillers, preparing samples of ice cream waste sludge from the ice cream industry in the Jababeka area, followed by analysis proximate sludge, analysis of ammonia gas in sludge with various variations of sludge weight and time, biofiltration process using coconut shell charcoal in order to obtain optimal variations in coconut shell charcoal size, then biofiltration using coconut shell charcoal briquettes with added zeolite content variations to determine the most effective filler material to remove odors. The results show that coconut shell charcoal with a particle size of 100 mesh is the most optimal biofilter filler for removing ammonia gas with an efficiency of 75% compared to a particle size of 20 mesh and 60 mesh which has an ammonia gas removal efficiency of 64% and 68%. Biofilter IV has the highest efficiency in removing ammonia gas, which is 90%.\u0000Keywords: Black soldier fly maggot, Biofilter, Coconut shell charcoal. Zeolite, Odor remover\u0000ABSTRAK\u0000Semakin banyaknya industri di Indonesia menyebabkan limbah industri semakin meningkat. Zat yang berbau dari limbah hasil industri dapat mencemari lingkungan. Saat ini belum banyak yang mengolah dan memanfaatkan limbah industri berupa sludge sisa proses IPAL. Metode biofilter akan sangat efektif dalam penanganan pencemaran udara karena memiliki beberapa keuntungan, diantaranya proses yang mudah dan sederhana, biaya investasi dan operasional yang rendah, serta waktu operasional yang relatif dapat bertahan lama. Penelitian diawali dengan pembuatan alat inkubasi dan kolom biofilter, pengujian kelaikan kolom biofilter dan inkubasi, pemilihan bahan pengisi berdasarkan hasil kajian literatur, sampling bahan pengisi, preparasi bahan pengisi, preparasi sampel sludge limbah es krim dari industri es krim di wilayah Jababeka, dilanjutkan dengan analisis proksimat sludge, analisis gas amonia pada sludge dengan berbagai variasi bobot sludge dan waktu, proses biofiltrasi menggunakan arang tempurung kelapa agar didapatkan variasi ukuran arang tempurung kelapa yang optimal, kemudian biofiltrasi menggunakan briket arang tempurung kelapa yang ditambahkan variasi kandungan zeolit untuk mengetahui bahan pengisi yang paling efektif menghilangkan bau. Hasil penelitian didapatkan bahw","PeriodicalId":31853,"journal":{"name":"Jurnal Sains Teknologi Lingkungan","volume":"8 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-07-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"79649673","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
M. Yuliani, G. Otivriyanti, Naufal Riadhi Yusuf, A. M. Fani, W. Purwanta
{"title":"Kajian Tekno-Ekonomi Penerapan Insinerator Waste-to-Energy di Indonesia (Kasus pada Kota “X\")","authors":"M. Yuliani, G. Otivriyanti, Naufal Riadhi Yusuf, A. M. Fani, W. Purwanta","doi":"10.29122/jtl.v23i2.5302","DOIUrl":"https://doi.org/10.29122/jtl.v23i2.5302","url":null,"abstract":"In order to realize net zero emissions in waste sector, the government encourages the application of Waste-to-Energy (WtE) thermal process technology in 12 cities in Indonesia. There are many obstacles and challenges in implementing WtE as an alternative for waste management, starting from changes in consistency of regulations, environmental issues as well as technical and economic feasibility. Therefore, this study aims to examine the Techno-Economics of WtE Incinerator Implementation in Indonesia by taking the case in City \"X\" as an illustration for stakeholders in making decisions. The methods used include the desk study, direct observation, and interviews. In this study, City \"X\" becomes a model for the implementation of WtE with a waste processing capacity of 1,500 tpd which is a typical waste generation in big cities in Indonesia. City set a target to reduce 80–90% of waste volume. After technology selection stage, the MGI was selected as the main WtE unit. The plant is designed with a capacity of 1,500 tons/day of waste with a calorific value of 6,276 kJ/kg, 26% plant efficiency, 8,000 hours/year operation so that it will produce 28.33 MW of electricity or energy equivalent to 226,633 MWh/year. This electrical power will be used for internal purposes by 15% so that the total net electricity for the PLN grid is 24.08 MW. This WtE has a capital expenditure (Capex) of 2.2 billion IDR/ton/day and operational expenditure (Opex) 167 million IDR /year/ton per day with an estimated construction in 2025. The electricity price obtained from this capacity is 1,819 IDR/kWh. Based on the estimated value of the cost of capital, the selling price of electricity and the assumption that the loan will be returned for 10 years with interest rate of 6%, the WtE project gets a tipping fee of 642,779 IDR/ton of waste.\u0000Keywords: Waste-to-energy, Municipal waste, Techno economy\u0000ABSTRAK\u0000Dalam mewujudkan net zero emission di sektor persampahan, pemerintah mendorong penerapan teknologi Waste-to-Energy (WtE) di 12 Kota. Banyak kendala dan tantangan dalam penerapan WtE, mulai dari konsistensi regulasi, isu lingkungan, hingga kelayakan teknis dan ekonomi. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengkaji tekno-ekonomi penerapan insinerator WtE di Indonesia dengan mengambil kasus di Kota “X” sebagai gambaran bagi stakeholders untuk mengambil keputusan. Metode yang digunakan meliputi metode desk study, pengamatan langsung, dan wawancara. Dalam penelitian ini Kota “X” menjadi model penerapan WtE kapasitas 1.500 ton/hari yang merupakan tipikal kapasitas yang umum di kota di Indonesia. Kota “X” menetapkan target pengolahan sampah mereduksi 80–90% dari volume sampah. Setelah melalui seleksi teknologi maka dipilih Moving Grate Incinerator sebagai unit utama WtE. Plant dirancang berkapasitas 1.500 ton/hari sampah dengan nilai kalor 6.276 kJ/kg, efisiensi termal 26%, operasi 8.000 jam/tahun sehingga akan menghasilkan energi listrik 28,33 MW atau energi setara 226.633 M","PeriodicalId":31853,"journal":{"name":"Jurnal Sains Teknologi Lingkungan","volume":"78 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-07-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"76323488","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Keramba Jaring Apung SMART sebagai Inovasi Sistem Budidaya Ramah Lingkungan di Perairan Danau dan Waduk","authors":"Andri Warsa, Lismining Pujiyani Astuti","doi":"10.29122/jtl.v23i2.4723","DOIUrl":"https://doi.org/10.29122/jtl.v23i2.4723","url":null,"abstract":"Aquaculture activity using floating net cage (FNC) in lake or reservoir was rapidly developing, and it was over carrying capacity. Uneaten feed and fish metabolisms were caused by water quality degradation. Some innovation was needed to diminish pollutant loading for cultivation activity, and SMART FCN can do it. SMART FNC is a water management system with circulation and aquatic plants as an innovation for conventional KJA. This paper aimed to shown SMART FCN construction as an eco-friendly cultivation system and estimate organic matter and phosphorus pollutant loading reduced by SMART FCN. The research was done at Cirata Reservoir in October–December 2019. The research using FCN with size 6x6 m with depth 4.5 m. The nile tilapia (Oreochromis niloticus) seed used was 15 kg with an average weight is 22.5 g/ind or with a density 7 ind/m3 or 775 fish total. It was feeding as much as 5% of the fish weight and three times per day. The average fish growth rate is 1.6 g/day with a food conversion ratio is 1.41, with a harvest biomass is 104.0 kg. FCR decreasing can reduce organic matter (OM) and total phosphorus for each ton of fish by 200 kg OM and 50.8 kg P, respectively. The filtration effectiveness of water spinach to decreasing P-PO4, BOT, NO2, and N-NO3 were 33.2, 31.2, 31.0, and 40.3%, respectively.\u0000Keywords: SMART FCN, Aquaculture, Nile tilapia, Eco-friendly\u0000ABSTRAK\u0000Kegiatan budidaya dengan keramba jaring apung (KJA) di perairan waduk dan danau telah berkembang pesat dan cenderung melebihi daya dukung perairan. Sisa pakan dan metabolisme ikan yang terbuang ke perairan menyebabkan degradasi kualitas air. Oleh karena itu perlu adanya suatu upaya mengurangi beban pencemaran yang berasal dari kegiatan budidaya yang dapat dilakukan dengan sistem budidaya KJA SMART. KJA SMART adalah sistem manajemen air dengan resirkulasi dan tanaman air sebagai inovasi KJA konvensional yang sudah ada. Tujuan dari penulisan ini adalah untuk menyajikan konstruksi KJA SMART sebagai teknologi budidaya ramah lingkungan serta mengestimasi pengurangan beban pencemaran bahan organik dan fosfor total (P) dengan penerapan sistem KJA SMART. Penelitian dilakukan di Waduk Cirata pada bulan Oktober-Desember 2019. Kolam yang digunakan berukuran 6x6 m dengan kedalaman 4,5 m. Benih ikan nila (Oreochromis niloticus) yang digunakan sebanyak 15 kg dengan berat rata-rata 22,5 g/ekor atau dengan kepadatan 7 ekor/m3 atau total 775 ekor. Pakan yang diberikan sebanyak 5% dari berat ikan dengan frekuensi pemberian sebanyak tiga kali dalam satu hari. Laju pertumbuhan ikan nila rata-rata yang dipelihara adalah 1,6 g/hari dengan rasio konversi pakan (FCR) sebesar 1,41 dengan produksi 104,0 kg. Penurunan nilai FCR dapat mengurangi beban pencemaran bahan organik total (BOT) dan fosfor total untuk setiap satu ton panen ikan masing-masing sebanyak 200 kg BOT dan 50,8 kgP. Efektivitas filtrasi tanaman kangkung dalam menurunkan konsentrasi P-PO4; BOT; NO2; dan N-NO3 masing-masing sebesar 33,2; 31,2;","PeriodicalId":31853,"journal":{"name":"Jurnal Sains Teknologi Lingkungan","volume":"23 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-07-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"79661705","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Abdul Gani Akhmad, Saiful Darman, Aiyen Aiyen, Wildani Pingkan S. Hamsens
{"title":"Pengaruh Typha angustifolia, Echinodorus paniculatus, dan Ludwigia adscendens terhadap Kinerja Horizontal Sub-surface Flow Constructed Wetland dalam Penghapusan Total coliform dan TSS","authors":"Abdul Gani Akhmad, Saiful Darman, Aiyen Aiyen, Wildani Pingkan S. Hamsens","doi":"10.29122/jtl.v23i2.5057","DOIUrl":"https://doi.org/10.29122/jtl.v23i2.5057","url":null,"abstract":"The performance of the Wastewater Treatment Plants (WWTP) in several hospitals is reported low, where the wastewater often does not meet the quality standards so that it has the opportunity to pollute the environment. Horizontal Sub-surface Flow Constructed Wetland (HSSF-CW) is a green and sustainable technology; it can be used as an alternative technology for hospital wastewater treatment. This study aimed to evaluate the performance of HSSF-CW on a pilot-scale in the removal of total coliform (TC) and total suspended solids (TSS), as well as to assess the effect of Ludwigia adscendens, Echinodorus paniculatus, and Typha angustifolia plants on the performance of HSSF-CW using experimental methods. The operational and design strategy adopted was setting the water depth at 0.30 m, maximum hydraulic loading rate of 3.375 m3/day, continuous wastewater recirculation, the use of river sand-gravel media measuring 5–8 mm, as well as setting tight spacing for T. Angustifolia was 53 clumps per m2, L. adscendens 133 stems per m2, and E. paniculatus 13 clumps per m2. The results of this study indicate that the performance of the HSSF-CW system on a pilot-scale planted with L. adscendens, E. paniculatus, or T. Angustifolia has proven to be able to eliminate the TC and TSS parameters of hospital wastewater to match their respective quality standards in hydraulic retention times <2 and 4 days. It can be concluded that T. Angustifolia, E. paniculatus, and L. adscendens positively boost the performance of HSSF-CW in the removal of TC and TSS. However, T. Angustifolia had a better effect than E. paniculatus and L. adscendens on the performance of the HSSF-CW system.\u0000Keywords: Constructed wetland, E. paniculatus, Hospital wastewater, L. adscendens, T. angustifolia\u0000ABSTRAK\u0000Kinerja Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) beberapa rumah sakit dilaporkan rendah, dimana air buangannya seringkali tidak memenuhi baku mutu sehingga berpeluang mencemari lingkungan. Horizontal Sub-surface Flow Constructed Wetland (HSSF-CW) adalah teknologi hijau dan berkelanjutan, yang dapat digunakan sebagai teknologi alternatif untuk pengolahan air limbah rumah sakit. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi kinerja HSSF-CW skala percontohan dalam penghilangan total coliform (TC) dan total padatan tersuspensi (TSS), serta menilai pengaruh tumbuhan Ludwigia adscendens, Echinodorus paniculatus, dan Typha angustifolia terhadap kinerja HSSF-CW dengan metode eksperimental. Desain dan strategi operasional yang ditempuh adalah pengaturan kedalaman air pada 0,30 m, laju pemuatan hidrolik maksimal 3,375 m3/hari, resirkulasi air limbah secara kontinyu, pemakaian media pasir-kerikil sungai ukuran 5–8 mm, serta pengaturan jarak tanam yang rapat masing-masing untuk T. angustifolia adalah 53 rumpun per m2, L. adscendens 133 batang per m2, dan E. paniculatus 13 rumpun per m2. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kinerja sistem HSSF-CW skala percontohan yang ditanami L. adscendens, E. paniculatus, at","PeriodicalId":31853,"journal":{"name":"Jurnal Sains Teknologi Lingkungan","volume":"35 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-07-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"72787246","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}